Anda di halaman 1dari 15

Pelajaran 10

Napza dan Obat


Berbahaya Lainnya
Tujuan pembelajaran:

 Memahami dan mendeskripsikan


bahaya serta upaya pencegahan lain
dari penyalahgunaan napza dan obat
berbahaya lainnya.
 Memahami faktor-faktor yang
memengaruhi penyalahgunaan napza
dan obat berbahaya lainnya.
 Memahami deteksi diri penyalahgunaan
napza dan obat berbahaya lainnya.
A. Dampak Buruk Penyalahgunaan Napza
dan Obat Berbahaya Lainnya

Narkotika
Narkotika merupakan zat atau obat yang
berasal dari tanaman atau bukan tanaman.
Baik sintetis maupun semi sintetis yang
dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, menghilangkan atau
mengurangi rasa nyeri
Psikotropika
Psikotropika merupakan
zat atau obat, baik
alamiah maupun sintetis,
bukan narkotika.
Psikotropika berkhasiat
psikoaktif melalui
pengaruh selektif pada
susunan saraf pusat.
Zat psikoaktif lain
Zat psikoaktif lainnya adalah zat
atau bahan lain bukan narkotika
dan psikotropika yang bepengaruh
pada kerja otak, contohnya kopi
yang menyebabkan kesulitan
untuk tidur.
Faktor-Faktor yang
Memengaruhi
Penyalahgunaan Napza
Penyalahgunaan narkoba dan
psikotropika biasanya dimulai pada
masa remaja. Tidak sedikit remaja
yang murung, pemalu, dan
pendiam terjerumus ke dalam
penyalahgunaan narkoba dan
psikotropika.
Faktor
individu
Faktor-Faktor Faktor keluarga
Penyebab
Penyalahgunaan Faktor lingkungan
Narkoba sekolah

Faktor Faktor lingkungan


lingkungan teman sebaya

Faktor lingkungan
masyarakat/sosial

Faktor narkoba dan


psikotropika
Anak

Kelompok risiko Remaja


tinggi

Deteksi Dini Keluarga


Penyalahgunaan
Narkoba
Perubahan fisik
Gejala klinis
penyalahgunaan
narkoba dan Perubahan sikap
psikotropika dan perilaku
Komplikasi medis
biasanya muncul jika
Komplikasi
narkoba dan psikotropika
medis
digunakan dalam jumlah
banyak dan cukup lama.
Pengaruh
Penyalahgunaan Dampak di lingkungan
Napza keluarga

Dampak Dampak di lingkungan


sosial sekolah

Dampak di lingkungan
masyarakat
Cara-Cara Pencegahan dan Penanggulangan
Bahaya Penyalahgunaan Napza

Preventif (pencegahan)
Pembinaan dan
pengawasan dalam
keluarga merupakan salah
satu cara penanggulangan
penyalahgunaan narkoba
dan psikotropika.
Represif (penindakan)
Menindak dan
memberantas
penyalahgunaan
narkoba melalui jalur
hukum. Ini dilakukan
oleh para penegak
hukum atau aparat
kemanan dan dibantu
masyarakat.
Kuratif (pengobatan)
Penyembuhan
dilakukan agar para
korban sembuh secara
medis dan rehabilitatif.
Di indonesia, sudah
banyak didirikan
tempat-tempat
penyembuhan dan
rehabilitas pecandu
narkoba, contohnya
pesantren.
Rehabilitasi (pemulihan)

Rehabilitasi berupaya
menyantuni dan
memperlakukan secara wajar
para korban napza agar dapat
kembali ke masyarakat dalam
keadaan sehat jasmani dan
rohani.
Upaya Pencegahan Lain dari Penyalahgunaan Napza
Pencegahan primer
A Upaya pencegahan ini dilakukan sejak anak berusia dini
agar faktor yang dapat menghambat proses tumbuh
kembang anak dapat diatasi dengan baik.
Pencegahan sekunder
B Mengobati dan mengintervensi agar tidak
lagi menggunakan narkoba dan
psikotropika.

Pencegahan tersier
C Merehabilitasi penyalahgunaan narkoba
dan psikotropika.
B. Peraturan Perundangan dan
Konsekuensi Hukum bagi Pengguna
dan Pengedar Napza

Penyalahgunaan Napza
Alasan seseorang menggunakan napza,
di antaranya untuk mengatasi stres,
bersenang-senang, atau sosialisasi.
Penyalahgunaan napza mengakibatkan
rusaknya organ tubuh, seperti kanker,
paru-paru, HIV/AIDS, hepatitis, bahkan
penyakit jiwa.
Sanksi atau Tindak Pidana Beberapa pasal yang yang
Penyalahgunaan Napza penting dari UU No.35 Tahun 2009
tentang Narkotika, di antaranya:

1. Pasal 111 ayat 1 dan 2,


2. Pasal 112 ayat 1 dan 2,
3. Pasal 113 ayat 1 dan 2,
4. Pasal 117 ayat 1 dan 2,
5. Pasal 118 ayat 1 dan 2,
6. Pasal 122 ayat 1 dan 2,
7. Pasal 123 ayat 1 dan 2,
8. Pasal 130 ayat 1 dan 2, dan
9. Pasal 132 ayat 1 dan 2.

Anda mungkin juga menyukai