Anda di halaman 1dari 16

APENDISITIS

DISUSUN OLEH :
M. Efendy Jayadi
Novita Maramis
Rimayazul Aini
Tania Hartati Rahman
Apendiksitis adalah peradangan yang
terjadi pada apendiks vermiformis, dan
merupakan penyebab abdomen akut yang
paling sering. Apendiks disebut juga umbai
cacing.
Etiologi
• Ulserasi pada mukosa
• Obstruksi pada colon oleh fecalit(fese yang keras)
• Pemberian barium
• Berbagai macam penyakit cacing
• Tumor
• Striktur karena fibrosis pada dinding usus
Klasifikasi
Adapun klasifikasi dari apendisitis dibagi menjadi dua,
yaitu :
• Apendiksitis akut adalah penyebab paling umum infamasi
akut pada kuadrat bawah kanan rongga abdomen,
penyebab paling umum untu bedah abdomen darurat.
• Apendiksitis kronik adalah nyeri perut kanan bawah lebih
dari 2 minggu, radang kronik apendiks secara
makroskopik, dan keluhan menghilang setelah
apendektomi, kriteria mikroskopi apendiks kronik adalah
fibrosis menyeluruh dinding apendiks, adanya jaringan
parut dan ulkus lama dimukosa, dan infiltrasi sel inflamasi
kronik.
Manifestasi klinis
Tanda awal : nyeri mulai di epigastrium/region umbilicus
disertai mual dan anoreksia.
• Nyeri pindah kekanan bawah (yang akan menetap dan
diperberat bila berjalan atau batuk) dan menunjukkan tanda
rangsangan peritoneum local dititik Mc. Burney : nyeri tekan, nyeri
lepas, defans muskuler.
• Nyeri rangsangan peritoneum tidak langsung
• Nyeri pada kuadran kanan bawah saat kaudran kiri bawah ditekan
(Rovsing Sign)
• Nyeri kanan bawah bila tekanan sbelah kiri dilepas (Blumberg)
• Nyeri kanan bawah bila peritoneum bergerak seperti nafas dalam,
berjalan, batuk, mengedan.
• Nafsu makan menurun
• Demam yang tidak terlalu tinggi
• Biasanya terdapat konstipasi, tapi kadang-kadang terjadi diare.
Pemeriksaan penunjang

• Laboratorium
• Radiologi
USG, dan CT scan.
Komplikasi
• Perforasi
• Peritonitis
Adalah trombofebitis septik pada sistem vena
porta ditandai dengan panas tinggi 39˚C-40˚C
menggigil dan ikterus merupakan penyakit
yang relatif jarang.
Penatalaksanaan

• Sebelum operasi
1. Observasi
Dalam 8-12 jam setelah timbulnya keluhan, tanda dan
gejala apendiksitis seringkali belum jelas, dalam keadaan
ini observasi ketat perlu dilakukan. Pasien diminta
melakukan tirah baring dan dipuasakan. Laksatif tidak
boleh diberikan bila dicurigai adanya apendiksitis
ataupun peritonitis lainnya.
2. Antibiotik
Apendiksitis tanpa komplikasi biasanya tidak perlu
diberikan antibiotik, kecuali apendiksitis ganggrenosa
atau apendiksitis perporsi.
• Operasi
1. Apendiktomi
2. Apendiks dibuang
3. Abses apendiks diobati dengan antibiotika IV
4. Pasca Operasi
5. Dilakukan observasi tanda-tanda vital untuk mengetahui terjadinya
perdarahan di dalam, syok, hipertermia atau gangguan pernapasan,
ASUHAN KEPERAWATAN
• Pengkajian
1. Identitas klien
2. Identitas penanggung jawab
3. Riwayat :
4. Kebutuhan bio-psiko-sosial-spiritual
Data Subyektif
• Sebelum operasi
1. Nyeri daerah pusar menjalar ke daerah perut kanan bawah
2. Mual, muntah, kembung
• Sesudah operasi
1. Nyeri daerah operasi
2. Lemas
Data Obyektif
• Sebelum operasi
1. Nyeri tekan di titik Mc. Berney
2. Spasme otot
• Sesudah operasi
1. Terdapat luka operasi di kuadran kanan bawah abdomen
2. Terpasang infus
Data Pemeriksaan Diagnostik
• Radiologi : Foto colon yang memungkinkan
adanya fecalit pada katup.
• Barium enema : Apendiks terisi barium hanya
sebagian.
Diagnosa
• Nyeri abdomen berhubungan dengan
obstruksi dan peradangan apen-diks.
• Resiko kekurangan volume cairan
berhubungan dengan mual, muntah,
anoreksia.
DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN RENCANA TINDAKAN
Resiko kekurangan volume Setelah diberikan 1. Observasi tanda vital
cairan berhubungan intervensi keperawatan 3x
dengan mual, muntah, 24 jam diharapkan cairan setiap 4 jam
anoreksia dan elektrolit dalam
keadaan seimbang. 2. Observasi cairan yang
1. Turgor kulit baik keluar dan masuk
2. Cairan yang keluar dan
masuk seimbang 3. Jauhkan mkanan/ bau
3. BB stabil
bauan yang
merangsang maual
atau muntah.
4. Kolaborasi
pemasangan infuse
dan pipa lambung
Implementasi
Evaluasi
Sekian
trimakasih

Anda mungkin juga menyukai