ABSTRAK
Objek
• Membandingkan kunjungan post operatif pada penderita ISPA yang dilakukan tonsilektomi dan non-
tonsilektomi(kontrol)
Metode
• Menggunakan studi kohort dari Korean Health Insurance Review and Assessment Service.
Perbandingan 1:4. pasien tonsilektomi (5.831), pasien kontrol (23.324). Kunjungan post operatif
untuk ISPA dilakukan pada 1-9 tahun post-op. dilakan tes ekuivalen dengan batas perbedaan
ekuivalen (– 0,5) – 0,5.
Hasil
• Tidak ada perbedaan antara pasien tonsilektomi dan grup kontrol pada kunjungan 1 – 9 tahun post
op (-0,5 < 95% Cl of difference <0,5).
Kesimpulan
• Tonsilektomi tidak menurunkan angka kejadian ISPA setelah di TE. ISPA menurun dari waktu ke
waktu tidak dipengaruhi oleh tindakan TE,
JOURNAL READING
PENDAHULUAN
TE dengan atau tanpa adenoidektomi adalah salah satu tindakan pembedahan paling sering,
terutama pada anak-anak. TE secara umum dilakukan pada sakit tenggorokan atau OSA yang
berulang.
Beberapa penulis telah melaporkan bahwa tonsilektomi mengurangi kejadian ISPA pada anak-anak,
sementara yang lain telah melaporkan bahwa hal itu tidak terjadi.
Tonsilektomi dikaitkan dengan kemungkinan komplikasi. Perdarahan lama post-op (1-5%) adalah
komplikasi umum. Komplikasi lain seperti perdarahan dini post-op, gangguan pengecapan, cedera
vaskular, emfisema, dan disfagia jarang terjadi. Oleh karena itu kita harus hati-hati
mempertimbangkan apakah TE harus dilakukan untuk mengatasi sakit tenggorokan berulang.
Tujuan penelitian ini adalah membandingkan kunjungan post-op ISPA antara peserta TE dan non-TE
(kontrol) dengan menggunakan studi kohort nasional dengan observasi 1- -9 tahun post-op.
JOURNAL READING
P o p u l a s i d a n P e n g u mp u l a n
data
• The Korean National Health
Insurance Service- National Patient
Sample (HIRA-NPS) Memilih sampel
langsung dari keseluruhan database
populasi untuk mencegah kesalahan
non-sampling.
VARIABEL
Usia
17 kelompok usia,
diklasifikasikan dengan interval
5 tahun
ISPA
Jenis kelamin
ICD 10 = nasofaring akut
(J00), faringitis akut (J02) Perempuan – laki laki
dan ispa (J069)
Tingkat penghasilan
Daerah kediaman
Dikategorikan 11 kelas (kelas
1 dengan pendapatan
Perkotaan - pedesaan
terendah dan kelas 11
dengan pendapatan tertinggi
JOURNAL READING
Jumlah kunjungan ke klinik atau rumah sakit untuk ispa dihitung setiap tahun. Kunjungan ispa pra-operasi
dihitung selama 2 tahun. Jumlah kunjungan yang termasuk dalam riwayat ispa selama periode tindak lanjut dihitung
setiap tahun (mis., Pasca op tahun 1, tahun 2, tahun 3. .. tahun 9). Oleh karena itu, peserta yang menjalani tonsilektomi
pada tahun 2004 ditindaklanjuti selama 9 tahun, sedangkan peserta yang menjalani tonsilektomi pada tahun 2012
ditindaklanjuti selama 1 tahun
JOURNA;L READING
ANALISIS STATISTIK
HASIL
DISKUSI
JOURNAL READING
DISKUSI
Kelebihan Kekurangan
Peneliti menggunakan data klaim asuransi kesehatan dan menghitung
Banyaknya peserta studi (n = 29.154).
jumlah kunjungan ispa yang tidak persis mencerminkan jumlah infeksi.
peneliti mengikuti kelompok tonsilektomi paling lama 9 tahun, peneliti tidak bisa mengukur tingkat keparahan setiap ispa di setiap
sedangkan penelitian lain biasanya menggunakan follow up 2 tahun peserta.
KESIMPULAN