Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

OLEH :
ADHIS GURITA LANGGENG
15.002

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


STIKES PEMKAB MALANG
2019
STUDI KASUS :

Asuhan Keperawatan pada Klien dengan


Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi
Pendengaran Desa Bantur Kabupaten Malang.
PREVALENSI

Puskesmas
WHO 2016 Kemenkes
Riskesdas 2013 Bantur
RI 2018

menunjukkan prevalensi ganggunan Jawa Timur memiliki prevalensi


mental emosional yang ditunjukkan pada bulan Oktober 2018 di
terdapat sekitar 35 juta orang tertinggi ke enam di Indonesia
dengan gejala-gejala depresi dan Desa Bantur dengan seluruh
terkena depresi, 60 juta orang kecemasan untuk usia 15 tahun ke yaitu 2.2 permil. Berdasarkan penduduk 13.008 orang,
terkena bipolar, 21 juta terkena atas mencapai sekitar 14 juta orang data jumlah penduduk Jawa terdapat 46 penderita dengan
skizofrenia, serta 47,5 juta terkena atau 6% dari jumlah penduduk Timur yaitu 38.005.413 jiwa, setiap penderita mengalami
dimensia. Indonesia. Sedangkan prevalensi maka dapat disimpulkan bahwa lebih dari satu gangguan
gangguan jiwa berat, seperti penderita gangguan jiwa berat di kejiwaan. Halusinasi
skizofrenia mencapai sekitar 400.000 Jawa Timur mencapai 83.612 sejumlah 18 orang (39,1%)
orang atau sebanyak 1,7 per 1.000
jiwa
penduduk.
Latar Belakang
Halusinasi sangat membahayakan
karena bisa menimbulkan perilaku
kekerasan bahkan halusinasi yang
ditimbulkan klien dapat membahayakan
keselamatan lingkungan disekelilingnya. 01 Oleh karena itu, pasien dengan
Klien dengan halusinasi bisa melakukan halusinasi khususnya halusinasi
tindakan diluar kesadarannya, menjadi pendengaran memerlukan
malas beraktifitas sehari-hari, sulit pemberian asuhan keperawatan
02
mempercayai orang lain dan asik dengan yang komprehensif. Bentuk asuhan
stimulus internal yang dialaminya. Klien keperawatan yang bisa diberikan
dengan halusinasi tidak mampu adalah pengkajian, diagnosa
membedakan antara keadaan nyata dan keperawatan, intervensi,
keadaan tidak nyata, menarik diri dari 03 implementasi dan evaluasi.
orang lain dan mudah tersinggung serta
mudah marah
(Prabowo, 2014; Sutinah, 2016).
04
05
Tujuan Penelitian

MERUMUSKAN DIAGNOSA
PENGKAJIAN KEPERAWATAN INTERVENSI IMPLEMENTASI EVALUASI
KERANGKA KONSEP
TINDAKAN KEPERAWATAN

Perencanaan Keperawatan Untuk Pasien


A. Tujuan perencanaan tindakan keperawatan :
 Pasien mengenali halusinasi yang dialaminya
 Pasien dapat mengontrol halusinasinya
 Pasien mengikuti program pengobatan secara optimal

Perencanaan keperawatan untuk pasien


1) Bantu pasien mengenali halusinasinya. Untuk membantu pasien mengenali halusinasi, dapat dilakukan dengan cara
berdiskusi dengan pasien tentang isi halusinasi (apa yang didengar), waktu terjadi halusinasi, frekuensi terjadi halusinasi,
situasi yang menyebabkan halusinasi muncul dan respon pasien saat halusinasi muncul.
2) Latih pasien mengontrol halusinasi. Terdapat empat cara yaitu :
Menghardik halusinasi.Upaya mengendalikan diri terhadap halusinasi dengan cara menolak halusinasi yang muncul.
Tahapan tindakan meliputi :
 Menjelaskan cara menghardik halusinasi
 Memperagakan cara menghardik
 Meminta pasien memperagakan ulang
 Memantau penerapan cara ini, menguatkan perilaku pasien.
 Bercakap-cakap dengan orang lain.
Con’t…
Untuk mengurangi resiko munculnya kembali halusinasi adalah dengan menyibukkan diri dengan aktivitas yang
teratur. Tahapan intervensinya adalah sebagai berikut:
a) Menjelaskan pentingnya aktifitas yang teratur untuk mengatasi halusinasi
b) Mendiskusikan aktifitas yang biasa dilakukan oleh pasien
c) Melatih pasien melakukan aktivitas
d) Menyusun jadwal aktivitas sehari-hari sesuai dengan aktivitas yang telah dilatih. Upayakan pasien mempunyai
aktivitas dari bangun pagi sampai tidur malam, 7 hari dalam seminggu.
e) Memantau pelaksanaan jadwal kegiatan dan memberikan penguatan terhadap perilaku pasien yang positif.
f) Menggunakan obat secara teratur.
g) Untuk mampu mengontrol halusinasi paien juga harus dilatih untuk menggunakan obat secara teratur sesuai
dengan program. Tindakan keperawatan agar pasien patuh menggunakan obat adalah sebagai berikut :
1) Jelaskan kegunaan obat
2) Jelaskan akibat putus obat
3) Jelaskan cara mendapatkan obat/berobat
4) Jelaskan cara menggunakan obat dengan prinsip 5 benar (benar obat, benar pasien, benar cara, benar waktu,
benar dosis)
Etik Penelitian : Lokasi & Waktu : Pada studi kasus ini dilakukan di
Desa Bantur Kabupaten Malang, Tanggal 10 Mei s/d 10
 persetujuan menjadi klien
Juni 2018.
 Tanpa nama
Kerahasiaan Subjek dalam penelitian Subjek
penelitian adalah klien dan keluarga
dengan masalah gangguan persepsi
sensori: halusinasi pendengeran yang
bersedia sebanyak 2 klien

Rancangan Penelitian
Pengumpulan Data :
Desain yang digunakan adalah Wawancara
deskriptif eksploratif, yaitu salah satu Metodologi Observasi Langsung
jenis penelitian yang tujuannya untuk Penelitian Pemeriksaan Fisik
memberikan sedikit definisi atau Studi Dokumentasi
penjelasan mengenai konsep atau
pola yang digunakan dalam penelitian.
Dalam studi kasus ini peneliti Uji Keabsahan Data :
1. Menambahkan waktu untuk penelitian
mengeksplorasi proses asuhan
dan melakukan tindakan pada klien.
keperawatan pada klien dengan Analisis Data : 2. Sumber informasi tambahan menggnakan
gangguan persepsi sensori: halusinasi triangulasi dari tiga sumber data utama
1. Pengumpulan data
pendengaran di desa Bantur. yaitu hasil klien, perawat, berkaitan
2. Mereduksi data
dengan masalah yang diteliti. Informasi
3. Penyajian data mengenai penyakit klien juga biasa di
4. Evaluasi dapatkan melalui hasil pemerikaan
laboratorium.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai