Anda di halaman 1dari 18

PRESENTASI KASUS BLOK ELEKTIF

PENGARUH INTENSITAS REHABILITASI LATIHAN


BERJALAN DENGAN MOBILISASI DINI PASIEN
LANSIA PASCA OPERASI FRAKTUR
PROKSIMAL FEMUR

Disusun oleh:
Nur Rahmadina
1102014200

Bidang Kepeminatan Geriatri


Kelompok: 1
Pembimbing: dr. Citra Fitri, Sp. KJ
Pengampu: dr. Faisal, Sp. Pd
ABSTRAK
Pendahuluan: Pasien lanjut usia akan mengalami proses degeneratif pada tulangnya. Hal tersebut tidak
dapat dicegah dan meningkatkan angka kejadian fraktur proksimal femur. Terapi yang dilakukan adalah
terapi operasi dan rehabillitasi. Terapi rehabilitasi dilakukan untuk menghindari hambatan mobilisasi
fisik, dan meningkatkan mobilisasi dini. Deskripsi Kasus: Ny. S 80 tahun jatuh terpeleset 5 bulan yang
lalu. Posisi jatuh bertumpu pada pinggul kiri, hal tersebut menyebabkan fraktur proksimal femur. Setelah
menjalani operasi, Ny S jarang melakukan latihan berjalan yang telah dianjurkan oleh terapisnya. Hal
tersebut menyebabkan kemampuan mobilisasinya tidak kunjung pulih.Diskusi: Fraktur proksimal femur,
biasa disebut juga dengan fraktur panggul, adalah hal yang sering menjadi permasalah dalam kesehatan
lansia. Ini mengacu pada fraktur di area antara kepala femur dan 5 cm distal dari trochanter minor. Patologi
utama fraktur femur proksimal pada lansia adalah akibat penurunan massa jenis tulang (osteoporosis)
pada bagian femur proksimal. Oleh karena itu, pasien dengan mudah mengalami fraktur meskipun tanpa
trauma yang hebat. Penatalaksanaan terdiri dari terapi operasi dan rehabilitasi. Terapi rehabilitasi
bertujuan untuk mobilisasi dini. Bila intesitas rehabilitasi tidak adekuat, maka kemampuan mobilisasi
tidak akan kunjung pulih. Hal demikian akan menyebabkan resiko mengalami komplikasi akan
meningkat dan prognosis yang memburuk.Kesimpulan: Penatalaksanaan fraktur proksimal femur dapat
dilakukan dengan terapi operasi dan rehabilitasi. Terapi rehabilitasi berfungsi untuk mobilisasi dini
pasien. Bila terapi rehabilitasi tidak dilakukan dengan adekuat, mobilisasi dini pasien akan terhambat.

Kata Kunci: Rehabilitasi, Fraktur Proksimal Femur, Lansia


Latar Belakang
Lansia 
Proses
Resiko terjatuh Degeneratif
pada Lansia

Pada tulang  osteoporosis

Bagaimana
Tulang mudah Intensitasnya?
fraktur

Rehabilitasi
Fraktur
Proksimal Terapi
Femur
Operasi
Deskripsi Kasus
 Nyonya S, 80 Tahun
Diagnosis:
Jatuh dengan
Fraktur
trauma tidak
Proksimal
hebat
Femur Sinistra

Terapi:
- Operasi Intensitas latihan berjalan
- Rehabilitasi kurang

Rehabilitasi:
- Latihan berjalan Perbaikan tidak
maksimal setelah 5 Otot kaki Atrofi
- Pemberian
gelombang infra bulan pasca operasi
red
Diskusi
Pengaruh Intensitas Rehabilitasi Latihan Berjalan dengan Mobilisasi
Dini Pasien Lansia Pasca Operasi Fraktur Proksimal Femur

• Fraktur di area antara kepala femur dan 5 cm


distal dari trochanter minor. (Williams et al.
2017)
• Terbagi dalam 3 lokasi

• Insiden dari fraktur jenis subtrokanter hanya 5-10%


dibandingkan dengan dua jenis fraktur lainnya yang dapat
mencapai lebih dari 90% dengan proporsi yang seimbang dari
Gambar 1. Lokasi Fraktur keseluruhan kasus fraktur femur proksimal. Sedangkan fraktur
Femur Proksimal leher femur merupakan jenis dengan komplikasi tertinggi
(Sulistyaningsih & Aryana, 2016).
Diskusi

Penurunan massa jenis tulang (osteoporosis) pada


bagian femur proksimal (Sulistyaningsih & Aryana,
2016).

Trauma

Nyonya S jatuh dari posisi berdiri lalu tertidur dengan pinggul kiri sebagai
tumpuan berat tubuhnya. Jika diperhatikan trauma yang dialami pasien tidaklah
hebat. Namun, kepadatan tulang beliau sudah mulai berkurang, hal ini yang
menyebabkan beliau memiliki tulang yang rentan fraktur meskipun tanpa trauma
yang hebat.
Diskusi

 CT-SCAN
 MRI

1. Operasi dan intensive care di rumah sakit


2. Rehabilitasi di rumah atau institusi
Diskusi
Physical Medicine & Rehabilitation (PMR)

Tujuan - Meningkatkan kemampuan fungsional


- Mempertahankan dan meningkatkan kualitas
hidup
- Mencegah atau mengurangi disabilitas dan
kecacatan seoptimal mungkin(Rodiana, 2013).

Tipe dan waktu untuk melakukan latihan berjalan pada proses rehabilitasi
medik dapat dibedakan berdasarkan kestabilan fraktur(Rodiana, 2013).
Program fisioterapi, diharapkan pasien mau memperhatikan dan
melaksanakan latihan-latihan di rumah sesuai yang telah diajarkan
terapis (Kurniasari, 2010).

Pasien tidak teratur dalam latihan berjalan yang seharusnya


dilaksanakan setiap hari sesuai dengan anjuran terapisnya.
Diskusi

Pada penelitian Huusko et al.


tahun 2000 dengan evaluasi
efek dari
Pada kasus Nyonya S, setelah 5 bulan
pada pasien dengan
pasca operasi hanya terlihat sedikit
fraktur pinggul,
perkembangan dalam kemampuan
, pada
berjalannya. Berdasarkan data diatas
kelompok intervensi 91% (32)
seharunya beliau sudah dapat melakukan
pasien dengan demensia
aktivitas sehari-hari dengan mandiri.
ringan dan 63% (15) pasien
dengan demensia sedang
. Pada
kelompok kontrol, angka yang
sesuai adalah 67% (28) dan
17% (2) (Huusko et al. 2000).
Diskusi

Terlepas dari tipe atau lokasi fraktur, beberapa komplikasi yang


berbahaya dapat terjadi sebagai akibat dari perlukaan.

Salah satu komplikasi yang dapat terjadi adalah atrofi. Atrofi adalah
pengecilan dari jaringan tubuh yang telah mencapai ukuran
normal(Suratum, dkk, 2008).

Tungkai kiri Nyonya S terlihat lebih kecil dari tungkai kanannya. Hal
tersebut terjadi karena beliau hampir tidak pernah menggerakkan kaki
kirinya selain untuk bergerak menaiki kursi roda.

Prognosis: Pasien dengan trauma terbuka biasanya sembuh dengan baik.


Mobilisasi dini setelah pemangkasan intramedulla sangat mengurangi
komplikasi yang terkait dengan imobilisasi menahun. (Romeo, 2015)
Diskusi

Aspek Dalam Agama Islam

Agama Islam memandang masyarakat lansia dengan pandangan


terhormat sebagaimana perhatiannya terhadap generasi muda.
Agama Islam memperlakukan dengan baik para lansia dan
mengajarkan metode supaya keberadaan mereka tidak dianggap sia-
sia dan tak bernilai oleh masyarakat.

Dukungan terhadap para lansia dan penghormatan terhadap mereka


adalah hal yang ditekankan dalam Islam. Nabi Muhammad
Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda bahwa penghormatan terhadap
para lansia muslim adalah ketundukan kepada Allah SWT.
Diskusi
Dalam firman Allah Al-Qur’an Surat Al-Isra : 23-24

Artinya :
Dan tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain dia dan
hendaklah berbuat baik ibu bapakmu. Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-
duanya sampai usia lanjut dalam pemeliharaan, maka jangan sekali-sekali engkau
mengatakan kepada ke duanya perkataan “Ah” dan janganlah engkau membentak mereka
dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.
Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah
“ wahai tuhanku sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku
diwaktu kecil”.
Kesimpulan

, biasa disebut juga dengan


fraktur panggul, adalah hal yang sering menjadi
permasalahan dalam kesehatan lansia. Ini mengacu pada
fraktur di area antara kepala femur dan 5 cm distal dari
trochanter minor.
. Rehabilitasi bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan fungsional seseorang sesuai
dengan potensi yang dimiliki untuk mempertahankan dan
meningkatkan kualitas hidup. Kebutuhan para lanjut usia
tidak hanya terbatas pada perawatan medis dan kesehatan.
Seperti dalam surat diperintahkan kita
untuk menjaga orang tua kita terutama mereka yagn telah
lanjut usia.
Saran

Intensitas rehabilitasi sangat perlu diperhatikan dalam


meningkatkan perbaikan mobilisasi pasien dengan
fraktur proksimal femur. Pasien sebaiknya melakukan
latihan berjalan yang dianjurkan oleh terapis. Terapis
juga harus mengontrol apakah pasien melakukan
latihan berjalan setiap hari di Panti Werdha. Hal ini
dilakukan untuk mencegah komplikasi yang mungkin
terjadi apabila terapi rehabilitasi tidak dilakukan
dengan adekuat.
ACKNOWLEDGMENT

Penulis berterima kasih kepada Panti Werdha Cipayung,


yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
berkunjung dan mengumpulkan data dan informasi dari
para lansia di Panti Werdha Cipayung. Penulis juga
berterimakasih kepada dr. Citra Fitri, Sp. KJ selaku dosen
tutor bidang kepeminatan Geriatri kelompok 1 yang telah
memberikan bimbingannya, dr. Faisal, SP. Pd selaku
pengampu bidang kepeminatan Geriatri, DR. drh. Hj. Titiek
Djannatun selaku Koordinator Penyusun Blok Elektif, dan
dr. Hj. RW. Susilowati, M. Kes selaku Koordinator
Pelaksana Blok Elektif, serta rekan rekan kelompok 1
Bidang Kepeminatan Geriatri.
Daftar Pustaka

Williams, N., Roberts, J., Din, N. U., Charles, J., & Totton, N. (2017). Developing a
multidisciplinary rehabilitation package following hip fracture and testing in a randomised
feasibility study: Fracture in the Elderly Multidisciplinary Rehabilitation (FEMuR). Health
Technology Assessment , 21.

Sulistyaningsih, N. K., & Aryana, I. W. (2016). Karakteristik Fraktur Femur Proksimal pada
Geriatri di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar Tahun 2013. E-Jurnal Medika , 5.

Sanjaya, A., & Rusdi, I. (2012). Hubungan Interaksi Sosial dengan Kesepian pada Lansia.
Jurnal Keperawatan Holistik , 1, 26.

Kennie, D. C., Reid, J., Richardson, I., Kiamari, A. A., & Christine, K. (1998). Effectiveness of
geriatric rehabilitative care after fractures of the proximal femur in elderly women: a
randomised clinical trial. BMJ , 297.

Carneiro, M. B., Alves, D. P., & Mercadante, M. T. (2013). Physical Therapy in The
Postoperative of Proximal Femur Fracture in Eldery. Literature Review. Acta Ortop Bras , 21.

Agustin, A. (2017). Upaya Peningkatan Mobilisasi pada Pasien Post Operasi Fraktur
Intertrochanter Femur.
Daftar Pustaka

Roder, F., Schwab, M., Aleker, T., Morike, K., Thon, K.-p., & Klotz, U. (2013). Proximal femur fracture
in older patients – rehabilitation and clinical outcome. Age and Ageing , 32, 74-80.

Lareau, c., & Sawyer, G. (2010). Hip Fracture Surgical Treatment and Rehabilitation. MEDICINE &
HEALTH/RHODE ISLAND , 93.

Lustosa, L. P., & Bastos, E. O. (2009). Proximal Fracture of the Femur on the Elderly: What's the best
treatment. Acta Ortop Bras , 17.

Huusko, T. M., Karppi, P., Avikainen, V., Kautiainen, H., & Sulkave, R. (2000). Randomised, clinically
controlled trial of intensive geriatric rehabilitation in patients with hip fracture: subgroup analysis of
patients with dementia. BMJ , 321.

Rodiana, I. (2013). Rehabilitasi medik pada post fraktur. FK Unissula .

Kurniasari, S. D. (2010). Penatalaksanaan Terapi Latihan Pada Kondisi Paska Operasi Pertrokanter
Femur Dekstra Dengan Pemasangan Plate dan Screw. Jurnal Pena , 19, 48-57.

Romeo, N. (2015, Oktober 01). Femur Injuries and Fractures. Retrieved November 15, 2017, from
Medscape: https://emedicine.medscape.com/article/90779-overview#a7
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai