Anda di halaman 1dari 17

MIOMA UTERI

DENY GUSLIPTA NESIANDEKA


17360306

Pembimbing :
dr. RAYMON GINTING, Sp.OG.
PENDAHULUAN
 Mioma uteri dikenal juga dengan sebutan
fibromioma, fibroid, atau leiomioma merupakan
neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus
dan jaringan ikat.

 Tingginya kejadian mioma uteri pada wanita


antara usia 35 – 50 tahun, menunjukkan adanya
hubungan mioma uteri dengan estrogen.
DEFINISI

 tumor jinak otot polos uterus yang terdiri dari


sel-sel jaringan otot polos, jaringan pengikat
fibroid dan kolagen.
 Dapat disebut leiomioma, fibromioma atau
fibroid.
ANATOMI
• Uterus (rahim) merupakan organ
yang tebal, berotot, berbentuk buah
pir, yang sedikit gepeng kearah muka
belakang, terletak di dalam pelvis
antara rektum dibelakang dan
kandung kemih di depan.
• Ukuran 7-7,5 cm lebar di atas 5,25
cm, tebal 1,25 cm. Berat uterus
normal lebih kurang 57 gram.
• Uterus dibagi: Fundus Uteri (dasar
rahim) , Korpus Uteri , Serviks Uteri
• Dinding uterus dibagi: Endometrium,
Miometrium, Lapisan serosa
(peritoneum viseral)
ETIOLOGI

 Belum di ketahui
Faktor yang mempengaruhi tumbuhnya mioma
uteri:
 Teori stimulasi estrogen

 Umur: Proporsi mioma meningkat pada usia 35-


45 tahun.
 Paritas

 Faktor Ras dan Genetik:


EPIDEMIOLOGI
 Di Indonesia angka kejadian mioma uteri ditemukan
2,39% - 11,87% dari semua penderita ginekologi yang
dirawat.
 Penelitian Baird di Amerika Serikat tahun 2003 terhadap
1364 wanita dengan usia 35-49 tahun, 478 diantaranya
menderita mioma uteri yaitu dengan proporsi 35%.21
Penelitian Sela-Ojeme di London Hospital pada tahun 2008
melaporkan proporsi penderita mioma uteri sebanyak
14,06% yaitu 586 orang dari 2.034 kasus ginekologi
KLASIFIKASI

 Menurut tempat di
uterus dan menurut
arah pertumbuhannya
:
1. Mioma intramural
2. Mioma subserosa
3. Mioma submukosa
MENIFESTASI KLINIS
 Perdarahan abnormal (pada mioma submukosa) :
menorraghia, metrorraghia atau
menometrorraghia.
 Rasa nyeri pada perut bagian bawah dan
pinggang
 Tanda-tanda penekanan

 Infertilitas

 Abortus

 Gejala sekunder : anemia, gangguan ginjal.


PATOFISIOLOGI
DIAGNOSIS
Anamesa:
 Perdarahan

 Rasa nyeri

 Gangguan berkemih

 infertilitas
DIAGNOSIS….
Pemeriksaan fisik :
1. Dengan pemeriksaan dalam
2. Uterus yang besar dapat diPalpasi pada abdomen
bagian bawah

Pemeriksaan laboratorium
1. Anemia, Hb < 12 g/dl
2. Gangguan fungsi ginjal, ureum dan kreatinin
meningkat.

Pemeriksaana penunjang
1. USG
2. Sitologi : menentukan tingkat keganasannya.
3. Laparoskopi: untuk mengetahui ukuran dan
lokasi tumor
4. Kuretase, akan mendeteksi adanya fibroid
subserous.
DIAGNOSIS BANDING
 Ca endometrium
 Endometrioosis
KOMPLIKASI
 Mengurangi kemungkinan hamil
 Degenerasi keganasan

 Kemungkinan abortus bertambah

 Menghalangi jalan lahirnya bayi

 Inersia uteri/atonia uteri

 Perdarahan masif
PENATALAKSANAAN
Penanganan konservatif
1. Observasi periodik setiap 3 – 6 bulan

2. Monitor Hb

3. Pemberian zat besi

4. Penggunaan agonis GnRH.

Penanganan operatif
1. Miomektomi

2. Histerektomi

3. Kuretase
PROGNOSIS
 Ad bonam
KESIMPULAN

 Mioma uteri sejenis neoplasma yang berasal dari


otot polos dan jaringan ikat yang dipengaruhi
oleh hormon estrogen.

 Muncul pada usia produksi

 Penanganan mioma dibagi menjadi konservatif


dan operatif tergantung status present pasien.

Anda mungkin juga menyukai