Anda di halaman 1dari 38

TUMBUH KEMBANG

(TUMBANG) ANAK
OLEH : Sri Wahyuni, S.Kep.,Ners.,M.HKes
AKPER YPIB MAJALENGKA
PENGERTIAN
 Pertumbuhan (Growth) adlh
bertambahnya jumlah dan besarnya sel
seluruh bagian tubuh yg scr quantitatif
dapt diukur. (TB, BB, LL, LK, dll)
 Perkembangan (Development) adlh
bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh
yg dapt dicapai mll tumbuh, kematangan
dan belajar
PERIODE PERKEMBANGAN UMUR
 PERIODE PRE NATAL (Konsepsi s.d lahir)
- germinal : konsepsi s.d 2 mg
- embrionik : 2-8 mg
- fetal : 8-40 mg
 PERIODE INFANCY (Lahir s.d 12bln)
- neonatal : lahir s.d 28 hari
- infancy : s.d 12 bulan
 PERIODE EARLY CHILHOOD (Usia 1 s.d 6 tahun)
- todler : 1-3 tahun
- pre school : 3-6 tahun
 PERIODE MIDDLE CHILHOOD (Usia 6 s.d 11tahun)
 PERIODE LATER CHILHOOD (Usia 11 s.d 18 tahun)
- prepurpetal : 10-13 tahun
- adolecense : 13-18 tahun
POLA PERTUMBUHAN dan
PERKEMBANGAN
 Tumbang berlangsung scr terus menerus,
menetap dan progresip
 Merupakan dasar dari seluruh kehidupan
manusia
 Tumbang mengikuti ketentuan :
a. Kecenderungan arah
mengikuti proses yg teratur, bertahap
b. Kecenderungan waktu
 Dapt diperkirakan/ditetapkan waktunya
 Menetap dan terus menerus
c. Kecepatan perkembangan
 Tiap individu tdk sama
 Masa tercepat : setelah lahir ------ masa kanak-kanak
 Masa terlambat : middle chilhood (6-11thn) dan
meningkat awal adolescent (13thn)
FAKTOR-FAKTOR YG MEMPENGARUHI
TUMBANG
 HEREDITER
jenis kelamin, RAS dan kebangsaan
 LINGKUNGAN
1. eksternal
- kebudayaan
- status sosek
- nutrisi
- olah raga
- urutan anak dlm keluarga
2. internal : intelegensi, hormon, emosi
 PERILAKU, yang sudah tertanam pd masa anak akan
terbawa dalam masa kehidupan selanjutnya
Tumbang dibedakan menjadi 3
jenis, yaitu :
 Tumbang fisis
meliputi perubahan dalam ukuran besar dan fungsi
organisme atau individu
 Tumbang intelektual
berkaitan dgn kepandaian berkomunikasi, kemampuan
menangani materi dan komunikasi yg bersifat abstrak
dan simbolik
 Tumbang emosional
bergantung pd kemampuan bayi utk membentuk ikatan
batin, kemampuan bercinta, berkasih sayang,
menangani kegelisahan
TEORI PERKEMBANGAN PSIKOANALISA
(SIGMUND FREUD )

1. Fase oral (0 – 1 tahun)


 Anak mendapat kepuasan dan kenikmatan dari
berbagai pengalaman sekitar mulutnya, spt
menghisap, menelan, memainkan bibir,
makan,kenyang, tidur
 Bila tdk terpenuhi : fiksasi oral (perilaku kelak akan
banyak terarah untuk mencari kepuasan yg tdk
diperoleh pd fase oral, dgn menggigit,mengeluarkan
air liur, marah dan menangis)
 Tugas ibu : penuhi fase oral dgn sabar
Lanjutan SIGMUND FREUD (TEORI PSIKOANALISA)

2. Fase anal (1-3 tahun)


 Fungsi tubuh yg memberi kepuasan berkisar disekitar anus
 Tugas utama anak : TOILET TRAINING
 BAB dan BAK senang melakukan sendiri
 Rasa kepuasan bersifat egosentrik (ia bisa mengendalikan
sendiri fungsi tubuhnya (menahan dan mengeluarkan tinja)
 Bila latihan kebersihan dilakukan dgn kemarahn dan hukuman,
anak akan menahan dan melakukannya dgn
mempermainkannya (obstipasi psikogenik) atau sebaliknya
membuang tinja scr sering dan sembarangan
 Konflik akan menimbulkan kepribadian :
anal retentif : sifat obsesif, berpandangan sempit,pelit
anal ekchulsif : tdk rapih, krg pengendalian diri
Lanjutan SIGMUND FREUD (TEORI PSIKOANALISA)
3. Fase phallic (3-12 tahun)
a. Fase oedipal : 3-6 tahun
Anak mulai melakukan rangsangan auto erotic
(meraba-raba dan merasakan kenikmatan dr
beberapa daerah erogennya)
Mulai merasakan dorongan sex nya kemdn ditujukn
pd ortu dgn kelamin berbeda, shg bersaing dgn ortu
yg mempunyai jenis kelamin yg sama, persaingan
tsb aman bg anak dan dianggap lucu oleh ortu
Perasaan sex yg negatif : menjauhi ortu dgn jenis
kelamin berbeda dan mulai mendekati orang tua
dgn jenis kelamin yg sama
Lanjutan SIGMUND FREUD (TEORI PSIKOANALISA)
3. Fase phallic (3-12 tahun)
b. Fase Laten (6-12 thn)
 Orientasi sosial keluar rumah (senang bermain)

 Pertumbuhan intelektual dan sosial

 Banyak teman

4. Fase genital (> 12 tahun)


 Fase ini tinggal melengkapi fase sebelumnya
 Penentuan identitas
 Belajar tdk bergantung pd orang tua
 Bertanggung jawab pd diri sendiri
 Intim dengan lawan jenis
TEORI PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL
(ERIK ERIKSON )

1. Trust VS Mistrust (0-1 tahun)


 Komponen yg sgt penting untuk berkembang adalah rasa
percaya
 Bayi lahir otomatis kontak dgn dunia luar maka mutlak
tergantung pd orang lain
 Rasa aman dan percaya pd lingkungan merupakan kebutuhan
 Rasa percaya timbul bila berhubungan antara ibu dan anak
 Rasa tdk percaya timbul apabila keb dasar tdk terpenuhi scr
adekuat, anak akan sulit makan, sensitif, cemas, ingin melekat
pd ibu
II. ERIK ERIKSON (TEORI PSIKOSOSIAL)

2. Otonomi VS rasa malu dan ragu (1-3 tahun)


 Anak belajar menegakkan kemandiriannya namun ia belum
dapat berfikir scr real need bimbingan tegas dr ortu
 Anak belajar mengendalikan diri scr bertahap
 Rasa otonomi ini perlu dikembangkan krn penting utk
terbentuknya rasa percaya diri dan harga diri di kemudian hari
 Hubungan dgn orang lain bersifat egosentris
 Peran lingkungan : memberi support yg jelas
 Bila anak kurang mendapat support, timbul perasaan ragu dan
malu
II. ERIK ERIKSON (TEORI PSIKOSOSIAL)

3. Inisiatif VS Rasa Bersalah (usia 3-6 thn)


 Anak belajar mengendalikan diri dan memanipulasi lingkungan
 Rasa inisiatif mulai menguasai anak
 Anak mulai menuntut utk melaukan tugas ttt
 Anak mulai diikutsertakan sbg individu, misal : merapikan tempt tdr,
membantu ortu didapur
 Hub segitiga antara ibu-ayah-anak sgt penting utk membina
kemantapan identitas diri
 Bila tuntutan terlalu tinggi/berlebih, anak merasa kegiatannya buruk
akhirnya timbul rasa kecewa dan rasa bersalah
 Gangguan yg dpt timbul : kesulitan belajar, kesulitan bergaul dgn
teman-teman, anak pasif dan kurang inisiatif
II. ERIK ERIKSON (TEORI PSIKOSOSIAL)
4. Berkarya VS rasa rendah diri (usia 6-12 tahun)
 Anak dpt menghadapi dan menyelesaikan tugas yg
menghasilkan sesuatu
 Anak belajar menyelesaikan tugas yg diberikan padanya, rasa
bertanggung jawab mulai timbul
 Rendah diri timbul bila anak merasa dirinya kurg mampu
dibandingkan teman-temannya
 Anak belajar utk bersaing dan sifat kooperatif dgn orang lain, slg
memberi dan menerima, setia kawan, belajar peraturan-
peraturan yg berlaku
 Kunci proses sosialisasi : guru dan teman sebaya
 Bila anak tdk mampu memenuhi keinginan, anak merasa tdk
mampu, rasa rendah diri, takut kompetisi
II. ERIK ERIKSON (TEORI PSIKOSOSIAL)
5. Identitas diri VS kebingungan peran (13 – 18 thn)
 Terjadi perubahan fisik, anak tampak spt dewasa
tetapi scr psikososial ia belum punya hak spt dewasa
 Masa standarisasi diri, anak mencari identitas
 Peran orang tua mulai menurun, sedangkan peran
klpk meningkat. Teman sebaya dianggap sebagai
teman senasib, partner dan saingan
 Situasi di rumah baik : terbentuk identitas diri positif
(memperoleh kepastian diri, pengembangan dan
pemantapan harapan utk berprestasi, tekun
melakukan sesuatu yg benar)
 Bila tdk mampu mengatasi konflik, bingung mencari
identitas diri, merasa asing dan tdk berdaya
TEORI PERKEMBANGAN KOGNITIF
(JEAN PEAGET )
Perkembangan kognitif berkembang dengan proses
tahapan:
1. Assimilasi  proses pada saat manusia ketemu dan
berekasi dengan situasi baru dengan mengunakan
mekanisme yang sudah ada. Pada tahap ini manusia
mendapatkan pengalaman dan keterampilan baru
termasuk cara pandang terhadap dirinya dan dunia
disekitarnya
2. Akomodasi  proses kematangan kognitive untuk
memecahkan masalah yang sebelumnya tidak dapat
dipecahkan. Tahap ini dapat tercapai karena ada
pengetahuan baru yang menyatu.
3. Adaptasi kemampuan untuk mengantisipasi
kebutuhan
TEORI PERKEMBANGAN KOGNITIF
(JEAN PEAGET )

FASE SENSORI MOTOR (USIA 0-2 THN)


 Anak menggunakan sistem penginderaan,
sistem motorik dan benda untk mengenal
lingkungannya
 Anak belajar melakukan berbagai gerakan yg
makin terkoordinasi, terarah dan bertujuan
 Rangsangan scr positif, bayi akan berespon
 Reflek yg ada : makan, gerak motorik, bersin
TEORI PERKEMBANGAN KOGNITIF
(JEAN PEAGET )

FASE PRE OPERASIONAL (USIA 2-7 TAHUN)


Anak mampu menggunakan simbol-simbol : kata-kata,
mengingat masa lalu dan kejadian sekarang
Tingkah laku anak berubah egoistis
Dibagi 2 bgn, yaitu :
 Fase pra konseptual (2-4 thn)
anak mulai mengembangkan kemampuan bahasa, mulai
belajar berkomunikasi sosial
 Fase intuitif (4-7 thn)
meniru perilaku orang dewasa
TEORI PERKEMBANGAN KOGNITIF
(JEAN PEAGET )
FASE OPERATIONAL KONKRIT (USIA 7-11 THN)
 Anak dapt berpikir scr logis dan terarah,
mengelompokkan fakta-fakta
 Anak mampu berfikir dr sudut pandang orang lain
 Dapt berfikir scr abstrak
 Mengatasi persoalan scr nyata dan sistematis, contoh ;
dpt menghitung walau susunan benda diubah serta
mmengetahui jumlahnya tetap sama)
TEORI PERKEMBANGAN KOGNITIF
(JEAN PEAGET )

FASE FORMAT OPERATIONAL (USIA 11 TAHUN –


DEWASA)
 Anak mengembangkan kemampuan kognitif utk berfikir
abstrak dan hipotesis
 Anak dapat memikirkan hal-hal yg akan tjd
 Kemamapuan berfikir scr sistematis dlm memecahkan
suatu persoalan
Peran keluarga/orang tua terhadap tumbuh
kembang
Memenuhi keb fisik dan psikologis
 Udara segar
 Gizi
 0-6 bulan : 535-670 cal
 6-12 bln : 900 cal
 1-3 thn : 1200 cal
 4-6 thn : 1600 cal
 7-9 thn : 1900 cal
 10-12 thn : 2300 cal
 13-15 thn : 2400 cal
 Sinar matahari
 Air
 Kebersihan diri dan lingkungan
 Kekebalan
 Pakaian
 Istirahat/tidur : BBL = ± 22 jam, 3 bln = ± 18-20 jam
Pengaruh bermain pada
tumbang anak
Pengertian :
 CARA ALAMIAH BAGI ANAK UNTUK
MENGUNGKAPKAN KONFLIK DIRINYA YANG
TIDAK DISADARI (WONG, 1990;202)
 KEGIATAN YANG DILAKUKAN UNTUK
KESENANGAN YANG DITIMBULKAN TANPA
MEMPERTIMBANGKAN HASIL AKHIR (
HURLOCK, 1998: 320)
FUNGSI BERMAIN
1. PERKEMBANGAN SENSORI MOTORIK
2. PERKEMBANGAN FUNGSI KOGNITIF
3. PERKEMBANGAN SOSIAL
4. PERKEMBANGAN MORAL
5. PERKEMBANGAN KREATIVITAS
6. PERKEMBANGAN KESADARAN DIRI
7. FUNGSI TERAPI
8. PERKEMBANGAN KOMUNIKASI
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
BERMAIN
 TAHAP PERKEMBANGAN
 PERKEMBANGAN MOTORIK
 STATUS KESEHATAN
 JENIS KELAMIN
 LINGKUNGAN
 INTELEGENSI
 STATUS SOSIO EKONOMI
 JUMLAH WAKTU BEBAS
 ALAT PERMAINAN
BERMAIN DI RS
 PENGERTIAN :
TEKNIK PERMAINAN YANG DIGUNAKAN UNTUK MENOLONG ANAK
AGAR DAPAT MENGUNGKAPKAN PERASAANNYA, BERFIKIR DAN
MENINGKATKAN MOTIVASI MELALUI PERMAINAN, SERTA UNTUK
MEMENUHI KEBUTUHAN PSIKOLOGIS, EMOSI, KOGNITIF, MOTORIK
DAN SOSIAL PADA ANAK SAKIT
 TUJUAN
1. MAMPU BERADAPTASI LEBIH EFEKTIF TERHADAP STRES KARENA
SAKIT/DIRAWAT DI RS
2. MELANJUTKAN TUMBUH KEMBANG SELAMA PERAWATAN
3. MENGEMBANGKAN KREATIVITAS MELALUI PENGALAMAN
BERMAIN
PRINSIP BERMAIN DI RS
 KELOMPOK UMUR YANG SAMA
 MEMPERTIMBANGKAN KEAMANAN DAN INFEKSI
SILANG
 TIDAK BANYAK ENERGI
 PERMAINAN YANG SINGKAT
 PERMAINAN YANG SEDERHANA DAN TIDAK
TERLALU KOMPLEKS
 PERMAINAN TIDAK BERTENTANGAN DENGAN
PENGOBATAN DAN PERAWATAN\WAKTU BERMAIN,
MELIBATKAN ORANGTUA
FUNGSI BERMAIN DI RS
 MEMBERIKAN KESEMPATAN BELAJAR
 KOREKSI KONSEP YANG SALAH TENTANG
KEGUNAAN, TUJUAN DAN PROSEDUR
PENGOBATAN
 MEMBANTU ANAK MERASA LEBIH NYAMAN
 MEMBANTU MENGEKSPRESIKAN KEMAMPUAN
YANG DIMILIKI
 MENJEMBATANI KEADAAN YANG TIDAK ENAK ATAU
STRES PADA ANAK
Pengaruh komunikasi keluarga
terhadap perkembangan anak
 Keluarga merupakan unit terkecil dalam
kehidupan bermasyarakat  pendidikan
pertama seorang anak didapat dr orang
tuanya
 Komunikasi pertama bayi  tangisan
Tahap – tahap yg mempengaruhi komunikasi
keluarga:
1. Keluarga dengan anak – pra sekolah
 Pada tahap ini dari lahir hingga usia 6 tahun, anak –
anak ada pada tahun puncak untuk mempelajari bahasa.
 memulai kemampuan berbahasa dengan kata – kata
tunggal.
 Anatara usia 18 – 24 bulan, ungkapan – ungkapan dua
kata muncul.
 Menjelangn usia 3 tahun anak- anak menguasai kira –
kira seribu kata, dan mulai usia 4-5 tahun mereka
memperoleh kira-kira 50 kata setiap bulan.
2. Keluarga dengan anak – anak usia sekolah
 Anak – anak semakin mengalami kebebasan
sejalan dengan pertambahan usia.
 Mereka memperoleh pengaruh tidak hanya
lewat komunikasi keluarga yang masih
merupakan kekuatan dominan, tapi juga lewat
komunikasi dengan pihak – pihak di luar
keluarga.
3. Keluarga dengan anak-anak remaja
 Tahap ini cenderung ditandai dengan
bertambahnya konflik sehubungan dengan
bertambahya kebebasan anak–anak.
 Anak–anak remaja mulai mengalihkan
komunikasi dari komunikasi keluarga kepada
komunikasi dengan teman-teman sebaya .
 usia remaja merupakan tantangan terbesar bagi
komunikasi keluarga. Bila orang tua dan anak
dapat mengatasi badai, komunikasi selanjutnya
akan lebih lancar.
Penerapan disiplin pada anak
 disiplin didefinisikan sebagai metode untuk membentuk
karakter seseorang dan mengajarkan kontrol diri serta
perilaku yang pantas, layak, dan dapat diterima di
lingkungan sosial (acceptable behaviors) (Papalia, Olds,
& Feldman, 2010)
 Tujuan penerapan disiplin adalah untuk mengajarkan
anak self-discipline, yaitu kemampuan untuk
mendisiplinkan diri di kemudian hari walaupun tidak ada
yang mengingatkan atau menegurnya
tiga kategori utama dalam disiplin
1. Power assertion (penggunaan kekuasaan). Perilaku
dihentikan dengan kontrol dan power yang dimiliki
orang dewasa, secara fisik maupun verbal.
Misal:mengancam, menuntut, memukul, mengambil
benda/hal yang menjadi kesenangan anak,dll
2. Teknik induktif, yaitu teknik yang dirancang untuk
mendorong terbentuknya perilaku positif atau
mengurangi perilaku negatif, dengan cara
menggunakan daya nalar (reasoning) anak. (misal:
memukul adik/kakak itu sudah di luar batas toleransi
orangtua),
3. Withdrawal of love (menarik diri dari menunjukkan
kasih sayang). Hal ini dapat berupa mengabaikan anak,
memisahkan anak di suatu tempat sendirian, atau
menunjukkan ketidaksukaan kepada anak.
Toilet training
 Toilet Training pada anak pada dasarnya
merupakan proses melatih dan menanamkan
kebiasaan pada anak untuk melakukan aktivitas
buang air kecil dan besar pada tempatnya, di
toilet.
 Toilet training menjadi awal dari proses anak
menuju kemandirian, di mana anak mulai belajar
melakukan hal-hal kecil sendiri.
 Toilet Training juga membantu anak mengenali
bagian-bagian tubuh serta fungsinya (anatomi)
tubuhnya
Kapan mulai toilet training
saat yang tepat untuk mulai toilet training adalah ketika
anak dan orang tua sama-sama siap, di mana anak sudah
siap secara fisik maupun mental dan orangtua juga bisa
menyisihkan waktu untuk mengajari anak toilet training.
Tanda-tanda fisik anak telah siap menerima toilet training
antara lain:
 Dapat duduk tegak
 Mampu jongkok 5-10 menit tanpa berdiri dulu
 Sudah memiliki jadwal BAK dan BAB yang cukup teratur
 Bisa tetap kering selama dua sampai tiga jam
 Anak berhasil bangun tidur tanpa mengompol
 Dapat menaik-turunkan celananya sendiri
Beberapa ciri anak sudah siap secara
mental untuk diberikan toilet training:
 Sudah mengenal rasa ingin berkemih dan devekasi
 Bisa mengungkapkan kebutuhan untuk berkemih baik
verbal maupun nonverbal
 Merasa tidak nyaman dengan kondisi basah atau kotor
di celana dan ingin segera diganti
 Dapat membedakan BAK dan BAB
 Memahami instruksi sederhana dan bisa meniru perilaku
orang lain
 Tertarik dengan kebiasaan dan kegiatan orang dewasa
di kamar kecil
 Minta diajari menggunakan toilet

Anda mungkin juga menyukai