Anda di halaman 1dari 36

Pemeriksaan fisik bedah

NAMA : PUTERI QATRUNNADA FITHRIYAH


NIM : 030.14. 157
PEMBIMBING : DR. AGUNG .....
STATUS GENERALIS

Kesan umum

Kesadaran

Tanda vital
Kesan umum
 Didapat waktu pertama kali bertemu dengan pasien, dapat
dijadikan petunjuk diagnosis sementara.
 Ekspresi wajah, tatapan mata, sikap pasien, tingkat
kesadaran, IMT, warna kulit, dan cara berpakaian pasien
turut memberikan informasi dan menunjukkan berat
ringannya penyakit.
 Keadaan umum: tampak sakit ringan, sedang, berat
Tanda vital

Tekanan darah Nadi

Pernapasan Suhu
INSPEKSI

 Inspeksi secara umum : gambaran menyeluruh


dan kesan umum tentang penderita, kesadaran
penderita, turgor kulit, dan status gizi.
 Inspeksi lanjutan : warna kulit, misalnya ikterus,
bentuk badan secara umum, dan tingkat aktivitas
penderita.
 Inspeksi yang berhubungan dengan gerak, inspeksi
gerak aktif dan pasif
PALPASI

Lokasi
Ukuran
Bentuk
Konsistensi
Batas dengan jaringan sekitar
Nyeri tekan atau nyeri lepas
Mobilitas
Perabaan suhu
Krepitasi
PERKUSI & AUSKULTASI

PERKUSI
 Melalui perkusi dapat diikuti perjalanan suatu
penyakit, membesar atau mengecilnya suatu
struktur, atau timbulnya cairan bebas diperut atau
dithoraks

AUSKULTASI
• Umumnya dilakukan dengan stetoskop untuk menilai bunyi
di dalam tubuh seperti suara nafas atau peristaltik.
PEMERIKSAAN KHUSUS
Kepala

Mata

Hidung

Telinga

Mulut

Leher

thorax

Abdomen

Ekstremitas

genitalia

rektum
KEPALA

 Rambut
 Kulit kepala: benjolan, vulnus excoriatum, vulnus
laceratum
 Tulang tengkorak: Deformitas
 Wajah: ekspresi, simetris, edema, massa
 Mata: penglihatan, palpebra, sklera, konjungtiva
 Hidung: mukosa, deviasi septum,dll
 Telinga: pre aurikula, aurikula, dan post aurikula.
Termasuk pendengaran
 Mulut dan faring: warna, mukosa, benjolan pada bibir,
ulkus, krusta.
LEHER
regio colli, trachea, kelenjar tiroid, dan kelenjar limfonodi
Pemeriksaan kelenjar tiroid

 adakah pembesaran atau tidak


 pasien diminta menelan ludah  apakah kelenjar tiroid
teraba atau tidak, bergerak atau tidak.
 Bila terjadi pembesaran tiroid, dinilai ukurannya,
konsistensi, permukaan (noduler/difus), nyeri tekan,
mobilitasnya.
THORAX

 INSPEKSI • PALPASI
 Perhatikan bentuk dada • nyeri tekan,
dan cara dada bergerak, pengembangan dinding
meliputi: dada, dan fremitus taktil
 Deformitas, asimetri
• PERKUSI
 Upaya nafas
 Retraksi sela iga
abnormal • AUSKULTASI
 Gangguan gerak
pernapasan salah satu
atau kedua sisi
 Penggunaan otot nafas
tambahan
Pemeriksaan payudara

 Inspeksi

• Palpasi
Pemeriksaan abdomen
INSPEKSI
AUSKULTASI
 Kelainan bentuk. Simetris • Bising Usus (2-5 detik)
/ Asimetris • Menurun / -  ileus
 Kelainan dinding perut paralitik
(warna kulit, kondisi kulit) • Meninggi  obstruksi
 Kontur abdomen
• Bising pembuluh darah
• Arteri : bruits

PERKUSI • Vena : Hums  pada


hipertensi porta

• Timpani  organ berisi udara


• Pekak / redup  organ berisi cairan
PENEKANAN / PERABAAN
DDG ABDOMEN
PALPASI

2 TAHAP

1. SURVEY
2. SPESIFIK PALPASI

- RASA NYERI  RASA NYERI


EKSPRESI PASIEN - LOKASI
- GAMBARAN LOKASI - KEDALAMAN
- HIPERESTESIA
KETAHANAN THD - PENJALARAN
TEKANAN
- DDG ABDOMEN SPT PALPASI
HEPAR, KANTUNG
BALON DIISI AIR
EMPEDU, LIEN,
:ASCITES GINJAL, BULI-BULI
- DEFANCE MUSCULAR :
PERITONITIS
LETAK NYERI SOMATIK
LETAK ORGAN

Abdomen kanan atas Kandung empedu*, hati,


duodenum, pankreas, kolon, paru,
miokard
Epigastrium Lambung*, pankreas, duodenum,
paru, kolon
Abdomen kiri atas Limpa*, kolon, ginjal, pankreas,
paru
Abdomen kanan Apendiks*, adneksa, ureter
bawah
Abdomen kiri bawah Adneksa*, kolon, ureter
Suprapubik Buli-buli*, uterus, usus halus
Periumbilikal Usus halus
Pinggang/punggung Pankreas*, aorta, ginjal
Iliopsoas sign Obturator sign
Genitalika Laki-Laki
Penis
Palpasi
Inspeksi:
• Palpasi untuk menilai adanya
 Preputium, tanda radang,
indurasi atau pengerasan
perubahan warna
 OUE  produk yang keluar
(urin, darah, nanah)
 Ukuran OUE
 Letak OUE
 Sisi dorsal & ventral batang
penis  tanda radang,
perubahan warna, fistel
Scrotum Inspeksi


Penyebab – penyebab pembengkakan skrotum
Struktur Patologi
Dinding skrotum - Edema pada penyakit
hati, ginjal, idiopatik
- Hematom, ekstravasasi
urin
Tunika vaginalis Hidrokel
Testis Tumor, torsi, radang
Epididimis Epididimitis, TBC, Tumor
Funikulus spermatikus Hernia, varikokel
Palpasi scrotum
Transiluminasi

Transiluminasi (+)
 hidrokel

 Auskultasi isi skrotum


 bila terdapat bising usus  hernia
POSISI PEMERIKSAAN ANUS DAN REKTUM

Litotomi

Sims

Knee chest
Rectal toucher

 Pemeriksaan dimulai dengan melakukan inspeksi


perianal dan perineum
 Dilihat adanya fistula perianal, tumor anus dan
hemorrhoid. Nilai keadaan perineum apakah meradang
atau tidak
 Pasien diminta untuk mengejan, untuk memperlihatkan
desensus perineal, prolapsus hemoroid, atau lesi yang
menonjol seperti pada prolaps rekti dan tumor
 Lubrikasi telunjuk kanan dengan lubricant gel.
 memberikan tekanan lembut sampai sfingter ani
terbuka, masukan jari ke dalam anus, nilai tonus sfingter
ani
 Evaluasi ampula rekti
 Evaluasi mukosa rekti, apakah teraba tumor atau
penonjolan prostat
 Apabila teraba tumor, deskripsikan massa tumor
 Apabila teraba penonjolan prostat  ukuran,
konsistensi, permukaan, sulcus medianus
teraba/tidak, pole superior dapat dicapai atau tidak.
 Evaluasi rasa nyeri
 Pada saat jari dilepas dari anus, periksa handschoen:
darah, fesces, atau lendir
ALAT GERAK

Pada pemeriksaan alat gerak, semua unsur ekstremitas


diperhatikan, khususnya tulang, sendi, dan otot. Pada
inspeksi ekstremitas harus di perhatikan dalam keadaan
diam maupun keadaan bergerak, baik aktif maupun pasif.
Lingkup gerak sendi aktif dan pasif turut pula di bandingkan.
Pemeriksaan Ektremitas superior & Inferior

Look

• Simetris, Bengkak, Deformitas, Kemerahan,


Jejas, Hematom, Atrofi Otot.

Feel
• Suhu, Nyeri tekan, tonus, efusi sendi,undulasi,ukuran

Move
• Gerak aktif,Gerak pasif, ROM, Krepitasi.
Untuk mengetahui ada
tidaknya cedera pada
Valgus stress test ligamen kolateral medial

Cara:
• Fleksikan sedikit sendi
lutut menfiksasi tungkai
atas, sedangkan tangan
yang lain memberikan
dorongan ke arah lateral
pada tungkai bawah.
Varus stress test
Untuk mengetahui ada tidaknya
cedera pada ligamen kolateral
lateral.

Cara :
• Fleksikan sedikit sendi lutut
• Gunakam satu tangan untuk
menfiksasi tungkai atas,
sedangkan tangan yang lain
meberikan dorongan kearah
medial pada tungkai bawah.
Untuk mengetahui ada
 Anterior drawer test tidaknya cedea pada
ligamen krusiatum
anterior
Cara:
• Tekuk lutut pasien
dan duduki kedua
kakinya
• Letakkan kedua
tangan pada
proksimal tibia
• Tarik tibia kearah
depan
Untuk mengetahui ada tidaknya
cedera pada ligamen
 Posterior drawer test krusiatum posterior.

Cara:
• Sama dengan anterior drawer
test, tapi tibia di dorong ke
belakang
Untuk mengetahui ada tidaknya
 Lachman test cedera pada ligamen krusiatum
anterior.

Cara:
• Fleksi femur 20 – 30 derajat
• Gunakan satu tangan untuk
menfiksasi femur, tangan
yang lain menarik tibia ke
anterior.
Untuk mengetahui adanya cedera pada
Meniscus
Cara:
 Mcmurray test • Gunakan satu tangan untuk memegang
Tumit dan fleksikan sendi lutut.
U • Tangan yang lain memegang daerah
sendi lutut dengan jari- jari tangan
memegang sisimedial dan ibu jari
memegang sisi lateral.
• Lakukan rotasi interna dan eksterna
pada kaki untuk mengendorkan sendi
lutut.
• Berikan dorongan pada sendi lutut
sambil
pada saat yang bersamaan gerakkan kaki
ke arah rotasi eksterna.
• Ekstensikan sendi lutut perlahan-lahan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai