Anda di halaman 1dari 76

OBAT-OBAT

SISTEM ENDOKRIN
(HORMON)
Sistem ENDOKRIN
 Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa
saluran (ductless) yang menghasilkan hormon yang
tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk
memengaruhi organ-organ lain.
 Hormon bertindak sebagai "pembawa pesan" dan
dibawa oleh aliran darah ke berbagai sel dalam tubuh,
yang selanjutnya akan menerjemahkan "pesan" tersebut
menjadi suatu tindakan.
HORMON dan sumbernya
 Hormon ialah zat aktif yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin, yang
masuk ke dalam peredaran darah untuk mempengaruhi jaringan
target secara spesifik.
 Jaringan target suatu hormon sangat spesifik karena sel-selnya
mempunyai reseptor untuk hormon tersebut.
 Sumber hormon alami adalah sapi dan biri-biri. Karena khas sifatnya
sehingga tidak efektif pada manusia dan dapat menimbulkan reaksi
imunologis.
 Saat ini untuk menghasilkan hormon alami dipakai cara rekayasa
genetika, dan dalam jumlah banyak dan dalam waktu yang singkat.
 Hormon alami hasil rekayasa genetika tidak menimbulkan reaksi
imunologis karena sama dengan hormon manusia asli, tetapi
jumlahnya sedikit misalnya hormon pertumbuhan.
KELENJAR ENDOKRIN
1. Hormon Hipotalamus (Untuk diagnostik)
contoh : Tirotropin (protilerin) untuk D/fungsi kel.tiroid,
Gonadoliberin (relefact) untuk D/ fungsi kel.gonad
2. Hormon Hipofisis
A. H.Hipofifisis Anterior
a. Tirotrofin/tiroid/TSH,
b. Kortikotropin/ACTH,
c. Gonadotropin,
d. Somatotropin,/pertumbuhan, (GSH)
e. Melanotropin/MSH,
f. Prolaktin/LTH
B. H.Hipofisis posterior (Vasopresin, Oksitosin)
next
3. H. tiroid
4. H.Paratiroid
5. H.Timus
6. H.Pankreas
7. H.Adrenal (anak ginjal)
8. Kel.Gonad
a. ovarium (estrogen, gestagen, kontrasepsi
hormonal, uterotonika)
b. testis (testosteron, androgen)
9. Hormon jaringan (Histamin)
KELENJAR HIPOFISIS
A. LOBUS ANTERIOR
 Growth Hormone (GH), yang merangsang pertumbuhan
dan tulang.
 Thyroid Stimulating Hormone (TSH), yang bekerja
terhadap kelenjar tiroid.
 Hormon Adrenokortopik (ACTH), yang merangsang
kelenjar adrenal.
 Gonadotropin (FSH & LH), yang mempengaruhi ovarium.
B. LOBUS POSTERIOR
 Dikenal sebagai neurohipofisis, mensekresi hormon
antidiuretik (ADH,Vasopresin) dan oksitosin.
OBAT-OBAT YANG DIGUNAKAN DALAM
GANGGUAN KELENJAR HIPOFISIS

ANTERIOR
 GH : Somatrem (Protropin), Somatropin (Humatrope),
Bromokriptin (Parlodel).
 TSH : Thyrotropin (Thytropar)
 ACTH : Kortikotropin (ACTHAR), Kortikotropin respositori
(Corticotropin Gel, ACTHAR Gel), Kosintropin
(Cortrossyn).
POSTERIOR
 ADH: Vasopresin (Pitressin), Vasopresin tanat/minyak
(Pitressin Tannate), Lipresin (Diapid), Desmopressin
(DDAVP), Desmopresin (Stimate).
H.PERTUMBUHAN (GH)
 Defisiensi hormon ini menyebabkan kekerdilan (
dwarfisme ),sedang kelebihan hormon ini menyebabkan
gigantisme pada anak-anak dan akromegali pada orang
dewasa.
 Hormon lain yang berperan dalam proses pertumbuhan
dan perkembangan normal yaitu hormon
tiroid,insulin,androgen dan estrogen.
 Pemberian hormon pertumbuhan pada pasien
hipopituitarisme menyebabkan pertumbuhan normal
apabila pengobatan dimulai cukup dini.
 Pematangan alat kelamin tidak terjadi tanpa pemberian
hormon kelamin atau gonadotropin.
 Gigantisme dan akromegali tidak pernah dilaporkan terjadi
akibat terapi dengan hormon ini.
KELENJAR TIROID
 Tiroid merupakan kelenjar kecil, dengan diameter 5 cm,
terletak dibawah leher, menghasilkan hormone tiroid
yang mengendalikan kecepatan metabolisme tubuh.
 Kelenjar Tiroid mensekresikan Tiroksin (T4) dan
Triiodotironin (T3).
PENGGANTI HORMON TIROID DAN OBAT-OBAT ANTITIROID :
 Hipotiroidisme: Tiroid (parutan), Tiroglobulin
(Proloid), Levotiroksin (Synthroid), Liotironin
(Cytomel), Liotriks (Euthroid, Thyrolar).
 Hipertiroidisme Tiomida: Propiltiourasil (Propacil),
Metimazol (Tapazole).
 Iodin: Larutan iodin kuat (Larutan Lugol)
KELENJAR ADRENAL
KELENJAR ADRENAL TERDIRI DARI
MEDULA DAN KORTEKS.

KORTEKS ADRENAL MEMPRODUKSI :


GLUKOKORTIKOID (KORTISOL)
Beklometason (Vanceril), Betametason (Celestone), Kartison
Asetat (Cortone), Deksametason (Decadron), Hidrokortison
(Cortef), Metilprednisolon [(Medrol)(Solu-Medrol)], Prednisolon
(Delta-Cortef), Prednison,
Triamsinolon (Aristocort, Kenacort, Azmacort, Kenalog).

MINERALOKORTIKOID (ALDOSTERON)
 Hormon ini mempertahankan keseimbangan cairan dengan
meningkatkan penyerapan natrium dari tubulus ginjal.
KELENJAR GONAD
ESTROGEN & PROGESTERON

ESTROGEN diproduksi oleh ovarium, korteks adrenal,


testis dan placenta pada masa kehamilan.
peranan hormon estrogen dan progesteron :
perkembangan tubuh
proses ovulasi
Vertilisasi
Imflantasi
pertumbuhan tulang dan
spermatogenesis
ESTROGEN

Berdasarkan perbedaan potensi estrogenik dan


lama kerjanya, terdapat turunan senyawa estrogen
sbb :
a. estradiol adalah estrogen alami paling poten
b. estron dan estriol paling lemah,
c. etinilestrediol merupakan estrogen sintetik paling
poten.
d. Senyawa non steroid lain yang berefek estrogenic
atau anti estrogenic umumnya berasal dari
tumbuhan, antara lain flavonioid, isoflavon (mis.
genistein) dan kumestan, dapat ditemukan
diberbagai tanaman.
NEXT,,,

FISIOLOGI DAN KHASIAT FARMAKOLOGI

SALURAN REPRODUKSI
Terjadinya penurunan hormon ini secara tiba-tiba pada akhir siklus
haid, merupakan penyebab utama keluarnya perdarahan haid.
KELENJAR MAMMAE
Pada akhir masa kehamilan, kelenjar terisi sekret dan vasukularisasi
bertambah, sesudah partus dimana estrogen dan progesteron
sangat menurun, baru akan terjadi laktasi.
SUSUNAN SARAF PUSAT
Suhu tubuh wanita selama suatu siklus haid akan pada pertengahan
siklus, hal ini dihubungkan dengan waktu dimana terjadi ovulasi.
Kenaikan suhu ini disebabkan oleh efek progesteron dan
berlangsung sampai terjadi perdarahan haid. Mekanisme timbulnya
perubahan suhu ini belum diketahui jelas tetapi mungkin terjadi
perubahan pada pusat pengatur suhu di hipotalamus.
NEXT,,,,

INDIKASI
wanita pasca menopouse
abortus iminens/ ancaman abortus
ancaman lahir prematur
abortus habitualis
kanker endometrium
perdarahan fungsional endometrium

PREPARAT
Jenis preparat untuk kontrasepsi :
Tablet noretisteron 5 mg
MPA 5 mg
Allilestrenol 5 mg
FARMAKOKINETIK
ESTROGEN
 Diabsorpsi dengan baik secara oral, cenderung cepat
didegradasi oleh hati selama lintasan pertama dari
saluran cerna, Metabolitnya adalah glukororonida
dan konjugat sulfide (estradiol, estron dan estriol).
PROGESTERON
 Di metabolisme oleh hati menjadi glukoronida atau
konjugat sulfat. Sebagian besar dosis awal cepat
didegradasi oleh metabolisme lintasan pertama,
sehingga progesterone tidak mencapai jaringan bila
diberikan secara oral. Progestin sintetis sebaliknya
tidak rentan terhadap metabolisme lintasan pertama
sehingga dapat diberikan secara oral.
NEXT,,,

EFEK METABOLIK.
Progesteron dapat meningkat insulin basal atau setelah
makan karbohidrat, tetapi tidak menyebabkan perubahan
toleransi glukosa, kecuali penggunaan jangka panjang.
Progestin yang poten ( nogestrel ) dapat merangsang
aktivitas enzim lipoprotein lipase dan nampaknya
menambah deposit lemak.
FARMAKOKINETIK
Progesteron oral akan cepat mengalami metabolisme
lintas pertama di hepar, karena bioavailabilitas oralnya
rendah dan lebih banyak digunakan IM atau diberikan
bersama alat kontrasepsi dalam rahim atau intrauterin
depices ( AKDR/IUD ).
JENIS OBAT
1. Estrogen Oral, Transdermal
2. Progestin Oral, Vaginal
3. Kombinasi estrogen dan progesterin oral pada
pemakaian kontinu
4. Kombinasi estrogen dan progestin oral pada
pemakaian siklik
5. Kombinasi estrogen dan progesterin transdermal
6. Kombinasi estrogen dan androgen
7. Estriol, 1 dan 2 mg,
8. Estradiol valerat tab 2 mg;
9. β-estradiol patch 100µg ;
10. Etinilestradiol tab 50 µg,
11. Estropipat(Na-estron sulfat) 0,625 mg,

Semua ini digunakan pada defisiensi estrogen, osteoporosis pasca


menopause.
INDIKASI
ESTROGEN
 Kontrasepsi
 Vaginitis Atrofik
 Osteoporosis
 Penyakit Kardiovaskuler karena Menapause
 Perdarahan menstruasi hemoragik
 Kegagalan pengembangan ovarium
 Hirsutisme
 Kanker Prostat
 HRT (hormone replacement theraphy) pada wanita pasca menopause.
PROGESTERON
 Kontrasepsi
 Perdarahan menstruasi hemoragik/ tidak teratur
 Karsinoma Endometrium (Endometriosis)
 Hipoventilasi
 Nyeri Haid
 Ancaman Abortus dan Abortus Habitualis
KONTRA INDIKASI
ESTROGEN
 Kehamilan Teratogenik
 Neoplasma yang tergantung estrogen
 Perdarahan pervaginam
 Gangguan fungsi hati
 Kelainan tromboembolik
 Wanita hamil atau menyusui,
 riwayat thrombosis atau emboli,
 hipertensi, penyakit jantung,
 perdarahan vagina yang belum jelas penyebabnya,
 adenoma mamma atau adanya tumor pada alat reproduksi
PROGESTERON
 Meningioma
EFEK SAMPING OBAT
ESTROGEN
 Nausea
 Nyeri tekan payudara dan edema
 Ginekomastia
 gangguan siklus haid, mual atau bahkan muntah, rasa kembung,
 berat badan bertambah.
 pusing, migren, kloasma terutama pada kulit muka,
 peningkatan tekanan darah, thrombosis, proliferasi endometrium
atau varises.

2. PROGESTERON
 Maskulinisasi pada penggunaan lama
 Toksisitas minimal
HORMON PROLAKTIN

“Hormon Prolaktin dihasilkan oleh


kelenjar hipofisa bagian depan yang ada di dasar
otak. Prolaktin merangsang kelenjar susu untuk
memproduksi ASI.

• Mekanisme Kerja Hormon Prolaktin


Ketika bayi menyusu, rangsangan sensorik itu dikirim
ke otak. Otak kemudian bereaksi mengeluarkan
hormon Prolaktin yang masuk ke dalam aliran darah
menuju kembali ke payudara. Hormon Prolaktin
merangsang sel-sel pembuat susu untuk bekerja,
memproduksi susu.
KONTRASEPSI

A. Pengertian Kontrasepsi
Kontrasepsi berasal dari kata Kontra berarti
mencegah atau melawan, sedangkan konsepsi
adalah pertemuan antara sel telur (sel wanita)
yang matang dan sel sperma (sel pria) yang
mengakibatkan kehamilan. Maksud dari
kontrasepsi adalah menghindari/mencegah
terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan
antara sel telur yang matang dengan sel sperma
tersebut.
MEKANISME DAN METODA
MEKANISME KERJA :
 Mengusahakan agar tidak terjadi ovulasi
 Melumpuhkan sperma.
 Menghalangi pertemuan sel telur dengan
sperma.
METODA KONTRASEPSI
 Metoda efektif jangka panjang
 Metoda mantap
 Metoda efektif
 Metoda sederhana
MACAM-MACAM KONTRASEPSI

a. Kontrasepsi sterilisasi (vasektomi, tubektomi)


b. Kontrasepsi teknik (koitus interuptus, sistem
kalender)
c. Kontrasepsi mekanik (kondom, spermatisida,
vaginal diafragma, IUD)
d. Kontrasepsi hormonal (pil, suntikan, dan implan)
KONTRASEPSI HORMONAL

Kontrasepsi adalah tindakan untuk


mencegah kontrasepsi atau mencegah
kehamilan dikenal berbagai cara yang
dapat mencegah kontrasepsi, antara lain
penggunaan kondom pada pria atau alat
kontrasepsi dalam rahim
( AKDR, IUD = Intra Uterine Devices )
tindakan operasi sterilisasi ( tubektomi
wanita atau vasektomi pria ) , atau
penggunaan kontrasepsi hormonal.
JENIS KONTRASEPSI HORMONAL

Sampai sekarang baru dikenal kontrasepsi hormonal ( KH )


wanita. Untuk pria belum ada yang dapat diterima oleh pria.
Dikenal 3 cara pemberian KH wanita:
Oral
Preparat kombinasi, berisi derivat estrogen dan progestin yang
hanya berisi progestin (linestrenol 0,5 mg), minipil.
Suntikan
DMPA (depo-medroksiprogesteron asetat) berisi MPA150 mg
diberikan 12 minggu sekali, cyclopem (MPA 50 mg dan estradiol
sipionat 10 mg). Disuntikan setiap 30 hari.
Implan subkutan
Satu implan nonbio-degradebel yang berisi 68 mg etonogestrel,
untuk selama 3 tahun. Dan 6 implan yang total berisi 6x36 mg
levonorgestrel, digunakan selama 5 tahun.
MEKANISME KERJA

Ada beberapa mekanisme kontrasepsi preparat


estrogen dan progestin terus menerus terjadi
penghambatan sekresi GnRH dan gonadotropin
sedemikian rupa hingga tidak terjadi perkembangan
polikel dan tidak terjadi ovulasi.
Progestin akan menyebabkan bertambah kentalnya
mucus serviks sehingga penetrasi sperma terhambat,
terjadi gangguan keseimbangan hormonal dan
hambatan progesteron, menyebabkan hambatan
nidasi, gangguan pergerakan tuba.
CARA PENGGUNAAN

KH oral, baik kombinasi maupun minipil, harus


diminum setiap hari pada waktu yang sama, mulai
dari pertama perdarahan haid sampai habis satu
blister, yang terdiri dari 28 tablet, 22 tablet aktif
(berisi hormon) dan 6 tablet plasebo. Setelah habis
1 blister segera mulai dengan blister baru.
KH suntikan diberikan hari ke 5 perdarahan haid.
KH implantasi, di implantasikan pada hari ke 5
perdarahan haid bila sebelumnya menggunakan pil
oral, langsung dipasang sesudah pil oral
dihentikan.
EFEK SAMPING

gangguan haid
mual mungkin timbul pada awal
penggunaan
peningkatan tekanan darah
rasa sakit dikelenjar mammae
gangguan toleransi glukosa pada diabetes
trombo emboli
KONTRA INDIKASI DAN INTERAKSI OBAT

KONTRA INDIKASI
Kehamilan
wanita usia > 40 tahun
trombosis atau emboli
penyakit kardiovaskular dan serebrovaskular
hipertensi
gangguan fungsi hepar
hiperplasia
INTERAKSI OBAT
Bila KH digunakan bersama antikonvulsan, barbiturat,
rifampisin, tetrasiklin, aktivated charcoal, dapat terjadi
perdarahan atau kegagalan kontrasepsi. pada diabetes
melitus, KH oral dapat menurunkan tes toleransi glukosa, dan
meningkatkan kebutuhan insulin atau anti diabetik oral.
KONTRASEPSI SUNTIKAN

Penjelasan Metode
Seperti pil yang hanya berisi progesterone
(POP), kontrasepsi suntik mencegah kehamilan
dengan berbagai cara. Kontrasepsi ini
menyebabkan lender serviks mengental sehingga
menghentikan daya tembus sperma, mengubah
endometrium menjadi tidak cocok untuk
implantasi, dan mengurangi fungsi tuba fallopi.
Namun fungsi utama kontrasepsi suntik dalam
mencegah kehamilan adalah menekan ovulasi.
Efektivitas Kontrasepsi suntik

Efektivitas kontrasepsi suntik adalah


antara 90% dan 100% dalam mencegah
kehamilan. Kontrasepsi suntik adalah
bentuk kontrasepsi yang sangat efektif
karena angka kegagalan penggunaanya
lebih kecil. Hal ini karena wanita tidak
perlu mengingat untuk meminum pil dan
tidak ada penurunan efektivitas yang
disebabkan oleh diare atau muntah
Tipe metode Kontrasepsi suntik
Ada dua jenis suntikan, Depoprovera dan Noristerat .
Depoprovera
Depoprovera (disingkat DPMA) berisi depot
medoksiprogesteron asetat dan diberikan dalam
suntikan tunggal 150 mg secara intramuscular setiap
12 minggu. DMPA saat ini tersedia dalam spuit yang
sebelumnya telah diisi dan dianjurkan untuk
diberikan tidak lebih dari 12 minggu dan 5 hari
setelah suntikan terakhir.
CARA KERJA DEVO
Menghalangi ovulasi dengan jalan menekan pembetulan LHRF
(Luteinizing Hormone Releasing Factor), merubah lendir serviks
menjadi kental sehingga menghambat penetrasi sperma, dan
menimbulkan perubahan pada endometrium sehingga tidak
Memungkinkan nidasi. Selain itu juga merubah kecepatan
transportasi ovum melalui tuba.
Dalam masa interval diberikan pada hari 1-5 haid.
Depo-provera disuntikan secara intramuskuler pada otot
bokong (muskulus gluteus) agak dalam. Sebelum diberikan, botol
obat harus dikocok agak lama dulu sampai seluruh obat kelihatan
betul-betul dan bercampur baik. Suntikan diberikan setiap 3 bulan
sekali.
EFEK SAMPING DEVO

Gangguan haid berupa amenorea,


spotting (bercak darah), dan menoraghia.
Seperti halnya alat kontrasepsi hormonal
lainnya maka dijumpai pula keluhan mual,
sakit kepala, pusing, menggigil, mastalgia dan
berat badan bertambah. Efek samping yang
berat jarang dijumpai. Kadang kala ibu
mengeluh libido berkurang.
JENIS DAN MEKANISME KERJA
Noristerat
Noristerat (disingkat NET EN) berisi noristeron
enantat dan diberikan dalam suntikan tunggal 200
mg secara intramuscular setiap 8 minggu.

1. Mekanisme Kerja Kontrasepsi Suntikan


◦ Menghalangi pengeluaran FSH dan LH sehingga
tidak terjadi pelepasan ovum untuk terjadinya
ovulasi dengan jalan menekan pembentukan
releasing faktor dari hipotalamus.
◦ Mengentalkan lendir serviks sehingga sulit untuk
ditembus oleh spermatozoa.
◦ Merubah suasana endometrium sehingga menjadi
tidak sempurna untuk implantasi dari hasil
konsepsi.
KEUNTUNGAN-KERUGIAN

 Noristerat pemberiannya sederhana diberikan 200


mg sekali setiap 8 minggu untuk 6 bulan pertama 3 x
suntikan pertama kemudian selanjutnya sekali tiap 12
minggu.
 DMPA pemberiannya diberikan sekali dalam 12
minggu dengan dosis 150 mg.
 Tingkat efektifitasnya tinggi
 Suntikan tidak ada hubungannya dengan saat
bersenggama.
 Tidak perlu menyimpan atau membeli persediaan.
 Kontrasepsi suntikan dapat dihentikan setelah 3 bulan
dengan cara tidak disuntik ulang, sedangkan IUD dan
implant yang non-bioderdable harus dikeluarkan oleh ora
KEUNTUNGAN-KERUGIAN
b. Kerugian ( Hartanto,2004).
◦ Perdarahan yang tidak menentu
◦ terjadinya amenorhoe yang berkepanjangan
◦ Berat badan yang bertambah
◦ Sakit kepala
◦ Kembalinya kesuburan agak terlambat beberapa bulan
◦ Jika terdapat atau mengalami side efek dari suntikan
tidak dapat ditarik lagi.
◦ Masih mungkin terjadi kehamilan, karena mempunyai
angka kegagalan 0.7%.
◦ Pemberiannya harus dilakukan oleh orang yang
profesional.
◦ Menimbulkan rasa sakit akibat suntikan
◦ Memerlukan biaya yang cukup tinggi.
KONTRA INDIKASI-ESO

KONTRA INDIKASI Noristerat ( Saifuddin,A.B,2003)


 Tersangka hamil
 Perdarahan ginekologi ( perdarahan melalui vagina yang tidak
diketahui penyebabnya
 Tumor/keganasan
 Penyakit jantung, hati, hipertensi, DM, penyakit paru-paru hebat.
EFEK SAMPING ( Hartanto,H.2004)
Gangguan Haid :
 Amenorhoe
 Spoting
 Metrorhagia
 Keputihan
 Perubahan berat badan
 Pusing dan sakit kepala
 Hematoma
KOMPLIKASI-PENANGGULANGAN

Komplikasi.
Abses. Rasa sakit dan panas didaerah suntikan.
Bila terdapat abses teraba adanya benjolan yang
nyeri di daerah suntikan. Biasanya diakibatkan karena
pemakaian jarum suntik yang berulang dan tidak suci
hama.
Penanggulangan
Pemberian antibiotic dosis tinggi ( Ampicilin 500
mg, 3 x 1 tablet / hari ).
Bila abses : Berikan kompres untuk mendinginkan
infeksi / mematangkan abses misalnya kompres
permanganas atau rivanol. Bila ada fluktuasi pada
abses, dapat dilakukan insisi abses, setelah itu
diberikan tampon dan drain jangan lupa berikan
antibiotic sperti penatalaksanaan pada infeksi.
KONTRASEPSI ORAL (PIL)

 Pil atau yang biasa disebut pil KB


mengandung kedua hormon wanita, yaitu
estrogen danprogesterone.
 Kedua hormon ini memiliki prinsip kerja
menghentikan ovulasi yaitu mencegah
lepasnya sel telur dari ovarium dan membuat
servical mucus menjadi tebal sehingga sulit
untukdilewati sperma.
 Keefektifan alat kontrasepsi ini berkisar antara
6-8/1000 kehamilan (pada periode tahun
pertama) dan akan lebih efektif apabila
digunakan secara teratur dan benar.
KONTRASEPSI ORAL (PIL)
ESTROGEN
Sebagian besar KOK modern mengandung EE. Zat ini
mempengaruhi faktor-faktor pembekuan darah sehingga
thrombosis arteri dan vena meningkat. Perubahan-perubahan
ini bergantung pada dosis.

PROGESTOGEN
Progestogen yang saat ini digunakan semuanya merupakan
turunan dari 19-nortestosteron dan berdasarkan konvensi,
dibagi menjadi dua kelompok;
a. Progestogen generasi kedua: noritisteron (NET); noretisteron
asetat; etinodiol diasetat (keduanya adalah obat pro untuk
noretisteron), dan levonorgestrel (LNG).
b. Progestogen generasi ketiga; desogestrel (DSG) dan
gestoden (GSD), norgestimat memiliki kemiripan dengan zat-
zat ini tetapi juga dimetabolisme sebagian menjadi LNG,
sehingga sulit mengkategorisasikannya.
EFEK SAMPING -KONTRASEPSI ORAL ( PIL ).

Nousea, Nyeri payudara, Gangguan Haid,


Hipertensi, Acne, Penambahan berat badan.

KEUNTUNGAN Kontrasepsi Oral ( Pil )


 Mudah menggunakannya
 Cocok untuk menunda kehamilan pertama dari
pasangan usia subur muda.
 Mengurangi rasa sakit pada saat menstruasi
 Dapat mencegah defesiensi zat besi (Fe)
 Mengurangi resiko kanker ovarium.
 Tidak mempengaruhi produksi ASI pada saat pemakaian
pil Yang mengandung estrogen.
KONTRASEPSI IMPLANT
MEKANISME KERJANYA : menekan ovulasi membuat
getah serviks menjadi kental dan membuat
endometrium tidak sempat menerima hasil konsepsi.

EFEK SAMPING
 Pada umumnya efek samping yang ditimbulkan implant
tidak berbahaya. Yang paling sering ditemukan adalah
gangguan haid yang kejadiannya bervariasi pada setiap
pemakaian, seperti pendarahan haid yang banyak atau
sedikit, bahkan ada pemakaian yang tidak haid sama
sekali. Keadaan ini biasanya terjadi 3 – 6 bulan pertama
sesudah beberapa bulan kemudian.
 Efek samping lain yang mungkin timbul, tetapi jarang
adalah sakit kepala, mual, mulut kering, jerawat, payudara
tegang, perubahan selera makan dan perubahan berat
badan.
Keuntungan Implant
Efektifitas tinggi setelah dipasang :
1). Sistem 6 kapsul memberikan perlindungan
untuk 5 tahun.
2).Tidak mengandung estrogen
3). Efek kontraseptif segera berakhir setelah
implantnya dikeluarkan
4). Implant melepaskan progestin dengan
kecepatan rendah dan konstant, sehingga
terhindar dari dosis awal yang tinggi
Kerugian Implant.
 Insersi dan pengeluaran harus dikeluarkan
oleh tenaga terlatih.
 Petugas medis memerlukan latihan dan
praktek untuk insersi dan pengangkatan
implant.
 Lebih mahal
 Sering timbul perubahan pola haid
 Akseptor tidak dapat menghentikan implant
sekehendaknya sendiri.
UTEROTONIKA (OKSITOSIK)
 Obat-obat yang memberikan pengaruh
kontraksi pada rahim/uterus.
 Uterus dipersyarafi oleh saraf kolinergik dari
saraf pelvic, adrenergic dari ganglion
mesenteric inferior dan ganglion hipogastrik.
 Miometrium merupakan alat kontraksi, terjadi
spontan dan teratur pada masa pubertas.

JENIS OBAT-OBAT UTEROTONIKA adalah :


 Alkaloid Ergot
 Oksitosin
 Prostaglandin
ALKALOID ERGOT

INDIKASI
 Induksi partus aterm
 Mengontrol perdarahan dan Antonia uteri
pasca persalinan
 Merangsang kontraksi uterus setelah operasi
Caesar maupun operasi uterus lain
 Induksi abortus teurapeutik
 Menghilangkan pembengkakan payudara
 Pengobatan migren
Next….KONTRA INDIKASI
 Penderita sepsis
 Penyakit pembuluh darah : arteritis, arteriosklerosis,
koroner, tromboflebitis.
 Wanita hamil
EFEK SAMPING
 Alkaloid ergot sangat toksik
 Ergotamine merupakan alkaloid yang paling toksik
 Dosis besar dapat menyebabkan mula, muntah,
diare, gatal, kulit dingin, nadi lemah dan cepat,
bingung dan tidak sadar.
 Keracunan dapat terjadi dengan dosis 26 mg per oral
selama beberapa hari atau 0,5 – 1,5 mg parenteral
 Toksisitas ergonovin ¼ kali alkaloid asam amino
OKSITOSIN

 Oksitosin adalah suatu hormon yang diproduksi di


hipotalamus dan diangkut lewat aliran aksoplasmik ke
hipofisis posterior yang jika mendapatkan stimulasi yang
tepat hormon ini akan dilepas kedalam darah.
 Oksitosik adalah obat yang bekerja memperkuat kontraksi
uterus secara selektif ataupun menambah kekuatan kontraksi
uterus yang sudah ada.
OKSITOSIN
FISIOLOGI
Sensivitas uterus terhadap oksitosin meninggi
bersamaan dengan bertambahnya umur kehamilan.
Pada kehamilan tua dan persalinan spontan,
pemberian oksitosin meningkatkan kontraksi fundus
uteri meliputi peningkatan frekuensi, amplitude dan
lamanya kontraksi.

FARMAKODINAMIK
Uterus. Oksitosin merangsang frekuensi dan
kekuatan kontraksi otot polos uterus. Efek ini
tergantung pada konsentrasi estrogen. Pada
konsentrasi estrogen yang rendah, efek oksitosin
terhadap uterus juga berkurang. Uterus imatur
kurang peka terhadap oksitosin.
Mekanisme Kerja Oksitosik

a. Pada otot polos uterus.


hormon ini akan menyebabkan kontraksi otot polos
uterus sehingga digunakan dalam dosis
farmakologik untuk menginduksi persalinan.
b. Pada kelenjar mammae
Fungsi fisiologik lain yang kemungkinan besar
dimiliki oleh oksitosin adalah merangsang kontraksi
sel mioepitel yang mengelilingi mammae, fungsi
fisiologik ini meningkatkan gerakan ASI kedalam
duktus alveolaris dan memungkinkan terjadinya
ejeksi ASI.
Cara pemberian
sediaan
INDIKASI- ESO

Tetani uteri
Intoksikasi air dan hiponatremia
Hipertensi mendadak
Reaksi alergi
Pada bayi dapat terjadi bradikardi dan
aritmia kordi
KI

◦ Uterus tidak normal


◦ Uterus sudah pernah dioperasi
◦ Terdapatnya kemungkinan janin tidal dapat
dilahirkan pervaginam karena bermacam-macam
◦ Kontra Indikasi Induksi Persalinan
Prostaglandin

 Dalam tubuh terdapat berbagai macam prostaglandin dan


tempat kerjanya berbeda-beda.
Ada empat tipe prostaglandin endogenus yang memainkan
peranan dalam proses melahirkan.
 PGE1----------- mematangkan serviks
 PGE2 ---------- menimbulkan kontraksi uterus mulai dari
trimester kedua lanjut dan mematangkan serviks
 PGI…….memastikan aliran darah dari ibu ke dalam janin,
dan mempertahankan patensi duktus arteriosus
 PGI2α menimbulkan kontraksi uterus pada segala
waktu (berbeda dengan oksitosin). Tipe ini juga penting
pada saat menstruasi ketika menyebabkan vasokontriksi
dan kontraksi uterus.
Gol. Prostaglandin :
misoprostol,dinoprost dan dinoproston
a. Prostaglandin Endogenus pada
proses melahirkan
Pembentukan prostaglandin oleh amnion akan
meningkat pada saat menjelang akhir kehamilan
dan peningkatan ini akan menaikan prostaglandin
dalam cairan amnion,darah tali pusat dan darah
ibu.
Ada beberapa tipe prostaglandin yang berperan
dalam proses persalinan.
Kerja dan Efek Samping Prostaglandin
 Kontraksi otot polos-usus,uterus,pembuluh darah,bronkiolus.
 Vasodilatasi dan hipotensi
 Pireksia
 Inflamasi
 Sensitisasi terhadap rasa neri
 Diuresis dan Kehilangan elektrolit

 Efek pada system saraf pusat (Tremor merupakan efek


samping yang jarang terjadi)
 Pelepasan hormone hipofise,renin dan steroid adrenal
 Inhibisi respon system saraf otonom
 Peningkatan tekanan intraokuler
KI

◦ Adanya riwayat sikatriks pada uterus-sikatriks


yang pertikal merupakan kontra indikasi
◦ Disproporsi sefalopelvik yang berat
◦ Plasenta previa
◦ Malpresentasi khususnya letak lintang
◦ Grand Multipara (Melahirkan anak empat kali
atau lebih)
◦ Kehamilan kembar
◦ Riwayat melahirkan yang sulit atau traumatic
◦ Polihidramios atau oligohidramion
ANTIDIABETIK
DIABETIK
Diabetes mellitus adalah suatu sindroma klinik yang ditandai oleh
poliuri, polidifsi dan polifagi, disertai peningkatan kadar glukosa darah
atau hiperglikemia.
Penyebabnya adalah kekurangan hormon insulin, akibatnya glukosa
bertumpuk di dalam darah (hiperglikemia) & akhirnya di eksresikan
lewat kemih tanpa digunakan (glikosuria).
Melihat etiologinya DM dapat dibedakan menjadi :
DM tipe 1, adanya gangguan produksi insulin akibat penyakit auto
imun dan idiopatik. pasien mutlak membutuhkan insulin.
DM tipe 2, akibat resistensi insulin atau gangguan sekresi insulin.
Pada tipe 2 ini tidak selalu dibutuhkan insulin, kadang-kadang cukup
dengan diet dan anti-diabetik oral.
ANTIDIABETIK

Obat antidiabetik adalah obat yang dipakai


untuk mengendalikan diabetes mellitus
(suatu penyakit kronik yang
mempengaruhi metabolisme karbohidrat).

Ada dua kelompok antidiabetik;


1. Insulin dan
2. obat hipoglikemi oral.
INSULIN

Insulin dilepaskan dari sel-sel β pulau langerhans


dalam responnya terhadap peningkatan glukosa
darah. Pankreas secara normal mensekresikan
40-60 unit insulin setiap harinya.

Insulin manusia (Humilin) diperkenalkan pada


tahun 1983 dan diproduksikan dengan 2 metoda
yang terpisah : (1) mengubah asam amino yang
berbeda dari insulin babi atau (2) memakai
teknologi DNA
JENIS-JENIS INSULIN

1. Insulin kerja singkat


Konsep kerjanya adalah ½ -1 jam, puncak
kerja timbul dalam 2-4 jam, dan lama kerja 6-
8 jam.
2. Insulin kerja sedang
bekerja dalam 1-2 jam, Puncak 6-12 jam, dan
lama kerja 18-24 jam.
3. Insulin kerja panjang
bekerja dalam 4-8 jam, Puncak 14-20 jam dan
berakhir sampai 24-36 jam
NEXT,,,

EFEK SAMPING
Hipoglikemi
Hipoglikemi merupakan efek samping yang paling sering terjadi
akibat dosis insulin yang terlalu besar, tidak tepatnya waktu makan
dengan waktu tercapainya kadar puncak insulin, atau karena
adanya factor yang dapat meningkatkan sensitifitas terhadap
insulin, missal insufisiensi adrenal atau pituitari, ataupun akibat
kerja fisik yang berlebihan.
Reaksi allergen dan resistensi
Penggunaan insulin rekombinan dan insulin yang lebih murni,
telah dapat menurunkan insiden reaksi alergi dan resistensi. Meski
kadang-kadang reaksi tersebut dapat terjadi akibat adanya bekuan
atau terjadinya denaturasi preparat insulin, atau kontaminan, atau
akibat pasien sensitive terhadap senyawa yang ditambahkan pada
proses pormulasi preparat insulin.
NEXT,,

PREPARAT DAN DOSIS


Sediaan insulin umumnya diperoleh dari bivine atau
biporcine (sapi atau babi) atau dengan cara rekombinan
DNA akan diperoleh insulin yang analog dengan insulin
manusia.
Penatalaksanana pasien DM, dosis awal pasien DM muda
0,7-1,5 U/kg berat badan.
Untuk DM dewasa yang kurus: 8-10U insulin keja sedang
diberikan 20-30 menit sebelum makan pagi dan 4-5 unit
sebelum makn malam.
DM dewsa gemuk 20U pagi hari dan 10U sebelum
makan malam. Dosis ditingkatkan secara bertahap sesuai
hasil pemeriksaan glukosa darah dan urine.
ANTIDIABETIK ORAL

1. GOLONGAN SULFONILUREA
- Mekanisme kerja
Golongan obat ini mempunyai mekanisme
kerja merangsang sekresi insulin dari granul
sel-sel β Langerhas pancreas.
- Efek Samping
Hipoglikemia, reaksi alergi jarang, sesekali
terjadi mual, muntah, diare, gejala
hematologic, susunan saraf pusat, mata.
GOLONGAN SULFONILUREA
- Indikasi
Memilih sulfonilurea yang tepat untuk pasien
tertentu sangat penting untuk suksesnya terapi.
Yang menentukan bukanlah umur pasien waktu
terapi dimulai, tetapi usia pasien waktu penyakit
DM mulai timbul.
- Peringatan
Sulfonilurea tidak boleh diberikan sebagai obat
tunggal pada pasien DM juvenile, pasien yang
kebutuhan insulinnya tidak stabil, DM berat, Dm
dengan kehamilan dan keadaan gawat.
EFEK SAMPING dan KONTRAINDIKASI

 Efek samping sama dengan efek samping insulin.


 Memakai antidiabetik tanpa memakan makanan
yang cukup menyebabkan reaksi insulin
(kecemasan, tremor, & kekacauan mental).
 Reaksi yang merugikan adalah gangguan
hematologi (anemia aplastik, leukopeni dan
trombositopenia).
 Sulfonilurea merupakan kontraindikasi pada IDDM
(tidak ada sel β yang berfungsi), kehamilan
menyusui, dan selama stres, operasi atau infeksi
berat.
INTERAKSI OBAT

 Aspirin, antikoagulan, antikonvulsan,


sulfonamid dan beberapa NSAID
meningkatkan kerja sulfonilurea dengan
cara mengikat plasma protein dan
menggantikan sulfonilurea. Karena hal ini
menyebabkan peningkatan sulfonilurea
bebas, suatu reaksi insulin akan terjadi
BIGUANID
Mekanisme Kerja
Metformin menurunkan produksi glukosa di
hepar dan meningkatkan sensitifitas jaringan
otot dan adipose terhadap insulin. Efek ini
terjadi karena adanya aktivasi kinase di sel.
efeknya terjadi akibat penurunan
glukoneogenesis. Biguanid tidak
merangsang ataupun menghambat
perubahan glukosa menjadi lemak.
Efek Samping
Hampir 20% pasien dengan metforpin
mengalami mual,muntah,diare.
NEXT
Indikasi
Sediaan biguanid tidak dapat menggantikan
fungsi insulin endogen,dan di gunakan pada
terapi diabetes dewasa.
- Kontra Indikasi
Biguanid tidak boleh di berikan pada
kehamilan,pasien penyakit hepar
berat,penyakit ginjal dengan uremia dan
penyakit jantung kongestif dan penyakit paru
dengan hipoksia kronik.
- Dosis Dan Masa Kerja Sediaan Biguanid
 metformin, 500-3000 mg, 2-3x sehari
Kombinasi Metformin dan Glibenklamid
Kombinasi ini sangat cocok digunakan untuk penderita
diabetes melitus tipe 2 pada pasien yang hiperglikemianya
tidak bisa dikontrol dengan single terapi (metformin atau
glibenklamid saja), diet, dan olahraga.
Metformin Hidroklorida
Indikasi : menekan nafsu makan, tidak meningkatkan berat badan,
indikasi lain penggunaannya dalam kombinasi dengan
sulfonilurea adalah untuk pasien diabetes melitus tipe 2
dengan hasil yang tidak memadai hanya dengan
pemberian terapi sulfonilurea.
Dosis : 3 kali sehari 500 mg, atau 2 kali sehari 850 mg, diminum
yang diberikan pada waktu makan. Bila perlu dosis dinaikkan
dalam waktu 2 minggu sampai maksimal 3 kali sehari 1g.
SEDIAAN
2. Glibenklamid
Indikasi : digunakan untuk diabetes melitus tipe 2 dimana kadar
gula darah tidak dapat dikontrol hanya dengan diet saja.
Dosis : dosis awal 2,5 mg per hari atau kurang, rata-rata dosis
pemeliharaan adalah 5-10 mg/hari, dapat diberikan sebagai
dosis tunggal. Tidak dianjurkan memberikan dosis
pemeliharaan lebih dari 20mg/hari.
Glucovance ® dari Merck
Bentuk Sediaan : tablet (film coated)
Indikasi : terapi tahap kedua untuk diabetes melitus tipe 2 yang
tidak dapat dikontrol dengan diet, olahraga, dan
sulfonilurea atau metformin.
Dosis awal : 1,25 mg/250 mg 1-2 kali per hari atau 2,5 mg/500 mg
dua kali sehari bersama makanan
Resiko khusus : pregnancy risk factor B, tidak boleh digunakan
pada wanita hamil dan menyusui.
SEKIAN

Terimakasiiiiiiih………

Anda mungkin juga menyukai