Anda di halaman 1dari 51

MAPUSDIKKES KODIKLAT TNI AD

JAKARTA

SELAMAT BELAJAR & BERLATIH

SUSJUR BAWAT KESLAP TA. 2016


PENGANGK
UTAN
ORANG
Tujuan
Agar Tasis memahami dan mampu
melakukan POL tanpa tandu, POL dg
tandu, POL medan sulit dan Improvi
sasi lapangan
Ruang Lingkup
1. Pendahuluan
2. Prinsip Dasar POL
3. Teknik Ekstraksi
4. POL tanpa Tandu
5. POL dengan Tandu
6. POL medan sulit
7. Improvisasi di Lapangan
8. Evaluasi
9. Penutup
Referensi :
a. Bujuknik ttg Evakuasi medik, Skep
Kasad Nomor Skep/ 550/ XII/2005
tanggal 29 Des 2005
b. Naskah Departemen ttg
Pengangkutan Orang Luka dan
Improvisasi di Lapangan
Prinsip Dsasr POL
 POL secara garis besar ditujukan untuk :
1. Memindahkan korban dr t4 kejadian dlm
rangka memberikan pertolongan pertama
2. Memindahkan korban ke fasilitas Kes yg
lebih mampu

 Maka POL pada prinsipnya dilakukan secara


Darurat dan Tidak Darurat
Pengangkutan Tidak Darurat
 Pengankutan tdk darurat dilakukan jika
situas dan kondisi t4 kejadian
memungkinkan utk melakukan pertolongan
pertama / darurat

Pengangkutan Darurat
 Pengangkutan Darurat dilakukan jika
situasi dan kondisi t4 kejadian tidak
memungkinkan utk melakukan
pertolongan pertama/ darurat
Ketentuan Dasar Untuk Pengangkut

a. Gunakan gerakan yg alami dari sistem


tubuh
b. Ketahui kemampuan & batas
kemampuan fisik sendiri
c. Tumpuan kaki yg kokoh saat bergerak
d. Gunakan otot lengan bukan otot
punggung
e. Posisi punggung yg lurus dan gunakan
otot lengan, bahu dan otot paha utk
berdiri
Keharusan Anggota POL
a. Setiap anggota POL, harus
mengetahui peraturan POL
b. Setiap anggota memiliki ketrampilan
yg tinggi
c. Latihan harus dilakukan scr teratur
TEKNIK EKSTRAKSI
Ekstraksi Adl pemindahan darurat korban
dari t4 kejadian menuju yg lebih
aman dan memungkinkan utk
melakukan Longma / darurat.
Prinsip dari pemindahan darurat
adalah jalan nafas hrs terbuka
dan memperhatikan
kemungkinan terjadinya cedera
pada leher dan tulang belakang
Contoh – contoh keadaa
korbantidakmemungkinkan
diberikan pertolongan di t4
kejadian :

1. Korban kecelakaan lalin


2. Korban ledakan Bom yang terhimpit
reruntuhan bangunan
3. Korban yg berada dalam tekanan
tembakan musuh
Ketentuan Dasar Ekstraksi
a. Periksa dengan cepat dan teliti
lokasi kejadian, temukan adanya
ancaman lingkungan yg dapat
membahayakan korban maupun
penolong. Diantaranya :

1) Bahaya kebakaran
2) Bahaya ledakan, tembakan
3) Bahaya runtuhnya bangunan
4) Bahaya lalu lintas
b. Segera lakukan penilaian korban.
Misalnya :

1) Sumbatan jalan nafas


2) Henti jantung paru
3) Cedera dada
4) Syok atau perdarahan
Tehnik Ekstraksi
a. Secara teknis cara yg terbaik utk
ekstraksi menggunakan :
1) Skope Strecher
2) Long Spine Board / Short Spine
Board
3) Vakum Matras
Long Spine Board
Gb 1. Short Spine Board Gb 2. Long Spine Board
b. Teknik Ekstraksi tanpa tandu dilakukan
jika tidak tersedia Tandu. Cara yg
digunakan :

1) Menyeret dg tarikan tangan


2) Menyeret dg tarikan baju
3) Menyeret dg menggunakan kopel
4) Menyeret dg cara menggantung
5) Menyeret melalui anak tangga
1) Menyeret dengan tarikan tangan. Cara ini
dilakukan jika tidak didapatkan cedera pada kedua
tangan korban. Kerawanan yang terjadi adalah
kemungkinan kepala korban terbentur benda keras
pada saat ditarik.

2) Menyeret dengan tarikan baju. Jika


didapatkan cedera pada kedua tangan maka teknik
menyeret dilakukan dengan tarikan pada baju.
Pergelangan tangan penolong digunakan untuk
melindungi kepala korban dari kemungkinan
benturan saat ditarik.
Gb 3. Menyeret dengan menggunakan kopel
Gb 4. Menyeret dengan cara menggantung
Gb 5. Menyeret melalui anak tangga
POL Tanpa Tandu
Macam – macam Pengangkutan Tanpa
Tandu

1) POL Oleh Satu Orang


2) POL Oleh Dua Orang
3) POL Oleh Tiga Orang
4) POL Oleh Empat Orang
a) Pengangkut jongkok menyisipkan
tangannya di bawah ketiak korban,
yang tidur terlentang.
b) Pengangkut mengangkat korban
lalu didudukan di ata pahanya.
c) Sisipkan tangan kanan
pengangkut di bawah di antara
kedua kaki korban, tangan kiri
menahan tangan korban
kemuadian tangan kanan
pengangkut memegang tangan
korban.
d) Tangan kiri pengangkut bertumpu
ke tanah dan mulai berdiri
e) Betulkan letak korban dan usahakan
tulang kemaluan korban terletak di
pundak penolong (kalau perut
dipundak menimbulkan sakit
karena tekanan tersebut.

Gb 5. Menjulang
a) Pengangkut berdiri di samping
tungkai korban yang sakit, sedangkan
tungkai penolong disandarkan pada
belakang tungkaii korban.

b) Satu tangan penolong memegang


pergelangan tangan korban dirangkulkan
melalui tengkuk dan dipegang.

c) Tangan pengangkut yang lain


merangkul pinggang korban dari belakang.

d) Kemudian korban disuruh berjalan,


penolong mengikuti (tidak boleh
mendahului).

Gb 8. Memapah
a) Korban didudukkan di atas
paha penolong.
b) Pengangkut mengapunya (
tangan penolong di bawah
kedua paha korban sedang
tangan yang lain merangkul di
belakang punggung korban ).
c) Korban merangkul
penolong.
d) Penolong berdiri perlahan
– lahan.
Gb. 9
Membopong
a) Menggendong cara biasa. Dilakukan
terhadap korban yang sa-dar dan kuat untuk
memegang pengangkut , tidak ada luka di bagian
de-pan dan tidak ada patah tulang.
b) Menggendong cara ransel.
(1) Gunakan dua buah kopel riem
yang diperpanjang dan disambung.
(2) Tempatkan sambungan kopel riem
di bawah paha dan punggung korban pada
posisi terlentang.
(3) Buka kedua kaki korban
secukupnya lalu penolong terlentang di
atas korban di antara kedua kaki korban
sambil memasukkan sosok kopel ke kedua
tangan penolong seperti menggendong
ransel.
(4) Pegang kedua tangan korban
dilanjutkan berguling kesiap tiarap
sehingga posisi korban berada di atas
Gb 10. tubuh penolong.
Menggendong (5) Penolong berusaha untuk berdiri. (
meletakkan korban kebalikannya).
a) Pengangkut berdiri disamping
tungkai korban yang sakit, sedangkan
tungkai penolong disandarkan pada
belakang tungkai korban.
b) Satu tangan penolong memegang
pergelangan satangan korban
dirangkulkan tengkuk dan dipegang.
c) Tangan pengangkut yang lain
merangkul pinggang korban dari
belakang.
d) Kemudian korban disuruh
berjalan, penolong mengikuti (tidak
boleh mendahului).
Gb 11.

Memapah dua orang


a) Korban dalam keadaan sadar.
(1) Korban dibaringkan terlentang
(2) Penolong berdiri bersisian pada bagian
anggota tubuh dari korban yang kurang sakit.
(3) Aba-aba “JONGKOK” pengangkut
berjongkok dengan patokan lutut yang di atas
adalah searah kepala korban.
(4) Aba-aba “PEGANG” pengangkut
memasukan kedua tangannya ke bawah tubuh
korban hingga batas siku-siku.
pengangkut tertua bertanya “ SIAP ….? “ bila tidak
ada jawaban berarti sudah siap baru korban
diangkat.
(5) Aba-aba “ANGKAT” korban diangkat
diletakan di atas paha penolong, sambil
memperbaiki posisi tangan pengangkut.
(6) Aba-aba “BERDIRI” pengangkut bersama-
sama berdiri, sambil merapatkan tubuh korban ke
Gb 12. Cara Berbaring
badan pengakut.
b) korban tidak sadar. Untuk pengangkutan korban tidak sadar /
pingsan dengan dua orang, cara berbaring sama saja dgn cara pertama,
hanya untuk pengangkut saling berhadapan sehingga poisisi korban
berada di antara kedua pengangkut. Begitu juga u/ aba-aba sama saja
dengan pengakutan berbaring pada korban masih sadar
a) korban didudukkan, kedua
penolong berlutut di belakang
korban sambil kedua lutut penolong
saling merapat.
b) Kedua penolong mengangkat
korban dan mendudukkannya di
atas paha penolong.
c) Tangan penolong yang satu
saling berpegangan di bawah paha
korban sedang satu tangan yang
lain saling berpegangan di
punggung korban.
Gb 11. Mengangkut
d) Mengangkat korban dan
Cara Duduk mendudukannya di atas paha
penolong, mengangkat korban lalu
mulai berjalan.
a) Penolong menempatkan diri satu di depan
dan satu di belakang korban, posisi, awal korban
dalam keadaan terlentang.
b) Aba-aba “JONGKOK” pengangkut yang
dibelakang jongkok sambil mendudukkan korban,
sedang penolong yang di depan jongkok
menempatkan diri diantara kedua kaki korban.
c) Aba-aba “PEGANG” pengangkut
memasukan kedua tangannya ke bawah ketiak dan
saling berpegangan di dada korban, sedangkan
pengangkut yang lain memegang kedua kaki korban
pada lutut korban.
d) Aba-aba “ANGKAT” pengangkut bersama-
sama berdiri lalu berjalan.
e) Aba-aba “BERHENTI” Aba-aba ini
diucapkan sewaktu kaki kiri No. 2 jatuh di tanah
dan ditambah 2 langkah lagi.
Gb 13. Mengangkut Pada f) Terhadap korban yang terluka di kaki.:
Lorong Sempit Aba-aba dan pelaksanaannya seperti tersebut di
atas, perbedaannya terletak pada No. 2 dia berdiri di
samping yang tidak parah dari kaki-kaki korban
POL DENGAN TANDU

Pengangkutan Orang Luka dg tandu adalah


yang terbaik karena mendekati kesempurnaan,
karena letak penderita dapat diatur sesuai
dengan sakitnya atau lukanya
Tugas Komandan Kelompok Tandu
Hal – hal yang harus diperhatikan :
1. Anggota badan yg luka diusahakan agar tdk
banyak bergerak
2. Penderita yg pinsang dijaga agar
pernafasannya dapat berjalan dg lancar
3. Perhatikan anggota gerak penderita tidak
sampai tergantung kebawah
4. Selalu dapat mengetahui keadaan yg
diangkutnya tanpa mengganggu perjalanan
P O L MEDAN SULIT
Dalam medan sulit penderita harus
diangkut baik dg tandu atau diangkut oleh
tanpa tandu maupu peralatan lainnya

POL Dalam Berbagai Keadaan


1. Luka di dada
2. Luka di perut
3. Patah Tulang
POL di Medan Sulit

Aset kompi senapan dapat digunakan dalam


Dukkes secara terpadu dalam suatu
gerakan dimedan sulit atau terjal
Alat – alat Mountenering Type Baru
( Aset Kompi Senapan Infanteri )
1. Tali turun tebing ( Dynamic Rope ) 10,5 MM panjang 45 M
2. Tali luncur ( Statis Rope ) 10,5 MM panjang 200 M
3. Tali tubuh ( Webing ) panjang 4,5 M
4. Katrol ( Pulley )
5. Cincin kait berkunci ( Carrabiner )
6. Tali tubuh setengah badan ( Seat Harnes )
7. Cincin bentuk kutub “ 8 “ ( Figure Eight Desender )
8. Paku naik tebing pipih
9. Paku naik tebing bentuk “ V “
10. Paku turun tebing bercincin
11. Paku turun tebing bentuk “V”
12. Palu tebing ( Hammer )
13. Sarung tangan kulit
14. Pita penambat ( Tape Sling )
15. Pengaman sisip bentuk trapesium
16. Pengaman sisip segi enam tidak
beraturan
17. Alat bantu naik tebing ( Jummer )
18. Tangga gantung ( Foot Loop
Alat tambahan pelengkap
( P.O.L Medan sulit )
1. Chest Asender ( Croll ) B-06
2. Basic Jummer B-08
3. Maillon Rapide P-11
4. Maillon Rapide P-15
5. Pulley Fixed P-05
6. Prussix
7. Desender Auto Stop D-09
8. Caving Harnes Super Automatic
C-12
Menggunakan Tandu
+ Alat yang digunakan untuk naik keatas pada
tandu
1. Webing untuk mengikat
penderita/korban 4 buah
2. Pulley Fixed 1 buah
3. Prussix 4 buah
4. Carrabiner 2 buah
5. Tape sing 4 buah
+ Alat pada penolong yang
mengiringi korban ( 1 orang )
1. Webing Seat Harnes 1 buah
2. Carrabiner 1 buah
3. Croll 1 buah
4. Jummer + Foot Loop 1 buah
+ Alat pada pembiley diatas untuk menarik
korban
1. Tali Static secukupnya ( Sistim Z
Rig )
2. Tape Sling 2 buah
3. Pulley Fixed 4 buah
4. Carrabiner 5 buah
5. Bassic Jummer 2 buah
+ Alat anggota pembiley secara perorangan untuk
naik tebing menggunakan

1. Webing 1 buah
2. Croll 1 buah
3. Jummer 1 buah
4. Carrabiner 3 buah
5. Foot Loop 1 buah
6. Bila menggunakan Prussix 2 buah dan Harnes,
Croll dan Jummer tidak digunakan, perlu
penambahan MR-11 dan MR-P-05
Mengangkut orang luka dari lembah naik ke atas
+ Cara Pelaksanaan
1. No. 1 secara Rock Climbing ( naik tebing secara bebas )
2. Sesampai di atas tebing memasang tali static dengan
menggunakan sistim Z Rig
3. No. 2,3, dan 4 mengikat korban pada tandu untuk
persiapaan naik ke atas
4. No. 3 dan 4 naik tebing melewati tali yang sudah terpasang,
No. 4 menyiapkan korban
5. Setelah No. 2 dan 3 sampai di atas segera membantu No.
1 untuk menarik korban/menyelesaikan penyiapan Z Rig
6. Penyiapan tali selesai No. 4 mengawal korban naik tebing
sambil memperhatikan keadaan korban
Mengangkut orang luka dari atas kebawah dengan
tandu
+ Cara Pelaksanaan
1. No. 2 turun ke bawah untuk pengamanan
2. No. 4 mengawal korban bersama dengan tandu
3. No. 1 dan 3 membiley dari atas dengan sistem
Figure Eight dan Carrabiner
4. No. 3 dan 4 naik tebing melewati tali yang sudah
terpasang
5. Setelah korban sampai dibawah, No. 3 dan 1
mempersiapkan diri untuk turun, semua
perlengkapan harus dapat dibawa
Cara membopong korban dari bawah tebing ke
atas
+ alat yang digunakan
1. Korban
a. Webing 1 buah
b. Carrabiner 1 buah

2. Penolong yang membopong korban


a. Webing 2 buah
b. Carrabiner 2 buah
Improvisasi di Lapangan
 Tandu Darurat
 Macam – macam tandu darurat
1. Tandu darurat dr bambu / kayu dan tali
2. Tandu darurat dr bambu / kayu dan baju
3. Tandu darurat dr bambu / kayu dan karung
4. Tandu darurat dr bambu / kayu dan sarung
Cara Membuat Tandu Darurat dr
Bambu / Kayu dan Tali

Bahan – bahannya :
1. Bambu panjang ± 250 Cm = 2
buah
2. Bambu pendek ± 75 Cm = 2 buah
3. Tali ± 12 M = 2 roll
 Cara Membuat Tandu Darurat dr Bambu /
Kayu dan Baju

Bahan – bahannya :
1. Bambu / kayu panjang ± 250 Cm = 2
buah
2. Bambu / kayu pendek ± 75 Cm = 2
buah
3. Baju PDL 4 buah
4. Tali secukupnya
 Cara Membuat Tandu Darurat dr Bambu /
Kayu dan Karung

Bahan – bahannya :
1. Bambu / kayu panjang 250-300 Cm = 2
buah
2. Bambu / kayu pendek 100 Cm = 2 buah
3. Karung goni 2 buah
4. Tali secukupnya
 Cara Membuat Tandu Darurat dr Bambu /
Kayu dan sarung

Bahan – bahannya :
1. Bambu / kayu panjang 250 Cm 2 buah
2. Bambu / kayu panjang 200 Cm 2 buah
3. Bambu / kayu pendek 75 Cm 2 buah
4. Sarung besar 2 buah
5. Tali secukupnya
SELAMAT

BELAJAR

Anda mungkin juga menyukai