Anda di halaman 1dari 12

CEDERA PADA TRAKEA DAN

BRONKUS
1. Cedera Trakea pada daerah Servikal
Benturan langsung ke leher, ditulang krikoid sering di sertai
cedera pada nervus rekuren dan tulang tulang leher. Klinis
akan bervariasi, adanya suara serak, stridor, hemoptisis
serta subkutaneus empisema.

Pengelolaan
• Penderita diletakkan dalam posisi “sniffing position”.
• Pemasangan endotrakheal atau trakheostomi atau
pemasangan ETT
• Menjahit trakhea setelah kondisi penderita stabil
2. Cedera Trakea dan Bronkus di Daerah Thorax
• Bronkhus cedera 2 cm distal karina,
Gejala Klinik
laserasi intrapleural  dyspnoe persisten, pneumothorax yang tidak
membaik jika diberikan chest tube
ruptur ekstrapleural ke mediastinum  pneumomediastinum dan
emfisema subkutan
Terapi:
Cedera pada pada bronkhus memerlukan operasi lobektomi
dan pneumonektomi, dan mortalitas sekitar 60 %
• Radiologi
• Dapat ditemukan
• pneumothorax, hemothorax, Efusi pleura
• Emfisema subkutan
• Fraktur costae ipsilateral 1 to 5
• Peribronchial air and
• Deep cervical emphysema; radiolucent line along prevertebral
fascia (early and reliable sign)
• “Fallen lung” refers to a pattern of lung collapse sometimes seen
with these injuries. The lung collapses laterally with a medial
pneumothorax.
CEDERA PADA PEMBULUH
DASAR BESAR
• 90 % trauma tajam jantung
• 80-90 % ruptur aorta = kematian tinggi/ langsung † di
tempat
• Gejala klinik ruptur aorta:
• tekanan darah yang asimetri pada ekstermitas atas
• Widened pulse pressure
• Kontusio pada dinding dada
• Nyeri pada scapula posterior
Cedera Esofagus
- traumatik
- spontan
- karsinoma
Isi esofagus/gaster mengisi mediastinum terjadi infeksi berat,
iritasi bahan kimia, kerusakan struktur mediastinum, udara
dalam mediastinum
Diagnosis:
Trias Makler: panas, nyeri dan tachikardi
PD: krepitasi dan ronchi kering pada mediastinum
Cedera Diafragma
• 1-3% dari cedera toraks
• adanya kompresi pada dinding dada atau tekanan intra abdominal
meningkat
• Gejala: nyeri abdomen dan keluhan pernafasan.
Pasang NGT dan foto toraks
Terapi: Laparotomy
Bila > 1 bulan Torakotomi
Indikasi pemasangan chest tube

• Setiap pneumothorax

• Sucking chest wound

• Acute hematothorax  untuk monitoring thorax bleeding

• Chronic hematothorax (>48jam)


Indikasi thoracotomy

1. Cardiac tamponade terutama pada trauma tumpul dan


penetrating
2. Luka lebar dinding thorax
3. Luka tembus anterior maupun superior mediastinum
4. Trauma transmediastinal (misal esofagus atau pembuluh darah
besar), kemudian dilakukan bronchoscopy
5. Continous/massive bleeding dari WSD atau chest tube
6. Massive air leak (kebocoran udara yang banyak)
7. Adanya luka di trachea atau bronchus
8. Ruptur diafragma
9. Ruptur aorta
Daftar Pustaka

• Baumgartner F, Shephard B, de Virgrilio c, et al. Tracheal and main


bronchial disruption after blunt chest trauma: presentation and
management. Ann Thorac Surg 1990;59; 569-74.
• Hill AB, Fleiszer DM, Brown RA. Chest trauma in a Canadian urban
setting-implications for trauma research in Canada. J Trauma
1991;31:971-81.
• Maggisano R, Cina C. Traumatic rupture of the thoracic aorta. In:
McMurtry RY, McLellan BA, (Eds). Management of blunt trauma.
Baltimore: Williams and Wilkins,1990:206-26

Anda mungkin juga menyukai