Anda di halaman 1dari 23

OBAT-OBAT PENGENDALI KEASAMAN

LAMBUNG SERTA PENGOBATAN ULSER


PEPTIK DAN PENYAKIT REFLUKS
GASTROESOFAGUS
Sekresi asam lambung adalah suatu proses kompleks
dan berkesinambungan yang dikendalikan oleh
berbagai faktor sentral (neural) dan perifer
(endokrin dan parakrin). Setiap faktor turut
berkontribusi pada peristiwa fisiologis akhir, yaitu
sekresi H+ oleh sel-sel parietal yang terletak
dibadan dan fundus lambung .
OBAT-OBAT PENSUSPENSI
PRODUKSI ASAM LAMBUNG

1. INHIBITOR POMPA PROTON


Sifat Kimia,sifat Farmakologi,dan Mekanisme Kerja
senyawa-senyawa ini merupakan obat paling efektif yang
digunakan dalam terapi antiulser dan sangat populer didunia
selama dekade terakhir ini. Beberapa inhibitor pompa proton
yang dapat digunakan secara klinis :
omeprazole,lanzoprazole,rabeprazole, dan pantoprazole.
Obat-obat itu merupakan a-piridilmetilsulfinil benzimidazol
dengan substituen yang berbeda pada gugus benzimidazol.
Sifat-sifat farmakologinya sama. Omeprazol secara selektif
menghambat karbonat anhidrase mukosa lambung, yang
kemungkinan turut berkontribusi terhadap sifat supresi
asamnya.
Farmakokinetik . Inhibitor pompa proton tidak stabil pada
pH rendah. Bentuk sediaan oral (“pelepasan tertunda”)
tersedia dalam bentuk granul salut enterik terenkapsulasi
dalam cangkang gelatin (omeprazole & lanzoprazole) atau
sebagai tablet salut enterik (pantoprazole & rebeprazole).
Granul-granul ini hanya dapat melarut pada pH basa,
sehingga mencegah penguraian obatoleh asam di esofagus
dan lambung. Inhibitor pompa proton diabsorbsi dengan
cepat, banyak terikat pada protein, dan dimetabolisme
secara ekstensif di hati oleh sistem sitokrom P450.
Penggunaan Terapeutik. Indikasi terapeutik utama
antagonis reseptor-H2 adalah untuk mempercepat
penyembuhan lambung dan duodenal, untuk pengobatan
GERD komplikasi, dan untuk profilaksi ulser stres.
Reaksi Merugikan Dan Interaksi Obat. Secara
keseluruhan, insiden reaksi merugikan yang timbul
akibat pemakaian antagonis reseptor-H2 adalah rendah
(<3%). Efeksamping yang terjadi umumnya ringan
meliputi diare, sakit kepala, mengantuk, kelelahan, nyeri
otot dan konstipasi. Interaksi obat antagonis reseptor-H2
terutama terjadi dengan simetidin,hal ini merupakan
faktor penting yang menyebabkan penggunaan simetidin
lebih disukai daripada antagonis reseptor-H2 .
3. ANALOG PROSTAGLANDIN: MISOPROSTOL
Sifat Kimia,sifat Farmakologi, Dan Mekanisme Kerja
prostaglandin (PG)E2 dan PGI2 adalah prostaglandin yang disintesis
oleh mukosa gastrik ; senyawa-senyawa ini menghambat produksi
asam dengan cara berikatan dengan reseptor EP3 pada sel-sel
parenteral.ikatan prostaglandin dengan reseptor menyebabkan
penghambatan adenilil siklase dan penurunan kadar AMP siklik
intrasel. PGE juga dapat mencegah terjadinya luka lambung berkat
efek sitoprotektifnya, yang meliputi atimulasi sekresi musin dan
bikarbonat serta peningkatan aliran darah mukosa; namun supresi
asam tampaknya merupakan efeknya yang paling penting
Farmakokinetik. Misoprostol diabsorbsi dengan cepat dan
mengalamimetabolisme linta-pertama yang ekstensif dan cepat
membentuk asam misoprostol (asam bebasnya). Yang merupakan
metabolit utama obat dan bersifat aktif. Beberapa pengubahan ini
dapat terjadi di sel-selparietal. Setelah dosis tunggal diberikan,
penghambatan produksi asam dapat terlihatt dalam waktu 30 menit,
mencapai puncak setelah 60 sampai90 menit, dan bertahan dalam
waktu 3 jam.
Reaksi Merugikan. Efek samping misoprostol
yang paling sering dilaporkan adalah diare,
dengan arat tanpanyeri dan kram abdomen, yang
dapat muncul pada 30% pasien. Diare yang
tampaknya merupakan respons bergantung-
dosis, terlihat sekitar2 minggu setelah awal
terapi dan seringkali sembuh secara spontan
dalam waktu seminggu.
Penggunaan Terapeutik. Sekarang ini
misoprostol telah disetujui penggunaannya oleh
United States Food and Drug Administration
(FDA) untukpencegahan luka mukosa akibat
obat-obat antiradang nonsteroid.
4. SUKRALFAT
Sifat Kimia,sifat Farmakologi, Dan Mekanisme
Kerja
pada kondisi adanya kerusakan yang disebabkan oleh
asam, hidrolisis protein mukosa yang diperantarai oleh
pepsin turut berkontribusi terhadap terjadinya erosi dan
ulserasi mukosa.prosesini dapat dihambat polisakarida
bersulfat. Karena diaktivasi oleh asam maka disarankan
agar sukralfat digunakan pada kondisi lambung kosong
satu jam sebelum makan bukan setelah makan; selain itu
harus dihindari penggunaan antasid dalam waktu 30
menit setelah pemberian sukralfat.
Reaksi Merugikan.efek samping yang paling sering
dilaporkan adalah konstipasi (2%). Sejumlah kecil
alumunium dapat diabsorbsi pada penggunaan sukralfat,
karenanya perhatian khusus perlu diberikan pada pasien
yang mengalami gagal ginjal, yang beresiko terhadap
kelebihan alumunium.
5. Antasid
meskipun antasid telah lama digunakan sejak zaman dahulu,kini antasid
jarang diresepkan oleh dokterkarena tersedianya obat lain yang lebih
efektif serta lebih nyaman digunakan. Meskipun demikian obat-obat ini
masih digunakan oleh pasien untuk berbagai indikasi, karena itu tenaga
medis profesional perlu memahami sifat-sifat farmakologinya. Kegunaan
antasid dipengaruhi oleh laju disolusi bentuk sediaan, reaktivitasnya
terhadap asam, efek fisiologi kation, kelarutan dalam air, serta ada atau
tidaknya makanan didalam lambung.
Antasid dibersihkan dari lambung kosong dalam waktu 30 menit dengan
jumlah kandungan yang diabsorbsi bervariasi. Antasid yang
mengandung alumunium,kalsium, dan magnesium, absorbsinya kurang
sempurna dibandingkan antasid yang mengandung NaHCO3 . Antasid
yang ternetralisir dapat menyababkan alkalosis dengan memungkinkan
terjadinya absorbsi NaHCO3 endogen yang dapat dicegah dengan
penambahan penetralisasi eksogen yang diekuivalen kesaluran
gastrointestinal.
6. OBAT-OBAT LAIN
Obat-obat Yang Mensupresi Produksi Asam.
Senyawa antikolinergik pirenzepin dan telenzepin dapat
mengurangi produksi asam basal sebanyak 40% hingga
50% dan telah digunakan dinegara-negara selain
Amerika Serikat selama beberapa dekade untuk
mengobati pasien ulser peptik.obat-obat tersebut dulu
dianggap bekerja sebagai antagonis reseptor kolinergik
M1 dan dapat mensupresi stimulasi neural produksi
asam.
Obat-Obat Sitoprotektif. Rebamipid digunakan
sebagai obat antiulser disebagian Asia. Obat ini
tampaknya memberikan efek sitoprotektif dengan
meningkatkan pembentukan prostaglandin dimukosa
lambung dan juga dengan menghilangkan jenis oksigen
yang reaktif.
GANGGUAN ASAM-PEPTIK KHUSUS
DAN STRATEGITERAPINYA

Penyakit Refluks Gastroesofagus


Penyakit refluks gastroesofagus (GERD) sering ditemukan di
Amerika Serikat dan diperkirakan bahwa satu dari lima
orang dewasa disana menderita gejala nyeri ulu hati
(heartburn) dan/atau regurgitasi sekurang-kurangnya
sekali dalam seminggu. Timbulnya GERD telah
meningkat dalam beberapa dasawarsa terakhir; demikian
pula kasus adenokarsinoma esofagus (Lagergren,1999).
Meningkatnya laporan kejadian juga menghubungkan
GERD dengan gejala-gejala trakeopulmonari seperti
laringitis dan asma kronis, meskipun kaitan antara
penyebab dan efek masih kontroversional.
Terapi Gejala GERD Akut. Sasaran terapi GERD adalah
penyelesaian gejala secara menyeluruh dan penyembuhan
esofagitis.
Terapi Pemeliharaan GERD. Refluks esofagitis merupakan
suatu penyakit kronis dengan tingkat kekambuhan yang
tinggi setelah penghentian terapi. Beberapa ahli
menyarankan suatu pendekatan “step-down”, yakni untuk
mencoba dan mempertahankan remisi simptomatik
dengan menurunkan dosis inhibitor pompa proton atau
menggantinya dengan antagonis reseptor H2, namun
banyak pasien yang tetap membutuhkan inhibitor pompa
proton.beberapa penelitian menunjukkan bahwa inhibitor
pompa proton lebih baik dari antagonis reseptor H2 dalam
mempertahakan remisi pada refliks esofagitis.
Terapi Untuk Kompikasi GERD. struktur yang disebabkan oleh GERD
memberikan respons lebih baik terhadap inhibitor pompa proton
dibandingkan terhadap antagonis reseptor H2.
Penyakit Ulser Peptik. Patofisiologi penyakit ulser peptik dipahami
sebagai suatu ketidakseimbangan antara faktor pertahanan mukosa
(bikarbonat,musun,prostaglandin,nitrogen monoksida(NO),peptida-
peptida lain serta faktor pertumbuhan)dan faktor agresif9asamdan
pepsin).
Ulser Tanpa Kompliikasi:Gejala Akut dan Penyembuhan. inhibitor
pompa proton mendorong peredaan gejala ulser duodenum yang lebih
cepat serta proses penyembuhan yang lebih cepat daripada antagonis
reseptor H2 .
Ulser Disertai
Komplikasi:pendarahan
Gastrointestinal Akut. Terapi supresi
asam sudah sejak lama digunakan
pada pasien yang datang kerumah
sakit dengan tanda-tanda pendarahan
akut pada gastrointestinal bagian atas,
dan terapi ini hampir secara rutin
diresepkan. Secara teori, manfaat obat-
obat pensupresi asam pada kondisi ini
meliputi percepatan penyembuhan
ulser.
Ulser Tanpa Komplikasi: Terapi Pemeliharaan Serta
Pencegahan Dengan Obat-obat Pensupresi Asam. Dengan
adanya pembuktian bahwa H.pylori memainkan peran
etiopatogenik utama dalam sebagian besar ulser peptok, maka
pencegahan terhadap kekambuhan difokuskan pada
penyingkiran organisme tersebut dari lambung. Terapi supresi
asam jangka panjang yang dahulu merupakan terapi utama dalam
pencegahan ulser, kini hanya digunakan terutama pada pasien
yang negatif terhadap uji H.pylori, atau pada bebrapa kasus, pada
pasien yang mengalami komplikasi yang dapat membahayakan
nyawa.
Ulser Yang Disebabkan Oleh NSAID. Penggunaan
NSAID jangka panjang memiliki 2% sampai 4%
risiko berkembangnya ulser
simtomatik,pendarahan gastrointestinal, atau
bahkan perforasi.idealnya jika dimungkinkan
NSAID konvensional dihentikan sama sekali
dan/atau digantiinhibitor COX-2 selektif.
Ulser Akibat Stres. Ulser stres merupakan ulser
pada lambung atau duodenum yang biasanya
muncul dalam konteks trauma atau penyakit
sistemik atau SSP yang hebat. etio;logi ulser yang
berkaitan dengan stres ini sedikit berbeda dari
etiologi ulser peptik lain dan melibatkan asam
sebagaimana halnya iskemia mukosa.
Sindrom Zellinger-Ellison. Penderita sindrom ini mengalami
gastrinoma yang menyebabkan terjadinya sekresi asam dalam jumlah
besar. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya ulserasi
gastroduodenum yang parah serta konskeunsi lain akibat
hiperklorhidria yang tak terkontrol.inhibitor pompa proton jelas
merupakan obat pilihan pertama dan biasanya diberikan sebanyak
dua kali dosis ulser biasa, dengan sasaran terapi adalah menurunkan
sekresi asam dalam rentang 1 sampai 10 mmol/jam.
Dispepsia Non-Ulser. Istilah ini merujuk pada gejala mirip-ulse pada
pasien yang tidak menderita ulserasi gastroduodenum nyata.
Meskipun pengobatan empirik dengan obat pensupresi asam biasa
digunakan pada pasien dispepsia, namun tidak ada bukti meyakinkan
mengenai manfaatnya pada uji terkendali. Gangguan ini dapat
dianggap sebagai suatu manifestasi regional tipe hiperalgesia
viseralumum yang sama seperti yang terlihat pada penderita sindrom
iritasi usus.
• Terapi farmakologi gangguan asam peptik
telah mengalami kemajuan yang
mengesankan.
• Hal ini terjadi terutama berkat adanya
inhibitor pompaproton dan penemuan
H.pylori serta perannya dalam gangguan
asam-peptik.

Anda mungkin juga menyukai