Anda di halaman 1dari 20

PROGRAM AKSI

PENINGKATAN RANTAI PASOK AGRIBISNIS


KAYU MANIS KERINCI

Ir. Abdul Aziz, M.Arg.Sc.,


Dewan Rempah Indonesia, oktober 2018
LATAR BELAKANG
Rempah Indonesia mempunyai nilai historis tinggi selain nilai strategis secara ekonomis, sosiologis,
ekologis, dan geografis al : Kayu Manis (250 spesies) asli Indonesia, cinnamomum burmanii
Kayu manis merupakan komoditi spesifik lokasi yang memasok 60 % pasar dunia dengan brand al
korintje cassiavera. Namun, kualitas masih perlu ditingkatkan.
Kondisi agribisnis kayu manis saat ini diwarnai oleh rendahnya produktivitas dan kualitas , pemasaran
dan kerjasama kemitraan usaha antara petani dan industri/ eksportir belum optimal.
Upaya yang telah dilaksanakan belum secara sistematik, terpadu/terintegrasi dan berkelanjutan,
LATAR BELAKANG (LANJUTAN)
Diperlukan solusi melalui pendekatan secara sistematik, terintegrasi, dan berkelanjutan, dengan
melibatkan seluruh stakeholder agribisnis kayu manis dengan penerapan model peninngkatan rantai
pasok kayu manis Kerinci.

Model rantai pasok kayu manis di kerinci dengan pertimbangan:

(i) menghasilkan kayu manis yang saat ini merupakan terbaik ,


(ii) mempunyai potensi sumberdaya yang sangat besar,
(iii) dukungan pemerintah daerah dan lembaga terkait.
TUJUAN
Program dilaksanakan dalam rangka menerapkan model pengembangan
rantai pasok kayu manis kerinci yang terintegrasi, berkeadilan dan
berkelanjutan 2019-2023, bertujuan:

Membangun industri sumber benih unggul,


Meningkatkan produktivitas kayu manis melalui penerapan GAP,
Meningkatkan mutu kayu manis melalui penerapan GHP, GMP dan GLP,
Meningkatkan efisiensi tata niaga dan pemasaran,
Meningkatkan kapasitas petani, dan kelembagaannya, para pedagang dan
pendamping,
Membangun ketertelusuran/traceability,
Mengembangkan diversifikasi produk (utama dan hasil samping) serta produk
specialty/organik/indikasi geografis,
Membangun kemitraan antara petani (melalui kelembagaan petani) dengan pihak
industri dan eksportir,
Meningkatkan pendapatan petani dan kesejahteraan masyarakat.
SASARAN
Sasaran yang ingin dicapai dalam program ini adalah terwujudnya model
pengembangan rantai pasok kayu manis kerinci yang terintegrasi, berkeadilan
dan berkelanjutan selama periode tahun 2019-2023 :

Terbangunnya industri benih unggul,


Meningkatnya produktivitas , dan mutu
Meningkatnya efisiensi pemasaran ,
Meningkatnya harga yang diterima petani
Meningkatnya kapasitas petani dan terbangunnya kelembagaan yang kuat
Terbangunnya sistem ketertelusuran/traceability,
Berkembangnya diversifikasi produk (utama dan hasil samping) serta produk
specialty/ organic/ indikasi geografis,
Terlaksananya kemitraan antara petani (melalui kelembagaan petani dengan pihak
industri/ eksportir,
Meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan masyarakat
RUANG LINGKUP

Pihak penyelenggara Aspek yang Waktu Lokasi: Kegiatan:


kegiatan: dibangun: pelaksanaan:

DRI ,Mitra Usaha,


Ditjen CPCL, PRA, penyusunan
Perkebunan dan 5 tahun Kabupaten model, sosialisasi
On farm dan
Pemerintah 2019- kerinci, pelaksanaan program,
Daerah off farm
2023 provinsi jambi bimbingan/pengawalan dan
Lembaga terkait monev, pelaporan
lainnya
KONDISI SAAT INI (1)
Permasalahan Uraian
Rendahnya • Belum menggunakan bibit unggul/sertifikat (industri perbenihan belum berkembang)
produktivitas karena • berupa hutan kayumanis, agroforestry, tersebar (jarak tanam dan metode tanam)
belum menerapkan
GAP • pemeliharaan kurang intensif (penjarangan, pemupukan, pemangkasan)
• Kurangnya pengetahuan dan keterampilan budidaya


Mutu rendah karena • Panen masih tradisional
belum menerapkan • Pengolahan dan pengeringan sederhana,
GMP/GHP/GLP
• Belum tersedia alat pengukur kadar air, sarana pengolahan dan pengeringan
• Produk yang dihasilkan produk primer berupa kulit yang masih basah atau setengah kering
• Belum ada perbedaan nyata terhadap perbedaan kualitas
• Belum memiliki gudang penyimpanan yang memadai
• Produk masih berupa produk primer dan belum higienis
KONDISI SAAT INI (2)
Permasalahan Uraian
Pemasaran belum • Penjualan masih dalam bentuk produk primer
optimal • Belum dilakukan diversifikasi produk
• Data kebutuhan pasar dalam negeri dan luar negeri terbatas
• Kurangnya pembinaan terhadap petani dan pedagang perantara
• Rendahnya konsumsi dalam negeri
. Daya saing masih lemah
• Neraca supply dan demand dunia belum tersedia
• Kurangnya akses terhadap pasar baru
• Tuntutan pemenuhan traceability, setifikasi, dan higienity
• Pemasaran masih sendiri-sendiri/ individual, belum ada kolektivitas dan konektivitas
• Masih belum memenuhi skala ekonomi

KONDISI SAAT INI (3)
Permasalahan Uraian
Permodalan masih • Akses terhadap lembaga perbankan masih lemah
lemah • Modal swadaya masih terbatas, belum ada kolektivitas modal
• Penguasaan sistem ekonomi keuangan masih lemah
• Lembaga CSR/ Sumber pendanaan lain belum termanfaatkan

Kelembagaan masih • Kelembagaan petani lemah
lemah • Belum terbentuk asosiasi petani kayu manis
• Asosiasi eksportir kayu manis belum optimal
Kerja sama • Kerja sama kemitraan masih terbatas, dan focus pada pembelian produk
kemitraan usaha
masih belum
optimal • Kekuatan petani dan kelembagaan masih kurang sehingga belum mampu untuk menarik
perusahaan untuk bermitra
• Belum ada pembinaan dari pihak mitra usaha
KONDISI SAAT INI (4)
Permasalahan Uraian
Dukungan Kebijakan • Belum ada peraturan daerah yang mengatur agar pihak mitra mengalokasikan dana CSR
• Belum ada pengaturan komoditi spesifik lokasi
• Belum ada SNI kayu manis
• Peraturan EU Sistem eksportir terdaftar (REX) diberlakukan mulai 2019

Sistem Informasi SD • pemetaan dan pendataan kebun kayu manis masih terbatas
Kayu Manis • Belum ada pemetaan kebutuhan dan kionsumsi dalam negeri dan luar negeri

• pemetaan akses pasar belum memadai


• Belum ada Neraca supply dan demand serta stock

USULAN PROGRAM (1)
No Program Kegiatan Pelaksana Waktu
1. Persiapan 1. Penyusunan dan penandatanganan MOU, 1. Ditjenbun, 2019
2. Partisipatory Rural Appraisal 2. DRI
3. Penyusunan model 3. Mitra Usaha
4. Workshop dan sosialisasi 4. Pemda
5. Penyusunan data base 5. LSM
2. Peningkatan 1. Membangun industri benih : 1. Ditjenbun 2019-2023
Produktivitas - penetapan kebun sumber benih 2. Badan Litbang
- desa mandiri benih 3. BKP
- pembinaan penangkar benih 4. Pemda
5. Mitra Usaha
2. Rehabilitasi, intensifikasi dan peluasan/ 1. Ditjenbun 2019-2023
pengutuhan 2. Pemda
3. Model Penerapan GAP/demplot 1. Ditjenbun 2019-2023
2. BBP2TP
3. Litbang
USULAN PROGRAM (2)
No Program Kegiatan Pelaksana Waktu
2. Peningkatan 4. Pembangunan infrastruktur jalan usaha tani dan 1. Ditjen PPSP 2019-2023
Produktivitas sarana-prasarana lainnya.
5. Pengembangan kayu manis organic : 1. Ditjenbun 2019-2023
- desa organic 2. Pemda
3. Mitra Usaha
6. Pelatihan bagi pendamping dan petani 1. Ditjenbun 2019-2023
2. BPSDMP
3. Pemda
4. Mitra Usaha
5. LSM
7. Inovasi teknologi 1. Badan Litbang, 2019-2023
Kementan
2. Perguruan Tinggi
USULAN PROGRAM (3)
No Program Kegiatan Pelaksana Waktu
3. Peningkatan 1. Fasilitasi alat panen dan pasca panen, 1. Ditjenbun 2019-2023
mutu pengolahan dan pengeringan 2. Badan Litbang
2. Ketelusuran-traceability 3. Mitra Usaha
3. Model penerapan GMP/GHP/ GLP 4. Kemenperind
4. Inovasi / teknologi mutu & penyimpanan 5. Kemendag
5. Pelatihan petugas pendamping, petani, dan 6. Pemda
pengolah 7. LIPI
8. LSM
4. Peningkatan 1. 1. Ditjenbun 2019-2023
pemasaran 2. pelatihan petugas, petani dan pedagang 2. Pemda
3. promosi dan penelitian pasar, 3. Kemendag
4. penguatan brand, IG dan organik, 4. Mitra Usaha
5. peningkatan jaringan kolektivitas dan konektivitas, 5. LSM
6. inovasi teknologi distribusi lokal dan internasional 6. kemenlu
USULAN PROGRAM (4)
No Program Kegiatan Pelaksana Waktu
5. Peningkatan 1. Peningkatan modal swadaya 1. Mitra Usaha 2018-2023
Permodalan 2. Peningkatan akses terhadap lembaga perbankan 2. Ditjenbun
3. Peningkatan sumber dana CSR 3. DRI
4. Peningkatan sumberdana dari institusi koperasi 4. kemendag
5. Bimbingan pelatihan dan pendampingan 5. kemenlu
6. pemda
6. Peningkatan 1. Pembentukan lembaga petani 1. Ditjenbun 2018-2023
Kelembagaan 2. Penguatan kelembagaan petani 2. DRI
- kelompok, LEM, Koperasi 3. kemenperin
3. Konektivitas antar Lembaga 4. kemendag
5. pemda
USULAN PROGRAM (5)
No Program Kegiatan Pelaksana Waktu
7. Kerjasama 1. Pningkatan kerjasama kemitraan 1. Mitra Usaha 2019-2023
kemitraan 2. bimbingan, pertemuan, pelatihan dan 2. Ditjenbun
usaha pendampingan 3. DRI
4. kemendag
5. kemenlu
6. pemda
8. Dukungan 1. Pengaturan daerah ttg pemanfaatan dana CSR 1. Ditjenbun 2018-2023
Kebijakan untuk kayu manis 2. DRI
2. Penetapan standar mutu kayu manis / SNI 3. kemenperin
3. Pengaturan kesiapan untuk antisipasi penerapan 4. kemendag
kebijakan luar Negara UE dan lainnya 5. pemda
MANAJEMEN PELAKSANA
KEGIATAN
Pembina:

 Menteri
 Gubernur

Penasehat:

 Dirjen
 Ketua Umum DRI
 Bupati S

Penanggung Jawab:

 Sekretaris Ditjen

Koordinator:

 DRI

Pelaksana:

 Para Direktur terkait, DRI, Mitra Usaha, Disbun Prop kab


 Institusi lainnya
PEMBIAYAAN
Biaya yang diperlukan untuk kegiatan ini

Adapun Sumber biaya ini berasal dari :

APBD

APBN
Usaha
Mitra
PENUTUP
• Kegiatan pengembangan rantai pasok terintegrasi dan lestari di Sulawesi utara ini merupakan pilot
project yang melibatkan seluruh stakeholder yang terkait dengan pembangunan pala sehingga terjadi
peningkatan hasil secara signifikan dan berkelanjutan. Keberhasilan model ini kemudian disempurnakan
dan dikembangkan di wilayah sentra pala yang lain dengan mengakomodir kondisi spesifik dan kearifan
local masing – masing.

• Mempertimbangkan kondisi tersebut, maka keberhasilan kegiatan dimaksud sangat ditentukan oleh
komitmen, share, kontribusi, dan partisipasi aktif dari para stakeholder sesuai dengan kewenangan dan
bidang tugasnya.
TERIMA KASIH

Ir. Abdul Aziz, M.Arg.Sc.,


Dewan Rempah Indonesia, September 2018
PENDIDIKAN:
Ir. Abdul Aziz, M.Agr.Sc.
- Sosial Ekonomi IPB 1983
- Master of Agricultural Science, Melbourne University, Australia 1992

PENGALAMAN:
1. Vice Director BP-DRI 2016 – sekarang
2. Tenaga Ahli dan Tim Asistensi Pusat LEM Ditjenbun 2018 – sekraang
3. Konsultan UNDP 2017 – 2018 (nov-april)
4. Pensiun Ditjen Perkebunan, Kementan
sebagai Kasubdit Tanaman Rempah 1 November 2017
6. National Coordinator pada Sustainable Manajemen System
for Tree Corp Development Project (FAO/ADB) 2001 – 2003
7. Tree Corp Human Resources Development Project (World Bank) 1992-1998
8. Tim Pilot Project Kawasan Industri Masyarakat Perkebunan Mesuji 1997-2001

KURSUS:
- Character Building,
- Manajemen Budaya Sinergi,
- TOT for Human Resource Development,
- Perencanaan Pembangunan Nasional,

Anda mungkin juga menyukai