Anda di halaman 1dari 10

TRAUMA EKSTREMITAS

K EP E R A W A T A N
K E G A WA T D A R U R A T A N I I I
A. DEFINISI TRAUMA EKSTREMITAS

Trauma ekstremitas adalah trauma yang


mengakibatkan cedera pada ekstremitas.
Trauma pada satu bagian system
musculoskeletal atau trauma ekstremitas
dapat menyebabkan disfungsi struktur di
sekitarnya dan struktur yang dilindungi atau
disangganya serta kerusakan pada otot,
pembuluh darah dan saraf.
B. ETIOLOGI TRAUMA EKSTREMITAS

A. Cedera langsung
B. Cedera tidak langsung
C. KLASIFIKASI TRAUMA EKSTREMITAS

. 1. Fraktur
A. Fraktur tertutup
B. Fraktur terbuka
C. Fraktur ekstremitas bawah
D. Fraktur ekstremitas atas
2. Sindrom kompartemen
3. Dislokasi
4. Sprain (keseleo)
5. Strain (peregangan)
6. Vulnus (Luka)
D. PATOFISIOLOGI
Menurut Black dan Matassarin (1993) serta Patrick dan Woods (1989). Ketika
patah tulang, akan terjadi kerusakan di korteks, pembuluh darah, sumsum
tulang dan jaringan lunak. Akibat dari hal tersebut adalah terjadi perdarahan,
kerusakan tulang dan jaringan sekitarnya. Keadaan ini menimbulkan
hematom pada kanal medulla antara tepi tulang dibawah periosteum dan
jaringan tulang yang mengitari fraktur. Terjadinya respon inflamasi akibat
sirkulasi jaringan nekrotik adalah ditandai dengan vasodilatasi dari plasma
dan leukosit. Ketika terjadi kerusakan tulang, tubuh mulai melakukan proses
penyembuhan untuk memperbaiki cidera, tahap ini menunjukkan tahap awal
penyembuhan tulang. Hematom yang terbentuk bisa menyebabkan
peningkatan tekanan dalam sumsum tulang yang kemudian merangsang
pembebasan lemak dan gumpalan lemak tersebut masuk kedalam pembuluh
darah yang mensuplai organ-organ yang lain. Hematom menyebabkan
dilatasi kapiler di otot, sehingga meningkatkan tekanan kapiler, kemudian
menstimulasi histamin pada otot yang iskhemik dan menyebabkan protein
plasma hilang dan masuk ke interstitial. Hal ini menyebabkan terjadinya
edema. Edema yang terbentuk akan menekan ujung syaraf.
Cedera akibat olahraga dikarenakan beberapa hal seperti tidak melakukan
exercise sebelum olahraga memungkinkan terjadinya dislokasi, dimana cedera
olahraga menyebabkan terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan
sendi sehingga dapat merusak struktur sendi dan ligamen. Keadaan
selanjutnya terjadinya kompresi jaringan tulang yang terdorong ke depan
sehingga merobek kapsul/menyebabkan tepi glenoid teravulsi akibatnya tulang
berpindah dari posisi normal. Keadaan tersebut dikatakan sebagai dislokasi.
Begitu pula dengan trauma kecelakaan karena kurang kehati-hatian dalam
melakukan suatu tindakan atau saat berkendara tidak menggunakan helm dan
sabuk pengaman memungkinkan terjadi dislokasi. Trauma kecelakaan dapat
kompresi jaringan tulang dari kesatuan sendi sehingga dapat merusak struktur
sendi dan ligamen. Keadaan selanjutnya terjadinya kompres jaringan tulang
yang terdorong ke depan sehingga merobek kapsul/menyebabkan tepi glenoid
teravulsi akibatnya tulang berpindah dari posisi normal yang menyebabkan
dislokasi.
E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

a. Hemoglobin dan hematokrit


b. Mioglobin urine
c. Radiografi
d. Arteriogram
e. CT Scan
f. MRI
F. PENATALAKSANAAN

•Recognition
•Reduction atau reposisi
•Retaining
•Rehabilitasi
ASUHAN KEPERAWATAN BERDASARKAN TEORI

1. Pengkajian
1.Mengkaji ABCD
• Airway
• Breathing
• Circulation
• Disability
2. Kaji riwayat dan kondisi pasien
• Riwayat SAMPLE
• Tentukan mekanisme cedera untuk membantu
memperkirakan kelanjutan cedera
• Kaji disfungsi segera atau lambat atau nyeri yang
dialami
• Perhatikan adanya riwayat cedera musculoskeletal
3. Mengevaluasi ekstremitas apakah ada 5 P
• Pain (nyeri)
• Pallor (pucat)
• Pulse (nadi)
• Parestesia
• Paralisis

Anda mungkin juga menyukai