Anda di halaman 1dari 19

Disiapkan oleh :

Wahdaniah
 Kesalahanpada hasil pemeriksaan
hemostasis dapat mengakibatkan
perdarahan atau kesalahan diagnosis.

 kesalahan yang terjadi pada tahap


praanalitik meliputi kesalahan pada :
persiapan pasien, pengambilan bahan,
penyimpanan dan pengiriman bahan.
Persiapan
pasien

Pengiriman Kesalahan Pengambilan


bahan Praanalitik bahan

Penyimpanan
1. Sebelum pengambilan darah disiapkan
formulir pemeriksaan dan cek identitas
pasien meliputi nama, umur, jam
pengambilan bahan, alamat, telp, obat
yg diminum.
2. Pd fungsi vena hindari stres, krn
meningkatkan vWF, faktor VIII, faktor I
aPTT memendek krn faktor tsb merup.
Protein fase akut.
3. Pasien puasa utk menghindari
kekeruhan plasma jk menggunakan alat
dgn sistem optik.

4. Faktor fisiologik seperti penyuntikan


adrenalin, latihan berat, dan kehamilan
dapat meningkatkan faktor VIII.
5. Adanya busa krn pencampuran darah
dan sitrat menyebabkan denaturasi
faktor pembekuan (I, V, dan VIII)

6. Kehamilan meningkatkan aktifitas


koagulasi

7. Transfusi darah atau plasma merubah


susunan darah.
 Antikoagulan yang disarankan adalah
trisodium sitrat. Konsentrasi 0,105-0,109
mol/L , (1:9)

1 bagian antikoagulan ditambahkan 9


bagian darah vena.

 Penggunaan trisodium sitrat 0,129 mol/L


tidak disarankan lagi
 Heparinakan menyebabkan uji aPTT (uji
masa tromboplastin parsial teraktivasi)
memanjang.

 Warfarin
akan menyebabkan uji masa
protrombin memanjang

 Obat golongan aspirin, anti radang dan


anti inflamasi dapat menghambat
agregasi trombosit.
 Pemberian
vitamin K dapat
mempengaruhi uji PT dan APTT.

 Pil
KB dapat mempengaruhi faktor
pembekuan seperti fibrinogen,
protrombin, faktor VII, VIII, IX, X dan XII.
agregasi trombosit dan daya lekat
trombosit
 Darah diambil menggunakan semprit atau
tabung vakum, sebaiknya pada vena mediana
cubiti.

 Pada uji fibrinolisis bendungan seminimal


mungkin, karena stasis vena dapat menyebabkan
pelepasan komponen fibrinolitik ke dalam vena.

 Jarum vang dipergunakan no. 21 pada bayi no. 22


atau 23. Pengambilan darah melalui kateter vena
harus dibuang dahulu beberapa mL atau dibilas
dengan menggunakan cairan infus sebanyak 5-
10 mL.
 Darah yang diperoleh tidak boleh
mengandung bekuan karena akan terjadi
konsumsi faktor pembekuan invitro, aktivasi
faktor pembekuan darah, aktivasi trombosit
dan penglepasan isi granula trombosit.
 Untukmenghindarkan hal ini segera setelah
darah ditampung, isi tabung dicampur
merata dengan membalikkan isi tabung
minimal 5 kali (8x)dan tidak boleh dikocok
karena dapat menimbulkan hemolisis atau
aktivasi trombosit.
 Untuk pemeriksaan jumlah trombosit dipakai darah
K3EDTA sebaiknya menggunakan tabung vakum.
Untuk menilai mean platelet volume (MPV) dan
platelet distribution widtn (PDW) sebaiknya
dilakukan secepatnya setelah bahan-ditampung.
 Pemeriksaan sediaan hapus darah tepi dipakai untuk
menilai adanya penggumpalan trombosit. Oleh
karena itu dipakai darah K3EDTA untuk membuat
sediaan hapus, karena antikoagulan EDTA
mengganggu agregasi trombosit, sehingga trombosit
tersebar merata dalam sediaan. Dalam keadaan
normal jumlah trombosit dalam sediaan hapus
berkisar 3-8 trombosit/100 eritrosit.
 Untuk darah dengan nilai hematokrit > 55% nilai
masa protrombin (PT) dan activated partial
thromboplastin time (APTT) akan memanjang
bila menggunakan natrium sitrat 3,8%
dibandingkan dengan 3,2%. Keadaan ini
disebabkan karena efek pengenceran dari
antikoagulan cair yang berlebih dan konsentrasi
berlebihan dari sitrat. Kelebihan sitrat tersebut
akan diikat oleh kalsium serum, sehingga
kebutuhan CaCl2 lebih banyak dari seharusnya,
yang mengakibatkan uji koagulasi memanjang
palsu.
 Bila nilai hematokrit > 55% uji PT dan
APTT akan dipengaruhi, oleh karena itu
volume antikoagulan yang dipakai harus
disesuaikan akibat perubahan volume
plasma

Bahan untuk pemeriksaan hemostasis
ada yang menggunakan PPP atau PRP.
Plasma harus segera dipisahkan dari selnya
dengan menggunakan pipet plastik atau
pipet kaca yang telah dilapisi silikon.
Tabung penampung plasma sitrat harus
terbuat dari non activating material seperti
polyprophylene plastic, tabung kaca yang
dilapisi silikon harus tertutup rapat untuk
menghindari perubahan pH plasma dan
penguapan.
Umumnya pemeriksaan hemostasis sering
dirujuk ke laboratorium lain, untuk itu perlu
diketahui cara pengiriman bahan dan lamanya
penundaan bahan pemeriksaan :
 darah K3EDTA yang dipakai untuk menilai MPV
dan PDW jangan melebihi 20 menit setelah darah
diambil karena akan meningkatkan kedua nilai
tersebut. Untuk j umlah trombosit darah K3EDTA
dapat ditunda sampai 24 ,jam, bila disimpan
pada suhu kamar atau pada suhu 4°C
.
 darah sitrat harus segera dipisahkan dan plasma
segera dikirim ke laboratorium, untuk menghindari
kerusakan dari faktor pembekuan labil seperti F V
dan F VIII darah sitrat harus dipusing segera,
pemeriksaan sudah selesai dalam waktu 2 jam
setelah pengambilan.
 Bila ditunda pemeriksaannya 2-4 jam harus
disimpan dalam keadaan dingin 2-4°C atau
dibekukan dengan suhu -70°C, dengan waktu
penundaan 6 bulan.
Plasma yang telah dibekukan -70°C dicairkan pada
suhu 37°C dan pemeriksaan harus segera dilakukan
Alat yang dipakai untuk pemeriksaan
hemostasis sebaiknya menggunakan tabung
vakum dan pipet (tips) vang disposable.
Apabila memakai alat yang tidak
disposable, alat yang telah dipakai harus
dicuci, kemudian direndam dalam larutan
HCl 3M, dibilas l0x dengan air ledeng dan
kemudian dibilas dengan air suling atau
eionized water, sehingga tidak ada HCl
yang tersisa dalam alat tersebut.

Anda mungkin juga menyukai