Anda di halaman 1dari 20

Journal Reading

PengobatanTerbaru
Pterigium
MOHAMAD SOLEH
11.2015.425
KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT MATA
RSAU DR. ESNAWAN ANTARIKSA
 Pterigium  penyakit mata yang ditandai oleh
pertumbuhan fibrovascular konjungtiva pada kornea
 Lebih sering pada pria, usia tua, individu yang terkena
radiasi UV
 Pembedahan merupakan pengobatan utama

Abstrak  Tingkat kekambuhan tinggi  terapi adjuvant


(radioterapi, kemoterapi, transplantasi) digunakan
setelah eksisi
 Mitomysin C dan Transplantasi konjungtiva
memberikan hasil yang terbaik dalam pengobatan
pterigium
 “Pterygium”  “Pterygion”  “small wing”
 Pertumbuhan fibrovascular konjungitva berbentuk
sayap pada kornea yang paling umum muncul pada sisi
Pendahuluan bagian hidung
 Kondisi klinis yang mempengaruhi penglihatan
 Prevalensi lebih sering pada mereka yang berada di
garis khatulistiwa  tingginya tingkat radiasi UV
 Hipocrates, Celsus,
Pallus, Sushruta dan
Aetius
Pendahuluan  Pengobatan pterygium
sulit, kekambuhan dan
kehilangan penglihatan
hampir sering terjadi
 Pembedahan merupakan pengobatan utama
 Eksisi sederhana + terapi adjuvant (anti-VEGF /
transplantasi)  memberikan hasil yang baik
Eksisi  Tujuan  menghilangkan semua bagian pterygium 
membersihkan kornea
Pterigium  Ada 2 prosedur :
 Menggunakan pisau bedah
 Berdasarkan avulsi
1. Setelah pemberian anestesi local  kepala
pterygium dijepit dengan forceps  dipisahkan dari
permukaan kornea  sisa pterygium dipotong
Eksisi menggunakan gunting sampai kira-kira 5-7mm dari
limbus
Pterigium
2. Merusak bagian bawah pterygium menggunakan
spatula  kemudian bagian pterygium ditarik
dengan forceps  dipotong jauh dari kornea
 Eksisi pterygium lainnya  laser argon dan pisau laser
excimer
 Dilakukan setelah pengangkatan pterigium
 Risiko lebih tinggi  ketidakmampuan untuk
mengidentifikasi area pemisahan yang baik saat
dipotong dan menyisakan jaringan pterygium pada
Eksisi kornea
Pterigium  Penggunaan etanol sebelum eksisi  memisahkan sel
epitel kornea dengan menghancurkan hubungan
antara sel epitel
 Metode ini sangat cocok untuk pasien dengan
pterigium berulang
 Tingkat kekambuhan yang tinggi berhubungan dengan
teknik bare sclera  perkembangan prosedur
Terapi tatalaksana pterygium setelah dieksisi
Adjuvant  Radioterapi, kemoterapi, dan transplantasi
 Standar pengobatan jangka panjang pterigium
 Penggunaan dosis tunggal  terapi pasca-operatif
yang efektif, terutama setelah operasi atau < 24 jam
Beta
 Radioterapi menjadi kurang populer  termasuk
Irradiation peradangan konjungtiva, sklera yang mencair, katarak,
dan uveitis
 Trietilen thiophosphoramide (thiothepa)
 Setelahnya ada doxorubicin dan steroid, dan yang
paling baru  alkohol dan anti-VEGF
 Beberapa tahun terakhir  tingkat VEGF dalam
Kemoterapi jaringan pterygium meningkat dibandingkan dengan
tingkat di konjungtiva normal
 Pterygium berulang memiliki bentuk yang lebih agresif
 mitomycin C dan 5-fluorouracil adalah yang paling
populer

VEGF : vascular endothelial growt factor


 Senyawa antibiotik-antineoplastik alami berasal dari
Streptomyces caespitosus
 Merupakan agen alkilasi  selektif menghambat
replikasi DNA, mitosis dan sintesis protein
Mitomysin C  MMC menghambat proliferasi dari fibroblas dan
menekan pertumbuhan pembuluh darah
 Penggunaan pertama MMC dalam pengobatan
pterygium dilakukan pada tahun 1963
 Penggunaan pada pasca-operatif dan intra-operatif
1. Pasca-operatif  tetes mata topical
2. Inta-operatif  spons yg direndam dalam 0.02% MMC,
langsung pada sclera selama 3-5menit
 Terapi adjuvant utama atau tambahan dari
transplantasi  melindungi sclera
Mitomysin C
 Risiko : jangka waktu yang lama, kerusakan sel batang
irreversible
 Komplikasi dapat terjadi berbulan-bulan setelah
penggunaan
 MMC intra-operatif lebih dianjurkan
 Sebuah analog pirimidin  menghambat sintesis DNA
 Menghambat pertumbuhan sel fibroblast yang
diaktifkan sebagai respons dari peradangan
5-Fluorouracil  Penggunaan tunggal atau kombinasi dengan
transplantasi setelah eksisi
 Kemanan dan ke-efektifan jangka panjangnya masih
belum pasti
 Rekombinan monoklonnal imunoglobulin G1 
menghambat VEGF-A isoform
 Penggunaan intra-operatif  injeksi subkonjungtiva 
menonaktifkan neovascularisasi dari kornea dan
Bevacizumab konjungtiva
 Secara tunggal atau kombinasi dengan laser argon
 Pemberian secara topical  mencegah
neovaskularisasi kornea
 Peradangan berperan pada patogenesis dan operasi
untuk pterygium  penggunaan kortikosteroid
 Memiliki struktur yang unik, yang memungkinkan
dengan mudah menembus membran sel
Loteprednol  Memiliki potensi yang kuat untuk reseptor
Etabonate glukokortikoid
 Mencegah efek samping yang tidak diinginkan dari
pemberian kortikosteroid pada mata  peningkatan
TIO dan kataraktogenesis
 Transplantasi membran amnion dan transplantasi
konjungtiva
 Dapat digunakan tunggal atau kombinasi
Prosedur
 Saat ini digunakan  dengan melekatkan cangkok /
Transplantasi transplan menggunakan lem fibrin
 Keuntungan : pengurangan waktu operasi, peradangan
pasca operasi dan tingkat kekambuhan
 Pertama kali dilakukan tahun 1947
 Membran amnion terdiri dari tiga lapisan : sebuah
lapisan epitel, membran basal dan stroma avaskular
Transplantasi  manfaatnya termasuk anti-inflamasi, anti-scarring, dan
sifat anti-angiogenik
Membran
 Membran amnion tidak memiliki Human Leukosit
Amnion Antigen
 Keuntungan : waktu bedah lebih singkat, sakit mata
yang minimal, pemulihan lebih cepat, dan biasanya
hasil kosmetiknya yang lebih baik
 Diperkenalkan pertama oleh Kenyon Et al
 Pengobatan paling efektif
 Kekambuhan yang dilaporkan setelah prosedur ini
adalah 0-39%
Transplantasi  Dapat dikurangi dengan penggunaan lem fibrin atau
Konjungtiva alkohol saat melakukan eksisi pterygium
 Faktor penting untuk kesuksesan transplantasi
konjungtiva :
1. Penggunaan minimal dari kauter
2. Transplantasi bebas dari tendon
3. Menghilangkan kelebihan fibrin
 Perbandingan lansung antara penelitian masih sulit 
perbedaan teknik eksisi, durasi dan jenis terapi
adjuvant yang digunakan
 Berbagai terapi adjuvant dan kombinasinya secara
Kesimpulan signifikan memberikan hasil pengobatan yang baik
(kekambuhan, kosmetik, dan kepuasan pasien)
 Mitomysin C dan teknik transplantasi konjungitva
memberikan hasil yang paling memuaskan
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai