160110092 A1 MATERI 4.1 Faktor Penyebab Kerusakan dan Dampak Gempa Bumi 4.2 Likuifaksi (liquifaction) 4.3 Retakan Permukaan Tanah (Ground Breaking, Faulting) 4.4 Penurunan Tanah (soil settlement) dan Runtuhnya Lapis Tanah (collapse) 4.5 Tanah Longsor (landslides) dan Batu Longsor (rockslide/fall) 4.6 Kerusakan Bangunan 4.1 FAKTOR PENYEBAB KERUSAKAN DAN DAMPAK GEMPA BUMI Faktor penyebab terjadinya gempa bumi adalah adanya retakan dan pelepasan sistem disuatu tempat yang kemudian bergerak dan berubah demikian cepat sebagai akibat desakan tenaga dari dalam bumi maupun luar bumi. Gempa bumi memiliki kekuatan yang bervariasi yakni gempa yang berkekuatan rendah, sedang, dan tinggi. Apabila gempa bumi berkekuatan sedang dan tinggi terjadi didekat daratan maka akan menimbulkan kerusakan secara fisik yang hebat. Contohnya: jalan raya terputus, bangunan terbelah hampir keseluruhan Gempa bumi juga dapat menimbulkan kerusakan sekunder. Contohnya: terputusnya listrik, telepon, jaringan air minum, kebakaran, ledakan serta kekeringan. Gempa bumi yang kuat apabila terjadi didasar laut dapat menimbulkan gelombang laut yang besar atau dapat disebutkanTSUNAMI. Tsunami dapat memiliki kecepatan lebih dari 500 km/jam setiap kali datang. 4.2 LIKUIFAKSI Pengertian Pencairan tanah atau likuifaksi tanah (soil liquefaction) adalah fenomena yang terjadi ketika tanah yang jenuh atau agak jenuh kehilangan kekuatan dan kekakuan akibat adanya tegangan, misalnya getaran gempa bumi atau perubahan ketegangan lain secara mendadak, sehingga tanah yang padat berubah wujud menjadi cairan atau air berat. Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Likuifaksi 1. Karakteristik Getaran 2. Jenis Tanah 3. Muka air tanah 4. Distribusi diameter butir 5. Kepadatan awal (Initial Relative Density) 6. Drainase dan Dimensi Deposit 7. Kemampuan Drainase CONTOH LIKUIFAKSI LIKUIFAKSI KOTA LIKUIFAKSI KOTA PALU BANDUNG 4.3 RETAKAN PERMUKAAN TANAH (GROUND BREAKING, FAULTING) (Ground breaking) kejadian tanah retak memang sering terjadi dan memang banyak yang mengkhawatirkan terutama bila hal itu menyebabkan atau sebagai pertanda akan datangnya bencana lebih besar. Tanah retak atau tanah bergerak terjadi dikarenakan curah hujan tinggi yang berlangsung dalam waktu yang lama. Tanah bergerak pemicunya curah hujan yang menyebabkan muka air tanahnya naik kemudian menyebabkan kekuatan tanah berkurang menjadikan tanah itu bergerak secara perlahan. Faulting (faulting) sesar adalah faktor planar atau diskontinuitas dalam, volume batuan, dimana telah ada perpindahan signifikan sebagai akibat dari gerakan massa batuan. Energi yang dilepaskan menyebabkan gerakan yang cepat pada sesar aktif yang merupakan penyebab utama gempa bumi, sebuah jejak sesar atau garis sesar adalah perpotongan dari bidang sesar dengan permukaan tanah. 4.4 TANAH LONGSOR DAN BATUAN LONGSOR Tanah longsor atau longsor lahan adalah gerakan massa tanah/batuan yang meluncur, menggeser atau berputar ke tempat yang lebih rendah karena pengaruh dari gaya gravitasi. massa tanah/batuan berasal dari hasil rombakan dari batuan induk. longsor lahan terjadi sebagai akibat dari adanya gaya geser yang lebih besar dari pada gaya tahan dari massa tanah tersebut. adanya struktur batuan yang kedap air di bawah permukaan tanah dapat menjadi bidang gelincir lapisan tanah yang ada di atasnya. apabila pada pertemuan antara lepisan tanah dengan bidang gelincir jenuh dengan air maka lapisan tanah akan meluncur/bergerak ke bawah 4.5 KERUSAKAN BANGUNAN AKIBAT GEMPA DAN PRINSIP MENANGGULANGINYA Runtuhnya bangunan akibat gempa bumi umumnya disebabkan oleh ketidakmampuan bagian-bagian bangunan untuk bekerja sebagai sebuah sistem dalam menahan gaya lateral. Desain rangka, Sistem struktur dan Pemilihan bahan juga memiliki peran penting untuk mengamankan bangunan dari gempa bumi. Rusaknya bangunan akibat gempa berkaitan dengan kesalahan desain yang mempengaruhi kinerja sistem struktural seperti kekuatan, kekakuan dan fleksibilitas. Kerusakan bangunan juga diakibatkan koneksi elemen bangunan yang tidak benar. Selain itu kualitas pengerjaan dan bahan bangunan juga menjadi kuci kekuatan bangunan tahan gempa. Saat terjadi gempa, podasi juga menjadi pokok persoalan. Jika tanah yang menyangga pondasi ikut tergerus gempa, maka bangunan di atasnya juga akan hancur. Oleh karena itu perlu mempertimbangkan jenis pondasi yang akan digunakan, kedalaman dan lokasi pondasi yang tepat. PRINSIP MENANGGULANGI 1. Struktur yang kuat dan ringan Bangunan besar dengan dinding batu bata dan rumah beton bertulang akan memicu gaya inersia yang lebih besar selama gempa bumi karena amplitudo inersia berbanding lurus dengan massa struktur. Dinding dengan batu bata juga mudah retak saat gempa terjadi. Bangunan yang kuat dan ringan bisa dibuat dengan struktur seperti konstruksi kayu atau logam. 2. Struktur Terpadu
Kerusakan bangunan dapat dihindari dengan menggunakan
elemen bangunan yang mendukung sistem beban vertikal tanpa bahan yang rapuh. Jika tidak, maka tulangan besar harus diberikan dan massa konstruksi harus dikurangi. Kemampuan deformasi yang tinggi dapat dicapai melalui penggunaan elemen struktural yang fleksibel untuk menunda keruntuhan.Penguatan baik untuk rangka yang kaku atau fleksibel dibutuhkan lebih banyak. Bracing umumnya digunakan untuk bangunan baja sedangkan tulangan tambahan pada sambungan RC diperlukan untuk menahan gempa. 3. Bangunan dengan ruang di antaranya Kegagalan karena bahan rapuh akan mempengaruhi elemen struktural lainnya dengan mode serupa. Bangunan akan runtuh dari lantai di mana elemen rapuh telah gagal dan akan menyebabkan lebih banyak kegagalan berturut-turut, meskipun elemen lain relatif lebih baik, yang disebut sebagai kegagalan getas yang progresif karena elemen vertikal. Homogeni lingkungan diperlukan untuk mempersiapkan bangunan akan bereaksi sama.
Ruang antara bangunan yang berdekatan juga diperlukan untuk
menjaga bangunan memiliki ruang dengan sifatnya tanpa mempengaruhi orang lain. Kegagalan dari satu bangunan tidak akan menyebabkan yang lain, dan keruntuhan yang progresif dapat diminimalkan. 4. Struktur Homogeni Diperlukan koneksi berkekuatan tinggi antara elemen vertikal untuk mengatasi kerusakan elemen vertikal dan memindahkannya ke elemen horizontal. Prinsip ini dikenal sebagai hubungan balok yang lemah ke kolom yang kuat yang dimaksudkan untuk melindungi elemen utama bangunan sebagai penyangga struktural untuk menunda keruntuhan lebih lanjut. Koneksi adalah bagian penting dari sistem untuk menahan seluruh bangunan saat gempa. Struktur harus dirancang lebih kuat daripada elemen dalam bangunan. Juga sangat mendesak untuk mengatur ruang bangunan sebagai modul utama yang berlipat ganda, sehingga dimensi elemen-elemen struktural seperti kolom atau balok adalah homogen. Kerusakan pada ukuran yang berbeda yang disebut efek kolom pendek dapat diminimalkan dengan konsistensi dalam dimensi elemen struktural. 5. Perencanaan Bangunan Simetris Penyimpangan horisontal dapat ditemukan dalam rencana bangunan asimetris karena beban ketidaksetaraan antara pusat massa dan bagian luarnya yang menyebabkan gaya puntir selama gempa bumi. Kerusakan yang lebih parah diperkirakan terjadi pada elemen-elemen bangunan pada denah lantai asimetris dan bagian-bagian bangunan yang memiliki jarak jauh dari pusat massa. Diperlukan perencanaan dan massa yang padat untuk menghindari bagian-bagian bangunan rusak akibat gempa bumi. THANK YOU