MAKANAN-MINUMAN
OLAHAN
Disampaikan dlm Acara Sosialisasi Sertifikasi Halal, Dinas
Koperasi & UMKM Prop. Jateng
26 Pebruari 2015
Oleh : Muhyiddin (Ketua Kom. Fatwa MUI Jateng)
AJARAN ISLAM
1. Konsumsi halal itu “wajib” hukumya bagi
setiap muslim, dan menghindari konsumsi
haram juga wajib bagi setiap muslim.
2. Pelaku usaha yg memproduksi makanan-
minuman olahan yg beredar di pasaran,
“wajib” memproduksi yg halal, dilarang
memproduksi yg haram atau mengandung
barang haram.
AJARAN ISLAM
3. Pemerintah RI sebagai pelaksana Negara (yg
berdasarkan konstitusi menjamin pelaksanaan
ajaran agama bagi pemeluknya),
“bertanggung jawab” memberikan jaminan
kehalalan makanan, minuman (obat dan
kosmetik) yg beredar di pasaran dan
dikonsumsi umat Islam
AJARAN ISLAM
4. Semua makanan-minuman yg asli & alami,
atau yg blm diolah pd dasarnya hukumnya
“halal” kecuali yg tlh dinyatakan haram oleh
syariat Islam.
5. Semua makanan-minuman olahan (tdk asli &
alami, yg mengalami proses pengolahan) pd
dasarnya hukumnya “syubhat”, sebelum
dilakukan sertifikasi halal. (syubhat : blm jelas
kehalalannya)
AJARAN ISLAM
6. YANG HARAM DIKONSUMSI :
* Secara eksplisit disebut dlm quran/hadis
(misal ; bangkai, darah, babi, sembelihan yg
salah, khomr).
* Menyebutkan kreterianya (misal ; yg
memabukkan, binatang buas
bertaring/berkuku tajam, binatang ampibi,
barang menjijikkan, barang membahayakan).
YANG HARAM ......
*Telah difatwakan keharamannya oleh ulama
(mis : vaksin meningitis, minuman
mengandung alkohol lebih dua prosen)
AJARAN ISLAM
HARAM DIKONSUMSI :
• Haram dzatnya sebagaimana disebut di atas.
• Haram krn cara memperolehnya (mencuri,
menipu, riba, korupsi, dsb).
• Haram karena tdk disembelih atau
penyembelihannya salah.
• Haram karena cara memprosesnya.
UU JPH 2014
1. Mendorong kesadaran masyarakat konsumen
mengkonsumsi yg halal.
2. Mendorong kesadaran pelaku usaha
memproduksi makanan-minuman halal.
3. Membuktikan Pemerintah RI bertanggung
jawab mengatur jaminan halal produksi
makanan-minuman (obat & kosmetik) yg
beredar di pasaran dan dikonsumsi umat Islam
UU JPH 2014
4. Dengan berlakunya UU JPH 2014 secara
efektif, maka pelaku usaha yg produknya
beredar di pasaran di wilayah Indonesia
“wajib sertifikasi halal”
Sebelum ada undang-undang ini sertifikasi
halal bersifat voluntary (pilihan), setelah ada
undang-undang ini sertifikasi halal bersifat
mandatory (wajib)
UU JPH 2014
* Peraturan perundangan/hukum berfungsi
sebagai : “social control dan social enginering”
* Sebagai social control, UU JPH akan
mengawasi masyarakat (pelaku usaha) yg taat
dan yg tdk taat.
* Sebagai social enginering, UU JPH akan
mengubah masyarakat (produsen &
konsumen) ke arah sadar/tertib halal.
TIGA AKTIFITAS YG MUDAH MELANGGAR
BATAS HALAL-HARAM :
Mencari Uang
Mengejar Kedudukan/Jabatan
Menuruti Kebutuhan Sex
(HARTA-TAHTA –WANITA)
EMPAT TIPE SIKAP MASYARAKAT :
Kritis thd halal-haram; “aktif “ (sikap ini
perlahan terus meningkat)
Menjauh setelah diketahui haram; “pasif”
Cuek, masa bodoh; “permisif “ (sikap ini
perlahan terus menurun)
“Sengaja melanggar ” (na’udzu billah)
AKIBAT KONSUMSI HARAM :