Anda di halaman 1dari 34

COST ACCOUNTING AND COST MANAGEMENT IN

A JIT ENVIRONMENT
(BACKFLUSH COSTING)
Kelompok :
1. 1610532016 Jefri Zarali Putra
2. 1610532024 Ryzky Afranata
3. 1610532030 Mutia Rahmadani
4. 1610532031 Winda Juliani
Pengertian dan Tujuan Just In Time
• Just In Time (JIT) merupakan sistem produksi yang komprehensif dan
sistem manajemen persediaan dimana bahan baku dibeli dan diproduksi
sebanyak yang dibutuhkan serta digunakan pada saat yang tepat dalam
setiap proses produksi (Blocher, dkk., 2002:113; dalam Kuzatmono,
2008).
• Menurut Gaspersz (2001:23; dalam Kuszatmono, 2008) tujuan Just In
Time (JIT) adalah “... untuk menghasilkan produk pada tingkat kualitas
dan kuantitas yang prima, melalui cara yang paling efisien dan
ekonomis, serta tepat waktu yaitu pada saat produk tersebut
dibutuhkan oleh konsumen”.
Manfaat Just In Time
• Manfaat Just In Time (Indiscribd, 2009):
a) Berkurangnya persediaan – Biaya “berkurang”, investasi
pada persediaan.
b) Meningkatnya pengendalian mutu – Pemasok lebih komit
Prinsip Dasar Just In Time (JIT)
1. Berproduksi sesuai dengan pesanan jadwal produksi induk
2. Produksi dalam jumlah kecil
3. Mengurangi pemborosan (eliminate waste)
4. Penyempurnaan kualitas produk (product quality perfection)
5. Respek terhadap semua orang / karyawan (respect to people)
6. Mengurangi segala bentuk ketidak-pastian
7. Perhatian dalam jangka panjang
Perbedaan antara Sistem Pembelian Just In Time (JIT)
dengan Sistem Pembelian Konvensional
No. Aspek Just In Time Konvensional

1. Menentukan ukuran lot Pembelian dengan ukuran lot kecil, dengan Pembelian dengan ukuran lot sesuai kebutuhan
frekuensi penyerahan lebih sering. berdasarkan anggaran yang tersedia, dengan
frekuensi penyerahan lebih jarang.
2. Pemilihan pemasok Berhubungan dengan pemasok untuk Berhubungan dengan banyak pemasok untuk
barang tertentu, dalam letak geografis yang barang tertentu berdasarkan kontrak jangka
dekat berdasarkan kontrak jangka panjang. panjang.

3. Evaluasi pemasok Dievaluasi berdasarkan kualitas barang Dievaluasi dengan lebih menekankan pada
yang dikirim, performansi penyerahan. harga material.
4. Inspeksi pengiriman Perhitungan dan inspeksi kedatangan Pembeli bertanggung jawab untuk menerima,
barang dikurangi, bahkan mungkin menghitung, dan menginspeksi kedatangan
dihilangkan, dalam hal ini tanggung jawab barang.
dialihkan ke pemasok.
5. Negosiasi dan proses Bertujuan untuk mencapai kualitas kontrak Bertujuan untuk memperoleh barang dengan
kontrak jangka panjang dan harga yang pantas harga yang pantas sepadan dengan kualitas, tapi
tetap menguntungkan pembeli
6. Penentuan metode Memperhatikan penyerahan tepat waktu, Lebih menekankan pada biaya transportasi yang
transportasi skedul atau jadwal penyerahan ditentukan rendah, dengan jadwal penyerahan ditentukan
oleh pembeli dan biaya transportasi yang berdasarkan kesepakatan.
pantas.

7. Spesifikasi barang Pembeli lebih percaya pada spesifikasi Spesifikasi barang ditentukan secara ketat oleh
performansi daripada desain barang, dan pembeli, pembeli lebih percaya kepada
dalam hal ini pemasok didorong untuk lebih spesifikasi desain daripada performansi barang.
inovatif.

8. Kertas kerja Pesanan pembelian yang berkaitan dengan Membutuhkan prosedur pembelian secara formal
waktu penyerahan dan kuantitas pesanan melalui surat/formulir. Perubahan waktu
dapat dilakukan melalui telepon. penyerahan dan kuantitas pesanan harus disertai
dengan perubahan dokumen pendukung.

9. Pengepakan Menggunakan kontainer berukuran kecil Pengepakan regular untuk setiap jenis material
untuk menampung kuantitas material dengan tanpa spesifikasi yang jelas pada sisi material.
spesifikasi yang tepat.
Tujuan Just In Time (JIT) Purchasing
Sistem pembelian Just In Time (JIT) dapat mengurangi waktu dan biaya yang behubungan dengan
aktivitas pembelian dengan cara sebagai berikut (Tjahjadi, 2001):
a. Mengurangi jumlah supplier, sehingga perusahaan dapat mengurangi sumber-sumber yang
dicurahkan dalam negosiasi melalui dengan supplier.
b. Mengurangi atau mengeliminasi waktu dan biaya negosiasi melalui kontrak kerja jangka
panjang dengan supplier, menyangkut pembelian, kualitas bahan dan harga yang wajar.
c. Memiliki pembeli atau konsumen dengan program pembelian yang mapan. Rencana pembelin
yang mapan oleh pembeli atau konsumen, dapat memberikan informasi bagi supplier
mengenai persyaratan kualitas bahan dan saat penyerahan dengan tenggang waktu tertentu
sesuai rencana produksi.
d. Mengeliminasi dan mengurangi kegiatan dan biaya yang tidak menambah nilai bagi produk,
seperti kegiatan dan biaya penyimpanan atau biaya pemindahan bahan dari gudang ke pabrik.
e. Mengurangi waktu dan biaya program pemeriksaan kualitas, pemilihan supplier yang dapat
menjamin ketepatan waktu jumlah dan kualitas barang yang dibeli dapat mengurangi waktu
dan biaya pemeriksaan.
Perubahan Pada Akuntansi Biaya
• Perubahan akuntansi biaya akan menghasilkan hal sebagai berikut :
1. Informasi biaya produk lebih akurat
2. Pengendalian yang lebih baik dari timbulnya biaya
• Dalam lingkungan JIT, fokusnya adalah pada pengurangan biaya total
untuk organisasi secara keseluruhan. Perubahan terdiri atas dua
bentuk :
1. Minimalisasi atau meniadakan keputusan disfungsional yang
dikaitkan dengan sistem akuntansi biaya yang ada
2. Menguntungkan perbandingan variabel akuntansi terhadap
variabel non akuntansi dalam control biaya
3. Mengurangi biaya sistem
Karakteristik Aktivitas Operasi
Just in time dapat mengurangi waktu dan biaya yang berhubungan dengan aktivitas
pembelian dengan cara :
1. Mengurangi jumlah pemasokuntuk meminimalisir sumber daya yang dicurahkan
untuk negoisasi dengan pemasok.
2. Penetapan harga dan tingkat kualitas yang dapat disepakati dalam perjanjian
jangka panjang dengan pemasok, sehingga mengurangi biaya dalam setiap
proses pembelian.
3. Memiliki pembeli atau pelanggan dengan program pembelian yang mapan.
4. Mengeleminasi atau megurangi kegiatan dan biaya yang tidak bernilai tambah.
5. Mengurangi waktu dan biaya untuk program pemeriksaan mutu.
Implikasi untuk akuntansi biaya
Pembelian dengan just in time dapat mempengaruhi akuntansi biaya dalam beberapa cara :
1. Meningkatkan penelusuran biaya langsung
Dalam lingkungan pembelian tradisional, organisasi biasanya mengklasifikasikan biaya dari operasi
dan fasilitas sebagai biaya tidak langsung.akan tetapi pada just in time biaya operasi tersebut
dapat dikelompokkan sebagai biaya langsung. Sehingga akan terjadi peningkatan penelusuran
biaya langsung ke area ritel individu atau lini produksi.
2. Mengubah pool biaya yang digunakan untuk mengakumulsikan biaya
Pada proses pembelian tradisional, pemisahan pool biaya digunakan untuk kegiatan seperti
pembelian, material handling, pemeriksaan mutu, dan fasilitas gudang. biaya tersebut
dialokasikan untuk departemen produksi dengan cara :
a. Masing – masing biaya dialokasikan terhadap masing – masing departemen produksi
b. Pembelian, gudang, dan biaya terkait yang dikumpulkan dalam satu atau lebih pool biaya
agregat dialokasikan ke setiap departemen produksi.
Manfaat Just In Time Purchasing
Menurut Gaspersz (2001:50; dalam Kuszatmono, 2008)
Deskripsi Manfaat Just In Time Purchasing

Ongkos • Ongkos penyimpanan persediaan menjadi murah.


• Penurunan ongkos material karena manfaat dari pengalaman
belajar jangka panjang dalam menggunakan pemasok yang
terbatas.
• Ongkos rework berkurang, karena telah dapat dideteksi sejak awal.

Kualitas • Deteksi kecacatan lebih cepat, karena frekuensi penyerahan


material lebih sering.
• Tindakan korektif pada kecacatan lebih cepat, karena set up dari
pemasok dengan ukuran lot lebih kecil.
• Kebutuhan untuk inspeksi lebih sedikit, karena pemasok didorong
menggunakan pengendalian proses.
• Kualitas dari material yang dibeli lebih tinggi, karena pemasok
bertanggungjawab untuk memenuhi kebutuhan kualitas.
Manfaat Just In Time cont.
Deskripsi Manfaat Just In Time Purchasing

Desain • Respon terhadap perubahan rekayasa lebih cepat.


• Menimbulkan inovasi dalam desain, karena pemasok memiliki
kebebasan tanpa terikat pada desain yang ketat dari pembeli.

Kualitas • Rework berkurang, karena menggunakan material berkualitas


tinggi.
• Mengurangi keterlambatan produksi, karena penyerahan material
tepat waktu dengan kualitas yang baik.
• Meningkatkan efisiensi pembelian, pegendalian produksi,
pengendalian
Materials movement in traditional and JIT
Purchasing Environment
Tradisional JIT Purchasing

Delivery
Delivery

Material Handling

Quality Inspection

Materials Handling

Warehouse

Material handling

Materials Handling

Retail/wholesale
Retail/wholesale floor floor production
production floor
JUST IN TIME PRODUCTION
• Pemborosan utama di manufakturing adalah adanya sumberdaya
produksi yang terlalu banyak, yaitu tenaga kerja yang terlalu
banyak, fasilitas yang terlalu banyak, dan persediaan bahan baku
yang terlalu banyak. Apabila unsur-unsur ini terdapat dalam
jumlah yang lebih banyak daripada yang diperlukan, baik orang,
perlengkapan, bahan ataupunproduk, mereka hanya akan
menambah biaya dan tidak menambah nilai produk yang
dihasilkan.
• Sasaran dari strategi produksi just in time (JIT) adalah reduksi
biaya danmeningkatkan arus perputaran modal (Capital turnover
ratio) dengan jalan menghilangkan setiap pemborosan (waste).
Prinsip-Prinsip dalam Sistem Produksi JIT :
1. Produksi diorganisasikan dalam pola sel manufacturing dimana Sel manufaktur terdiri dari mesin-
mesin yang dikelompokkan dalam kumpulan, biasanya dalam bentuk setengah lingkaran.
2. Tenaga kerja terinterdisipliner (multitugas) melakukan berbagai tugas dari berbagai variasi operasi,
untuk minor operasi serta operasi rutin.
3. Produksi demand-pull basis, sehingga aktivitas pada setiap workstation ditentukan berdasarkan
permintaan dari workstation selanjutnya.
4. Perhatian ditujukan pada pengurangan manufacturing lead time yaitu waktu tunggu sebuah pesanan
siap dimulai pada lini produksi sampai saat menjadi produk jadi.
5. Autonomasi merupakan suatu unit pengendalian cacat secara otomatis yang tidak memungkinkan
unit cacat mengalir ke proses berikutnya.
6. Penekanan juga ada pada penyederhanaan aktivitas pada proses atau jalur produksi, sehingga area
dimana aktivitas yang tidak bernilai tambah terjadi akan terlihat jelas dan bisa dieliminasi.
7. Supplier dipilih berdasarkan kemampuan untuk mengirimkan materials berkualitas dalam waktu yang
telah diatur.
Penerapan Produksi JIT dapat mempunyai pengaruh
pada sistem akuntansi biaya dan manajemen.
• Perubahan pada dasar aktivitas operasi
• Perubahan dalam ketelusuran langsung terhadap biaya.
• Mengeliminasi atau mengurangi kelompok biaya (cost pools) untuk
aktivitas tidak langsung
• Pengurangan Penekanan pada Tenaga Kerja Individual dan Varian
Biaya Overhead
• Mengurangi tingkat rincian informasi tercatat pada work ticket
Perubahan Akuntansi Biaya pada produksi JIT
1. Informasi Biaya lebih akurat
2. Adanya kontrol yang lebih baik dari timbulnya biaya
3. Mengurangi Sistem Biaya
Manajemen Biaya Pada Lingkungan Just In Time
• Perencanaan Biaya ( Cost Planning)
Sebelum produksi dilakukan, perusahaan yang menerapkan JIT juga melakukan perencanaan
biaya yang mana pada beberapa kasus ditemukan perencanaan biaya dilakukan sebelum
jalur produksi dibuat.
• Pengurangan Biaya
Pengurangan biaya dilakuan pada saat pra-produksi dan tahap produksi.
• Kontrol Biaya
Kontrol Biaya dilakukan pada saat produksi dimulai. Sumber informasi untuk aktivitas
kontrol biaya yaitu :
- Pengamatan pribadi oleh pekerja jalur produksi
- Pengukuran kinerja keuangan
- Pengukuran kinerja non keuangan
Perubahan Pada Pengukuran Kinerja Keuangan dan Non keuangan
dalam sistem produksi JIT, antara lain :
• Pengukuran Kinerja Keuangan (Financial) seperti rasio perputaran persediaan
(COGS :rata-rata persediaan) yang diperkirakan meningkat.
• Pengukuran Kinerja Non Keuangan terkait persediaan, kualitas, dan waktu,
seperti :
 Jumlah hari Material on Hand, diperkirakan menurun
 Unit yang diproduksi dalam jam, diperkirakan meningkat
 Persentase unit barang rusak atau cacat/total unit yang diproduksi
diperkirakan menurun
 Manufacturing Cycle time atau Waktu siklus manufaktur (produksi)
diperkirakan menurun
 Total waktu set up diperkirakan menurun
SIMPLICATION (PENYEDERHANAAN) JIT

• Usaha penyederhanaan ini merujuk pada upaya pencapaian hasil yang sama
dengan cara yang lebih sederhana, lebih mendasar atau dengan
menggunakan lebih sedikit input. Selain itu, Simplification juga berarti
membuang fitur-fitur yang tidak akan memberikan nilai tambah bagi produk.
• Ada variasi yang cukup besar dalam perubahan yang dibuat untuk kelompok
biaya yang digunakan, pemilihan basis alokasi, sistem biaya adopsi (pekerjaan,
operasi, proses, atau blackflush), dan jenis pengukuran kinerja yang
digunakan dalam JIT. Aktivitas yang menambah nilai dapat lebih ditingkatkan,
Namun demikian, metode JIT telah membuktikan bahwa perubahan yang
berarti dalam operasi yang mendasari kemungkinan untuk membenarkan
perubahan yang sesuai dalam sistem akuntansi.
BACKFLUSH COSTING

• Backflush costing merupakan pendekatan yang dipersingkat atas


akuntansi dari biaya manufaktur. Backflush costing dapat diterapkan ke
sistem just in time dimana diperlukan kecepatan begitu tinggi sehingga
akuntansi tradisional tidak lagi praktis.
• Perbedaan backflush costing dengan job order costing dan process
costing adalah kurangnya penelusuran terinci atas biaya work in process
(WIP), akun persediaan tidak lagi disesuaikan selama periode akuntansi,
tetapi saldonya dikoreksi menggunakan ayat jurnal pada akhir periode.
Job order costing dan proses costing

Direct Finished
Material Goods
Payroll

Work In
Process Cost of Good
(WIP) Sold
Blackfush Costing

Raw and In
Direct Finished
Process (RIP)
Material Goods

Payroll (Direct
Labor)
Cost Of
Good Sold

FOH Control
Standard costing system menggunakan sequential tracking, dimana sistem
pencatatan biaya dari rekaman entri jurnal terjadi dalam urutan yang sama seperti
pembelian aktual dan kemajuan dalam produksi. Biaya produk dilacak secara
berurutan melewati setiap empat tahap berikut:
• Sistem pembiayaan pelacakan berurutan mempunyai empat titik pemicu,
sesuai tahapan A,B,C,dan D. Sebuah titik pemicu adalah tahapan dalam
siklus, dari pembelian bahan baku dan menimbulkan biaya konversi (stage A)
untuk menjual barang jadi, di mana entri jurnal dibuat pada sistem
akuntansi. Entri jurnal pada masing-masing tahapan di tampilkan pada
bagian bawah kotak di atas.
• Sebuah pendekatan alternatif untuk pelacakan berurutan adalah backflush
costing. Backflush costing adalah sistem pembiayaan yang mengurangi
beberapa pencatatan dari entri jurnal yang berkaitan dengan tahapan
pembelian bahan baku langsung sampai penjualan barang jadi. Ketika entri
jurnal untuk satu atau lebih tahap dikurangi, entri jurnal pada tahapan
berurutan menggunakan biaya normal atau standar untuk bekerja
kebelakang untuk “flush out” biaya pada siklus dimana entri jurnal belum
dibuat. Ketika tingkat persediaan rendah, seperti pada sistem produksi JIT,
backflush costing menyederhanakan sistem biaya tanpa kehilangan banyak
informasi.
Contoh
Menggunakan tiga titik pemicu untuk jurnal entri yaitu, pembelian bahan baku
langsung dan menimbulkan biaya konversi ( stage A), Penyelesaian unit barang jadi (stage C),
dan penjualan barang jadi. Tidak ada pencatatan pada journal work in process ( stage B), karena
JIT memiliki work in process yang rendah. Selain itu, SVC memiliki dua akun persediaan :

1. Type: Combined material inventory and material in work in process


Account title: Materials and in process inventory control
2. Type: Finished goods
Account title: Finished goods control
jawaban
Informasi saldo akhir 30 april
Accounting for variance

Jika di asumsikan SVC mempunyai varians harga bahan baku langsung unfavorable
sebesar $42,000 , maka pencatatannya adalah :

Materials And In Process Inventory Control 1,950,000


Direct Materials Price Variances 42,000

Accounts Payable Control 1,992,000


Contoh kedua
Menggunakan dua titik pemicu, yaitu pembelian bahan baku langsung dan
menimbulkan biaya konversi (stage A) , dan penjualan barang jadi (stage D). Di mana contoh
ini memiliki titik pemicu pertama yang sama dengan contoh pertama yaitu pembelian bahan
baku langsung dan menimbulkan biaya konversi (stage A) , sedangkan titik pemicu kedua
adalah penjualan stage D.

Pada contoh ini, hanya terdapat satu akun persediaan, yaitu bahan baku langsung,
apakah berada di gudang, dalam proses, atau unit barang jadi.

Type : Combines direct materials inventory and any direct materials in


work in process and finished goods inventories.
Account Title : Inventory Control
jawaban
Contoh ketiga Menggunakan dua titik pemicu yaitu penyelesaian unit barang jadi (stage C) dan
penjualan unit barang jadi (stage D). Titik pemicu pertama (stage A) tertunda samapai stage C
yaitu tahap penyelesaian barang jadi. Jadi tidak ada pencatatan pada saat pembelian bahan baku
langsung dan biaya konversi (stage A) dan produksi barang dalam proses (stage B) karena
persediaan bahan baku langsung dan persediaan dalam proses yang sangat sedikit.

Anda mungkin juga menyukai