Anda di halaman 1dari 39

LIMFOMA MALIGNA

REFERAT

Riawanti 030.13.166
Dimas Bambang F. 030.14.053
Limfoma Maligna
01 Pendahuluan

02 Tinjauan Pustaka

03 Kesimpulan

04 Daftar Pustaka
Pendahuluan
Latar Belakang

Limfoma Maligna

Tumor primer kel.


Limfa Indonesia
Keganasan jaringan Ke-6 tersering
limfa di organ lain Terus meningkat

Sering ditemukan dalam


stadium lanjut
DIAGNOSA DINI
SANGAT PENTING
Tinjauan Pustaka
Anatomi Kelenjar Limfe
Definisi

Neoplasma ganas primer pada kelenjar limfe


dan jaringan limfatik organ lainnya
Epidemiologi
• Pada tahun 2002, tercatat 62.000 kasus LH di seluruh dunia.
• Pria lebih sering terjadi daripada wanita, dengan distribusi usia antara 15-34
tahun dan di atas 55 tahun.

60% 40%

>
Klasifikasi
Nodular Sclerosis

Limfoma
Hodgkin Lymphocyte Predominance

Lymphocyte Depletion
Limfoma
Maligna Mixed Cellularity

Limfoma B-Cell neoplasm


Non-Hodgkin
T-Cell & NK cell neoplasma
Histopatologi
SEL REED-STERNBERG

Limfoma Hodgkin Limfoma Non Hodgkin


Etiologi

Etiologi
Infeksi (EBV, HTLV-1, HCV, KSHV, H. pylori)

:
Inflamasi kronis e.c peny. autoimun

Faktor lingkungan, ex: pajanan bahan kimia

Genetik
Patofisiologi
Manifestasi Klinis
LIMFOMA HODGKIN LIMFOMA NON-HODGKIN
• Asimtomatik limfadenopati • Asimtomatik limfadenopati
• Gejala sistemik (demam intermitten, • Gejala sistemik (demam intermitte
keringat malam, BB turun) n, keringat malam, BB turun)
• Nyeri dada, batuk, napas pendek • Mudah lelah
Anamnesis
• Pruritus • Gejala obstruksi GI tract dan Urina
• Nyeri tulang atau nyeri punggung ry tract.

• Teraba pembesaran limonodi pad • Melibatkan banyak kelenjar perifer


a satu kelompok kelenjar (cervix, a
• Cincin Waldeyer dan kelenjar mes
xilla, inguinal)
enterik sering terkena
• Cincin Waldeyer dan kelenjar mese • Hepatomegali & Splenomegali
nteric jarang terkena
• Massa di abdomen dan testis
Pemeriksaan • Hepatomegali & Splenomegali

Fisik • Sindrom Vena Cava Superior


• Gejala susunan saraf pusat (degen
erasi serebral dan neuropati)
Diagnosa Banding

• Citomegalovirus
• Mononukleosis infeksiosa
• Ca paru
• Arthritis rheumatoid
• Sarkoidosis
• Serum sickness
• Sifilis
• SLE
• Toxoplasmosis
• Tuberculosis
Limfoma Hodgkin
Gambaran Histopatologi
 Sel Reed Sternberg
 Klasifikasi Rye
1. Limfositik Predominan
2. Sel Campuran/MC
3. Deplesi Limfositik/LD
4. Nodul Sklerosis/NS
Manifestasi Klinis
 Limfadenopati asimptomatik
 Demam
 Keringat malam hari,
 BB turun
 Lab : anemia normokromiknormositik, neutrofilia, leukositosis,
limfositopeni, eosinofilia, monositosis, LED ↑
Penegakan Diagnosa
Pemeriksaan fisik ditemukan adanya pembesaran kelenjar limfe

Lab darah lengkap: DR, LED, fungsi hati & ginjal, alkali fosfatase

Biopsi kelenjar limfe

Foto polos thorax maupun scanning

Scanning abdomen, pelvis, atau MRI

Limfogram

Laparotomi

Aspirasi sumsum tulang

Scanning tulang
Stadium
Klasifikasi Ann Arbor

Stadium Karakteristik

I Pembesaran kelenjar limfe regional tunggal (I) atau pembesaran organ ekstra

limfatik tunggal atau sesisi (Ie)

II Pembesaran kelenjar limfe regional dua atau lebih yang masih sesisi dengan

diafragma (II) atau pembesaran organ ekstra limfatik satu sisi atau lebih yang

masih sesisi dengandiafragma

III Pembesaran kelenjar limfe pada kedua sisi diafragma (III) disertai dengan

pembesaran limpa (IIIs) atau pembesaran organ ekstra limfatik sesisi (IIIe) atau ke

dua sisi (IIIse)

IV Pembesaran organ ekstralimfatik dengan atau tanpa pembesaran kelenjar limfe


Suffix suffix
A Tanpa gejala B
B Terdapat salah satu gejala di bawah ini:
• Penurunan BB lebih dari 10% dalam kurun waktu 6 bulan sebe
lum diagnosis ditegakkan yang tidak diketahui penyebabnya
• Demam intermitten > 38° C
• Berkeringat di malam hari

X Bulky tumor yang merupakan massa tunggal dengan diameter > 10 cm,
atau, massa mediastinum dengan ukuran > 1 /3 dari diameter transthoracal
maximum pada foto polos dada PA
Tatalaksana
• Kemoterapi
• Protokol MOPP (nitrogen mustard, onkovin, prednisone,
prokarbasin)
• ABVD (adriamisin, bleomisin, vinblastine, dekarbasin)
• COPP (siklofosfamid, onkovin, prokarbasin, prednisone)
• Radiasi dosis rendah pada tempat terbatas
• Terapi suportif lain

Pengobatan
• Stadium I : Radioterapi
• Stadium II : Radioterapi dengan/tanpa kemoterapi
• Stadium III dan IV : Kemoterapi
Prognosis
Prognosis limfoma hodgkin ditentukan oleh :
• Serum albumin < 4 g/dL
• Hemoglobin < 10.5 g/dL
• Jenis kelamin laki-laki
• Stadium IV
• Usia 45 tahun ke atas
• Jumlah sel darah putih > 15,000/mm3
• Jumlah limfosit < 600/mm3 atau < 8% dari total jumlah sel darah putih
Limfoma Non-Hodgkin
Gambaran Histopatologi
 Rappaport (R) → dasar btk morfologi, makin mendekati bentuk li

mfosit kecil dianggapsel yang berdiferensiasi baik dan sebaliknya


 Kiel (K) → derajat keganasanrendah & tinggi
 Working Formulation (WF) → low, intermediate, hig
h grade lymphomas
 Klasifikasi sangat kompleks
 Gambaran histologikada 3 katagori
1. Limfoma burkitt (K) atau small non cleaved (WF)
2. Limfoblastik (WF) non burkitts (K)
3. Imunoblastik dan sentroblastik (K) atau large cell (WF)
KIEL RAPPAPORT WORKING FORMULA

High grade High grade

Limfoblastik burkitt d Diffuse undiferentiate Small non cleaved cell


an bentuk lainnya d (burkitt’s dan non b
urkitt’s)

Limfoblastik konvulated Limfoblastik difuse Limfoblastik

Limfoblastik nonklasifikasi

Imunoblastik Histiositik difuse Imunoblastik sel besar

Sentroblastik Intermediate grade

Difus sel besar


Gambaran Klinis
 Massatumor (intraabdominal, thorakal / mediastinal)
 Nyeri, disfagi, sesak napas, pembengkakandi daerah leher, muka
, sekitar leher akibat adanya obstruksi vena cava superior, limfa
denopati,
 Hepato-splenomegali memperlihatkan adanya keterlibatan sums
um tulang
 SSP
 Darahtepi kadang masihdbn
 KadarLDH dan asam urat tinggi krn tumor lisisdan maupun nekro
sisjaringan
Stadium
Keterlibatan/Penampakan
Stadium
I Kanker mengenai 1 regio kelenjar getah bening atau 1 organ ekstralimfatik (IE)

II Kanker mengenai lebih dari 2 regio yang berdekatan atau 2 regio yang letaknya berjauhan tapi
masih dalam sisi diafragma yang sama (IIE)
III Kanker telah mengenai kelenjar getah bening pada 2 sisi diafragma ditambah dengan organ ekstralimfatik (IIIE) at
au limpa (IIIES)
IV Kanker bersifat difus dan telah mengenai 1 atau lebih organ ekstralimfatik
Suffix
A Tanpa gejala B
B Terdapat salah satu gejala di bawah ini:
Penurunan BB lebih dari 10% dalam kurun waktu 6 bulan sebelum diagnosis ditegakkan yang tidak diketahui peny
ebabnya
Demam intermitten > 38° C
Berkeringat di malam hari

E Satu organ ekstranodal di area dekat kelenjar limfe


X Bulky tumor yang merupakan massa tunggal dengan diameter > 10 cm, atau , massa mediastinum dengan ukuran >
1/ dari diameter transthoracal maximumpada foto polos dada PA
3
Penegakkan Diagnosis

DIAGNOSIS

Anamnesis: Px Penunjang:
Px Fisik
Pajanan, infeksi, dem DL, Kimia darah,
am, keringat malam, Sist.
Ro thorax, CT Sc
berat badan turun Limfatik
an, Biopsi
Penatalaksanaan
• Pembedahan
• Radioterapi
• Kemoterapi
• Imunoterapi
• Transplantasi sumsum tulang
Komplikasi

Pertumbuhan
Kemoterapi:
kanker:

Pansitopenia,
Infeksi, Pansitopenia,
Kelainan pada jantung, Mual dan muntah,
Kelainan pada paru-paru, Neuropati,
Sindrom vena cava superior, Dehidrasi,
Kompresi pada spinal cord, Toksisitas jantung akibat
Kelainan neurologis, penggunaan doksorubisin
Obstruksi
Prognosis
Prognosis limfoma non Hodgkin ditentukan oleh :
• Usia (>60 tahun)
• Ann Arbor stage (III-IV)
• Hemoglobin (<12 g/dL)
• Jumlah area limfonodi yang terkena (>4)
• Serum LDH (meningkat)
Kesimpulan
 Limfoma maligna adalah tumor ganas primer dari kelenjar limfe dan jaring
an limfatikdiorgan lainnya.

 Limfoma maligna terbagi menjadi 2 golongan besar, yaitu limfoma Hodgkin


dan limfomanon-Hodgkin.

 Hal yang diduga berperan sebagai penyebab Limfoma maligna antara lain in
feksi, faktor lingkungan, inflamasi kronis karena penyakit autoimun, fakto
rgenetic.

 Diagnosis limfoma maligna ditegakan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik


dan pemeriksaanpenunjang.

 Penatalaksanaan limfoma maligna meliputi pembedahan, radioterapi, kem


oterapi, imunoterapi,dan transplantasi sumsum tulang belakang.

 Komplikasi limfoma maligna meliputi komplikasi dari pertumbuhan penya


kitnyasendiridan komplikasi dari kemoterapi.
Daftar Pustaka
 Lash, Bradley W, MD. 2014. Hodgkin Lymphoma. Emedicine:Medscape http://emedicine.medscape.com/article/201
886-

overview. [21 Juli2014].


Rectangelo, Ann. 2005. Malignant Lymphoma. http://www.healthline.com/galecontent/malignant-lymphoma/. [21

Juli 2010].

 Price, S.A dan Wilson, L.M. 2005. “Pathophysiology: Clinical Concepts of Disease Processes, Sixth Edition”. Alih bah
asa

Pendit, Hartanto, Wulansari dan Mahanani. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit Edisi 6. Jakarta:EGC

 Reksodiputro, A. dan Irawan, C. 2006. “Limfoma Non-Hodgkin”. Disunting oleh Sudoyo, Setyohadi, Alwi, Simadibra
ta, dan

Setiati. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

 Kumar, Abbas, dan Fausto. 2005. Phatologic Basis of Diseases 7th Edition. Philadelphia: Elsevier& Saunders

 Vinjamaram, S. 2010. Lymphoma, Non-Hodgkin. [serial online]. http://emedicine.medscape.com/article/203399-over


view.

[25 Juli 2010].

 Berthold, D. dan Ghielmini, M. 2004. Treatment of Malignant Lymphoma. Swiss Med Wkly (134) : 472-480.

Boediwarsono, 2000. PROBLEM OF MALIGNANT LYMPHOMA MANAGEMENT IN INDONESIA. Folia Medica I

ndonesiana, April XXXVI.

 Desen, Wan. 2011. Buku Ajar Onkologi Klinis Edisi 2. Jakarta:Balai Penerbit FKUI.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai