Anda di halaman 1dari 56

Teori Gizi Buruk Pada Balita

Ananda Oktavianti (1610711091)


Pengertian Balita
Allender dan Spradley (2005) membagi balita menjadi tiga
kelompok usia, yaitu bayi (0-1 tahun), usia toddler (1-2 tahun),
dan preschool (3-4 tahun). Sementara Potter dan Perry (2003)
mengelompokkan balita menjadi tiga, yaitu bayi (0-1 tahun),
toddler (1-3 tahun) dan periode prasekolah (3-6 tahun).
Stanhope dan Lancaster (2004) membagi balita dalam tiga
kelompok umur, yaitu infant (1 bulan-1 tahun), toddler (1-3
tahun), dan preschool (3-5 tahun). Berdasarkan batasan-batasan
tersebut, maka dapat disimpulkan balita adalah anak yang
berusia 1-5 tahun.
Pengertian Gizi Buruk
Gizi kurang atau kurang gizi (sering kali tersebut malnutrisi)
muncul akibat asupan energi dan makronutrien yang tidak
memadai. Pada beberapa orang kurang gizi juga terkait dengan
defisiensi mikronutrien nyata ataupun subklinis (Webster-Gandy,
2014).
Etiologi
Penyebab gizi kurang pada anak menurut Pudiastuti (2011),
antara lain adalah:
• Pola makan yang salah
• Anak sering sakit dan perhatian yang kurang
• Infeksi penyakit
• Kurangnya asupan gizi
• Berbagai hal buruk yang terkait dengan kemiskinan
Manifestasi Klinis
KEP (Kekurangan Energi Protein) ringan KEP (Kekurangan Energi Protein) berat
Pada KEP ringan tanda-tanda klinis belum Ada KEP berat dibagi dalam tiga
terlalu tampak, hanya saja standar berat yang kategori yaitu, marasmus, kwashiorkor,
tidak sesuai dan biasanya berat badan anak marasmus-kwashiorkor:
jauh dari standar baku yang ditemukan a. Maramus
– Anak tampak sangat kurus, tinggal tulang
terbungkus kulit
– Wajah seperti orang tua\
– Cengeng, rewel
– Kulit keriput, jaringan lemak subkutis
sangat sedikit, bahkan sampai tidak ada
– Sering disertai diare kronik atau
konstipasi/susah buang air, serta penyakit
kronik
– Tekanan darah, detak jantung, dan
pernafasan berkurang.
b. Kwashiorkor c. Maramus kwashiorkor
– Oedem umumnya di seluruh tubuh dan Tanda-tanda marasmus-kwashiorkor adalah
terutama pada kaki (dorsum medis)
gabungan dari tanda-tanda yang ada pada
– Wajah membulat dan sembab marasmus dan kwashiorkor yang ada.
– Otot-otot mengecil, lebih nyata apabila
diperiksa pada posisi berdiri dan duduk, anak
berbaring terus-menerus
– Perubahan status mental: cengeng, rewel, kadang
apatis
– Anak sering menolak segala jenis makanan
(anoreksia)
– Pembesaran hati
– Sering disertai infeksi, anemia, dan diare/mencret
– Rambut berwarna kusam dan mudah dicabut
– Gangguan kulit berupa bercak merah yang
meluas dan berubah menjadi hitam terkelupas
(crazy pavement dermatosis)
– Pandangan mata anak nampak sayu
Penatalaksanaan Medis Gizi Kurang
Menurut Webster-Gandy (2012), ada bukti kuat yang
menunjukkan bahwa bantuan gizi mampu menambah asupan
protein dan energi, memperbaiki berat badan dan mengurangi
penurunan berat badan diantaranya adalah:
a. Penilaian
b. Akses makanan
c. Pemberian suplemen menggunakan makanan
d. Pemberian suplemen menggunakan suplemen gizi khusus per
oral
Trend dan Issue Keperawatan Keluarga

Mokhamad Dicky Ali


1610711102
Trend dan Isu Keperawatan Keluarga

 Trend adalah sesuatu yang sedang booming, actual, dan sedang hangat
diperbincangkan.
 Isu adalah suatu peristiwa atau kejadian yang dapat diperkirakan terjadi atau
tidak terjadi di masa mendatang, menyangkut ekonomi, moneter, sosial,
politik, hukum, pembangunan nasional, bencana alam, hari kiamat, kematian,
ataupun tentang krisis.

Jadi, trend dan isu keperawatan keluarga merupakan sesuatu yang booming,
actual, dan sedang hangat diperbincangkan serta desas-desus dalam ruang
lingkup keperawatan keluarga.
Perubahan Bidang Profesi Keperawatan

Perubahan ekonomi
• Perubahan ekonomi membawa dampak terhadap pengurangan berbagai
anggaran untuk pelayanan kesehatan, sehingga berdampak terhadap
orientasi manajemen kesehatan atau keperawatan dari lembaga sosial
ke orientasi bisnis.

Kependudukan
• Dengan bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia dan
bertambahnya umur harapan hidup, maka akan membawa dampak
terhadap lingkup dari praktik keperawatan. Pergeseran tersebut terjadi
yang dulunya lebih menekankan pada pemberian pelayanan kesehatan
atau perawatan pada “hospital-based” ke “comunity based”.
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kesehatan Atau Keperawatan

• Era kesejagatan identik dengan era komputerisasi, sehingga perawat di tuntut untuk menguasai
teknolgi komputer di daam melaksanakan MIS (Manajemen Information System) baik di tatanan
pelayanan maupun pendidikan keperawatan

Tuntutan Profesi Keperawatan


• Karakteristik Profesi yaitu:
• Memiliki dan memperkaya tubuh pengetehuan (body of knowledge) melalui penelitian
• Memiliki kemampuan memberikan pelayanan yang unik kepada orang lain
• Pendidikan yang memenuhi standar
• Terdapat pengendalian terhadap praktik
• Bertanggungjawab dan bertanggung gugat(Accounttable) terhadap tindakan keperawatan yang
dilakukan gabung
• Merupakan karier seumur hidup
• Mempunyai fungsi mandiri dan kolaborasi
Isu Terbaru dalam Keperawatan Keluarga
A. Isu Praktik

Kesenjangan bermakna antara teori dan penelitian serta praktik


klinis.
• Wright dan Leahey mengatakan bahwa faktor terpenting yang menciptkan
kesenjangan ini adalah “ cara perawat menjabarkan konsep masalah sehat dan
sakit. Hal ini merupakan kemampuan “berfikir saling memengaruhi”: dari tingkat
individu menjadi tingkat keluarga (saling memengaruhi)”.

Kebutuhan untuk membuat perawatan keluarga menjadi lebih


mudah untuk di integrasikan dalam praktik.
• Terjadi restrukturisasi pelayanan kesehatan besar-besaran, yang mencakup
perkembangan pesat sistem pengelolaan perawatan berupa sistem pemberian
layanan kesehatan yang kompleks, multi unit, dan multi level sedang dibentuk.
Peralihan kekuasaan dan kendali dari penyedia pelayanan kesehatan
kepada keluarga
• Terdapat kebutuhan akan kesetaraan yang lebih besar dalam hubungan antara
perawat dan keluarga, hubungan kolaboratif yang lebih baik, dan pemahaman
yang lebih baik akan keahlian keluarga.

Bagaimana bekerja lebih efektif dengan keluarga yang kebudayaannya


beragam.
• Meskipun terdapat semua upaya tersebut guna dapat bekerja lebih efektif
dengan keluarga yang beragam, memberikan perawatan yang kompeten secara
budaya tetap menjadi tantangan yang terus dihadapi.
Globalisasi keperawatan keluarga menyuguhkan kesempatan
baru yang menarik bagi perawat keluarga.
• Dengan makin kecilnya dunia akibat proses yang dikenal sebagai globalisasi,
perawat keluarga disuguhkan dengan kesempatan baru dan menarik utnuk
belajar mengenai intervensi serta program yang telah diterapkan oleh negara
lain guna memberikan perawatan yang lebih baik bagi keluarga.
Isu Pendidikan

Menurut Hanson dan Heims, yang melaporkan sebuah survei pada sekolah
keperawatan di Amerika Serikat yang mereka lakukan terkait cakupan
keperawatan keluarga di sekolah tersebut, terdapat perkembangan pemaduan
muatan keperawatan keluarga dan ketrampilan klinis kedalam program
keperawatan pascasarjana dan sarjana.
Isu Penelitian

Kebutuhan untuk meningkatkan penelitian terkait intervensi keperawatan


keluarga. Dibidang keperawatan keluarga, perawat peneliti telah membahas
hasil kesehatan dan peralihan keluarga yang terkait dengan kesehatan. Teori
perkembangan, teori stres, koping, dan adaptasi, teori terapi keluarga, dan teori
sistem telah banyak memandu penilitian para perawat penilti keluarga.
Isu Kebijakan

• Kebutuhan akan lebih terlibatnya perawat keluarga dalam membentuk


kebijakan yang memengaruhi keluarga.
• Hanson, dalam bahasanya mengenai reformasi pelayanan kesehatan,
mendesak perawat keluarga lebih terlibat di tiap level sistem politis guna
menyokong isu keluarga.
Konsep keperawatan primer

Siti febriyanti 1610711085


Pengertian PHC
• Pelayanan kesehatan primer merupakan pelayanan kesehatan pokok yang
berdasarkan pada metode dan teknologi yang secara praktis, ilmiah dan sosial yang
dapat diterima secara umum baik oleh individu maupun keluarga dalam masyarakat,
melalui partisipasi mereka sepenuhnya, serta dengan biaya yang dapat terjangkau
oleh masyarakat dan negara untuk memelihara setiap tingkat perkembangan
mereka dalam semanggat untuk hidup mandiri ( Self reliance ) dan menentukan
nasib sendiri ( self Determination ).
Visi dan misi PHC
1. VISI PHC :
Visi PHC adalah menjadi katalisator dan media untuk menjadikan Indonesia sehat.
2. MISI PHC
a. Memberdayakan masyarakat di bidang kesehatan melalui pendekatan keluarga.
b. Meningkatkan kesehatan masyarakat dengan menumbuhkan potensi
keluarga/masyarakat dan PHBS (perilaku hidup bersih dan sehat)
c. Meningkatkan kemitraan di bidang kesehatan seperti pelaksanaan kerjasama
lintas program dan lintas sektoral.
d. Menumbuhkan kesadaran masyarakat di bidang kesehatan seperti
mengutamakan kemandirian keluarga & pendanaan
e. Memanfaatkan teknologi tepat guna untuk mewujudkan keluarga mandiri di
bidang kesehatan
Strategi PHC
• a. Mewujudkan kemandirian masy. Dlm bid. Kesehatan
termasuk pendanaan
• b. Mengoptimalkan teknologi tepat guna dlm. Mewujudkan
lingkungan sehat bagi masyarakat.
• c. Mengembangkan kebersamaan dlm mengatasi masalah
kesehatan
Tujuan PHC
1. Tujuan Umum
Mencoba menemukan kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan yang
diselenggarakan sehingga akan dicapai tingkat kepuasan pada masyarakat
yang menerima pelayanan
2. Tujuan Khusus
• Pelayanan harus mencapai keseluruhan pendudukan yang dilayani
• Pelayanan harus dapat diterima oleh penduduk yang dilayani
• Pelayanan harus berdasarkan kebutuhan medis dari populasi yang
dilayani
• Pelayanan harus secara maksimum menggunakan tenaga dan sumber –
sumber daya lain dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.
Unsur dan prinsip PHC
Unsur Utama PHC Prinsip Dasar PHC
• Mencakup upaya-upaya dasar • Pemerataan upaya kesehatan
kesehatan • Penekanan pada upaya preventif
• Melibatkan peran serta • Menggunakan tehnologi tepat
masyarakat guna
• Melibatkan kerjasama lintas • Melibatkan peran serta
sektoral masyarakat
• Melibatkan kerjasama lintas
sektoral
Ciri ciri PHC
1. Pelayanan yang utama dan intim dengan masyarakat
2. Pelayanan yang menyeluruh
3. Pelayanan yang terorganisasi
4. Pelayanan yang mementingkan kesehatan individu maupun
masyarakat
5. Pelayanan yang berkesinambungan
6. Pelayanan yang progresif
7. Pelayanan yang berorientasi kepada keluarga
8. Pelayanan yang tidak berpandangan kepada salah satu aspek saja
Delapan elemen PHC
• 1. Pendidikan mengenai masalah kesehatan dan cara pencegahan
penyakit serta pengendaliannya
• 2. Peningkatan penyediaan makanan dan perbaikan gizi
• 3. Penyediaan air bersih dan sanitasi dasar
• 4. Kesehatan ibu dan anak termasuk keluarga berencana
• 5. Immuniasi terhadap penyakit-penyakit infeksi utama
• 6. Pencegahan dan pengendalian penyakit endemik setempat
• 7. Pengobatan penyakit umum dan ruda paksa
• 8. Penyediaan obat-obat essensial
Pelayanan Kesehatan Dasar
Sesuai dengan Sistem Kesehatan Nasional (SKN Tahun 2004) bahwa Puskesmas
merupakan unit pelayanan kesehatan di tingkat pertama maka Puskesmas mempunyai
peranan yang sangat trategis dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam
wilayah kerjanya yaitu dalam kecamatan yang pada akhirnya ikut juga meningkatkan
derajat kesehatan Bangsa Indonesia.
Puskesmas memiliki program dasar yang terdiri dari 6 program
antara lain:
1. Promosi Kesehatan
2. KIA dan KB
3. Perbaikan Gizi
4. Kesehatan Lingkungan
5. Pemberantasan Penyakit Menular
6. Pengobatan
Terapi Komplementer

Bunga Salsabilla R.
1610711101
Masa Balita (golden period) merupakan masa emas yang sangat
peka terhadap lingkungan dan masa ini berlansung sangat
pendek serta tidak dapat diulang lagi. Pada masa kritis ini, otak
Balita lebih plastis. Plastisitas otak pada Balita mempunyai sisi
positif dan negative.
Sisi positifnya, otak Balita lebih terbuka untuk proses pembelajaran
dan pengkayaan. Sisi negatifnya, otak Balita lebih peka terhadap
lingkungan yang tidak mendukung seperti masukan gizi yang tidak
adekuat ( Depkes RI, 2005). Asupan gizi yang tidak adekuat
disebabkan karena pada anak Balita terjadi kesulitan makan berupa
berkurangnya nafsu makan yang berkaitan dengan makin
meningkatnya interaksi dengan lingkungan. Balita lebih mudah
terkena penyakit terutama penyakit infeksi baik yang akut maupun
yang menahun, infeksi cacing dan dalam waktu yang lama bisa
menyebabkan gizi kurang atau gizi buruk (Sunarjo, 2011).
Banyak orang tua yang kesulitan dalam menghadapi masalah
kurangnya nafsu makan pada anak. Obat-obatan selalu saja
menjadi pilihan utama untuk kondisi ini. Obat penambah nafsu
makan dalam jangka waktu yang lama menyebabkan penyakit
kronis yang lain. Pilihan lain yang dapat di ambil adalah dengan
mengkonsumsi multivitamin non farmakologis. Multivitamin
berupa buah- buahan yang memiliki nilai gizi yang cukup tinggi,
rasanya manis, dengan harga murah dan mudah didapatkan
adalah Carica Papaya (Indra, 2010).
Penelitian dilakukan oleh peneliti sendiri dengan melibatkan
kader untuk menunjukkan alamat responden, pemberian
perlakuan (intervensi) dengan memberikan buah pepaya seberat
100 gr perhari juga dilakukan oleh peneliti sendiri yang
didampingi oleh orang tua Balita.Pengukuran berat badan selama
penelitian dilakukan sebanyak 2 kali yakni, pada saat
pertengahan ( 2 minggu intervensi) dan pada akhir intervensi (4
minggu).
Asuhan Keperawatan
Putri Ayniyah 1610711085
Lisa Septiani 1610711103
Nida Aulya 1610711104
Idham Topik 1610711090
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN BALITA SAKIT

Keluarga dengan Balita Perawat T mempunyai keluarga binaan yaitu keluarga Bp. Rs (30 th) dengan anak
pertama, An R berusia 3 tahun. Berdasarkan hasil pengkajian pada keluarga Bp Rs terdapat beberapa
masalah kesehatan yang dialami. Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik, berat badan (BB) An R 10 kg, tinggi
badan (TB) 89 cm. Menurut hasil perhitungan BB/ TB anak perempuan usia 2- 5 tahun Depkes RI, An R
dikategorikan memiliki gizi kurang. An. R tidak menentu pola makannya. Terkadang An R tidak makan nasi
dalam sehari, hanya minum susu saja. Kalau An. R sedang mau makan biasanya 2 x per hari, pagi dan sore.
Keluarga Bp Rs makan setiap hari dengan komposisi nasi, lauk, sayur (2-4 kali per minggu), buah (belum
tentu tiap minggu konsumsi buah) dan susu (khusus untuk An R). Pola makan An R jika dirinci adalah sebagai
berikut: susu 3- 4 botol per hari @ 120 cc dengan perbandingan 3 sendok susu kental manis dan 120 cc air,
nasi 2 x per hari (pagi dan sore) @ 7 sendok makan, sayur hanya mau kuah nya saja kecuali sayur kangkung.
Sayur belum tentu makan setiap hari, hanya 2-3 x per minggu. Buah belum tentu makan setiap minggu, yang
disukai hanya buah jeruk. Setiap bangun tidur jam 06. 00 pagi An R minum susu, jam 08.00 pagi makan
makanan kecil sambil nonton TV, jam 09.00 makan pagi (belum tentu makan pagi tiap hari) jam 11.00 minum
susu, jam 14.00 minum susu, jam 15.00 makanan kecil, jam 17.00 makan sore, dan jam 19.00 minum susu.
An R alergi telur, tiap makan telur kelur bintik- bintik merah pada muka AnR. Ibu E tidak mengetahui
komposisi makanan yang tepat dan cara mensiasati An. R yang tidak suka makan sayur dan buah.
Ibu E tidak mengetahui bagaimana mengolah makanan secara variatif dan membuat makanan
camilan yang kaya gizi dan sehat. Ketika An R susah makan, ibu E tetap membujuk agar An R mau
makan. Akan tetapi Ibu E tidak pernah memodifikasi lingkungan menjadi menyenangkan dan
menarik keinginan anak untuk makan. Menurut Ibu E, posyandu merupakan sarana untuk
pemantauan gizi dan berat badan balita. Akan tetapi Ibu E malas mengajak An R ke posyandu
karena saat posyandu banyak pekerjaan rumah yang belum diselesaikan.selain itu anak R saat ini
juga sedang mengalami masalah kesehatan batuk dan pilek, An R mengalami batuk pilek sudah 3
hari ini, Anak.R mengalami sesak nafas saat tidur sehingga mengganggu tidurnya, ibu E malas
membawa anaknya pergi ke puskesmas dikarenakan biasanya hanya diberikan obat batuk warung
An.R dapat sembuh. Tahap lanjut setelah pengkajian dan merumuskan masalah adalah menyusun
perencanaan dan implementasi. An R juga saat dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan giginya
berlubang, terlihat ada gigi yang hitam-hitam, minum susu saat tidur karena masih minum memakai
dot, terkadang juga suka sakit giginya. Pertumbuhan An R bagus sesuai tahapan perkembangannya
di usia 4 tahun, namun Ibu E ingin memberikan mainan sesuai tahap tumbuh kembang An R tapi
tidaktahu.

Data Tambahan:
Tn.RS dan Ny.E(28th) lulusan SMA. Tn.RS bekerja sebagai buruh sedangkan Ny.E sebagai ibu
rumah tangga.
.......................
Pengkajian
1. Data Pengenalan Keluarga
No. Nama Jenis Kelamin Umur Hubungan Pendidikan Pekerjaan

1 Tn.Rs Laki-laki 30 Tahun Suami SMA Buruh

2 Ny.E Perempuan 28 Tahun Istri SMA IRT

3 An.Ar Perempuan 3 Tahun Anak - -

Tipe keluarga : Nuclear family


Suku bangsa : Jawa
Agama : Islam
Status ekonomi keluarga : Menengah kebawah
Tingkat kesejahteraan keluarga : Pra Sejahtera
2. Riwayat dan Tahapan 3. Data Lingkungan
Pengembangan Keluarga – Jenis rumah : petak
• Tahap pengembangan keluarga saat ini : Saat ini keluarga
Tn. RS berada pada tahap perkembangnan keluarga anak usia – Jenis bangunan : semi permanen
balita.
• Belajar berjalan
– Luas bangunan :4x6m2
• Belajar memakan makanan padat – Luas pekarangan :0m
• Belajar berbicara – Status kepemilikan :bukan milik pribadi
• Belajar buang air kecil dan buang air besar
• Belajar mengenal perbedaan jenis kelamin – Kondisi ventilasi :kurang memadai
• Mencapai kestabilan jasmaniah fisiologis – Kondisi pekarangan :tidak memiliki pekarangan
• Membentuk konsep-konsep (pengertian) sederhana kenyataan
sosial dan alam – Kondisi lantai :ubin
• Belajar mengadakan hubungan emosional dengan orang tua, – Kebersihan rumah secara keseluruhan : cukup
saudara / orang lain bersih
• Belajar mengadakan hubungan baik dan buruk (mengembangkan
kata hati).

• Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi :
• Mencapai kestabilan jasmaniah fisiologis

1. Struktur Keluarga 2. Fungsi Keluarga
• Struktur komunikasi : Komunikasi • Fungsi afektif : Keluarga saling
yang digunakan dalam keluarga Tn.RS yaitu memberikan perhatian dan kasih sayang, Tn.
komunikasi terbuka, jika ada masalahmaka RS selalu mendukung apa yang dilakukan
akan dirembuk bersama, tidak melibatkan anggota keluarga yang lain selama dalam
orang lain batas kewajaran dan tidak melanggar etika
• Struktur peran : Setiap dan sopan santun, diterapkan demokrasi
anggota keluarganya mempunyai peran dan dalam mengatasi permasalahan keluarga.
dapat menjalankan peran masing-masing • Fungsi sosialisasi : Tn. RS mengatakan
dengan baik. Tn. RS sebagai kepala keluarga bahwa cara menanamkan hubungan
berperan sebagai pengambil keputusan, interaksi sosial pada keluarganyanya dengan
meskipun tetap lewat musyawarah tetangga dan masyarakat yaitu dengan
keluarga.Tn. RS berperan sebagai kepala menganjurkan keluarganya berpartisipasi
keluarga, yang bertanggung jawabbekerja dalam lingkungan sekitar, misalnya jika ada
mencari nafkah untuk menghidupi kerja bakti setiap bulan dan dalam acara
keluarganya. Ny. E sebagai istri,bertugas perkumpulan dengan masyarakat sekitar.
merawat anak, pendamping suami, juga • Fungsi Perawatan Keluarga:Pengetahuan
menyiapkan makanan bagi anak dan suami. keluarga tentang penyakitnya dan
An. R berperan sebagai anak. penanganannya.
3. Stressor dan Koping Keluarga
• Stresorm yang dihadapi keluarga :Keluarga merasa cemas dan
khawatir dengan keadaan An. R yang mengalami batuk.
• Keluarga mengatakan merasa ada masalah yang dirasakan dalam
waktu kurang dari enam bulan ini yaitu kecemasan oleh anaknya
(An. R sering sekali menderita batuk pilek dan sering kambuh).
Tetapi keluarga memikirkan bersama-sama sehingga masalah
menjadi ringan.
• Strategi koping: Jika ada masalah keluarga lebih suka berunding
bersama atau konsultasidengan orang yang lebih tahu atau orang
tua mereka
Analisa Data
No Analisa Data Masalah Etiologi
1. DS: Ketidakefektifan Pemeliharaan Sumber daya tidak cukup(mis,
ibu mengatakan : Kesehatan financial, social, pengetahuan)
- Ibu E tidak mengetahui komposisi makanan yang tepat dan cara mensiasati An. R yang tidak suka
makan sayur dan buah.
- Ibu E tidak mengetahui bagaimana mengolah makanan secara variatif dan membuat makanan camilan
yang kaya gizi dan sehat.
- Ketika An R susah makan, ibu E tetap membujuk agar An R mau makan. Akan tetapi Ibu E tidak
pernah memodifikasi lingkungan menjadi menyenangkan dan menarik keinginan anak untuk makan.
- Menurut Ibu E, posyandu merupakan sarana untuk pemantauan gizi dan berat badan balita. Akan tetapi
Ibu E malas mengajak An R ke posyandu karena saat posyandu banyak pekerjaan rumah yang belum
diselesaikan.
DO:
- berat badan (BB) An R 10 kg, tinggi badan (TB) 89 cm
- Menurut hasil perhitungan BB/ TB anak perempuan usia 2- 5 tahun Depkes RI, An R dikategorikan
memiliki gizi kurang.

2. DS: Perilaku Kesehatan Cenderung Sikap negatif terhadap pelayanan


- ibu mengatakan An. R mengalami batuk-pilek sudah 3 hari Beresiko kesehatan
- ibu mengatakan anak mengalami sesak nafas saat tidur sehingga mengganggu tidur nya
- ibu mengatakan malas membawa anaknya ke puskesmas dikarenakan biasanya hanya diberkan obat
warung dan An. R dapat sembuh
DO:
- anak terlihat batuk pilek
- nafas cuping hidung
3. DS: Kerusakan gigi Kurang pengetahuan
Ibu mengatakan tidak mengajarkan anaknya gosok gigi tentang kesehatan gigi
karena tidak tahu keuntungan menggosok gigi.
DO:
An R juga saat dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan
giginya berlubang, terlihat ada gigi yang hitam-hitam, minum
susu saat tidur karena masih minum memakai dot, terkadang
juga suka sakit giginya
Skoring Masalah
Diagnosa Keperawatan Pentingnya Penyelesaian Perubahan Positif Untuk Penyelesaian Untuk Total Score
Masalah Penyelesaian Di Komunitas Peningkatan Kualitas Hidup
1: rendah 0 : tidak ada 0 : tidak ada
2: sedang 1 : rendah 1 : rendah
3: tinggi 2 : sedang 2 : sedang
3 : tinggi 3 : tinggi
Perilaku Kesehatan Cenderung Beresiko 3 3 3 9
pada keluarga Tn. R khususnya An. R
berhubungan dengan sikap negatif
keluarga terhadap pelayanan kesehatan
dengan masalah ISPA.

Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan 3 3 2 8


pada keluarga TN. Rs khususnya An. R
berhubungan dengan sumber daya tidak
cukup(mis, financial, social, pengetahuan)
mengenai masalah kurang gizi

Kerusakan gigi pada An.R berhubungan 2 2 3 7


dengan kurang pengetahuan tentang
kesehatan gigi dengan karies gigi
Diagnosa Keperawatan
– Perilaku Kesehatan Cenderung Beresiko pada keluarga Tn. R khususnya An. R
berhubungan dengan sikap negatif keluarga terhadap pelayanan kesehatan
dengan masalah ISPA.
– Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan pada keluarga TN. Rs khususnya An.
R berhubungan dengan sumber daya tidak cukup(mis, financial, social,
pengetahuan) mengenai masalah kurang gizi
– Kerusakan gigi pada An.R berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang
kesehatan gigi dengan karies gigi
Penapisan Masalah
Kriteria
No Diagnosa Keperawatan Jumlah Keterangan
A B C D E F G H I J K L
1 Perilaku Kesehatan Cenderung 5 5 5 5 4 3 3 2 3 3 2 3 44 Keterangan kriteria :

Beresiko pada keluarga Tn. R A. Sesuai dengan peran perawat komunitas


khususnya An. R berhubungan B. Resiko terjadi
dengan sikap negatif keluarga C. Resiko parah
terhadap pelayanan kesehatan dengan D. Potensi untuk pendidikan kesehatan
masalah ISPA.
E. Interest untuk komunitas
F. Kemungkinan diatasi

2 Ketidakefektifan Pemeliharaan 5 5 5 5 4 2 3 2 3 3 2 3 42 G. Relevan dengan program

Kesehatan pada keluarga TN. Rs H. Tersedianya tempat

khususnya An. R berhubungan I. Tersedianya waktu


dengan sumber daya tidak cukup J. Tersedianya dana
(mis, financial, social, pengetahuan) K. Tersedianya fasilitas
mengenai masalah kurang gizi
L. Tersedianya sumberdaya

3 Kerusakan gigi pada An.R 4 4 4 4 3 2 2 2 3 3 2 3 36 Keterangan pembobotan :


berhubungan dengan kurang
sangat rendah
pengetahuan tentang kesehatan gigi
dengan karies gigi rendah
Cukup
Tinggi
Sangat tinggi
Diagnosa Keperawatan Pentingnya Perubahan Positif Untuk Penyelesaian Untuk Total Score
Penyelesaian Masalah Penyelesaian Di Komunitas Peningkatan Kualitas
1: rendah 0 : tidak ada Hidup

2: sedang 1 : rendah 0 : tidak ada

3: tinggi 2 : sedang 1 : rendah

3 : tinggi 2 : sedang
3 : tinggi

Perilaku Kesehatan Cenderung 3 3 3 9


Beresiko pada keluarga Tn. R
khususnya An. R berhubungan dengan
sikap negatif keluarga terhadap
pelayanan kesehatan dengan masalah
ISPA.
Ketidakefektifan Pemeliharaan 3 3 2 8
Kesehatan pada keluarga TN. Rs
khususnya An. R berhubungan dengan
sumber daya tidak cukup (mis,
financial, social, pengetahuan)
mengenai masalah kurang gizi

Kerusakan gigi pada An.R 2 2 3 7


berhubungan dengan kurang
pengetahuan tentang kesehatan gigi
dengan karies gigi
PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN
skoring diatas, maka prioritas diagnosa keperawatan komunitas di RW 01 Desa Suka Maju
adalah sebagai berikut :

No
Priori Diagnosa Keperawatan Jumlah
tas
1 Perilaku Kesehatan Cenderung Beresiko pada keluarga Tn. R
khususnya An. R berhubungan dengan sikap negatif keluarga 44
terhadap pelayanan kesehatan dengan masalah ISPA.

2 Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan pada keluarga TN. Rs


khususnya An. R berhubungan dengan sumber daya tidak cukup (mis, 42
financial, social, pengetahuan) mengenai masalah kurang gizi

3 Kerusakan gigi pada An.R berhubungan dengan kurang pengetahuan


tentang kesehatan gigi dengan karies gigi 36
PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN
skoring diatas, maka prioritas diagnosa keperawatan komunitas di RW 01 Desa Suka Maju
adalah sebagai berikut :

No
Priori Diagnosa Keperawatan Jumlah
tas
1 Perilaku Kesehatan Cenderung Beresiko pada keluarga Tn. R
khususnya An. R berhubungan dengan sikap negatif keluarga 44
terhadap pelayanan kesehatan dengan masalah ISPA.

2 Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan pada keluarga TN. Rs


khususnya An. R berhubungan dengan sumber daya tidak cukup (mis, 42
financial, social, pengetahuan) mengenai masalah kurang gizi

3 Kerusakan gigi pada An.R berhubungan dengan kurang pengetahuan


tentang kesehatan gigi dengan karies gigi 36
Intervensi Keperawatan
Tujuan Evaluasi

Diagnosa Keperawatan Kriteri Intervensi Keperawatan


Umum Khusus Standar
a
Ketidakefektifan Pemeliharaan Setelah dilakukan Setelah dilakukan tindakan Kognitif - Peningkatan - Berikan pendidikan kesehatan tentang ketidak
kesehatan pada keluarga Tn. Rs tindakan keperawatan keperawatan selama 3 kali Afektif pengetahuan seimbangan nutrisi
khususnya An. R berhubungan selama 3 bulan, status pertemuan, keluarga Psikom keluarga Tn. Rs - Jelaskan kepada orang tua tentang pilihan makanan
dengan sumber daya tidak nutrisi keluarga Tn.Rs mampu mengenal masalah otor tentang yang diperlukan oleh anak
cukup (mis. finansial, social, khususnya An. R tentang ketidak Afektif ketidakseimban - Jelaskan pada orang tua tentang cara pemberian
pengetahuan) mengenai seimbang seimbangan nutrisi pada gan nutrisi protein vit.c dengan tepat
masalah kurang gizi. An. R dan mampu - Mampu - Jelaskan pada orang tua untuk memonitor catatan
merawat anak R dengan merubah pemasukan nutrisi dan kalori
kriteria: perilaku orang - Anjurkan kepada keluarga untuk meningkatkan asupan
 Keluarga mampu tua untuk makanan yang mengandung zat besi
menyebutkan memberikan - Berikan informasi yang tepat kepada keluarga dan
ketidakseimbangan makanan bagaimana cara mengolah nutrisi tersebut
nutrisi dengan gizi - Jelaskan pada keluarga tentang diet hidup sehat pada
seimbang anak
 Ibu mampu - Anjurkan keluarga untuk meningkatkan BB anak yang
memberikan nutrisi - Mampu
tepat
yang tepat untuk anak memilih
- Berikan pengertian kepada keluarga tentang
makanan yang
pentingnya meningkatkan nutrisi pada anaknya
 Ibu mampu melakukan bergizi
hal yang dapet - Mampu
membuat BB anak meningkatkan
meningkat, seperti BB An. R
memberi makanan sesuai umurnya
yang bergizi.
Perilaku Kesehatan Setelah dilakukan Setelah dilakukan tindakan Kognitif - Peningkatan - Kaji pengetahuan keluarga tentang
Cenderung Beresiko tindakan keperawatan selama 2 kali Psikomotor pengetahuan ISPA
pada keluarga Tn. Rs keperawatan selama pertemuan, keluarga mampu Afektif keluarga tentang - Jelaskan pada keluarga tentang
khususnya An. R 2 minggu, masalah mengatasai masalah ISPA pada Psikomotor ISPA pengertian,tanda/gejala tindakan yang
berhubungan dengan ISPA Tn.Rs An.R dan bersedia mencari - Keluarga mampu dilakukan bila salah satu anggota
sikap negative khususnya An. R pelayanan kesehatan jika ada mempraktekkan keluarga menderita ISPA.
keluarga terhadap dapat diatasi. keluarga yang sakit dengan kriteria latihan napas dalam - Berikan kesempatan pada keluarga
pelayanan kesehatan : dan batuk efektif untuk bertanya.
dengan masalah - Keluarga dapat menjelaskan - Merubah pola pikir - Berikan reinforcement positif atas
ISPA. pengertian ISPA, dapat negative keluarga usaha keluarga.
menyebutkan tanda dan gejala terhadap pelayanan - Bimbing keluarga untuk mengulang
ISPA , dapat menjelaskan kesehatan kembali apa yang dijelaskan oleh
perawatan keluarga yang - Keluarga beresedia perawat
menderita ISPA. membawa anggota - Beri pujian atas jawaban yang
anggota keluarga disampaikan oleh keluarga.
- Keluarga Tn.RS dapat yang sakit ke - Beri penjelasan tentang penyakit ISPA
melakukan perawatan pelayanan kesehatan dan komplikasinya
kesehatan - Diskusikan dengan keluarga tentang
pengertian ISPA menggunakan lembar
- Keluarga dapat menerapkan
balik/leaflet.
pola hidup sehat
- Ajarkan kepada keluarga untuk latihan
- Keluarga dapat menyebutkan nafas dalam dan batuk efektif secara
cara penularan dan keluarga mandiri.
dapat mengetahui cara - Beri pengetahuan keluarga untuk
pencegahan terjadinya ISPA mencari bantuan pelayanan kesehatan.

- Keluarga Tn. Rs memeriksakan


anggota keluarga yang sakit ke
pelayanan kesehatan
Kerusakan gigi Setelah dilakukan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Kognitif - Peningkatan 1. Diskusikan dengan keluarga pengertian
pada An. R tindakan selama 3 minggu, keluarga diharapkan : Psikomotor pengetahuan karies gigi
berhubungan keperawatan selama Afektif keluarga 2. Anjurkan keluarga mengungkapkan
1. Keluarga dapat mengenal tentang
dengan kurang 3 minggu tentang karies kembali pengertian karies gigi dengan
karies gigi
pengetahuan diharapkan gigi bahasa sederhana
2. Menjelaska pengertian karies gigi
tentang kesehatan pengetahuan - Keluarga 3. Beri pujian atas kemampuan keluarga
dengan bahasa yang sederhana
gigi dengan karies keluarga Tn. Rs mampu 4. Identifikasi kemampuan keluarga
3. Menyebutkan penyebab karies gigi
gigi tentang karies gigi mempraktekkan 5. Diskusikan penyebab karies gigi
4. Menyebutkan tanda dan gejala
meningkat cara mencegah 6. Beri kesempatan keluarga bertanya
karies gigi
dan mengatasi 7. Dorong keluarga untuk menyebutkan
5. Keluarga mampu mengambil
karies gigi penyebab karies gigi
keputusan untuk segera mengatasi
- Merubah pola 8. Bantu keluarga mengidentifikasi
karies gigi pada An. R dengan :
pikir negative penyebab karies gigi pada keluarga
Menjelaskan akibat yang terjadi
keluarga 9. Gali pendapat keluarga tentang Karies
bila karies gigi tidak diatasi dengan
terhadap gigi yang dialami oleh An.R
baik
pelayanan 10. Bimbing dan bantu keluarga untuk
6. Keluarga dapat menyebutkan cara
kesehatan mengambil keputusan yang tepat
menyebutkan mencegah :
11. Beri kesempatan keluarga memikirkan
Menjelaskan cara mencegah karies
kembali keputusan yang diambil
gigi di rumah
12. Beri pujian atas keputusan yang diambil
7. Menjelaskan cara mengatasi karies
keluarga
gigi
13. Gali pengalaman keluarga merawat
8. Keluarga dapat memodifikasi
karies gigi selama ini
lingkungan sehat
14. Beri pujian atas upaya keluarga yang
sudah benar
15. Diskusikan dengan keluarga beberapa
cara merawat karies gigi
16. Klarifikasi pengetahuan keluarga
tentang manfaat fasilitas kesehatan
Diskusikan manfaat fasilitas kesehatan
Evaluasi
No. Dx Waktu /Tempat Kegiatan / Implementasi Evaluasi
Perawat Keluarga
Tempat:  Berikan pendidikan kesehatan tentang Keluarga memperhatikansaat diberikan  S: Keluarga mengatakan paham tentang apa yang diedukasikan
Rumah keluarga ketidak seimbangan nutrisi, pilihan pendidikan kesehatan tentang ketidakseimbangan nutrisi, pilihan makanan untuk
Tn.RS makanan untuk anak, diet hidup anak, diet hidup sehat dan pentingnya nutrisi
Waktu: sehat, dan pentingnya nutrisi  O: Keluarga mampu menjelaskan kembali tentang nutrisi dan
1.
Pukul 10.00-sampai  Anjurkan kepada keluarga untuk cara diet hidup sertasertamampu memberikan nutrisi yang
selesai meningkatkan asupan makanan yang tepat untuk anak
mengandung zat besi  A: Masalah teratasi sebagian
 P: Lanjutkan intervensi
Tempat:  Memberikan pendidikan kesehatan  Keluarga memperhatikan saat  S: Keluarga mengatakan paham tentang penyakit ISPA dan
Rumah keluarga pada keluarga tentang diberikan pendidikan kesehatan cara mengatasinya
Tn.RS pengertian,tanda/gejala, komplikasi  Keluarga mempraktikan kembali  O: Keluarga mampu menjelaskan tentang penyakit ISPA dan
2. Waktu: ISPA cara yang diajarkan perawat mampu mempraktikan kembali latihan napas dalam dan batuk
Pukul 10.00-sampai  Ajarkan kepada keluarga untuk efektif
selesai latihan nafas dalam dan batuk efektif  A: Masalah teratasi sebagian
secara mandiri.  P: Lanjutkan intervensi
Tempat:  Diskusikan dengan keluarga tentang  Keluarga aktif berdiskusi dengan
 S: Keluarga mengatakan paham tentang karies gigi,
Rumah keluarga pengertian karies gigi, penyebabnya, menyebutkan tentang karies gigi
penyebabnya, cara mencegah dan cara mengatasinya
Tn.RS cara merawat karies gigi sesuai yang sudah diketahui
 O: Keluarga mampu menjelaskan kembali tentang karies gigi,
3. Waktu:  Gali pendapat keluarga tentang  Keluarga bertanya mengenai cara
cara mencegah dan cara mencegahnya
Pukul 10.00-sampai Karies gigi yang dialami oleh An.R merawat karies gigi yang benar
 A: masalah teratasi sebagian
selesai  Beri kesempatan bertanya
 P: lanjutkan intervensi
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai