Anda di halaman 1dari 12

KELOMPOK 6:

ALMA AWALIYAH (31116102)


ASTI JUANTI (31116105)
HAMDAH NEVISYAH (31116119)
IIF SYAIFULLOH (31116121)
LELIH NURILAH (31116124)
SALSABILA SEPTIANI (31116138)
SITI AMALIA R. (31116140)

Stikes Bakti Tunas Husada


OBAT TRADISIONAL
Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa
bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian
(galenik) atau campuran dari bahan tersebut, yang secara turun-
temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan
pengalaman.

Macam-macam
Obat Tradisional Jamu

Obat Herbal Terstandar (OHT)

Pitofarmaka
Limbah padat jamu merupakan salah satu limbah padat yang dihasilkan dari
01 proses penggilingan simplisia maupun penyaringan serbuk jamu (Aula, 2015).

Berdampak negatif
02 limbah tidak hanya berdampak bagi manusia saja, namun juga berdampak bagi
kehidupan makhluk hidup lain dan lingkungan sekitar. Beberapa limbah jamu
mengandung sekelompok fenol dan senyawa turunannya yang mempunyai efek yang
berbahaya bagi lingkungan.

Menurut Hadiyanto dan Christwardana (2012)

03 sebuah industri jamu mampu menghasilkan limbah dengan Chemical


Oxygen Demand (COD) sekitar 200-20.000 ppm dan fenol 9,8 ppm.

Adanya limbah padat jamu di dalam lingkungan hidup dapat menimbulkan

04 pencemaran seperti kerusakan permukaan tanah dan timbulnya gas


beracun seperti H2S, NH3, CH4 dan CO2 yang dihasilkan dari pembusukan
limbah padat yang ditimbun.

Selain itu, limbah padat jamu juga menimbulkan penurunan kualitas udara
yang mengakibatkan mabuk dan pusing. Limbah padat yang dibuang dalam
05 perairan juga menyebabkan air menjadi keruh dan mengubah pH air (Arief,
2012). Apabila air tercemar limbah yang mengandung logam berat digunakan
oleh manusia maka akan menyebabkan gangguan infeksi pada kulit,
sedangkan bila dikonsumsi maka dapat menimbulkan gangguan yang
mengarah pada kerusakan ginjal (Anonim, 2012).
1. PENCEMARAN TANAH 2. PENCEMARAN AIR 3. PENCEMARAN UDARA

kerusakan permukaan tanah Limbah padat yang dibuang dalam


perairan juga menyebabkan air Menimbulkan penurunan
dan timbulnya gas beracun
menjadi keruh dan mengubah pH kualitas udara yang
seperti H2S, NH3, CH4 dan CO2
air (Arief, 2012). Apabila air mengakibatkan mabuk dan
yang dihasilkan dari
tercemar limbah yang mengandung pusing.
pembusukan limbah padat yang
logam berat digunakan oleh
ditimbun.
manusia maka akan menyebabkan
gangguan infeksi pada kulit.
Di dalam kegiatan industri dan teknologi sanitasi merupakan salah satu sarana
yang mendukung jalannya proses produksi dimana proses sanitasi ini harus
diolah hingga sedemikian rupa agar sisa produk akhir tidak mencemari
lingkungan dan dapat digunakan lagi untuk proses berikutnya.
3. Pembuatan Bahan Bakar
1. Pakan Ternak 2. Fitoremediasi 4. Pembuatan Pupuk
Biodiesel

Limbah padat jamu masih Inti atau kunci dari proses pembuatan
Karena masih mengandung Pengurangan jumlah alga dengan cara mengandung senyawa aktif fenolik, pupuk ini yaitu bagaimana
metabolit primer berupa protein, penanaman tanaman air seperti eceng minyak atsiri dan terpenoid dengan kandungan makro nutrient (N, P, K)
lemak, kalsium dan serat kasar yang gondok, dan teratai. dilakukan re-ekstraksi minyak pupuk organik dari limbah ekstrak
dapat dijadikan nutrisi bagi hewan limbah padat jamu dengan jamu dengan activator dari EM 4
ternak. menggunakan metode maserasi. (Efektif Microorganisme)
Konsep produk bersih pertama kali diperkenalkan pada tahun 1989/1990 oleh
UNEP (United Nations Environment Program), dan didefinisikan sebagai “suatu
strategi pengelolaan lingkungan yang bersifat preventif dan terpadu yang perlu
diterapkan secara terus menerus pada proses produksi dan daur hidup produk
dengan tujuan untuk mengurangi resiko terhadap manusia dan lingkungan.

Tidak
Menerapkan menggunakan Mereduksi dampak
strategi preventif bahan B-3 yang timbul
secara kontinu diseluruh daur Menerapkan
terhadap proses Menghemat hidup produk (life teknologi bersih
dan produk untuk pemakaian bahan cycle of the dengan
mengurangi baku dan energi, product) mulai dari mengubah sikap
terjadinya resiko serta mereduksi bahan baku
jumlah dan dan perilakuagar
pencemaran pada sampai sadar lingkungan.
manusia dan toksisitas emisi serta pembuangan
lingkungan buangan (eko- limbah.
efisiensi)
Penerapan Prinsip hierarki pengelolaan
limbah ini dapat mengurangi jumlah limbah
secarasignifikan mulai dari sumbernya sampai
ke tempat pembuangan akhir => prinsip 6M
dalam pengelolaan limbah.
Upaya pencegahan dilakukan • Melalui penerapan teknologi bersih, memodifikasi proses produksi,
melalui penerapan prinsip produk • Pengelolahan bahan, substitusi baha, pengaturan operasi kegiatan,dll
bersih

• Dengan cara menerapkan produksi bersih, menyediakan teknologi terbaik,


Meninimalisasi Limbah • Dapat membantu mengurangi konsumsi energi dan sumber daya alam secara dignifikan
yang pada akhirnya dapat mengurangi munculnya limbah.

• dengan tujuan yang sama tanpa melalui proses tambahan secara kimia, fisika, biologi,
Cara Penggunaan kembali (reuse) dan/atau secara termai.
• Contoh; menggunakan sisi kertas yang masih kosong dari kertas bekas untuk menulis
atau membuat amplop.

Cara Recycle yaitu mendaur-ulang • Proses ini meghasilkan produkyang sama dengan limbahaslinya atau produk yang
melalui proses tambahan secara berbeda sama sekali
kimia, fisika, biologi dan/ atau • Contoh; kertas bekas yang sudah tidak dipakai lagi untuk dijadikankertas hasil daur
ulang dengan proses tertentu.
secara termal

Cara Recovery (perolehan kembali) • Contoh; penggunaan limbah sekam padi (rice husk) sebagai substitusi bahan bakar.

• Limbah dengan metode yang memenuhi persyaratanlingkungan dan keselamatan


manusia.
Pengolahan (processing) • Contoh; pengolahan yang umum adalah pembakaran limbah (insinerasi) dan
penimbunan (landfilling).
Monitoring Pengolahan Limbah Cair (IPAL)
pengolahan limbah cair perlu dibangun IPAL (Instalasi Pengolah Air Limbah).
Pembangunan IPAL untuk memenuhi persyaratan pendirian pabrik (industri) atau
untuk mematuhi peraturan pemerintah. pemasangan sistem monitoring dengan
menggunakan remote Sensor-sensor yang terpasang akan mengambil data
parameter, selanjutnya melalui RTU (Remote Terminal Unit) data-data ini akan
dikirimkan ke kantor. Umumnya jarak IPAL dengan kantor pabrik tidak lebih dari 1
km, dengan demikian komunikasi data dapat melalui kabel menggunakan sistem
RS-485i
By; kelompok 6 Farmasi Lingkungan

Anda mungkin juga menyukai