Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PENDAHULUAN

TUMOR KOLON

Oleh Kelompok 5:
Feiby Mantiara 1706
Gloria Mamonto 1706
Caroline Rartu 1706
Reynaldo Tahulending 17061118
Pengertian

• Tumor berasal dari bahasa latin, yang berarti "bengkak


• Tumor =Pertumbuhan biologikal jaringan yang tidak normal.
Pertumbuhannya dapat digolongkan sebagai ganas (malignant) atau jinak
(benign).
• Usus besar merupakan tabung muscular berongga dengan panjang sekitar
1,5m dan diameter rata-rata sekitar 6,5cm yang terbentang dari sekum
sampai kanalis analis. Kolon dibagi menjadi kolon asenden, tranvesus, dan
desenden.
Pengertian Tumor Kolon

• Jadi dapat disimplkan tumor Tumor kolon adalah


pertumbuhan biological jaringan yang tidak normal yang
berada di dalam kolon dan dapat bersifat jinak(benign)
ataupun ganas(malignat).
Etiologi

• Usia
• Hormon
• Karsinogenik
• Gender / jenis kelamin
Faktor Resiko

• Diet
• Obesitas atau Kegemukan
• Minum minuman keras secara berlebihan
• Perokok
Fisiologi

• Fungsi usus besar adalah menyerap air, vitamin dan elektrolit, eksresi
mukus, serta menyimpan feses dan kemudian mendorongnya keluar.
Sebagian besar pencernaan dan penyerapan telah dilakukan usus halus
maka isi yang dialirkan ke kolon hanya residu pencernaan yang tidak
tercerna (misal selulosa), komponen empedu yang tidak diserap serta
cairan.
• Kolon menerima 700-1000 ml cairan usus halus namun hanya 150-200 ml
yang dikeluarkan sebagai feses setiap harinya
PATOFISIOLOGI
• Gender / jenis kelamin, Usia, hormon, Infeksi, Gaya hidup, karsinogenik (bahan kimia, virus,
radiasi) dapat menimbulkan tumbuh atau berkembangnya sel tumor. Sel tumor dapat
bersifat benign(jinak) atau bersifat malignant (ganas).
• Sel tumor mendesak jaringan sehat sekitarnya secara serempak sehingga terbentuk simpai
(serabut pembungkus yang memisahkan jaringan tumor dari jaringan sehat).
• Oleh karena bersimpai maka pada umumnya tumor jinak mudahdikeluarkan dengan cara
operasi.Sel tumor pada tumor ganas (kanker) tumbuh cepat, sehingga tumor ganas
padaumumnya cepat menjadi besar. Sel tumor ganas tumbuh menyusup ke jaringan
sehatsekitarnya, sehingga dapat digambarkan seperti kepiting dengan kaki-
kakinyamencengkeram alat tubuh yang terkena.
• Penyusupan sel kanker ke jaringan sehat pada alat tubuh lainnya dapat merusak alattubuh
tersebut sehingga fungsi alat tersebut menjadi terganggu
• .Kanker adalah sebuah penyakit yang ditandai dengan pembagian sel yang tidak
teratur dan kemampuan sel-sel ini untuk menyerang jaringan biologis lainnya, baik
dengan pertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan (invasi) atau dengan migrasi
sel ketempat yang jauh (metastasis). Pertumbuhan yang tidak teratur ini
menyebabkankerusakan DNA, menyebabkan mutasi di gen vital yang mengontrol
pembagian sel, danfungsi lainnya
MANIFESTASI KLINIK

• Seseorang yang diduga terkena tumor kolon biasanya mengalami gejala-


gejala sebagai berikut.
• Pertama, mengalami perubahan frekuensi buang air besar. Bisa lebih sering
buang air besar atau lebih jarang. Yang jelas, frekuensinya menjadi tak
normal. Ini merupakan salah satu tanda seseorang mengidap tumor kolon.
• Gejala-gejala lain yang perlu diwaspadai adalah saat dalam kotoran (feses)
seseorang bercampur dengan darah; terjadi penurunan berat badan yang
cepat; sering mengalami sakit perut; sering lelah/capek yang tak ketahuan
penyebabnya; sering mual dan muntah, dan sering mengalami nyeri perut.
• Mudah merasa lelah/capek itu bisa juga disebabkan terkena anemia
(kekurangan zat besi).
KOMPLIKASI
1. Hemmoragic/Penndarahan
• Pendarahan dapat timbul akibat adanya pertumbuhan dan ulserasi yang
menyerang pembuluh darah sekitar kolon
2. Anemia
• Anemia pada tumor kolon terutama disebabkan akibat adanya pendarahan.
3. Perforasi
• Perforasi terjadi karena adanya sumbatan oleh tumor yang akan mengganggu
pasase dari feses. Perforasi dapat mengakibatkan pembentukan abses.
4. Obstruksi usus parsial atau lengkap
• Obstruksi usus total muncul pada 10% pasiendengan tumor kolon. Obsrtruksi usus
akan menyebabkan terjadinya iskemia dan nekrosis pada kolon. Lebih lanjut
nekrosis akan menyebabkan timbulnya peritonitis dan sepsis yang dalam jangka
panjang dapat menyebakan syok.
Klasifikasi
1. Kanker kolorektal stadium 0
Gejala dan ciri
kanker kolorektal di stadium 0 adalah seperti penyakit lambung biasa, rasa
mual dan muntah, diare berlebihan, dan sembelit.
2. Kanker kolorektal stadium 1
Gejala yang dirasakan pun sama dengan stadium 0 namun yang
berbeda adalah penderita mengalami penurunan berat badan yang sangat
drastis dan diare akut.
3. Kanker kolorektal stadium 2
Dalam tahap ini penderita akan merasakan sembelit, diare, mual, dan
muntah secara berkepanjangan. Tidak hanya itu saja, mulai dari tahap ini tinja
atau feses akan bercampur dengan darah karena jaringan tumor sudah
mempengaruhi tinja.
Kanker kolorektal stadium 3
Gejala yang akan dialami oleh pasien adalah perasaan mual dan
muntah, berat badan berkurang drastis, sembelit dan juga tinja yang
bercampur dengan darah. Tidak hanya itu saja penderita mengalami perut
kembung dan nyeri.
Kanker kolorektal stadium 4
Jika sudah memasuki stadium IV, penyakit kanker kolorektal sudah
memasuki tahapan akut. Penyebarannya sudah sampai ke organ-organ vital di
dalam tubuh misalnya hati, paru-paru, dan juga ovarium atau indung telur.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
• Edoskopi
Adalah test diagnostic utama digunakan untuk mendeteksi dan melihat tumor. Pemeriksaan endoskopi perlu
dilakukan baik sigmoidoskopi maupun kolonoskopi.
• Radiologi
Pemeriksaan radiologis yang dapat dilakukan antara lain adalah foto dada dan foto kolon (barium enema).
Foto dada dilakukan untuk melihat apakah ada metastatis kanker ke paru.
• Ultrasonografi
Sulit dilakukan untuk memeriksa kanker pada kolon, tetapi digunakan untuk melihat ada tidaknya
metastatis kanker ke kelejar getah bening di abdomen dan hati.
• Histopatologi
Biopsy digunakan untuk menegakkan diagnosis. Histopatologi karsinoma kolon adalah adekarsinoma dan
perlu ditentukan diferensiansi sel.
• X-ray dada :untuk deteksi metastase tumor ke paru-paru
• CT (computed tomography) scan, : magnetic resonance imaging (MRI),
• magnetic resonance imaging (MRI), atau pemeriksaan ultrasonic dapat digunakan untuk mengkaji apakah
sudah mengenai organ lain melalui perluasan langsung atau dari metastase tumor.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
1. Jumlah sel-sel untuk evaluasi anemia. Anemia mikrositik, ditandai dengan
sel-sel darah merah yang kecil, tanpa terlihat penyebab adalah indikasi umum
untuk test diagnostic selanjutnya untuk menemukan kepastian kanker
kolorektal.
2. Test Guaiac pada feses untuk mendeteksi bekuan darah didalam feses,
karena semua kanker kolorektal mengalami perdarahan intermitten.
3. Barium enema sering digunakan untuk deteksi atau konfirmasi ada tidaknya
dan lokasi tumor. Bila medium kontraks seperti barium dimasukkan ke dalam
usus bagian bawah, kanker tampak sebagai massa mengisi lumen usus.
Konstriksi, atau gangguan pengisian.
PENATALAKSANAAN MEDIS
• PEMBEDAHAN
Operasi adalah penanganan yang paling efektif dan cepat untuk tumor yang diketahui dari
awal dan masih belum metastatis, tetapi tidak menjamin semua sel kanker telah terbuang.
Oleh sebab itu dokter bedah biasanya juga menghilangkan sebagian besar jaringan sehat
yang mengelilingi sekitat kanker.
• RADIOTERAPI
Terapi radiasi memakai sinar gelombang partikel berenergi tinggi misalnya sinar X, atau sinar
gamma, difokuskan untuk merusak daerah yang ditumbuhi tumor, merusak genetic, sehingga
membunuh kanker. Terapi radiasi merusak sel-sel yang pembelaan dirinya cepat, antara lain
sel kanker, sel kulit, sel dinding, lambung dan usus, sel darah. Kerusakan sel tubuh
menyebabkan lemas, perubahan kulit dan kehilangan nafsu makan.
• KEMOTERAPI
Kemotherapy memakai obat anti kanker yang kuat, dapat masuk kedalam sirkulasi darah,
sehingga sangat bagus untuk kanker yang telah menyebar.
PEMBEDAHAN KOLOSTOMI

• Kolostomi adalah prosedur yang umumnya dilakukan untuk menghentikan


infeksi, mengatasi penyumbatan, atau mencegah kerusakan lebih lanjut pada
usus besar. Prosedur ini bisa bersifat sementara atau permanen
• Prosedur kolostomi dilakukan dengan cara membedah usus besar, lalu membuat
bukaan atau lubang pada dinding perut untuk disambungkan dengan bagian ujung
bawah dari usus besaryang masih berfungsi. Bagian usus besar tersebut akan
dijahit menempel pada lubang di dinding perut. Kotoran yang berada di dalam usus
besar nantinya akan keluar melalui lubang itu, ke sebuah kantong yang dipasang di
bagian luar lubang. Kantong ini dapat dikosongkan atau dibuang setelah penuh.
• Kolostomi bertujuan untuk membantu mengeluarkan isi saluran cerna, pada
berbagai kondisi di mana usus besar rusak akibat cedera atau penyakit, misalnya
kanker. Pada kanker usus besar atau kanker kolorektal, bagian usus yang dekat
dengan dubur dan terkena kanker akan diangkat terlebih dahulu, sehingga anus
sudah tidak lagi menjadi saluran pembuangan kotoran. Kolostomi untuk kondisi ini
bersifat permanen
• Sedangkan kolostomi yang bersifat sementara bertujuan untuk mengalihkan
kotoran dari usus atau saluran pencernaan bagian bawah, agar penanganan pada
area yang bermasalah lebih mudah dilakukan. Kolostomi sementara biasanya
dilakukan pada anak-anak dengan cacat lahir pada anus dan usus besar, seperti
pada penyakit Hirschsprung.
• Pada operasi yang melibatkan usus besar, mungkin juga akan dibuat kolostomi
sementara agar area usus besar yang baru dioperasi tersebut bisa pulih. Biasanya,
masa pemulihan berlangsung selama 12 minggu, namun bisa berbeda pada
masing-masing orang.
PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN

• Dukungan adaptasi dan kemandirian


• Meningkatkan kenyamanan
• Mempertahankan fungsi fisiologis optimal
• Menegah komplikasi
• Memberikan informasi tentang proses/kondisi penyakit, prognosis, dan
kebutuhan pengobatan
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
• Indetifikasi : nama klien, tempat tanggal lahir, jenis kelamin, status perkawinan,
jumlah anak, agama/suku, pendidikan, pekerjaan, alamat rumah, no rekam medic
• Keluhan utama ; biasanya nyeri pada bagian perut
• Riwayat penyakit, dan riwayat penyakit sebelum
• Pemeriksaan fisik; head to toe
• Pemeriksaan diagnostic; Edoskopi, Radiologi, ultrasonografi (USG),
Histopatologi,.X-ray dada. CT (computed tomography) scan, : magnetic resonance
imaging (MRI), atau pemeriksaan ultrasonic
• Pemeriksaan Laboratorium; Jumlah sel-sel untuk evaluasi anemia, Test Guaiac
pada feses dan Barium enema
Diagnosa keperawatan

• Nyeri akut berhubungan dengan penekanan syarak sekitar


• Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan asupan nutrisi inadekuat
• Ansietas berhubungan dengan ketakutan akan proses pembedahan
• Resiko infeksi berhubungan dengan kontak dengan pathogen
Diagnosa keperawatan : Nyeri akut berhubungan dengan penekanan syarak
sekitar

• Tujuan : setelah dilakukakan tindakan keperawatan, nyeri akut klien dapat teratasi
• Kriteria hasil ;
• Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk
mengurangi nyeri, mencari bantuan)
• Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri
• Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
• Intervensi :
• Lakukan pengkajian nyeri komprehensif yang meliputi lokasi, karakteristik, onset/durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas, atau beratnya nyeri dan factor pencetus.
• Ajarkan penggunaan teknik non-farmakologi.
• Ajarkan metode farmakologi untuk menurunkan nyeri
• Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgesik
Diagnosa keperawatan : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan asupan nutrisi inadekuat
• Tujuan : setelah dilakukan dindakan keperawatan masalah ketidak seimbangan nutrisi pasien dapat teratasi
• Kriteria hasil ;
• Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan
• Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
• Tidak ada tanda tanda malnutrisi
• Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti
• Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan

• Intervensi :
• Lengkapi pengkajian nutrisi, sesuai kebutuhan.
• Instruksikan pasien mengenai kebutuhan nutrisi.
• Atur diet yang diperlukan.
• Tentukan status gizi pasien dan kemampuan pasien untuk memenuhi kebutuhan gizi.
Diagnosa keperawatan : ansietas berhubungan dengan ketakutan akan proses
pembedahan

• Tujuan :setelah dilakukan tindakan keperawatan kecemasan pasien dapat teratasi


• Kriteria hasil :
• Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas
• Mengidentifikasi, mengungkapkan dan menunjukkan tehnik untuk mengontol cemas
• TTV dalam batas normal
• Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas menunjukkan berkurangnya kecemasan
• Intervensi :
• Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur
• Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut
• Berikan informasi faktual mengenai diagnosis, tindakan prognosis
• Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi
• Instruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi
• Barikan obat untuk mengurangi kecemasan
Thank you

Anda mungkin juga menyukai