Diagram Fasa Logam
Diagram Fasa Logam
OLEH :
Sugeng Slamet, MT
1
Materi Ilmu Logam
• Metalurgi fisik
• Struktur atom
• Perlakuan permukaan
• Pengendalian korosi logam
• Pembekuan pada logam
2
Diagram Fasa/diagram kesetimbangan fasa
(Equilibrium phase diagram)
Pada umumnya logam tidak berdiri sendiri atau keadaan murni,
tetapi lebih banyak dalam keadaan dipadu atau logam paduan
dengan kandungan unsur-unsur tertentu sehingga struktur yang
terdapat dalam keadaan setimbang pada temperatur dan tekanan
tertentu akan berlainan.
Fasa = bagian homogen dari suatu sistem yang memiliki sifat fisik
dan kimia yang seragam.
Jenis pemaduan:
1. Unsur logam + unsur logam
Contoh: Cu + Zn; Cu + Al; Cu + Sn.
2. Unsur logam + unsur non logam
Contoh: Fe + C. 5
Contoh-contoh pemaduan:
Water Alcohol
Oil
Water
Solution
Sugar
Saturated Syrup
Water
Excess Sugar
6
Pemaduan terjadi akibat adanya
susunan atom sejenis ataupun ada
distribusi atom yang lain pada
susunan atom lainnya.
Jika ditinjau dari posisi atom-atom Cu
yang larut, diperoleh dua jenis
larutan padat: Ni
1. Larutan padat substitusi
Adanya atom-atom terlarut yang
menempati kedudukan atom-atom Fe
pelarut. C
2. Larutan padat interstisi
Adanya atom-atom terlarut yang
menempati rongga-rongga diantara
kedudukan atom/sela antara. 7
Untuk mengetahui kelarutan padat suatu unsur dalam unsur lainnya,
Hume-Rothery mensyaratkan sebagai berikut:
1. Yang mempengaruhi terbentuknya jenis kelarutan ditentukan
oleh faktor geometri (diameter atom dan bentuk sel satuan).
Jenis kelarutan:
•A + B C (sel satuan sama)
(kelarutan yang tersusun disebut kelarutan sempurna)
Dimana sifat C sifat A atau B
•Jika A dan B memiliki sel satuan yang berbeda
a. A + B A’ (dimana A yang dominan)
B’ (dimana B dominan)
kelarutan yang tersusun disebut larut sebagian
b. A + B A + B (tidak larut)
8
2. Larut padat substitusi/interstisi ditentukan oleh faktor diameter
atom.
Jika perbedaan diameter atom yang larut dibandingkan atom pelarut
lebih kecil dari 15%, maka kelarutan yang terjadi adalah larutan
padat substitusi.
Jika perbedaan diameter atom yang larut dibandingkan atom pelarut
lebih besar dari 15%, maka kelarutan yang terjadi adalah larutan
padat interstisi.
3. Suatu hasil percampuran harus stabil
Stabilitas dari paduan dijamin oleh keelektronegatifan dan
keelektropositifan, makin besar perbedaan keelektronegatifan dan
keelektropositifan makin stabil, tetapi kalau terlalu besar
perbedaannya yang terjadi bukan larutan melainkan senyawa
(compound)
9
Pembentukan diagram fasa
Konstruksi pembentukan diagram
Hubungan antara temperatur, fasa
komposisi diplot untuk mengetahui
perubahan fasa yang terjadi.
Dengan memvariasikan komposisi dari
kedua unsur (0100%) dan kemudian
dipanaskan hingga mencair setelah itu
didinginkan dengan lambat (diukur
oleh dilatometer/kalorimeter), maka
akan diperoleh kurva pendinginan
(gambar a.). Perubahan komposisi
akan merubah pola dari kurva
pendinginan, titik-titik A, L1, L2, L3
dan C merupakan awal terjadinya
pembekuan dan B, S1, S2, S3 dan D
merupakan akhir pembekuan. Gambar
b. diagram kesetimbangan fasa Cu-Ni.
10
Garis liquidus = menunjukkan temperatur terendah dimana logam
dalam keadaan cair atau temperatur dimana awal terjadinya
pembekuan dari kondisi cair akibat proses pendinginan.
Garis solidus = menunjukkan temperatur tertinggi suatu logam
dalam keadaan padat atau temperatur terendah dimana masih terdapat
fasa cair.
11
Selain garis-garis tersebut titik-titik kritis dari keadaan cair dan
padat, juga menyatakan batas kelarutan maksimum unsur terlarut
didalam pelarutnya (maximum solubility limit).
• water-
sugar
system
14
Cooling Curve for Pure Metal
(a)
FIG. 3-50 (1) Heat pure metal to point Ta; (2) cooling of liquid metal a – b; (3) at
point b, pure metal starts to precipitate out of solution; (4) point c, pure metal
completely solid; curve from b to c straight horizontal line showing constant
temperature Tb-c because thermal energy absorbed in change from liquid to solid; (5)
more cooling of solid pure metal from c to d and temperature begins to fall again. 15
Cooling Curve for Pure Iron
(b)
FIG. 3-54 Allotropic forms of iron (three phases: bcc, fcc, bcc)
17
Cooling Curve for a Metal Alloy
(c)
FIG. 3-50 (c) Cooling curve for a metal alloy: (1) The alloy A-B heated to point a
(liquid phase, with both metals soluble in each other); (2) cooling of alloy in liquid
phase; (3) point b, solidification begins; (4) point c, solidification complete; sloped
b – c due to changing from liquid to solid over the temperature range Tb to Tc
because components A and B have different melting/cooling temperatures; (5)
further cooling from c to d of solid-state metal alloy. 18
Klasifikasi Diagram Kesetimbangan Fasa
1. Larut sempurna dalam keadaan cair dan padat.
2. Larut sempurna dalam keadaan cair, tidak larut dalam keadaan
padat (reaksi eutektik).
3. Larut sempurna dalam keadaan cair, larut sebagian dalam keadaan
padat (reaksi eutektik).
4. Larut sempurna dalam keadaan cair, larut sebagian dalam keadaan
padat (reaksi peritektik).
5. Larut sempurna dalam keadaan cair, tidak larut dalam keadaan
padat dan membentuk senyawa.
6. Larut sebagian dalam keadaan cair (reaksi monotektik).
7. Tidak larut dalam keadaan cair maupun padat.
19
1. Larut sempurna dalam keadaan cair dan padat
b. Perbedaan ukuran atom kedua unsur tidak boleh lebih dari 15%.
Contoh klasik untuk jenis diagram fasa ini adalah diagram fasa
Cu-Ni.
20
• 2 phases:
– L (liquid)
– a (FCC solid solution)
• 2 lines (phase boundaries):
– The liquidus line (L/L+a)
– The solidus line (a/L+a)
• 3 phase fields:
– L
– L+a
– a
21
Rules of Determining Number & Types of Phases
(The lever arm rule/Aturan kaidah lengan)
• aturan 1: jika diketahui T dan Co (komposisi), maka
– akan diketahui jumlah dan jenis fasa
• contoh:
A (1100°C, 60wt% Ni):
1 phase: a
22
Aturan kaidah lengan/the lever arm rule
ws wo wo wl
L x100% S x100%
ws wl ws wl
23
• aturan 2: jika diketahui T dan Co, maka
– akan diketahui komposisi dari fasa
• contoh: C0 = 35 wt%Ni
At TA:
Only Liquid (L)
CL = C0 = 35 wt%Ni
At TD:
Only Solid (a)
Ca = C0 = 35 wt%Ni
At TB:
Both a and L
CL = CLiquidus = 32 wt%Ni
Ca = CSolidus = 43 wt%Ni
24
wl (32%) wo(35%) ws(43%)
43 35 35 32
L x100% S x100%
43 32 43 32
L 72,7% S 27,3%
Contoh lain: pada wo= 53% Ni
25
% fasa cair dan padat:
wl (45%) wo(53%) ws(58%)
58 53 53 45
L x100% S x100%
58 45 58 45
L 38% S 62%
26
Example: Determine the phase(s) that are present
and the composition of the phase(s)
27
(L)
(1) Determine the
phase(s) that are
present
60 wt% Ni-40
wt% Cu at 1100°C
a
Point A:
a phase
28
(2) Determine the
composition of each
phase
Ca = C0 = 60 wt% Ni
29
(L)
(1) Determine the
phase(s) that are
present
Point B
a + L phases
30
(2) Determine the
composition of each
phase
31
Tie Line
31.5 35 42.5
CL C 0 Ca
Composition (wt% Ni)
• 35 wt% Ni-65 wt% Cu at 1250°C (Point B): in two phase (a + L) region
Draw a tie line
Composition of a: intersection L/a+L — Ca = 42.5wt% Ni
Composition of L: intersection a/a+L — CL = 31.5 wt% Ni
32
Equilibrium Cooling in a Cu-Ni Binary System
• Consider
Co = 35wt%Ni
• Upon cooling
– L
35wt% 32wt%
24wt%
– a
46wt% 43wt%
36wt%
– Equilibrium cooling
Sufficiently slow
cooling rate gives
enough time for
composition
readjustments
33