(Intra Operatif)
Intra Operatif
Intervensi.
1. Kaji ulang status pasien.
2. Lakukan manajemen kamar operasi.
3. Siapkan kamar bedah sesuai dg jenis pembedahan.
4. Siapkan meja bedah dan asesoris pelengkap.
5. Siapkan sarana pendukung pembedahan.
6. Siapkan alat hemostatis dan cadangan alat dlm kondisi siap pakai.
7. Lakukan pemasangan kateter urine dg teknik steril.
8. Lakukan pengaturan posisi bedah.
9. Bantu ahli bedah pada saat mulai insisi.
10. Bantu ahli bedah dalam membuka jaringan dan lakukan penghisapan apabila
diperlukan.
11. Lakukan manajemen sirkulasi intraoperatif ruang operasi.
12. Bantu ahli bedah pada saat akses bedah tercapai sesuai dg tujuan pembedahan.
13. Bantu ahli bedah dalam penutupan jaringan.
Resiko infeksi intraoperatif
Bedah Minor.
Pembedahan yg melibatkan perubahab kecil
pd bagian tubuh, sering dilakukan
memperbaiki deformitas dan dengan resiko
lebih kecil.
(mis. Ekstraksi katarak, graft kulit, operasi
plastik)
Klasifikasi pembedahan
b. Gawat.
Pembedahan perlu utk kesehatan atau mencegah
timbulnya masalah tambahan pd pasien. (mis.
Eksisi tumor ganas, pengakatan batu empedu)
c. Darurat.
Pembedahan harus segera dilakukan utk
menyelamatkan jiwa atau mempertahankan
fungsi organ. (mis. Perforasi apendik, amputasi
traumatik, mengontrol perdarahan)
Klasifikasi pembedahan
d. Rekontruksi.
Mengembalikan fungsi atau penampilan jaringan yg
mengalami malfungsi atau trauma. (mis. ORIF
dan CREF fraktur, perbaikan jaringan parut).
e. Tranplastasi.
Mengganti organ atau struktur yg mengalami
malfungsi. (mis. Cangkok ginjal, total hip
replacement)
f. Kontruksi
Mengembalikan fungsi yg hilang akibat anomali
kongenital. ( mis. Bibir sumbing, penutupan defek
katup jantung)
PREMEDIKASI
Premedikasi
• Premedikasi adalah tindakan awal anestesi dengan memberikan obat-obat
pendahuluan yang terdiri dari obat-obat golongan;
• Antikholinergik, sedatif/trankulizer dan analgetik.
• Tujuan Premedikasi.
1. Menimbulkan rasa nyaman bagi pasien, yang meliputi: bebas dari rasa
takut, tegang, dan khawatir: Bebas nyeri dan mencegah mual-muntah.
2. Mengurangi sekresi kelenjar dan menekan refleks vagus
3. Memudahkan/memperlancar induksi
4. Mengurangi dosis obat anestesi
5. Mengurangi rasa sakit dan kegelisahan pasca bedah
Obat-obatan yang dapat digunakan untuk
pramedikasi adalah:
(3) Antikholinergik:
Sulfas atropin 0,1 mg/kgbb
Skopolamin
(4) Antiemetik
Ondansetron 4-8 mg(IV) dewasa
Metoklopramid 10 mg (IV) dewasa
Intervensi.
1. Kaji ulang status/identitas pasien.
2. Siapkan obat-obat anastesi umum.
3. Siapkan alat-alat intubasi endotrakeal.
4. Siapkan sarana pemantauan dasar.
5. Siapkan obat-obatan emergensi.
6. Lakukan pemasangan stetoskop prekordial, manset tekanan darah, monitor dasar,
oksimetri dan pertahankan kelancaran kateter IV.
7. Kaji faktor merugikan.
8. Kaji kelainan pd prosedur diagnostik.
9. Beri dukungan emosional praanestesi.
10. Lakukan pemberian anestesi secara intravena.
11. Lakukan pemasangan ETT, oral airway dan kaji keefektivitas jalan napas.
12. Lakukan pemebrian oksigen, penghisapan dan anastesi inhalasi.
13. Lakukan pemantauan status kardiovaskurlar dan respirasi.
14. Lakukan pemberian cairan dan transfusi sesuai kondisi dan kontrol keluaran urine.
15. Lakukan pemberian obat pemuliha nestesi setelah pembedahan.
16. Lakukan pembersihan jalan napas.
Anastesi Regional.
Melakukan blok subaraknoid atau spinal, akar-akar
saraf akan mengalami anestesi oleh karena agen
anastesi lokal yg dimasukan dalam cairan
serebrospinalis. Anastesi lokal menempati
reseptor-reseptor diserat saraf dan mencegah
hantaran impuls.
Sering dilakukan pd pembedahan apendiktomi,
laparaskopi, histrektomi, persalinan pervagina
atau sesar, hemoroid atau reseksi tranuretra.
Anastesi regional
3. Anastesi Epidural
Pilihan terbaik untuk prosedur kebidanan
Menghilangkan sensasi nyeri didaerah vagina dan
perineum.
Obat anastesi disuntikan keruang epidural diluar
duramater kandungan obat anastesi lebih rendah
dari anastesi spinal.
Kateter epidural dibiarkan terpasang sehingga pasien
dpt diberikan obat sesuai dg kebutuhan.
Anastesi Regional
4. Anastesi Kaudal.
Salah satu jenis anastesi epidural secara lokal
pada dasar tulang belakang, berpengaruh
pada daerah pelvis dan kaki.