Anda di halaman 1dari 25

Kelompok rentan gizi

Ibu hamil dan menyusui

Kelompok 6
http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Nama anggota :
1. Silvya Ramadhayani 1611211013
2. Riza Kurnia Lestari 1611212025
3. Tiara Islami 1811211005
4. Ocha Safitri 1811211007
5. Lucy Akhila 1811211013
6. Nunung Malati 1811211017
7. Fondariesta Wulandini 1811211019
8. Suci Dwi Setiawati 1811211025
9. Nadyahtul Sukma 1811211027
10. Dina Khairunnisah 1811211037
11. Janur Afina 1811212023
12. Cynthia Aulia Faradisa 1811212037
13. Fitri Hamidah 1811212055
14. Dwi Utari Helmi 1811213018
15. Susie Adriyani 1711216024
Definisi ibu hamil dan menyusui
Menurut Departemen Kesehatan RI, 2007, kehamilan adalah masa dimulai
saat konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya hamil normal 280 hari (40
minggu / 9 bulan 7 hari) di hitung dari triwulan/ trimester pertama dimulai
dari konsepsi sampai 3 bulan.

Menyusui adalah proses pemberian Air Susu Ibu (ASI) kepada bayi,
dimana bayi memiliki refleks menghisap untuk mendapatkan dan menelan
ASI. Menyusui merupakan proses alamiah yang keberhasilannya tidak
diperlukan alat-alat khusus dan biaya yang mahal namun membutuhkan
kesabaran, waktu, dan pengetahuan tentang menyusui serta dukungan
dari lingkungan keluarga terutama suami
Permasalahan Gizi yang Dihadapi
oleh Ibu Hamil dan Menyusui
Perubahan anatomi dan fisiologis

1.Sistem reproduksi
Ukurannya pada kehamilan cukup bulan, ukuran uterus adalah
30 x 25 x 20 cmdengan kapasitas lebih dari 4000 cc.

Berat uterus naik secara luar biasa, dari 30 gram menjadi 1000
gram pada akhir bulan.

Posisi rahim dalam kehamilan.

Vaskularisasi. Arteri uterine dan ovarika bertambah dalam


diameter, panjang, dan anak-anak cabangnya, pembuluh darah
vena mengembang dan bertambah.
Serviks uteri. Bertambah vaskularisasinya dan menjadi lunak,
kondisi ini yang idsebut dengan tanda Goodell
Perubahan anatomi dan fisiologis

Sistem reproduksi

Ovarium. Ovulasi berhenti namun masih


terdapat korpus luteum gravidatis sampai
terbentuknya plasenta yang akan mengambil
alih pengeluaran estrogen dan progesteron.

Vagina dan vulva. Oleh karena pengaruh


estrogen, terjadi hipervaskularisasi pada
vagina dan vulva, sehigga pada bagian trsebut
terlihat lebih merah atau kebiruan, kondisi ini
yang disebut dengan tanda Chadwick.
2. Sistem urinaria
Selama kehamilan, ginjal bekerja lebih berat. Ginal menyaring
darah yang volumenya menigkat (sampai 30-50% atau lebih),
yang puncaknya terjadi pada usia kehamilan 16-24 minggu
sampai sesaat sebelum persalinan (pada saat ini aliran darah ke
ginjal berkurang akibat penekanan rahim yang membesar).

3. Sistem kardiovaskular
Selama kehamilan, jumlah darah yang dipompa oleh jantunng
setiap menitnya atau bisa disebut sebagai curah jantung
(cardiac outputI) menigkat samoai 30-50%. Peningkatan ini
mulai terjadi pada usia kehamilan 6 minggu dan mencapai
puncaknya pada usia kehamilan 16-28 minggu.
4. Sistem gastrointestinal
Perubahan sistem pencernaan yang dirasakan ibu hamil adalah sebagai
berikut:
a. Trimester 1
Pada bulan-bulan pertama kehamilan, terdapat perasaan enek (nausea). Hal ini
mungkin dikarenakan kadar hormon estrogen yang meningkat. Tonus otot-otot
traktus digestivus menurun sehingga motilitas seluruh traktus digestivus juga
berkurang. Makanan lebih lama berada dalam lambung dan apa yang telah
dicerna akan lebih lama berada dalam usus. Hal ini mngkin aik untuk
reabsorpsi, tetapi menimbulkan konstipasi yang mmang merupakan salah satu
keluhan utama wanita hamil. Tidak arang dijumpai adanya gejala muntah
(emesis) pada bulan-bulan pertama kehamilan. Biasanya terjadi pad pagi hari,
dikenal sebagai morning sickness.
Trimester 2 dan 3
Biasanya terjadi konstipasi karena pengaruh hormon progesteron
yang meningkat. Selain itu, perut kembung juga terjadi karena adanya
tekanan uterus yang membesar dalam rongga perut yang mendesak
organ-organ dalam perut khususnya saluran pencernaan, usus besar,
ke arah atas dan lateral. Wasir (hemoroid) cukup sering terjadi pada
kehamilan. Sebagian besar hal ini terjadi akibat konstipasi dan naiknya
tekanan vena-vena di bawah uterus termasuk vena henoroidal. Panas
perut terjadi karena terjadinya aliran balik asam gastrik ke dalam
esofagus bagian bawah.
5. Metabolisme

• Pada metabolisme mineral yang terjadi adalah sebagai berikut:

Kalsium. Dibutuhkan rata-rata 1,5 gram sehari,


sedangkan untuk pembentukan tulang terutama
di trimester akhir dibutuhkan 30-40 gram.

Fosfor. Dibutuhkan rata-rata 2 gr/hari.

Air. Wanita hamil cenderung mengalami retensi


air.
6.Sistem Muskuloskeletal

Esterogen dan progesteron memberi efek maksimal pada


relaksasi otot dan ligamen pelvis pada akhir kehamilan. Relaksasi
ini digunakan oleh pelvis untuk meningkatkan kemampuannya
menguatkan posisi janin pada akhir kehamilan dan pada saat
kelahiran. Ligamen pada simfisis pubis dan sakroiliaka akan
menghilang karena berelaksasi sebagai efek dari esterogen.
Simfisis pubis melebar sampai 4 mm pada usia kehamilan 32
minggu dan sakrooksigeus tidak teraba, diikuti terabanya
koksigis sebagai pengganti bagian belakang.
7.Sistem Integumen
Perubahan sistem intugumen yang dirasakan ibu
hamil adalah sebagai berikut.
1. Trimester 1
a. Palmar eritema (kemerahan di telapak tangan)
dan spider nevi.
b. Linea alba/nigra.

2. Trimester 2 dan 3.
a.Chloasma dan perubahan warna areola.
b. Striae gravidarum (bulan 6-7)
8.Payudara

Payudara sebagai organ target untuk proses laktasi mengalami


banyak perubahan sebagai persiapan setelah janin lahir.
Beberapa perubahan yang dapat diamati oleh ibu adalah sebagai
berikut:
a. Selama kehamilan payudara bertambah besar, tegang, dan berat.
b. Dapat teraba nodul-nodul, akibat hipertropi kelenjar alveoli.
c. Bayangan vena-vena lebih membiru.
d. Hiperpigmentasi pada areola dan puting susu.
e. Kalau diperas akan keluar air susu jolong (kolostrum) berwarna
kuning (Mochtar, 1998).
9.Sistem Endokrin
Selama siklus menstruasi normal, hipofisis anterior
memproduksi LH dan FSH. Follicle stimulating
hormone (FSH) merangsang folikel de graaf untuk
menjadi matang dan berpindah ke permukaan ovarium
di mana ia dilepaskan. Folikel yang kosong dikenal
sebagai korpus luteum dirangsang oleh LH untuk
memproduksi progesteron. Progesteron dan esterogen
merangsang poliferasi dari desidua (lapisan dalam
uterus) dalam upaya mempersiapkan implantasi jika
kehamilan terjadi.
10.Indeks Massa Tubuh (IMT) Dan Berat
Badan
Peningkatan berat badan selama kehamilan
juga mencakup produksi konsepsi (janin,
plasenta dan cairan amniotik), dan hipertropi
beberapa jaringan maternal (uterus, payudara,
darah, cadangan lemak, cairan ekstraselular
dan ekstravaskular).
11.Sistem Pernafasan
Ruang abdomen yang membesar oleh karena
meningkatnya ruang rahim dan pembentukan
hormon progesteron menyebabkan paru-paru
berfungsi sedikit berbeda dari biasanya.
Wanita hamil bernafas lebih cepat dan lebih
dalam karena memerlukan lebih banyak
oksigen untuk janin dan untuk dirinya
12.Sistem neurologi
Perubahan fisiologis spesifik akibat kehamilan dapat
menyebabkan timbulnya gejala neurologis dan neuromuskular
berikut:
a. Kompresi saraf panggul atau stasis vaskular akibat
pembesaran uterus dapat menyebabkan perubahan sensori di
tungkai bawah.
b. Lordosis dorsolumbar dapat menyebabkan nyeri tarikan pada
saraf atau kompresi akar saraf.
c. Edema yang melibatkan saraf perifer dapat menyebabkan
carpal tunnel syndrome selama trimester akhir kehamilan.
d. Akroestesia (rasa baal dan gatal di tangan) yang timbul akibat
posisi bahu yang membungkuk dirasakan oleh beberapa
wanita selama hamil
e. Nyeri kepala akibat ketegangan umum timbul
saat ibu merasa cemas dan tidak pasti tentang
kehamilannya.
f. Nyeri kepala dapat juga dihubungkan dengan
gangguan penglihatan, seperti kesalahan refraksi,
sinusitis, atau migren.
“nyeri kepala ringan”, rasa ingin pingsan, dan
bahkan pingsan (sinkop) sering terjadi pada awal
kehamilan.
g. Hipokalsemia dapat menyebabkan timbulnya
masalah neuromuskular, seperti kram otot atau
tetani
Besarnya Permasalahan Gizi Ibu Hamil dan Menyusui di Indonesia
Besarnya Permasalahan Gizi Ibu Hamil dan Menyusui di Indonesia
1. Anemia pada Ibu Hamil
Anemia pada kehamilan merupakan salah satu masalah nasional karena mencerminkan nilai
kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat dan pengaruhnya sangat besar terhadap kualitas sumber
daya manusia. Anemia pada ibu hamil disebut “ Potensial danger to mother and child ” (potensial
membahayakan ibu dan anak). Oleh karena itulah anemia memerlukan perhatian serius dari semua
pihak yang terkait dalam pelayanan kesehatan (Manuaba, 2007).
Prevalensi anemia di dunia masih sangat tinggi, terutama di negara-negara sedang berkembang
termasuk Indonesia.
Menurut Word Health Organization (2015), Total penderita anemia pada ibu hamil di Indonesia
adalah 70%, artinya dari 10 ibu hamil, sebanyak 7 orang akan menderita anemia.
Menurut data Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2018, proporsi anemia ibu hamil di Indonesia
sebesar 48,9% mengalami peningkatan dari tahun 2007 sebanyak 37,1% (Kemenkes RI, 2018).
Kasus anemia terbanyak pada usia 15-24 tahun yaitu 84,6%, hal ini berarti kasus tersebut terjadi saat
seorang wanita memasuki remaja dan kasus tersebut tidak tertanggulangi
2.Ibu Hamil dengan Kekurangan Energi Kronik (KEK)
Kekurangan energi kronis adalah manifestasi penting dari kekurangan gizi buruk dan juga kedua
masalah utama di negara berkembang. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) di
Indonesia tahun 2018, Kurang Energi Kronik (KEK) menjadi masalah yang kedua. Angka KEK sudah
mengalami penurunan dari tahun 2013 yaitu 23,7% menjadi 15,9% di tahun 2018.
kurang energi kronik (KEK) di sebabkan beberapa faktor penyebab yaitu, asupan makanan yang
kurang dan penyakit kronis. Sedangkan, faktor risiko yang bisa mempengaruhi yaitu, asupan
makanan yang kurang, tingkat pendidikan, tinggi badan ibu, ibu bekerja, posisi ibu dalam rumah
tangga, lingkungan rumah di pedesaan, ibu hamil tidak dalam ikatan perkawinan, serta status
Ekonomi. Adapun komplikasi yang dapat dialami, yaitu berat badan ibu tidak bertambah normal,
keguguran, prematur, pertumbuhan janin terhambat, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat
bawaan, anemia pada bayi, IUFD, BBLR, gizi kurang, serta gangguan pertumbuhan dan
perkembangan (Prawita, 2015)
Program yang Dilakukan dalam Mengatasi
Masalah Gizi Ibu Hamil dan Menyusui
Program yang Dilakukan dalam Mengatasi Masalah Gizi Ibu Hamil dan Menyusui

Program Kesehatan PMT-P


Tujuan pelaksanaan program PMT-P adalahuntuk memperbaiki status gizi dan
kesehatan guna mengurangi kerentanan terhadap berbagai penyakit yang menyerang
ibu hamil dan balita. Program ini berhasil mengurangi jumlah ibu hamil yang
mengalami Kurang Energi Kronis (KEK) hingga 100% di UPTD Pkm Sukatani dan 60%
di UPTD Pkm Pasirukem. Adapun jumlah balita dengan status gizi normal
berdasarkan BB/TB pada 2 wilayah UPTD Pkm (Sukatani dan Pasirukem) mengalami
penurunan pada bulan ke-3, berturut-turut yakni sekitar 20 persen dan 27 persen
dibandingkan kondisi status gizi awal. Namun, berdasarkan BB/U, jumlah balita
dengan status gizi tergolong normal meningkat, berturut-turut sekitar 20 persen
(Sukatani) dan 18,2 persen (Pasirukem).
Thank You

Anda mungkin juga menyukai