◦ Anatomic: enlargement of
the gland (BPE = Benign
Prostatic Enlargement)2
◦ Pathophysiologic:
compression of urethra and `
BOO
Obstruction
LUTS/
compromise of urinary flow Bother
(BOO = Bladder
Outlet Obstruction)2
1. American Urological Association Research and Education Inc. BPH Guidelines 2003.
2. Nordling J et al. In: Chatelain C et al, eds. Benign Prostatic Hyperplasia. Plymouth,
UK: Health Publication Ltd; 2001:107166.
Epidemiologi
• 1500 B.C (papirus mesir)
BPH obstruksi saluran kencing
• WHO : tahun 2000 terdapat ± 600 juta penderita BPH
400 juta di negara industri
200 juta di negara berkembang
• Pria pada usia :
Dekade 5 : ± 50% BPH
Dekade 6 : ± 60% BPH
Dekade 7 : ± 70% BPH
Dekade 8 : ± 90% BPH
• Merupakan penyakit urologi terbanyak ke-2 setelah
urolithiasis
Usia terbanyak 60 – 70 tahun
75% dengan retensio urine
Epidemiologi
Etiologi
• Penyebab pembesaran kelenjar prostat belum
diketahui secara pasti.
• Tetapi hingga saat ini dianggap berhubungan dengan
proses penuaan yang mengakibatkan penurunan
kadar hormon pria, terutama testosteron.
•• Dihidrotestosteron
Dihidrotestosteron
55 reduktase
reduktase DHT
DHT ++ Androgen
Androgen
reseptor
reseptor
Proliferasi
Proliferasi sel
sel prostat
prostat
Gejala Penyakit
• Tidak semua BPH menimbulkan gejala. Sebuah
penelitan pada pria berusia di atas 40 tahun,
sesuai dengan usianya, sekitar 50% mengalami
hiperplasia kelenjar prostat secara histopatlogis.
• Dari jumlah tersebut, 30-50% mengalami LUTS,
yang juga dapat disebabkan oleh kondisi lain
Penyebab LUTS pada Pria
Gejala Penyakit
• Adapun gejala dan tanda yang tampak pada pasien
dengan Benigna Prostat Hiperplasi:
▫ Sering buang air kecil dan tidak sanggup menahan buang
iar kecil, sulit mengeluarkan atau menghentikan urin.
Mungkin juga urin yang keluar hanya merupakan tetesan
belaka.
▫ Sering terbangun waktu tidur di malam hari, karena
keinginan buang air kecil yang berulang-ulang.
▫ Pancaran atau lajunya urin lemah
▫ Kandung kemih terasa penuh dan ingin buang iar kecil lagi
▫ Pada beberapa kasus, timbul rasa nyeri berat pada perut
akibat tertahannya urin atau menahan buang air kecil.
• Terdapat beberapa metode kuisioner yang
tersedia saat ini bagi para klinisi untuk mengukur
tingkat gejala saluran kemih bagian bawah, Sakah
satunya adalah International Prostate Symptom
Score (IPSS), yang dikembangkan oleh American
Urological Association.
• IPSS digunakan untuk menilai beratnya gejala,
dan bukan merupakan faktor diagnostik untuk
menegakkan adanya BPH.
Derajat gejala saluran
kemih bagian bawah
dikelompokkan
menjadi tiga,
• nilai 0-8 derajat
ringan,
• 9-19 derajat sedang,
• 20 ke atas derajat
berat.
Klasifikasi BPH