Anda di halaman 1dari 16

Journal

Reading

TINGKAT PROTEIN AMILOID BETA


SALIVA DAPAT DIDETEKSI DAN DAPAT
MEMBEDAKAN PASIEN DENGAN
DEMENSIA KARENA PENYAKIT
ALZHEIMER DARI KONTROL NORMAL:
SEBUAH TEMUAN AWAL
Disusun oleh: Rahmani Shofi
Pembimbing: dr. Elvina Zuhir, Sp.S

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR NEUROLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ABDURRAB
RSUD BANGKINANG
2018
Abstrak

 Latar belakang: deteksi dini Alzheimer


sangat penting  tes saliva?
 Desain dan metode: penghitungan
kadar AB42 saliva menggunakan ELISA
 Hasil: kadar Aβ42 saliva pasien AD >>
pasien kontrol
Pendahuluan

 Metode skrining cepat sangat


dibutuhkan untuk deteksi AD 
 membantu terapi dini, mengurangi efek
jangka Panjang, mencegah sekuel
 Dapat menggunakan uji kadar
biomarker
 LCS  invasive, biaya mahal, akses
terbatas
 Plasma, serum, urin
 Saliva?
Pendahuluan

 Mengapa saliva?
 Kadar AB42 terdeteksi pada saliva
 Murah, mudah, non-invasif
 Penelitian sebelumnya  kadar AB42 ↑
pada pasien AD ringan-sedang
 Tujuan penelitian  menguji kelayakan
protocol uji AB42 saliva
Metode

 Desain studi: case control


 Tempat studi:
 Subyek dari; Pusat Gangguan Memori
dan Alzheimer, Barrow Neurological
Institute
 Tempat: Aurin Biotech, Inc, University of
British Columbia
 Total sampel: 15 pasien AD, 8 kontrol
Metode: subyek

 Sampel
 Pasien AD ringan-sedang, memenuhi
kriteria NIA-AA
 Skor MMSE 10-26
 Usia ≥ 50 tahun
 Kontrol
 Sehat secara fisik, social, fungsional
 Skor MMSE ≥ 28
 Usia ≥ 50 tahun
Metode: kriteria eksklusi

 Memiliki riwayat penyakit sistemik yang


mungkin mempengaruhi fungsi kognitif
 Demensia lainnya
 Kegagalan kardiopulmoner
 Gagal hepar/ginjal
 DM
 Cedera kepala
 Stroke
 Penyakit neurodegenerative lain
Metode: pengumpulan
spesimen
1. Spesimen dikumpulkan pasien langsung
ke tabung sampel
2. Tabung sampel ditandai sesuai pasien
3. Disimpan pada suhu kamar sampai
dikirim
4. Dikirim per batch, langsung dianalisis
5. Sisa specimen disimpan di suhu 4
derajat C
Metode: analisis lab

1. 2-3 ml saliva dimasukkan ke tabung


berisi 0,5 mg tioflavin S
2. Ditambah natrium azida 0,5 mg
3. Dilakukan tes ELISA
4. Analisis dibuat 3 rangkap
Metode: analisis statistik

 T-test  perbedaan mean kedua


kelompok
 P < 0,05  signifikan secara statistik
 ANCOVA 
 AB: variable dependen, usia: kovariat
Hasil

 Pasien AD
 Usia rata-rata  77,8 ± 1,8 tahun
 Skor MMSE  19,0 ± 1,3
 Pasien AD lebih tua dibanding kontrol,
dan skor MMSE lebih rendah (p<0.05)
 Kontrol
 Usia rata-rata control  60,4 ± 4,7 tahun
 Skor MMSE  29,0 ± 0,4
Hasil

 Tingkat AB42 saliva AD >> kontrol  51,7 ±


1,6 pg / mL vs 21,1 ± 0,3 pg / mL
Hasil

 ANCOVA  tidak signifikan (0,884)s


Diskusi

 Hasil penelitian  membuktikan kelayakan


tes AB42 saliva
 Kadar AB42 saliva pasien AD 2,45x control
 Metode tes AB42 saliva  inovatif  murah,
mudah, non-invasive
 Hasil berbeda dengan Shi et al 
 Spektrometri massa tidak dapat mendeteksi
beberapa AB
Diskusi

 Penelitian selanjutnya perlu untuk


mengeksplorasi
 Apakah AB42 endogen terhadap kel. Saliva
 Apakah AB42 saliva sama dengan AB42 LCS
 Sumber amyloid
 Pengumpulan sampel saliva di berbagai
kelompok usia dewasa
 Menilai sensitivitas dan spesifisitas tes saliva
untuk penyakit ↓ kognitif lain
 Apakah amyloid terkait dengan AB42
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai