Anda di halaman 1dari 20

GLAUKOMA

GLAUKOMA
Disusun Oleh :
Kelompok : 9

 Yeni Nopitasari ( 201501091)


 Yesika Safitri ( 201501092)
 Yoseb Petrus ( 201501093)
 Yuli Anita Rahayu ( 201501094)
 Yuni Shara Irianita ( 201501095)
 Zakiyaturrokhmah ( 201501097)
 Nugroho Eka Prasetya ( 201501098)
 Rio Dwi Prasnawo ( 201501099)
 Rentika Perwiditasari ( 201501100)
 Devita Anugrah A. ( 201501142)
 Agnes Dwi Elvitasari ( 201501143)
Devinisi

Glaucoma merupakan kelompok gangguan yang ditandai oleh


kenaikan tekanan intraokuler yang menyebabkan kerusakan pada
nervous optikus dan struktur intraokuler lain. Glaucoma dialami
dalam beberapa bentuk sudut terbuka kronis (primer), sudut
tertutup yang akut, congenital dan sekunder akibat penyebab
lain.
– KLASIFIKASI
• Glaukoma dibagi menjadi 3 :
1. Glaucoma primer
2. Glaukoma congenital
3. Glaucoma sekunder
–ETIOLOGI
– Dibagi 2 :
• Glaukoma akut
Timbul pada mata yang memiliki bakat bawaan berupa sudut bilik mata
depan yang sempit pada kedua mata, atau secara sekunder sebagai akibat
penyakit mata lain. Yang banyak dijumpai adalah bentuk primer menyerang
pasien usia 40 tahun atau lebih.
• Glaukoma kronik
1. Keturuna pada keluarga
2. DM
3. Arteri osklerosis
4. Pemakaian kortikosteroid jangka panjang
5. Myopia tinggi dan progesif.
• FAKTOR PREDISPOSISI

1. Pada bentuk primer, faktor presdiposisinya berupa :


a) Pemakian obat-obat midriatik
b) Berdiam lama ditempat gelap
c) Gangguan emosional

2. Pada bemtuk sekunder, faktor presdiposisinya berupa :


a) Hivema
b) Luksasi atau subluksasi lensa
c) Katarak intumasen atau katarak hypermatur
d) Uveitis dengan siiklusio atau oklusio pupil dan iris bombe atau
pascabedah intraokuler
MANIFESTASI KLINIS
• Glaukoma sudut terbuka yang kronis secara khas terjadi bila terang dan meliputi:
1. Rasa pegal yang ringan pada kedua mata akibat kenaikan tekanan intraokuler
2. Kehilangan pengelihatan perifer akibat kompresi sel-sel batang pada retina dan serabut
saraf
3. Bayangan halo di sekitar cahaya akibat edema kornea
4. Penurunan ketajaman visus khususnya pada malam hari yang tidak bisa di koreksi dengan
kaca mata .

• Glaukoma sudut tertutup yang akut memiliki awitan yang cepat, biasaya terjadi unilateral
dan meliputi :
1. Inflamasi
2. Mata yang merah dan terasa sangat nyeri akibat kenaikan mendadak tekanan intraokuler
3. Perasaan tertekan pada mata akibat kenaikan tekanan intraokuler
4. Pelebaran pupil yang sedang dan tidak bereaksi terhadap rangsangan cahaya
5. Kornea yang keruh akibat kompresi pada komponen intraokuler
6. Pengelihatan yang kabur dan penurunan ketajaman pengelihatan akibat gangguan
hantaran neuron
7. Foto pobia akibat tekanan intraokuler yang abnormal
8. Bayangan hallo di sekitar cahaya akibat edema kornea
9. Mual dan muntah yang disebabkan oleh kenaikan tekanan intraokuler
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Didapatkan dengan cara pemeriksaan khusus untuk glaucoma, yaitu :

• Ketajaman penglihatan
• Tonometri
• Gonioskopi
• Oftalmoskopi
• Pemeriksaan lapangan pandang (kampimetri)
• Tes provokasi
1. Terapi medikamentosa
• Obat Sistemik
• ObatTetesMataLokal

2. Terapi Bedah
• Iridektomiperifer
• Trabekulotomi(bedah drainase)
• Atrofi Retina dan Saraf Optik
• Glaukoma Absolut

1. Sinekia Anterior Perifer


2. Katarak
3. Atrofi Retina dan Saraf Optik
4. Glaukoma Absolut
ASUHAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERWATAN PADA KLIEN


Ny T DENGAN GANGGUAN SISTEM PENGLIHATAN (GLAUKOMA)
RUANGAN MATA RUMAH SAKIT Dr. SOETOMO SURABAYA

No Reg : 00181692
Jam : 08.00 WIB
Tanggal Pengkajian : 23 Maret 2017

Identitas Klien
Nama : Ny. Tasni Agama : Islam
Umur : 65 tahun Suku : Jawa
Jenis kelamin : Perempuan Pendidikan: SD
Alamat : Jl.Demak 138 Surabaya Pekerjaan : tidak berkerja
Status perkawinan : Janda MRS : 23 Maret 2017
Diagnosa : Glaukoma
Alasan dirawat di RS.
Keluhan sakit kepala dan cekot-cekot diatas alis mata dan didaerah sekitar mata kanan
diikuti dengan penglihatan seperti melihat bayangan dan kabur  10 hari yang lalu.

Keluhan utama saat ini:


Mata kanan terasa nyeri dan cekot-cekot disertai sakit kepala yang berat sejak ± 4 hari
yang lalu. Sebelumnya mata kanan terasa mulai nyeri (cekot-cekot) dan disertai penglihatan
kabur yang sudah dirasakan selama 2 minggu yang lalu. Skala nyeri 7.

Sebelumnya : sudah dirasakan penurunan penglihatan ± 2 tahun yang lalu karena klien
menderita katarak dan mulai memberat sejak 2 minggu yang lalu.
Riwayat Keperawatan (Nursing History):

• Riwayat Penyakit sebelumnya :


Klien sudah merasakan penglihatan mulai berkurang dan kabur sejak 2 tahun yang lalu dan
menurut puskesmas setempat klien mengalami katarak dan klien juga mengidap penyakit hipertensi.
• Riwayat Penyakit sekarang :
Mata kanan terasa nyeri dan cekot-cekot disertai sakit kepala, keluhan yang dirasakan
memberat sejak ± 4 hari yang lalu dimana sebelumnya klien merasa mata kanan terasa mulai nyeri
(cekot-cekot) dan disertai penglihatan kabur yang sudah dirasakan selama 2 minggu yang lalu. Pasien
berjalan dengan meraba dinding.
• Riwayat Penyakit Keluarga :
Dalam keluarga klien tidak mempunyai penyakit seperti yang klien alami sekarang ini, dan
salah satu orang klien mempunyai penyakit turunan hipertensi. Klien mengatakan bahwa ia sering
marah-marah dirumah. Demikian juga dengan penyakit keturunan. Keluarga yang meninggal adalah
kakek dan nenek karena usia tua.
• Keadaan kesehatan lingkungan :
Rumah tempat tinggal klien bersama anak dan cucu-cucunya dengan lingkungan yang cukup
bersih tetapi cahaya ruangan redup. Ada tempat pembuangan sampah. Tidak ada penumpukan sampah
disembarang tempat walaupun rumah yang cukup sederhana.
Pengkajian fisik :
Kepala : bentuk simetris, keluhan kadang pusing bila dipaksa untuk melihat.
Mata:
Mata kanan Mata kiri
6/60 Visus 6/20
59,1 mmHg Tekanan okuli 17,3 mmHg
Spasme (-) Oedema(+) Palpebra Sapsme(-), Oedema(-)
hiperemi Konjunctiva
keruh Kornea Jernih
dangkal BMD Dalam
Reguler Iris Reguler
lonjong Pupil Bulat,
Keruh Lensa Jernih
Funduskopi
Tanggal Kelompok Data Etiologi Diagnosa Keperawatan

23/03/17 DS : Peningkatan IOP mata kanan akibat Nyeri Kronis 00133


- Klien mengeluh mata kanan terasa cekot- Peningkatan aques Humor Domain 12. Kelas 1.
cekot dan nyeri abnormal
DO :
- Klien tampak sering memijitmijit bagian diatas
matakanan
- Klien tampak gelisah
- VOD : 59,1 mmHg
- Skala nyeri 7

23/03/17 DS : - Gangguan visual Risiko Jatuh 00155


Domain 11. Kelas 2.
DO :
- Usia 65 Tahun
- Cahaya ruangan redup
- Pasien berjalan dengan meraba dinding

23/03/17 DS : Ancaman kehilangan penglihatan Ansietas 00146


- Klien mengeluh apakah operasi yang dilakukan Domain 9. Kelas 2.
sakit atau tidak

DO:
- Kx.gelisah,selalu Bertanya,tdk menuruti
anjuran u/ bedrest total,berdebar-debar.
Rencana Keperawatan Pre operatif

NO DIAGNOSA TUJUAN KRITERIA INTERVENSI RASIONAL IMPLEMENTASI EVALUASI

1. (Nyeri Kronik) Rasa nyaman 1. IOP/TIO 1. Kaji tingkat nyeri klien 1. Melihat dan 1. mengkaji tingkat 23-03-2017
berhubungan terpenuhi nyeri menurun 2. Berikan posisi yang mengevaluasi apa nyeri klien S : klien
dengan IOP hilang atau 2. Nyeri enak yang dirasaka klien saja tindakan yang 2. memberikan mengatakan
meningkat berkurang berkurang/hilan 3. Ajarkan tehnik harus dilakukan posisi yang enak cekot-cekot agak
g relaksasi dan distraksi 2. Dengan pemberian yang dirasaka klien berkurang
3. K/U tenang, pada klien posisi diharapkan 3. mengajarkan O : IOP  34,4
dapat santai dan 4. Berikan support dan klien dapat istirahat tehnik relaksasi mmHg
istirahat / tidur dukungan dan informasi dengan baik dan distraksi pada Klien tampak
dengan baik tentang penyakitnya 3. Melepaskan klien agak tenang
5. Kolaborasi dalam tegangan emosional 4. memberikan A : masalah
pemberian obat dan otot dan support dan teratasi
analgetik danobat memberikan dukungan dan sebagian
penurun aqueous perasaan kontrol dan informasi tentang P: teruskan
humor koping meningkat dan penyakitnya rencana
mengalihkan fokos 5. berkolaborasi E : klien masih
dari rasa nyeri dalam pemberian megeluh nyeri
4. meningkatkan obat analgetik
respon adaptif dari danobat penurun
klien aqueous humor
5. diharapan dengan
obat produksi
aqoeous humor
menurun
2. Risiko jatuh Untuk Pasien dapat 1. Monitor lingkungan fisik 1. Untuk memperjelas 1. Memonitor 23-03-17
berhubungan mencegah berjalan (penerangan ruangan) dalam melihat lingkungan fisik S: klien
dengan terjadinya dengan 2. Monitor gaya berjalan ( 2. Untuk mengetahui (penerangan mengatakan
gangguan jatuh bantuan terutama kecepatan ), kemampuan dalam ruangan) berjalan
visual tongkat kesimbangan dan berjalan 2. Memonitor menggunakan
- Penglihatan tingkat kelelahan 3. Untuk mencegah gaya berjalan bantuan tongkat
terang dengan ambulasi terjadinya jatuh (terutama O: klien sudah
3. Dukung pasien untuk 4. Untuk mencegah kecepatan), tidak berjalan
menggunakan alat bantu terjadinya jatuh saat keseimbangan dengan meraba
tongkat atau kruk berpindah dan tingkat dinding
4. Bantu pasien saat 5. Untuk meminimalkan kelelahan (mengggunakan
melakukan perpindahan jatuh dengan tongkat)
ke lingkungan yang lebih 6. Agar klien tidak terla- lu ambulasi A: Masalah
aman memikirkan penya- 3. Mendukung Teratasi
5. Ajarkan pasien kitnya alat bantu P : Intervensi
bagaimana jika jatuh 7. Agar klien menggunakan Dilanjutkan (
untuk meminimalkan mengetahui/memahami tongkat menggunakan
cedera bahwa ia benar sakit 4. Membantu tongkat saat
dan perlu dirawat pasien saat berjalan,
8. Agar klien merasa aman melakukan penerangan
dan terlindungi saat perpindahan ke ditambah).
memerlukan bantuan. lingkungan
yang lebih
aman
5. Mengajarkan
pasien
bagaimana jika
jatuh untuk
meminimalkan
cedera
3. Ansietas Kecemasan • Klien mampu 1. Kaji tingkat 1. Untuk 1. Mengkaji tingkat 23-03-2017
yang ber kurang. menggambarka ansietas : ringan, mengetahui ansietas : ringan, S: Klien
berhubungan n ansietas dan sedang, berat, cara mana sedang, berat, panik, menanyakan
dengan pola kopingnya. pa-nik. yang efektif sesuai respon yang rencana
ancaman • - Klien mengerti 2. Berikan untuk diberikan klien. operasinya.
kehilangan tentang tujuan kenyamanan dan menurunkan 2. Memberikan O: Klien terus
penglihatan. perawatan yang ketentraman /mengurangi kenyamanan dan bertanya
diberikan/dilak hati. ansietas. ketentraman hati. tentang
ukan. 3. Berikan 2. Agar klien 3. Memberikan rencana
• - Klien penjelasan dengan senang penjelasan mengenai operasinya.
memahami menge-nai hati prosedur perawatan, A: Masalah
tujuan operasi, prosedur melakukan perjalanan penyakit & klien belum
pelaksanaan perawatan, aktivitas prognosis nya. teratasi.
operasi, pasca perjalanan karena sesuai 4. Memberikan/tempatk P: Rencana
operasi, progno penyakit & prog dengan an alat pemanggil tindakan
sisnya (bila di nosisnya. keinginannya yang mudah dijangkau diteruskan(m
lakukan 4.Berikan/tempat dan tidak oleh klien. engontrol
operasi) kanalat pe- bertentangan 5. Menggali intervensi kecemasan)
manggil yang dengan yang dapat
mudah dijakau program menurunkan ansietas.
oleh klien. perawatan. 6. Menanyakan
5. Gali intervensi hobi/kegemaran
yang dapat klien.
menurunkan 7. Memberikan aktivitas
ansietas. yang dapat menu
6. Berikan runkan kecemasan/
aktivitas yang ketegangan.
dapat
menurunkan
kecemas an/
ketegangan.
Rencana keperawatan Post Operasi
INTERVENSI RASIONAL IMPLEMENTASI EVALUASI
DIAGNOSA KRITERIA

(nyerii Tujuan : Klarifikasikan dengan Validasi data untuk Menanyakan kembali pada DS : klien
akut) ber- Nyeri klien dan keluarganya tindakan lanjut. klien tentang nyeri yang mengeluh
hubungan berkurang tentang rasa nyerinya Nyeri fisiologis dirasakan (mengungkapkan nyeri pada
dengan Berikan informasi paska operatif yang tempat nye-ri/keluahan) mata
dampak Kriteria ; tentang penyebab dan dimengerti akan Memberikan informasi kanannya
pembedah Lokasi nyeri cara mengatasinya mendorong bahwa sakit itu hal wajar DO : klien
an mi-nimal pada klien dan apartisipasi pada post operasi, karena tampak
(skala 0-4) keluarganya. keluarganya dalam banyak jaringan yang rusak cemberut,
Tidak Membantu klien menangani dan dipotong, sehingga yang gelisah
menyeringai dalam mengurangi nyerinya: perlu dilakukan : VOD : 1/60 :
/mengeluh rasa nyeri noninvasif mengatur posisi pada posisi mata yang sehat. TOD :7/5,5
nyeri dan nonfarmakologis kepala Meminunmkan obat bila
Nadi 100 (posisi, balutan (24-48 Tindakan ini sudah sadar betul Ponstan
kali/mnt, RR jam), distraksi dan memungkinkan klien syr. 3 x 1 cth
24 relaksasi, meditasi, untuk mendapatkan Bisa memberikan hiburan
kali/menit nafas dalam) rasa kontrol pada anaknya.
Kolaboratif medis terhadap nyeri. Latihan nafas dalam
dalam memberikan Terapi farmakologi Mengurangi ketetegangan
terapi analgetik diperlukan untuk Mengobservasi kondisi luka
memberikan (perdarahan, odema dan
peredam nyeri. drainase)
Thank You

Anda mungkin juga menyukai