Anda di halaman 1dari 28

KEGIATAN SUBDIT

PENGGUNAAN OBAT RASIONAL


TAHUN 2014

DIREKTORAT BINA PELAYANAN KEFARMASIAN


DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT
KESEHATAN
ISU STRATEGIS
Belum optimalnya penggunaan obat secara rasional di fasyankes
dasar dan rujukan misalnya ; polifarmasi, penggunaan AB
irrasional, swamedikasi tidak tepat, dll

Gencarnya iklan dan pemasaran obat yang mempengaruhi


peresepan obat oleh dokter dan swamedikasi oleh masyarakat

Masih tingginya penggunaan antibiotik secara tidak rasional oleh


tenaga kesehatan dan masyarakat  masalah resistensi

Masih kurangnya kuantitas dan kualitas tenaga farmasi


khususnya di faskes dasar  sulit melakukan program POR
INDIKATOR KINERJA
Program Peningkatan Pelayanan Kefarmasian

TARGET 2014

Puskesmas Perawatan IFRS Pemerintah yg


melaksanakan pelayanan
yg melaksanakan Penggunaan Obat kefarmasian sesuai
pelayanan kefarmasian
sesuai standar Rasional di sarana standar

40% pelayanan kesehatan 45%


dasar pemerintah
60%

Meningkatnya penggunaan obat rasional melalui


pelayanan kefarmasian yang berkualitas untuk tercapainya
pelayanan kesehatan yang optimal
INDIKATOR KINERJA POR

% AB ISPA Batas Toleransi


Non Pneumonia 20%

% AB DIARE Batas Toleransi


INDIKATOR
POR Non Spesifik 8%
NASIONAL : Batas Toleransi
% INJEKSI
Pada Myalgia 1%
INDIKATOR
PERESEPAN Batas Toleransi
RERATA
Jumlah Item 2,6 Item
Obat/ Resep
5
Hasil Pemantauan Indikator Peresepan
% Penggunaan Antibiotika pada ISPA Non Pneumonia
di 23 Provinsi Tahun 2013
80.0

70.0 67.9 67.9 66.3


64.1
59.1
60.0 57.3 56.5
55.1 54.5 53.7
52.2 51.5 51.4
50.0 50.0
50.0 48.4
46.7
44.5
42.0
39.6
40.0
30.8
30.0
Toleransi : AB ISPA NP 20 %
20.0
13.0 12.5
10.0

0.0
Hasil Pemantauan Indikator Peresepan
% Penggunaan Antibiotika pada Diare Non Spesifik
di 23 Provinsi Tahun 2013
80.0

70.0 66.5
64.4
61.8
59.8
60.0 57.3
55.6
52.3
49.1 49.9 50.5 50.6 51.8
50.0 47.3 48.5

39.2 40.4
40.0 37.4
35.6 35.9 36.6

30.0 26.4

20.0
14.6 16.7
10.0 Toleransi : AB Diare NS 8 %

0.0
Jawa Timur

18.6

13.3
NAD

10.1
Sumatera Selatan

9.3
Kep.Bangka Belitung

8.4
Jambi

8.1
Gorontalo

8.1
Lampung

6.0
Maluku Utara

5.5
Sulawesi Selatan
5.4
Bali 5.4

Kalimantan Barat
Toleransi : inj Myalgia 1 %
5.2

Sulawesi Tengah
5.1

Riau
4.3

Kepulauan Riau
4.2

Kalimantan Selatan
3.7

Jawa Tengah
di 23 Provinsi Tahun 2013

3.4

NTB
2.3

Sulawesi Tenggara
Hasil Pemantauan Indikator Peresepan

0.3

Jawa Barat
% Penggunaan Injeksi pada Myalgia

0.3

Sulawesi Utara
0.0

Sumatera Barat
0.0

Bengkulu
0.0

DKI Jakarta
0.0
2.0
4.0
6.0
8.0
10.0
12.0
14.0
16.0
18.0
20.0
Hasil Pemantauan Indikator Peresepan
Rerata Item Jenis Obat/Lembar Resep
di 23 Provinsi Tahun 2013
4.2 4.5
4.1
3.9 3.9
3.7
3.8 4.0
3.7
3.6 3.6
3.5 3.5
3.3 3.3 3.5
3.2 3.2
3.1
3.0
2.9
2.8 2.8
2.9 2.9 Toleransi : rerata 2,6 item 3.0
2.5
2.5

2.0

1.5

1.0

0.5

0.0
100.0

0.0
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
70.0
80.0
90.0
NAD

32.2
36.7
Gorontalo
Sulawesi Tengah

38.7 39.8
Kep.Bangka Belitung

41.2
Lampung

44.0
Maluku Utara
Jawa Timur
44.9 45.7
Jambi
Sumatera Selatan
45.9 46.1

Bali
Target : capaian POR 55 %

Kalimantan Barat
50.0 50.9

Bengkulu
Sulawesi Selatan
53.3 54.2

Riau
57.8

Kepulauan Riau
di 23 Provinsi Tahun 2013

Sulawesi Tenggara
58.0 59.4

Jawa Tengah
% Penggunaan Obat Rasional
Hasil Pemantauan Indikator Peresepan

65.4

Sulawesi Utara
70.2

Kalimantan Selatan
71.7

Jawa Barat
74.2

DKI Jakarta
88.3

NTB
Sumatera Barat
90.8
CAPAIAN INDIKATOR POR NASIONAL
TAHUN 2011 - 2013

Target Capaian
70.0
62.7 61.9
60.0
55.0 55.0
50.0
50.0
40.0
40.0

30.0

20.0

10.0

0.0
2011 2012 2013
YANG DIHARAPKAN DILAKUKAN OLEH DAERAH
UNTUK MENCAPAI TARGET INDIKATOR POR
Membuat SK/SE dari Kepala Dinkes
Propinsi tentang Tim Penggerak POR

Membuat SK dari Kepala Dinkes


Kab/Kota tentang Tim Penggerak POR
DINKES Melaksanakan program peningkatan POR
PROPINSI (SDM dan fasilitas)

DAN Monitoring dan evaluasi penggunaan


KABUPATEN/ obat rasional
KOTA
Rekapitulasi laporan bulanan
Puskesmas

Promosi penggunaan obat rasional


dan obat generik
Pemberdayaan masyarakat tentang
penggunaan obat rasional
YANG DIHARAPKAN DILAKUKAN OLEH DAERAH
UNTUK MENCAPAI TARGET INDIKATOR POR
Mengaktifkan Komite Farmasi Terapi

Mendukung implementasi Fornas

Merevisi Formularium RS
RUMAH Pemantauan dan evaluasi Penggunaan
SAKIT obat dalam JKN
Melaksanakan program peningkatan POR (SDM
dan fasilitas)
Monitoring dan evaluasi
penggunaan obat rasional di RS
Pemantauan kepatuhan Fornas
dan Formularium RS
MANFAAT KEBERHASILAN POR

DINKES PROPINSI DAN KABUPATEN/ KOTA

Meningkatkan efektivitas dan efisiensi belanja obat di


wilayah Propinsi/Kab/Kota (kendali mutu-kendali biaya)

Meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian dalam


mendukung pelayanan kesehatan
Meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap
mutu pelayanan kesehatan di sektor publik (PKM)

Mencegah dampak penggunaan obat irrasional scr klinis,


sosial, ekonomis, termasuk mencegah resistensi AM
MANFAAT KEBERHASILAN POR

RUMAH SAKIT

Meningkatkan efektivitas dan efisiensi belanja obat di


Rumah Sakit (kendali mutu-kendali biaya)
Meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian dalam
mendukung pelayanan kesehatan di Rumah Sakit
Meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap mutu
pelayanan kesehatan di sektor publik
Mencegah dampak penggunaan obat irrasional scr klinis,
sosial, ekonomis, termasuk mencegah resistensi AM dan
mengurangi infeksi nasokomial
Membangun komunikasi antar profesional kesehatan di
Rumah Sakit secara lebih baik
MANFAAT KEBERHASILAN POR

MASYARAKAT

Meningkatkan efektivitas pengobatan dan keamanan


bagi pasien / masyarakat

Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman


masyarakat tentang penggunaan obat secara rasional
Meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan di sektor publik

Mencegah dampak penggunaan obat irrasional scr klinis, sosial,


ekonomis, termasuk mencegah resistensi AM bagi masyarakat
Kerangka Logis
Kegiatan Subdit Penggunaan Obat Rasional Tahun 2014
Meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat

Pemenuhan ketersediaan farmasi dan


alat kesehatan

Meningkatkan mutu pelayanan


kefarmasian dan penggunaan obat yang
rasional

Meningkatkan Penggunaan
Obat Rasional

Meningkatkan POR di
Meningkatkan POR di Masyarakat Pemantauan dan Evaluasi
Faskes (Dasar & Rujukan)

Penyusunan Instrumen
Pemberdayaan
Penggerakan POR masyarakat (CBIA)
Pemantauan & Evaluasi
CBIA
Penyebaran Informasi POR Evaluasi Penggunaan
Workshop penggunaan
dan Obat Generik Obat JKN (diseminasi
Antibiotik
hasil EPO)
SASARAN PROGRAM POR
Penulis Resep Dilakukan
(Prescriber) Tenaga Medis
bersamaan
Peresepan obat dan
sesuai kebutuhan
medis (EBM) dan
Paramedis
cost-effective
Penyerah Obat
(Dispenser)
Pasien • Komunikasi dgn
(consumer) Tenaga prescriber utk
• Penggunaan Masyarakat Farmasi pencegahan
Medication Error
obat sesuai
aturan dan
(Apt, TTK) • PIO pada saat
dispensing
waspada ES
• Monev pengg.
• Aktif mencari
obat
informasi
KEGIATAN SUBDIT POR

PENGGERAKAN POR

Workshop Penggunaan Antibiotika secara Rasional

Pemberdayaan Masyarakat (CBIA)

Penyebaran Informasi POR dan Obat Generik

Penyusunan Instrumen Pemantauan & Evaluasi CBIA

Evaluasi Penggunaan Obat JKN (diseminasi hasil EPO)


KEGIATAN SUBDIT POR
NO KEGIATAN LATAR BELAKANG SASARAN TUJUAN
1. Penggerakan Kurangnya kesadaran Pengambil Terbentuknya
POR dan pemahaman kebijakan yanfar Jejaring POR
Pemda (Dinkes dan di Dinkes dan Terlaksananya POR
RS) ttg pentingnya RSUD di faskes
POR dalam Yankes
2. Workshop Penggunaan antibiotik Tenaga Meningkatkan
Penggunaan yang tidak sesuai Kesehatan di RS kemampuan Nakes
Antibiotik secara dengan indikasi medis dan Pusk (dokter, dalam penggunaan
Bijak atau digunakan secara Apt). Organisasi Antibiotik secara
tidak tepat. Profesi (IDI, IAI). bijak.

3. Pemberdayaan Meningkatnya Nakes (Dinkes Meningkatkan


masyarakat kecenderungan Kab/Kota, pengetahuan dan
dalam masyarakat untuk Puskesmas); ketrampilan Nakes
peningkatan melakukan Masyarakat dan Masyarakat
POR (CBIA) pengobatan sendiri (Kader) dalam memilih obat
(swamedikasi). dengan benar.
KEGIATAN SUBDIT POR
NO KEGIATAN LATAR BELAKANG SASARAN TUJUAN

4. Penyebaran Masih rendahnya Tenaga Meningkatkan pengetahuan


Informasi pengetahuan Kesehatan Nakes dan Masyarakat
Nakes dan dan tentang POR.
masyarakat tentang Masyarakat .
POR.
5. Penyusunan Belum tersedianya Bersama Tersedianya tool untuk
Instrumen CBIA tools untuk pihak ke 3 dan mengukur keberhasilan
mengukur Dit Bina Yanfar Pemberdayaan masyarakat
keberhasilan untuk dgn metode CBIA.
Pemberdayaan membuat tools
masyarakat dgn tersebut.
metode CBIA.
6. Evaluasi Belum tersedianya Dinkes Diperolehnya data
Penggunaan data penggunaan Propinsi, penggunaan obat JKN untuk
Obat JKN obat JKN (obat Kabupaten/ mengetahui pola
(Diseminasi sesuai Fornas) di Kota dan RS. pengobatan, kecenderungan
Hasil) fasyankes . penggunaan obat tertentu –
Masukan bagi kebijakan
obat.
EVALUASI PROGRAM PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT DENGAN METODE CBIA
KEGIATAN CBIA YANG DILAKSANAKAN OLEH DINKES PROPINSI

TAHUN SUMBER SASARAN JUMLAH PESERTA HASIL


NO RTL
PELAKS ANGGARAN PESERTA Nakes Kader Masy. Lainnya PELAKS
1.
2.

KEGIATAN CBIA YANG DILAKSANAKAN OLEH DINKES KAB/KOTA

TAHUN SUMBER SASARAN JUMLAH PESERTA HASIL


NO RTL
PELAKS ANGGARAN PESERTA Nakes Kader Masy. Lainnya PELAKS
1.
2.
EVALUASI PROGRAM CBIA....
Lanjutan-1
• HASIL REKAPITULASI SEMENTARA

SUMBER JUMLAH PESERTA


NO. DINKESPROP THN
ANGG. Nakes Kader Masy. Umum Lainnya
1. KALTIM 2013 APBN 30 5 0 2 (Promkes)
1.a Balikpapan 2013 APBD 27 27 0 Promkes
2014 APBD 70 10 0 5 (Promkes)
2. SULSEL 2011 APBD 21 35 10 -
2.a Tidak ada - - - - - -
3. DI YOGYA 2013 APBN 50 - - -
2014 APBN 45 - - -
3.a Tidak ada - - - - - -
4. SULTENG 2013 APBN 18 10 2 (PKK) -
4.a Tidak ada - - - - - -
EVALUASI PROGRAM CBIA....
Lanjutan-2
SUMBER JUMLAH PESERTA
NO. DINKESPROP THN
ANGG. Nakes Kader Masy. Umum Lainnya
5. JATIM 2013 APBN 78 - - -
5.a Tidak ada - - - - - -
6. JABAR 2013 APBN 22 30 Promkes
2014 APBN ? ? ? ?
6.a Tasikmalaya 2013 APBD 50 410 - -
(di 5 PKM)
2014 APBD 10 10 130 5 (panitia)
6.b Cimahi 2014 APBD 14 26 - 10
(paguyuban
jamu)
7. SULTRA 2008 - - 25 - -
2013 APBN 12 12 - 7
2014 APBN 26 - - -
EVALUASI PROGRAM CBIA....
Lanjutan-3

• Propinsi yang belum pernah melaksanakan


Kegiatan Pemberdayaan CBIA:
– Sumatera Utara
– Riau
– Kepulauan Riau

• Propinsi lain  belum menyerahkan data


kegiatan CBIA/ belum ada informasi
EVALUASI PROGRAM CBIA....
Lanjutan-4

• KESIMPULAN :
– Kegiatan CBIA belum dilaksanakan di semua Prop
– Kegiatan CBIA mulai dilaksanakan oleh Dinkesprop
sejak tahun 2013 (ada dalam Menu Dekonsentrasi),
belum dilaksanakan oleh Dinkes setelah ada
Penggerakan POR
– Dinkes Kab/Kota belum banyak yang melaksanakan
– Sasaran umumnya tenaga kesehatan  TOT
– Jumlah peserta bervariasi  akan direkap Nasional
– Perlu dilakukan sosialisasi dan TOT lebih sering
PENUTUP
• Penggunaan Obat Rasional masih menjadi masalah di
tingkat global, Nasional dan daerah
• Indikator POR sudah mencapai target di tingkat
Nasional, namun di daerah masih banyak yang belum
mencapai target
• Belum ada tindak lanjut terhadap hasil capaian
indikator POR, kendala utama pada peresepan obat
• Perlu optimalisasi dalam upaya peningkatan POR
• Perlu peningkatan peran serta masyarakat melalui
berbagai upaya, misalnya dengan metode CBIA

Anda mungkin juga menyukai