(Schwinghammer, 2009)
FAKTOR RISIKO
Faktor lingkungan yang mempengaruhi individu dengan predisposisi
asma untuk berkembang menjadi asma adalah :
• alergen di dalam maupun di luar ruangan, seperti mite domestik,
alergen binatang, alergen kecoa, jamur, tepung sari bunga
• sensitisasi (bahan) lingkungan kerja
• asap rokok
• polusi udara di luar maupun di dalam ruangan
• infeksi pernapasan (virus)
• diet
• status sosioekonomi
• besarnya keluarga
• Obesitas
• makanan (Akinbami dkk., 2011)
3 Domain Besar Faktor Risiko Asma
• Alergen
• Iritan
• dan hal-hal lain yang tidak tergolong dalam
alergen maupun iritan.
(State of the Region’s Health, 2002)
Faktor eksternal menjadi berperan dominan sejalan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Banyak penelitian telah membuktikan hal ini. Riset di Kanada
menunjukkan bahwa infeksi virus, olahraga, asap rokok, debu,
dan serbuk sari bunga menempati lima peringkat teratas
sebagai penyebab asma terbanyak di semua golongan usia
(State of Region’s Health, 2002). Di lingkungan kerja, dimana
asma meliputi asma kerja (occupational asthma) dan asma
diperberat di tempat kerja (work-aggravated asthma),
occupational irritant yang paling sering menginduksi asma
tersebut adalah isosianat (dari cat semprot) sehingga disebut
isocyanate-induced asthma.
(Wahyuningsih,et al, 2003)
Gejala Tipikal Asma
• Lebih dari satu gejala berikut : mengi, sesak
napas, batuk, dada terasa berat, terutama
pada orang dewasa.
• Gejala sering memburuk malam hari atau
menjelang pagi.
• Gejala bevariasi dari waktu ke waktu dan
intensitasnya.
• Ada faktor pencetus (Gina, 2014)
DIAGNOSIS
• Berdasarkan gejala yang bersifat episodik,
pemeriksaan fisiknya dijumpai napas menjadi
cepat dan dangkal dan terdengar bunyi mengi
pada pemeriksaan dada (pada serangan sangat
berat biasanya tidak lagi terdengar mengi, karena
pasien sudah lelah untuk bernapas).
• Pemeriksaan fungsi paru, dengan spirometri atau
peak expiratory flow meter (Imelda dkk., 2007)
TUJUAN PENATALAKSANAAN ASMA
• Menghilangkan dan mengendalikan gejala asma
• Mencegah eksaserbasi akut
• Meningkatkan dan mempertahankan faal paru
seoptimal mungkin
• Mengupayakan aktiviti normal termasuk exercise
• Menghindari efek samping obat
• Mencegah terjadinya keterbatasan aliran udara
(airflow limitation) ireversibel
• Mencegah kematian karena asma (Ikawati, 2011)
Penatalaksanaan asma berguna untuk mengontrol penyakit.
Asma dikatakan terkontrol bila:
• Gejala minimal (sebaiknya tidak ada), termasuk gejala
malam
• Tidak ada keterbatasan aktivitas termasuk exercise
• Kebutuhan bronkodilator (agonis β2 kerja singkat)
minimal (idealnya tidak diperlukan)
• Variasi harian APE kurang dari 20 %
• Nilai APE normal atau mendekati normal
• Efek samping obat minimal (tidak ada)
• Tidak ada kunjungan ke unit darurat gawat (Ikawati,
2011)
Golongan dan jenis obat asma oral
TERIMA KASIH...