Anda di halaman 1dari 104

FALSAFAH KEPERAWATAN

BY
Erna Kadrianti, S. Kep, Ns

1
TIU / TIK
Setelah akhir proses pembelajaran
Mahasiswa mampu :
Memahami falsafah keperawatan

2
PENGERTIAN
Falsafah adalah pengetahuan dan
penyelidikan dengan akal budi
mengenai sebab-sebab, azas-azas,
hukum, dan sebagainya daripada
segala yang ada dalam alam
semesta ataupun mengenai
kebenaran dan arti “ adanya
sesuatu”
(Wjs. Poerwadarminta)
3
 Falsafah : Keyakinan (Belief) dan Nilai-
nilai (Value)
 Keyakinan : Yakin  percaya (tahu,
mengerti) atau sungguh-sungguh,
kepercayaan yang sungguh-sungguh.
 Nilai adalah hal yang kita anggap
penting dan bermakna yang tidak boleh
diabaikan, contohnya : kehidupan,
kesehatan, kemerdekaan, kesetiaan,
keadilan dan kejujuran

4
 Moral adalah kesadaran manusia
yang tertanam oleh teladan dari
lingkungan sekitarnya  produk
masyarakat  sehingga moral
akan berbeda tiap kelompok
masyarakat yang tergantung
keadaan dan kondisi waktu.

5
 Norma adalah ungkapan yang
memindahkan suatu nilai ke dalam
kehidupan konkrit.
 Contoh :
• Nilai kehidupan, norma  tidak boleh
membunuh.
• Nilai kesehatan, norma  harus
mencegah masalah kesehatan
• Nilai kesetiaan, norma  harus
menepati janji.

6
 Nilai memberikan hidup dan identitas
kepada individu, profesi dan
masyarakat.
 Perawat setiap hari ditantang dalam
hubungan dan pengambilan
keputusan yang dipengaruhi oleh
nilai tersebut.
 Pemahaman perawat tentang nilai,
klien dan profesional akan sangat
membantu dalam proses tersebut.
7
 Nilai dibentuk dan dipertahankan oleh
individu pelakunya dan juga sekelompok
orang.
 Selain nilai pribadinya sendiri, perawat
juga merasa dipaksa oleh sejumlah nilai
yang harus disandang karena profesinya
sebagai perawat.
 Perawat “tersosialisasi” ke dalam nilai-nilai
profesinya.
 Ini berarti bahwa peserta didik perawat
pemula, secara bertahap menerima nilai
sebagai perawat, yang mengarah pada
penampilan tingkah laku yang diterima
oleh profesinya dan lingkungan sebagai
karakteristik khas seorang perawat.
8
 Perawat yang baik lebih daripada hanya
memenuhi kebutuhan fisik dan psikologis
klien.
 Seseorang tidak dapat memiliki interaksi
manusia tanpa menghargai orang lain
 Masyarakat sangat memperhatikan ide,
kejadian dan situasi yang berarti bagi
mereka.
 Seorang perawat terlatih belajar untuk
mengenali dan bekerja dengan kekuatan
nilai ketika ia memberikan asuhan
keperawatan pada klien.

9
Defenisi Nilai
 Kluckhohn, 1951; Maslow, 1959;
Rokeach, 1973) menyatakan bahwa
nilai adalah keyakinan personal
mengenai harga atas suatu ide,
tingkah laku, kebiasaan atau objek
yang menyusun suatu standar yang
mempengaruhi tingkah laku.

10
 Nilai adalah keyakinan yang mendasari
seseorang melakukan tindakan dan
tindakan itu kemudian menjadi suatu
standar atas tindakan selanjutnya,
pengembangan dan mempertahankan
sikap terhadap objek-objek yang terkait,
penilaian moral pada diri sendiri dan
orang lain serta pembandingan diri
dengan orang lain.
 Jika seseorang memiliki nilai tertentu,
maka ia secara pribadi dipilih, ditafsirkan,
dibenarkan, dan diutamakan lebih tinggi
dari yang lain.
11
 Uustal (1992) merangkum elemen
umum dalam defenisi nilai.
 Penilaian memiliki komponen
kognitif, selektif, afektif dan
tindakan.
 Seseorang berfikir, memilih, merasa
dan bertindak berdasarkan
kepentingan nilai pribadi.

12
 Nilai individu merefleksikan
kebutuhan personal, budaya dan
pengaruh sosial, serta hubungan
dengan orang tertentu.
 Nilai-nilai berhubungan satu sama
lain serta membentu Sistem Nilai
 Misalnya Agama seseorang dan
hubungan kekeluargaan memberikan
pengaruh pada pembentukan nilai
kesehatan.

13
 Perawat juga telah menetapkan nilai
dan harus mengembangkan
kesadaran tentang bagaimana sistem
nilai mereka sendiri akan
mempengaruhi perawatan klien.
 Pemahaman sistem nilai akan
membantu perawat bertindak secara
profesional.

14
 Praktik kesehatan terikat erat dengan
nilai.
 Frekwensi dan konsistensi dimana orang
melakukan tindakan yang dapat
meningkatkan kesehatan bergantung pada
apa yang mereka hargai.
 Penyakit seringkali membuat orang
mengkaji nilai mereka.
 Perawat membantu klien untuk
menjelaskan atau melakukan prioritas
ulang nilai pribadi, meminimalkan konflik,
serta mencapai konsistensi di antara nilai
dan tingkah laku yang berhubungan
dengan kesehatan.

15
FUNGSI DAN SIFAT NILAI
 Nilai yang mempengaruhi tingkah laku
mungkin dapat bersifat sadar maupun
tidak sadar.
 Seorang individu mungkin dapat
mengekspresikan nilai secara terbuka
ataupun dengan menunjukkan tingkah
laku verbal dan nonverbal.
 Sebagian besar orang secara sadar
menyadari bahwa hanya beberapa nilai
utama yang dapat dianggap sebagai
sesuatu yang penting dalam kehidupan
mereka.
16
 Nilai lainnya mungkin hanya bersifat
operatif dan mempengaruhi tingkah
laku, namun tidak berada pada
tingkat kesadaran seseorang.
 Tidak ada dua individu yang
memberikan tingkat penghargaan
yang sama pada nilai tertentu.
 Nilai yang memiliki kepentingan
tertinggi akan membentuk pemikiran
dan tindakan serta akan membantu
seseorang membentuk identitas
yang unik.
17
 Penghargaan seseorang terhadap
kesehatan akan menentukan pilihan yang
diambil mengenai peningkatan kesehatan
dan penggunaan sumber perawatan
kesehatan pada saat sakit.
 Persepsi orang lain dan respons kita
terhadap mereka juga dipengaruhi oleh
nilai.
 Nilai berfungsi sebagai filter untuk
berbagai pengalaman dan hubungan yang
dialami manusia dalam suatu hari
tertentu.
18
Pembentukan Nilai
 Nilai dapat dipelajari melalui observasi,
pertimbangan dan pengalaman (Hamilton,
1992)
 Seorang individu akan mengobservasi
tingkah laku dalam lingkungan tertentu
dan mencatat respons yang dihasilkan.
 Tingkah laku yang berhasil atau produktif
kemudian akan dapat diadopsi sebagai
panduan untuk melakukannya.

19
 Nilai yang dipegang oleh suatu kelompok
profesional mungkin juga terbentuk
melalui pemahaman, observasi, dan
pengalaman.
 Peserta didik keperawatan dapat
mempelajari empati, nilai keperawatan
dengan menggunakan pemahaman untuk
mempertimbangakan makna di balik
tingkah laku manusia.
 Peserta didik keperawatan juga dapat
mengobservasi efek kekuatan dari
pemberian perawatan empati.
20
 Pengalaman pribadi peserta didik
keperawatan yang merasa asing dan
bingung di antara perawat profesional dan
dokter seringkali menimbulkan perasaan
empati dari peserta didik pada klien yang
juga lebih merasa asing dan takut untuk
menanyakan sesuatu.
 Peserta didik keperawatan yang tahu
bagaimana perasaan tersebut dari
pengalaman pribadi mereka, dapat
meningkatkan respons empati dan
memberikan usul-usul yang dapat
berguna bagi klien.

21
 Orang membentuk nilai dengan
melakukan interaksi dengan orang
lain.
 Seringkali orang mentransmisikan
nilai pada orang lain secara tidak
sadar, dalam suatu bentuk kegiatan
sehari-hari.
 Di lain waktu, nilai dibentuk melalui
transmisi yang disengaja, ketika
orang berupaya untuk
mempengaruhi sikap dan tingkah
laku orang lain. 22
JENIS – JENIS NILAI
1. Theoritical Value  memerlukan
pembuktian kebenaran empiris,
kritis, dan rasional.
Contoh : Pengkajian data  untuk
menentukan bagaimana asuhan
keperawatan seseorang klien.

23
JENIS – JENIS NILAI
2. Economic value  interest terhadap
praktek dan kesiapan melakukan
sesuatu dengan baik.
Contoh : seseorang yang tidak tepat
waktu, bekerja terlalu banyak akan
menimbulkan hasil yang kurang baik.

24
JENIS – JENIS NILAI
3. Aesthetic value  kecantikan,
postur / bentuk
Contoh : Perawat yang memikirkan
aesthetic maka dalam kesibukan
pekerjaannya mungkin beberapa
menit relaksasi  dapat melihat
taman, mendengarkan musik.

25
JENIS – JENIS NILAI
4. Social value  saling menyayangi/
mencintai, simpati.
Contoh : klien sakit berhak
mendapat perhatian.

26
JENIS – JENIS NILAI
5. Political power value  berupaya
sekuat tenaga untuk
menunjukkan kemampuan.
Contoh : klien yang membutuhkan
perawatan intensif harus perawat
memaksimalkan kemampuannya
agar dapat sembuh.

27
JENIS – JENIS NILAI
6. Religius value  kebersamaan,
kesatuan.
Contoh : memberikan dorongan
terhadap klien yang membutuhkan
baik sesama tim maupun klien itu
sendiri.

28
Nilai Esensial Untuk Perawat
Profesional :
 Klarifikasi tata nilai dan penentuan
keputusan :
Klarifikasi nilai adalah suatu proses untuk
supaya memahami tentang nilai-nilai profesinya
dan sistem nilai.
Dengan adanya nilai  diharapkan
seseorang itu dapat mengidentifikasi,
menganalisa dan dapat menentukan
perilaku yang ditampilkannya, sesuai
dengan situasi dan kondisi tertentu.

29
Tujuan klarifikasi tata nilai :
Membantu untuk memikirkan :
• Apa yang penting dan tidak penting
• Konsisten
• Upaya serius untuk mencapainya
• Berakhir dengan rasa puas

30
Langkah-langkah klarifikasi tata
nilai :
1. Buatlah daftar alternatif
2. Kenali berbagai konsekuensi yang akan
timbul.
3. Menentukan pikiran dengan perasaan
bebas
4. Merasakan bahwa pilihannya merupakan
sesuatu yang baik
5. Menguatkan pilihan
6. Melaksanakan apa yang telah dipilih
7. Melakukan pilihan dengan satu pola
31
Langkah-langkah latihan klarifikasi
tata nilai :
1. Bertanya terhadap diri sendiri
2. Mengikuti kegiatan klarifikasi tata
nilai dengan sesama teman perawat
atau profesi kesehatan lainnya.
3. Mencoba kegiatan klarifikasi tata
nilai dengan masyarakat luar
kesehatan.

32
Manfaat klarifikasi tata nilai :
1. Untuk perkembangan pribadi 
konsisten dalam pengambilan
keputusan.
2. Strategi agar pemberian
pelayanan keperawatan lebih
humanistik dan membantu
perkembangan kiat praktek
keperawatan dan profesional.
33
Manfaat klarifikasi tata nilai :
3. Mengarahkan tentang pengkajian tata
nilai.
4. Mengarahkan kegiatan perencanaan,
implementasi dan intervensi
keperawatan dengan memasukkan
perilaku, penguasaan ilmu dan perhatian
disesuaikan dengan pertumbuhan dan
perkembangan klien (bukan hanya
memenuhi KDM saja).

34
Sumber-sumber tata nilai :
1. Keluarga :
 Tidak boleh berbohong nanti dosa
 Kalau makan harus cuci tangan
2. Adat :
 Anak kecil makan ikan dapat
cacingan
 Gadis tidak boleh makan nenas.

35
Sumber-sumber tata nilai :
3. Agama :
 Advent : tidak boleh makan daging
 Islam : alkohol, daging bagi adalah haram
4. Kebutuhan :
 KDM bukan tata nilai
 Menentukan jenis, cara/memilih
pemenuhan KDM adalah tata nilai
5. Minat :
 Ingin dapat kerja dengan sekolah

36
Nilai Personal :
Nilai seseorang berubah dipengaruhi
oleh :
1. Usia
• Pra sekolah  ibu/bapak (orang tua)
• Usia sekolah  guru
• Remaja  menentang/bertentangan
dengan orang tua
• Dewasa  kompromi
• Orang tua  adaptasi
37
Nilai Personal :
2. Lingkungan :
• Lingkungan aman, taat beragama,
menghargai orang tua  :
• Manusia sopan dan menghargai
orang lain
• Tidak pemarah
• Lingkungan tidak aman  rumah harus
dijaga
• Lingkungan dingin  memakai baju
hangat
38
Nilai Personal :
3.Situasi :
• Hari raya  saling
mengunjungi (silaturahmi).

39
Nilai Profesional
Nilai profesional merupakan
pemantulan nilai personal :
• Bagaimana pandangan pribadi terhadap
sesuatu akan mewarnai pandangannya
terhadap profesi.
• Pembentukan nilai profesional
memerlukan pemantapan nilai personal

40
Nilai Dalam Keperawatan
Profesional
 Karena nilai memberikan identitas,
mempengaruhi tindakan dan
mempertahankan apa yang bermanfaat,
profesi memiliki nilai yang sama kuatnya
dengan nilai yang mendasarinya.
 Seluruh profesi berada dalam hubungan
dengan masyarakat dan dibutuhkan hanya
sepanjang nilai yang mendasari profesi
tersebut dibagi dengan orang yang
mereka layani.
41
 Nilai Perawat yang paling
fundamental adalah perawatan
(pemberian asuhan keperawatan).
 Perlindungan atau advokasi klien
juga berkembang sebagai nilai
keperawatan primer.
 American Association of Colleges of
Nursing (AACN) menetapkan tujuh
nilai keperawatan esensial lainnya.

42
Nilai Perawatan
 Perawatan, seperti cinta, adalah konsep
primer yang diketahui secara luas di
seluruh dunis.
 Suatu konsensus telah muncul dalam
keperawatan bahwa merawat bertindak
sebagai nilai sentral keperawatan,
memberikan suatu kerangka bagi
penelitian profesional, pendidikan dan
pengembangan teori (Swanson, 1991).

43
 Morse et al. (1990) mengidentifikasi
35 penulis yang menawarkan
defenisi perawatan dan memberikan
perspektif pada karakteristik
utamanya.
 Lima perspektif pada bentuk
perawatan dapat ditarik dari hasil
analisis penulis tersebut.

44
 Perspektif tersebut meliputi perawat
sebagai sifat bawaan manusia, moral
ideal, dampak atau akibat, hubungan
interpersonal dan intervensi
terapeutik
 Seluruh perspektif tersebut
menawarkan titik awal yang layak
untuk mengembangkan pemahaman
konseptual perawatan yang berguna
untuk praktik keperawatan.

45
American Association of Colleges
of Nursing Values
 Dalam dokumen yang berjudul
“Essential of College and University
Education for Professional Nursing,”
AACN menerbitkan hasil kerja yang
disusun untuk mengidentifikasi
pengetahuan esensial, keterampilan
dan nilai yang dibutuhkan dalam
keperawatan.

46
American Association of Colleges
of Nursing Values
 Projek tersebut menghasilkan
konsensus di antara para profesional
keperawatan di seluruh Amerika
yang merekomendasikan tujuh nilai
esensial bagi perawat profesional,
yang meliputi altruisme, persamaan,
estetika, kebebasan, harga diri
manusia, keadilan dan kebenaran.

47
ALTRUISME
 Peduli dengan kesejahteraan orang
lain
Sikap dan kualitas pribadi :
 Perhatian

 Komitmen

 Kasihan

 Kemurahan hati

 Ketekunan

48
ALTRUISME (Lanj)
Perilaku Profesional
 Berikan perhatian yang penuh pada klien

ketika memberikan perawatan.


 Bantu rekan perawat lainnya dalam

memberikan perawatan ketika mereka


tidak dapat melakukannya
 Tunjukkan perhatian pada kecenderungan

dan masalah sosial yang memiliki


implikasi perawatan kesehatan

49
PERSAMAAN
 Memiliki hak, kepentingan atau
status yang sama
Sikap dan kualitas pribadi :
 Penerimaan

 Asertif

 Tidak berpihak

 Hargai diri

 Toleransi

50
PERSAMAAN (Lanj)
Perilaku Profesional
 Berikan asuhan keperawatan berdasarkan

kebutuhan individu, bukan pada karakter


pribadi
 Lakukan interaksi dengan perawat yang
lain dengan cara yang tidak diskriminatif
 Ekspresikan pemikiran tentang

perkembangan akses keperawatan dan


perawatan kesehatan

51
ESTETIKA
 Kualitas objek, peristiwa dan orang
yang memberikan kepuasan
Sikap dan kualitas pribadi :
 Penghargaan

 Kreativitas

 Imajinasi

 Sensitivitas

52
ESTETIKA (Lanj)
Perilaku Profesional
 Adaptasi dengan lingkungan
sehingga dapat memuaskan klien
 Ciptakan lingkungan kerja yang
menyenangkan bagi diri sendiri dan
bagi orang lain
 Tempatkan diri dengan cara yang
dapat meningkatkan kesan positif
dalam keperawatan
53
KEBEBASAN
 Kapasitas untuk menerapkan pilihan
Sikap dan kualitas pribadi :
 Percaya diri

 Harapan

 Kemerdekaan

 Keterbukaan

 Penguasaan diri

 Disiplin

54
KEBEBASAN (Lanj)
Perilaku Profesional
 Hargai hak individu untuk menolak
perawatan
 Dukung hak perawat lain untuk
memberikan berbagai alternatif pada
rencana perawatan
 Dukung dilakukannya diskusi terbuka
pada isu-isu yang kontroversial
dalam profesi.
55
MARTABAT MANUSIA
 Mewarisi derajat dan keunikan sebagai
seorang individu
Sikap dan kualitas pribadi :
 Pertimbanga

 Empati

 Kemanusiaan

 Keramahan

 Sangat menghargai

 Percaya

56
MARTABAT MANUSIA (Lanj)
Perilaku Profesional
 Lindungi hak individu tentang
kebebasan pribadi
 Perlakukan individu sesuai dengan
perlakuan yang ingin mereka terima
 Pertahankan kerahasiaan klien dan
staf
 Rawat orang lain dengan hormat
tanpa memandang latar belakang
57
KEADILAN
 Menjunjung moral dan prinsip legal
Sikap dan kualitas pribadi :
 Keberanian

 Integritas

 Moralitas

 Objektivitas

58
KEADILAN (Lanj)
Perilaku Profesional
 Bertindak sebagai advokat dalam
perawatan kesehatan
 Alokasikan sumber daya secara adil

 Laporkan praktik yang tidak


kompeten, tidak etis, dan ilegal
secara objektif dan aktual

59
KEBENARAN
 Jujur pada fakta atau realitas
Sikap dan kualitas pribadi :
 Akuntabilitas

 Kebenaran

 Kejujuran

 Keingintahuan

 Rasionalitas

 Reflektivitas

60
KEBENARAN (Lanj)
Perilaku Profesional
 Dokumentasikan keperawatan secara
akurat dan jujur
 Dapatkan data yang cukup untuk
membuat suatu keputusan sebelum
melaporkan adanya pelanggaran
kebijakan organisasi
 Berpartisipasi dalam usaha profesional
untuk melindungi masyarakat dari
kesalahan informasi mengenai
keperawatan.

61
Nilai Advokasi
 Ketika profesi keperawatan berkembang
dan mengambil kewajiban utamanya yaitu
melindungi dan meningkatkan autonomi
klien, maka nilai tentang advokasi
terhadap klien mulai tumbuh
 Kode etik keperawatan profesional
menegaskan bahwa kontrak sosial antara
perawat dan klien didasari oleh
pemahaman mendasar bahwa nilai yang
dianut oleh klien akan didukung dan
dijunjung tinggi.
62
 Mendukung, menjunjung, dan
berbicara bagi nilai yang dianut
orang lain disebut advokasi.
 Kesehatan terpaku pada kesehatan
itu sendiri, tetapi lebih diarahkan
pada suatu makna dimana seseorang
hidup dalam kehidupan yang berarti
bagi diri mereka sendiri (American
Nurse Association {ANA} Code of
Ethics, 1985).

63
Nilai dan Peningkatan Kesehatan
 Tujuan keperawatan adalah untuk membantu
klien menetapkan prilaku yang dapat melindungi
atau meningkatkan kesehatan, dengan demikian
mengubah perilaku yang dilakukan untuk
mencapai tingkat kesehatan optimal (Edelman
dan Mandel, 1994).
 Keller (1993) menyatakan bahwa meskipun
penelitian telah menunjukkan bahwa nilai
individu tentang kesehatan mempengaruhi
perilaku kesehatan, namun hubungan antara nilai
dan perilaku tetap belum tergali secara
sempurna.

64
 Membantu individu mengidentifikasi,
menilai dan bertindak pada nilai yang
mereka anut, dapat memberikan dasar
bagi intervensi keperawatan yang
meningkatkan kesehatan dan mencegah
penyakit.
 Nilai yang dianut memberikan fungsi
integrasi bagi dimensi spiritual, kultural,
psikologi, dan fisiologis dari kehidupan
manusia dan saling mempengaruhi setiap
dimensi serta kesehatan orang tersebut
secara umum dalam berbagai cara.
65
Kriteria tata nilai :
1. Dipilih secara bebas, tanpa paksaan
2. Dipilih dari beberapa alternatif pilihan
3. Dipilih secara refleksi
4. Dihargai dan sangat diinginkan
5. Diperlihatkan dalam perilaku aktual
6. Ditegaskan dan dinyatakan pada orang
lain
7. Diulang-ulang dalam kehidupan
seseorang.
66
Pengembangan tata nilai :
Tiap individu lahir tidak langsung
dengan tata nilai  didapat melalui
informasi dan pengaruh baik
lingkungan keluarga dan adat.

67
Transmisi Nilai
 Nilai dipelajari dan dikembangkan
seumur hidup.
 Banyak nilai tidak secara sadar
terpilih sebagai sesuatu yang ingin
dimiliki oleh individu.
 Nilai menjadi bagian dari sosialisasi
individu dalam keluarga, pekerjaan,
tempat ibadah, berbagai kelompok
sosial lainnya.
68
 Ketika anak-anak mengamati orang tua,
keluarga dan teman, mereka menerima
tingkah laku yang akan membentuk dasar
sistem nilai mereka.
 Pembentukan kejujuran merupakan salah
satu contoh, orang yang mempengaruhi
anak kecil umumnya tidak sadar bahwa
mereka telah mentransmisikan nilai
 Proses transmisi nilai juga dapat dilakukan
dengan sengaja, misalnya ketika orang
tua berkata pada anak yang telah
berbohong, “Kamu harusnya malu, anak
yang baik adalah anak yang tidak
berbohong”.

69
Bentuk Transmisi Nilai
1. Modelling
Seseorang bertindak untuk
menunjukkan cara yang lebih disukai
oleh orang lain dalam bertingkah laku.

Seseorang membutuhkan nilai dari


berbagai contoh model

70
Implikasi :
 Anak-anak kadang ingin seperti orang
tuanya; sehingga orang tua menjadi
model nilai yang mereka anggap penting.
 Modelling mungkin tidak mengarah pada
tingkah laku yang dapat diterima dalam
masyarakat (mis, mengamati tingkah laku
orang lain yang agresif).
 Anak dapat mengikuti model yang
manapun, jika orang tua tidak
menunjukkan nilai yang paling
diharapkan.
71
2. Moralisasi
Orang tua dan guru memegang
standar apa yang benar dan
salah serta secara keras
membatasi anak untuk
mengikuti perangkat nilai
mereka.

72
Implikasi :
 Pendekatan ini dapat menjadi sangat
otoriter
 Moralisasi orang tua dapat menghilangkan
keinginan untuk mempertimbangkan nilai
alternatif bagi anak
 Dengan pendekatan ini, suatu cara
seringkali menjadi satu-satunya cara
 Seseorang yang secara mutlak mengikuti
orang tuanya seringkali menghadapi
kesulitan dalam mengambil keputusan
sendiri.

73
3. Laissez - Faire
Kadang seseorang memperoleh
nilai dengan bertingkah laku secara
bebas tanap batas atau peraturan.

Tidak ada suatu sistem nilai yang


cocok untuk semua orang dan anak
membentuk nilai tanpa panduan
yang kaku dari orang tua.

74
Implikasi :
 Orang tua ingin anak-anaknya bebas
untuk menjalani berbagai pengalaman
hidup
 Anak didorong untuk ingin tahu dan
belajar dari pengalaman
 Orang tua mungkin tidak mendisiplinkan
anaknya.
 Kekurangannya adalah bahwa tidak
seorang pun bertanggung jawab terhadap
tingkah laku anak.
 Konflik dan kebingungan mungkin muncul
jika anak tidak memiliki tujuan.
75
4. Pilihan bertanggung jawab
Keseimbangan antara kebebasan
dan pembatasan memungkinkan
anak-anak untuk memilih nilai
yang mengarah pada kepuasan
pribadi dan dukungan orang tua.
Pilihan nilai pada anak-anak lebih
terbatas dibandingkan dengan
pendekatan laissez – faire.

76
Implikasi :
 Nilai tidak secara keras diberikan oleh
orang tua.
 Ketika seorang anak memilih nilai, orang
tua, anggota keluarga lain dan guru
mengizinkannya untuk menggali dalam
batasan tingkah laku yang baru dan
konsekuensi yang ditimbulkannya.
 Anak yang secara bebas mendiskusikan
tingkah lakunya serta akibat yang
ditimbulkannya, akan belajar untuk
mengerti nilai mereka sendiri.
77
5. Penguatan dan Hukuman
Pemberian penguatan atau
hadiah untuk suatu sikap dari
nilai tertentu akan membantu
mengendalikan tingkah laku.
Ketika seorang anak gagal
untuk melakukan tingkah laku
tertentu, orang tua
memberikan hukuman.
78
Implikasi :
 Orang tua memilih menggunakan
salah satu dari kedua bentuk
transmisi ini lebih sering.
 Pemberian penguatan dapat menjadi
pendekatan yang positif untuk
menguatkan nilai yang dikehendaki.
 Pemberian hukuman akan
mengajarkan bahwa kekerasan
adalah suatu hal yang dapat diterima
79
 Pembentukan, modifikasi dan
penguatan nilai terjadi sepanjang
hidup manusia. Tingkat
perkembangan kognitif dan emosi
mempengaruhi cara mempelajari
nilai.

80
Pengaruh Sosiokultural
 Nilai terbentuk dalam lingkungan sosial
dimana latar belakang pendidikan,
sosioekonomi, spiritual dan budaya orang
dapat bervariasi.
 Dalam lingkup budaya yang lebih besar,
mungkin terdapat kelompok masyarakat
yang lebih kecil, subbudaya dengan nilai
yang cukup khas yang membuat mereka
berbeda dengan kelompok yang dominan

81
 Orang mengambil berbagai nilai
budaya dominan dimana mereka
hidup.
 Karena orang belajar untuk menilai
apa yang umum, kebiasaan, tingkah
laku, ritual, dan sikap orang lain
yang tidak umum seringkali
dianggap bodoh, tidak efektif atau
bahkan berbahaya. Hal ini juga
berlaku dalam praktik perawatan
kesehatan
82
 Untuk memberikan perawatan yang
efektif, perawat berupaya untuk
memahami pengaruh budaya pada
tingkah laku perawatan, nilai dan promosi
kesehatan, penggunaan pelayanan asuhan
kesehatan dan penyesuaian terhadap
penyakit.
 Sistem nilai pemberi perawatan
profesional mungkin berbeda dari klien
namun, perawat harus memahami bahwa
praktik kultural tidak bersifat “benar” atau
“salah” namun lebih ke arah ekspresi
suatu makna.

83
Tantangan Nilai Dalam
Keperawatan
 Karena nilai memberikan makna kepada
masyarakat dan dijunjung tinggi, sangat penting
untuk melihat bagaimana konflik dapat muncul
secara internal atau diantara orang ketika suatu
nilai diuji.
 Ambil contoh dari debat aborsi Amerika untuk
melihat bagaimana kerasnya orang
membenarkan prioritas nilai mereka sendiri.
 Perawat, sebagai bagian dari pekerjaan mereka,
melakukan hubungan yang sangat akrab dengan
kelompok yang berbeda dan mungkin akan
mengalami tantangan nilai setiap hari.

84
 Ketika perawat berkembang,
pergeseran kritis dalam nilai
profesional telah terjadi,
memperkeruh kontroversi dan
menciptakan ide baru.
 Kode etik perawat yang pertama
adalah kepatuhan pada dokter
sebagai nilai profesional primer
(Freitas, 1990)

85
 Sejak saat itu, perawat
menempatkan kesetiaan pada klien
dan keluarganya sebagai nilai yang
tertinggi (Pence, 1994).
 Perawat secara individu maupun
secara bersama-sama menghadapi
tantangan untuk memperbaharui dan
membentuk nilai profesional dalam
perubahan sistem perawatan
kesehatan yang tepat dan hubungan
profesional.
86
Tantangan Pribadi
 Perawat peduli pada klien yang memiliki
nilai unik mengenai kehidupan dan
pengalaman hidup
 Oleh karena itu perawat harus menyadari
nilai mereka sendiri, memahami
bagaimana mereka berinteraksi dengan
nilai klien.
 Untuk membuat keputusan yang bijak dan
matang dalam perawatan, perawat harus
waspada tentang pengaruh nilai pribadi
dalam pemberian perawatan.
87
 Perawat adalah seorang manusia, juga
harus memiliki pendirian dan sistem nilai.
 Tidak benar bila mengira, bahwa karena
perawat adalah suatu profesi merawat
yang didedikasikan untuk melayani orang
lain, maka perawat tidak lagi mengalami
perasaan kecewa, frustrasi, kesedihan dan
kemarahan dalam situasi tertentu.
 Bahkan sebenarnya mungkin terdapat
beberapa hal yang memalukan, baik
secara pribadi maupun profesional bila
menyadari bahwa perawt melawan
perasaan dan perilaku yang negatif ketika
nilai yang mereka anut mendapat
tantangan.
88
Bagaimana seorang perawat, sebagai
seorang manusia, mengatasi konflik yang
dirasakan dalam hatinya ??

 Seorang perawat harus memiliki


pengetahuan yang mendalam.
 Perawat harus mengikuti tantangan.
 Perawat harus mencoba untuk tidak
menghakimi perilaku klien atau
mengasumsikan nilai yang
mendasarinya.
89
Tantangan Profesional
 Tantangan profesi keperawatan untuk
mengangkat ideologi perawatan melalui
pendidikan, penelitian dan praktik, profesi
perawat menghadapi kewajiban tambahan untuk
secara kolektif memberikan respons pada
masalah kesehatan sosial.
 Model dukungan klien individu harus
dikembangkan sehingga meliputi dukungan
kesehatan bagi seluruh populasi manusia.
 Agar dukungan kesehatan menjadi lebih kokoh
sebagai nilai keperawatan, profesi perawat harus
bangkit untuk menghadapi tantangan riset,
pendidikan dan politik.
90
Langkah-langkah pengembangan pribadi
sempai dengan kesadaran moral / nilai :
1. Setiap keputusan diambil
berdasarkan / disesuaikan dengan
pola pikir dan hati nurani.
2. Suara hati nurani harus bersifat
objektif, memperhatikan argumen,
unsur dan pertimbangan

91
Langkah-langkah pengembangan pribadi
sempai dengan kesadaran moral / nilai :
3. Tindakan / merasa bersalah apabila
mengikuti suara bathin yang keliru.
4. Bila keputusan tindakan belum
pasti :
 Pilih kembali apa yang paling tepat
 Harus ada alternatif

92
Maka setiap perawat harus
menghargai :
Tata nilai  pribadi perawat maupun
klien.

Keperawatan  menghargai
kehidupan, martabat manusia dan hak
azasi manusia.

93
KONSEP INTI NILAI
 Ketika perawat menyadari tentang
nilai pribadi dan profesional yang
dianut, mereka akan lebih mampu
menjadi praktisi yang efektif
 Nilai memberikan standar prilaku
bagi orang atau kelompok yang
memegangnya

94
KONSEP INTI NILAI
 Seseorang mendapat nilai melalui
pemahaman, observasi dan
pengalaman
 Seorang anak mendapatkan nilai dari
orang tua, anggota keluarga lain,
sekolah, tempat ibadah, dan institusi
sosial lainnya

95
KONSEP INTI NILAI
 Latar belakang budaya seseorang
mempengaruhi nilai kesehatan
 Nilai seorang perawat mempengaruhi
perawatan klien
 Nilai perawatan dan advokasi adalah
nilai keperawatan yang fundamental

96
KONSEP INTI NILAI
 Ketika membuat keputusan klinis,
tindakan perawat harus
merefleksikan nilai yang diwariskan
dalam profesi.
 Perawat yang mempelajari nilai klien
lebih memiliki kesiapan untuk
membantu klien mengambil prilaku
yang meningkatkan kesehatan atau
melindungi kesehatan.
97
KONSEP INTI NILAI
 Klarifikasi nilai adalah proses
peningkatan kesehatan yang
mendorong pemahaman nilai pribadi
 Seseorang harus dapat memilih nilai
secara bebas dari alternatif yang
tersedia dan memahami
konsekwensi pilihannya

98
KONSEP INTI NILAI
 Perawat yang menggunakan
klarifikasi nilai dengan klien akan
memberikan respons yang bersifat
menjelaskan yang akan
menstimulasi adanya introspeksi
mengenai nilai dan prilaku
 Klarifikasi nilai meningkatkan
pemahaman efektif dan pengambilan
keputusan
99
KONSEP INTI NILAI
 Seorang perawat yang membantu
klien dalam menjelaskan nilai dan
pembuatan keputusan, harus
melakukannya tanpa bersifat
memihak
 Pengalaman perawat akan
membantu dalam praktik yang
berhubungan dengan nilai pribadi
dan profesional
100
KONSEP INTI NILAI
 Nilai sosial penting dalam
menetapkan reformasi perawatan
kesehatan yang efektif
 Profesi perawat harus lebih terlibat
dengan perlindungan kesehatan,
yang meliputi advokasi pada klien
individu.

101
Kesimpulan ;
Falsafah Keperawatan
Bertujuan mengarahkan kegiatan
keperawatan yang dilakukan.
1. Keperawatan menganut pandangan holistik
terhadap manusia yaitu keutuhan manusia
biopsikososiospiritual
2. Kegiatan keperawatan dilakukan dengan
pendekatan humanistik, dalam arti menghargai
dan menghormati martabat manusia, memberi
perhatian kepada klien serta menjunjung tinggi
keadilan bagi sesama manusia.

102
Kesimpulan ;
Falsafah Keperawatan
3. Keperawatan bersifat universal dalam
arti, tidak membedakan atas ras, jenis
kelamin, usia, warna kulit, etnik, agama,
aliran politik dan status sosial ekonomi.
4. Keperawatan adalah bagian integral dari
pelayanan kesehatan
5. Keperawatan menganggap klien sebagai
parner aktif dalam arti perawat selalu
bekerjasama dengan klien dalam
pemberian asuhan keperawatan.

103
SELESAI

TERIMA KASIH

104

Anda mungkin juga menyukai