Anda di halaman 1dari 17

Distosia Bahu

Definisi
• Distosia bahu adalah suatu keadaan
diperlukan manuver obstretrik oleh karena
dengan tarikan biasa ke arah belakang pada
kepala bayi tidak berhasil untuk melahirkan
bayi.
Anatomi panggul
• Tulang panggul terdiri atas os koksa ,os sakrum dan
os koksigis. Os koksa terdiri dari 3 bagian, yaitu os
ilium,os iskhium, dan os pubis. Terdapat 4 sendi
panggul yaitu 2 artikulosa sakroiliaka, simfisispubis,
dan artikulasio sakrokoksigeal. Pintu atas panggul di
bagi menjadi anteroposterior (konyugata obstetrik),
konyugata diagonalis, konyugata vera
Etiologi
• Etiologi distosia bahu adalah terjadinya makrosomia
janin dan bukan hanya peningkatan berat janin di atas
berat badan yang didefinisikan yaitu 4000 g. Dengan
demikian, makrosimia janin adalah peningkatan ukuran
tubuh yang berkaitannya dengan ukuran kepala. Indeks
ponderal bayi paling sering meningkat membuat
diagnosis makrosomia janin yang dapat didiagnosis
sangat sulit dan prediksi distosia bahu yang dapat
diandalkan tidak mungkin dilakukan. Faktor ibu atau
janin yang berkontribusi terhadap peningkatan
kejadian makrosomia janin juga secara alami
meningkatkan kejadian distosia bahu
Patofisologi
Pada mekanisme persalinan normal, ketika kepala dilahirkan maka
bahu memasuki panggul dalam posisi oblik. Bahu posterior
memasuki lebih dahulu sebelum bahu anterior. Ketika kepala
melakukan putaran paksi luar, bahu posterior berada di cekungan
tulang sakrum atau di sekitar spina iskhiadika, dan memberikan
ruang yang cukup bagi bahu anterior untuk memasuki panggul
melalui belakang tulang pubis atau berotasi dari foramen obturator.
Apabila bahu berada dalam posisi antero-posterior ketika memasuki
pintu atas panggul, maka bahu posterior dapa tertahan di
promotorium dan bahu anterior tertahan pada tulang pubis. Dalam
keadaan demikian kepala yang sudah dilahirkan tidak dapat
melakukan putar paksi luar, dan tertahan akibat adanya tarikan
yang terjadi bahu posterior dengan kepala disebut dengan (turtle
sign)
Faktor resiko
• Makrosomia
• Ibu dengan diabetes mellitus
• Obesitas
• Kehamilan berkepanjangan
• Multiparitas
• Ibu dengan riwayat kehamilan distosia bahu
Diagnosis
Diagnosa distosia bahu dapat didukung dengan
dimana tubuh bayi tidak kunjung lahir setelah
kepala lahir walaupun kontraksi his baik,
tandanya yaitu:
 tubuh bayi tidak muncul setelah ibu meneran
 turtle sign
Penatalaksanaan
• Lakukan “HELPERR”
"H" (Help) adalah singkatan dari bantuan.
"E" (Evaluation) singkatan dari evaluasi episiotomi. Episiotomi adalah
sayatan atau luka di perineum antara anus dan pembukaan vagina.
"L" (Legs) berarti kaki. Menarik kaki ke arah perut, tindakan ini dikenal
sebagai manuver McRoberts.
"P” (Pressure) berarti tekanan suprapubik. Memberikan tekanan pada
daerah suprapubik untuk mendorong bahu bayi memutar
"E" (Enter) berarti masuk manuver. Tindakan memutar bahu bayi
(rotasi internal).
"R" (Remove) berarti melepas lengan posterior dari jalan lahir.
"R" (Roll) berarti roll pasien.
Tekanan Suprapubik

• tekanan yang
diterapkan tepat di atas
simfisis pubis maternal
ke bahu anterior janin.
Manuver McRobert

• Manuver McRoberts
dilakukan dengan cara
memfleksikan dan
abduksi tungkai,
memposisikan paha ibu
pada abdomen
Manuver Rubin
Merekomendasikan dua
manuver. Pertama bahu
janin diguncang dari sisi
ke sisi dengan
memberikan dorongan
pada abdomen ibu. Jika
tidak berhasil, tangan
yang berada di pelvis
mencapai bahu janin yang
paling mudah di jangkau,
yang kemudian didorong
ke arah permukaan
anterior dada.
Manuver Corkscrew Woods

-Masukkan satu tangan ke


dalam vagina dan
lakukan penekanan
pada bahu anterior, ke
arah sternum bayi,
untuk memutar bahu
bayi dan mengurangi
diameter bahu
Manuver Zavanelli

Langkah pertama dalam


ini adalah
mengembalikan kepala
ke dalam rongga
panggul dan kemudian
melahirkan secara sesar.
Kepala janin diputar ke
posisi anterior oksiput
dan tertekuk
Komplikasi
• Komplikasi maternal distosia bahu meliputi :
perdarahan postpartum, laserasi serviks,
robekan perinium tingkat empat , atonia
kadung kemih, dan ruptur uterus.
• Komplikasi fetal yaitu: cedera pleksus brakialis,
fraktur klavikula, fraktur humerus, neonatal
ensefalopati iskemik hipoksia (HIE) dan
kematian
Daftar pustaka
Akbar, H. Dkk. 2017. Kehamilan Aterm Dengan Distosia Bahu. Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.
Volume 7 .Nomor 4. November 2017
Allen, R.H. Dkk. 2016. Shoulder Dystocia. https://emedicine.medscape.com/article/1602970-overview. hal 13.
Ariefianty, P. Dkk. 2017. Shoulder dystocia: an Evidence-Based approach. SMF Ilmu Kebidanan dan Kandungan
RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal SoedirmanPurwokerto
2017.
ELIZABETH G. BAXLEY, M.D., 2004. Shoulder Dystocia. University of South Carolina School of Medicine,
Columbia, South Carolina ROBERT W. GOBBO, M.D., University of California at Davis Family Practice
Network, Merced, California. VOLUME 69, NUMBER 7 / APRIL 1, 2004
Cunningham F.G., 2012. Obstetri Williams. Cetakan 23, EGC, Jakarta. pp.504
Cunningham F.G., 2010. Obstetri Williams. Cetakan 19, EGC, Jakarta. pp.510
Gherman,R.Gonik,B.2008.ShoulderDystocia.https://www.glowm.com/section_view/heading/Shoulder%20Dyst
ocia/item/137#986.
Lemer., H,M. 2005. Shoulder Dystocia. https://www.clinicaladvisor.com/obstetrics-and-gynecology/shoulder-
dystocia/article/618239. hal. 5
Lerner, H. 2004. Shoulder Dystocia. http://www.shoulderdystociainfo.com/resolvedwithoutfetal.htm. hal 8-9
Nall, R. 2016. Management of Shoulder Dystocia .https://www.healthline.com/health/pregnancy/delivery-
shoulder-dystocia#prevention
Politi, S. Dkk. 2010. Shoulder dystocia: an Evidence-Based approach. Journal of Prenatal Medicine 2010; 4 (3):
35-42
RCOG. 2012. Shoulder dystocia. Green–top Guideline No. 42 2nd Edition I March 2012
Prawirohardjo, Sarwono. 2011. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmu Bedah Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Hal 1-
2

Anda mungkin juga menyukai