Anda di halaman 1dari 32

FARMAKOGNOSI II

Kayu Secang (Caesalpinia sappan L.)


Dosen: VilyaSyafriana, M.Si.

Penyusun:
Mahran Muhammad Jaubah
(16334079)
FAKULTAS FARMASI
INSTITUT SAIN DAN TEKNOLOGI NASIONAL
JAKARTA 2019
Kayu Secang (Caesalpinia
sappan):

 Dikenal dengan nama soga jawa


(di jawa) dan secang (di sunda)
 Asalnya dari India bagian
tengah dan selatan
 Pohon kecil menyemak, tinggi
4-8 m, berkembang biak dengan
biji
 Sejak abad ke 19 digunakan
sebagai pewarna merah
 Dimanfaatkan pula sebagi obat
Klasifikasi secang adalah (Tjitrosoepomo, 1994 dalam
Fadliah
Regnum : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Rosales
Family : Caesalpiniaceae
Genus : Caesalpinia
Species : Caesalpinia sappan L.
MORFOLOGI
Habitus
Pohon kecil atau perdu dengan tinggi 4-10 m.

Akar
Secang berakar tunggang.

Batang
Batang dengan tonjolan-tonjolan serupa gigir dengan banyak duri,
berwarna coklat keabu-abuan dan ranting dengan duri-duri yang
melengkung ke bawah.

Daun
Daun majemuk menyirip ganda dengan daun penumpu 3-4 mm. Anak
daun berjumlah 10-20 pasang dengan duduk daun berhadapan
berbentuk lonjong, tepi rata dan pangkal daun melekuk ke dalam.

Bunga dan Buah


Bunga dalam malai di ujung batang atau di ketiak atas. Panjang malai
berkisar 10 cm. Bunga berwarna kuning.
Manfaat

Sebagai Pewarna Kayu secang memiliki kayu secang juga


khasiat sebagai dimanfaatkan
pengelat
(astringensia). dalam
Kandungan utamanya pembuatan
adalah brazilin, yakni perkakas rumah
zat warna merah- tangga
sappan, asam tanat,
dan asam galat
Proses Pembuatan Simplisia Kayu Secang Dan
Pemanfaatanya
Sortasi basah
SORTASI BASAH
Tujuan : memisahkan kotoran atau
bahan asing serta bagian tanaman lain
yang tidak diinginkan dari bahan
simplisia.

Kotoran yang dimaksud  tanah,


kerikil, rumput/gulma, tanaman lain
yang mirip, bahan yang telah
busuk/rusak, bagian tanaman lain yang
memang harus dipisahkan dan dibuang.

Pemisahan bahan simplisia dari kotoran


bertujuan menjaga kemurnian dan mengurangi
kontaminasi awal yang dapat mengganggu
proses selanjutnya, mengurangi cemaran
mikroba serta memperoleh simplisia dengan
jenis dan ukuran seragam. Maka, dalam tahapan
ini juga dilakukan pemilihan bahan berdasarkan
panjang, lebar, besar, kecil, dll.
PENCUCIAN
SECARA MANUAL DENGAN MESIN
Hindari pencucian bahan simplisia seperti ini
PENCUCIAN
Tujuan : menghilangkan tanah dan kotoran lain
yang melekat pada bahan simplisia.

Sumber air : mata air, sumur, PDAM, yang bersih


dan tidak tercemar.

Proses :
Direndam dulu, bersihkan sisa tanah.
Cuci dengan air mengalir sampai bersih. Jika perlu
dengan disikat untuk menghilangkan kotoran.
Tiriskan (biarkan sehari  jemur)

Khusus untuk bahan yang mengandung senyawa


aktif mudah larut dalam air, pencucian dilakukan
secepat mungkin (tidak direndam).
PENIRISAN
PENIRISAN
Untuk mengurangi atau menghilangkan
kandungan air di permukaan bahan

Dilakukan sesegera mungkin sehabis


pencucian

Selama penirisan bahan dibolak-balik untuk


mempercepat penguapan

Dilakukan di tempat teduh dengan aliran


udara cukup agar terhindar dari fermentasi
dan pembusukan
PENGUBAHAN
BENTUK/PERAJANGAN
Hindari perajangan seperti ini
PENGUBAHAN
BENTUK/PERAJANGAN
• Dimaksudkan memenuhi standar kualitas
• Memudahkan kegiatan pengeringan, pengemasan, penggilingan dan
penyimpanan, pengolahan selanjutnya
• Praktis
• Tahan lebih lama dalam penyimpanan.
PENGERINGAN
Hindari pengeringan/penjemuran seperti ini

.
PENGERINGAN
• Bertujuan untuk mengurangi kadar air agar bahan simplisia tidak rusak dan
1 dapat disimpan

• Menghentikan reaksi enzimatis


2

• Mencegah pertumbuhan kapang, jamur dan jasad renik lain.


3

• Hal yang perlu diperhatikan suhu pengeringan, kelembaban udara, aliran


4 udara, waktu pengeringan dan luas permukaan bahan

• Pengeringan umumnya suhu < 60oC.


5

• Bahan kimia simplisia bersifat volatil, termolabil dikeringkan pada suhu


6 antara 30-40oC
PENGERINGAN – SINAR MATAHARI
Sinar matahari langsung :
• Bagian tanaman yang relatif keras (kayu,
akar, buah, kulit batang, biji)
• Senyawa aktif relatif stabil
• Tergantung iklim (udara panas dan
kelembaban rendah)
• Mudah dan murah
• Suhu, kelembaban, dan aliran udara
tidak terkontrol
• Maksimal : jam 11 siang

Tidak langsung (dianginkan/gedung


pengering):
• Daun, bunga, rimpang
• TO yang memiliki senyawa tidak
stabil dan mudah menguap
PENGUKURAN KADAR AIR
Kadar air merupakan salah satu parameter
kontrol kualitas proses pengeringan

Kadar air maksimal yang dipersyaratkan dalam


suatu simplisia adalah 10%

Kadar air yang tinggi dapat memperpendek


waktu simpan simplisia karena lebih cepat
ditumbuhi jamur/kapang
Bagian tanaman, cara pengumpulan dan kadar air
simplisia
No Bagian tanaman Cara pengumpulan Kadar air
1. Kulit Dari batang utama dan cabang, 10 %
batang dikupas dengan ukuran panjang dan
lebar tertentu, untuk kulit batang
mengandung minyak atsiri atau
golongan senyawa fenol digunakan
alat pengupas dari logam
2. Batang Dari cabang dipotong-potong dengan 10%
panjang tertentu dan diameter cabang
tertentu.
3. Kayu Dari batang atau cabang, dipotong 10%
kecil atau diserut (disugu) setelah
dikupas kulitnya.
4. Daun Tua atau muda ( daerah pucuk), 5%
dipetik dengan tangan satu persatu
5. Bunga Kuncup atau bunga mekar atau 5%
mahkota bunga , atau daun bunga ,
dipetik dengan tangan.
SORTASI KERING
SORTASI
KERING
Menjamin simplisia benar-benar bebas dari bahan asing

Dilakukan dengan cara memisahkan :


- bahan-bahan asing, serangga, kotoran lain
- simplisia yang belum kering seutuhnya.

Dilakukan setelah penjemuran

Dilakukan sebelum simplisia di bungkus


PENYIMPANAN DAN PENGEMASAN
PENYIMPANAN DAN PENGEMASAN
TUJUAN

• Tidak cepat rusak


1

• Menghindari pengotor (debu , pasir)


2

• Menghindari lembab agar tidak tumbuh jamur


3

• Menghindari gangguan serangga


4

• Menghindari dehidrasi
5

• Menghindari pengaruh udara, cahaya


6

• Stok untuk menjaga kesinambungan ketersediaan bahan jamu


7
PERLU DIPERHATIKAN DALAM PENYIMPANAN

• Cahaya  dapat mempengaruhi mutu simplisia secara fisik


dan kimiawi (misal terjadi proses isomerasi dan polimerasi).
• Oksidasi  oksigen dari udara dapat menyebabkan
teroksidasinya senyawa aktif simplisia  kualitas menurun 
kemasan vakum
• Dehidrasi  bila kelembaban di luar lebih rendah dari pada di
dalam simplisia, akan terjadi proses kehilangan air yang
disebut ”shrinkage”
• Absorpsi air  pada simplisia yang higroskopis dapat
menyerap air dari lingkungan sekitarnya
• Kontaminasi
• Serangga kerusakan dan pengotoran simplisia dalam bentuk
larva, imago dan sisa-sisa metamorfosisnya (kulit telur,
kerangka yang telah usang, dll).
• Kapang
Tujuan pengelolaan pasca panen (1)

• Mencegah kerugian karena perlakuan panen yang tidak


1 tepat

• Menghindari kerusakan akibat waktu dan cara panen


2 yang tidak tepat

• Mengurangi kerusakan saat pengumpulan, pengemasan,


3 dan pengangkutan saat distribusi hasil panen

• Menghindari kerusakan karena teknologi pascapanen


4 yang kurang tepat
Tujuan pengelolaan pasca panen (2)

• Menekan penyusutan kuantitatif dan kualitatif hasil


5

• Terjaminnya suplai bahan baku produksi tanaman


6 obat meskipun bukan musimnya

• Pengelolaan limbah yang dapat memberikan nilai


7 tambah

• Meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya


8 alam dan menjamin kelestariannya
Pemanfaatan Simplisia
Kayu Secang

• Sebagai Bahan Olahan Yang di


campur Kedalam Jahe. Berkhasiat
meningkatkan sistem imun,
Membunuh Bakteri dan Dan
mengobati Peradangan

Anda mungkin juga menyukai