Anda di halaman 1dari 25

TUGAS PRESENTASI

GEOLOGI STRUKTUR
TEKTONIK & POTENSI TAMBANG PULAU SUMATERA
OLEH :
KELOMPOK 1
NAMA : ALIKROAM HASIM (170910071)
ANDI YUSRIANA DEWI (170910072)
ASWIN (170910073)
BAHTIAR (170910074)
EGI SUDARMANTO (170910075)
MISRANI MAJID (170930922)
GAMBARAN UMUM PULAU SUMATERA

Pulau Sumatra, berdasarkan luas merupakan pulau terbesar keenam di dunia. Pulau ini
membujur dari barat laut ke arah tenggara dan melintasi khatulistiwa, yaitu Sumatra belahan bumi
utara dan Sumatra belahan bumi selatan. Pegunungan Bukit Barisan dengan beberapa puncaknya yang
melebihi 3.000 m di atas permukaan laut, merupakan barisan gunung berapi aktif, berjalan sepanjang sisi
barat pulau dari ujung utara ke arah selatan sehingga membuat dataran di sisi barat pulau relatif sempit
dengan pantai yang terjal dan dalam ke arah Samudra Hindia dan dataran di sisi timur pulau yang luas
dan landai dengan pantai yang landai dan dangkal ke arah Selat Malaka, Selat Bangka dan Laut China di
sebelah Selatan.
Gambar 2.6 Skema Paleo-tektonik pulau Sumatra dan sekitarnya dari karbon akhir -perm awal
Gambar 2.7 Skema paleo-tektonik pulau Sumatra dan sekitarnya dari perm ke trias awal
Gambar 2.8 Skema paleo-tektonik pulau Sumatra dan sekitarnya dari trias akhir-jura awal
Gambar 2.9 Skema paleo-tektonik pulau Sumatra dan sekitarnya dari kapur akhir-tersier awal
Gambar 2.10 Skema tektonik pulau Sumatra dan sekitarnya saat ini
Di bagian utara pulau Sumatra berbatasan dengan Laut Andaman dan di bagian selatan dengan
Selat Sunda. Pulau Sumatra ditutupi oleh hutan tropik primer dan hutan tropik sekunder yang lebat dengan
tanah yang subur. Gunung berapi yang tertinggi di Sumatra adalah Gunung Kerinci di Jambi, dan dengan
gunung berapi lainnya yang cukup terkenal yaitu Gunung Leuser di Nanggroe Aceh Darussalam dan
Gunung Dempo di perbatasan Sumatra Selatan dengan Bengkulu. Pulau Sumatra merupakan kawasan
episentrum gempa bumi karena dilintasi oleh patahan kerak bumi disepanjang Bukit Barisan, yang disebut
Patahan Sumatra dan patahan kerak bumi di dasar Samudra Hindia disepanjang lepas pantai sisi barat
Sumatra. Danau terbesar di Indonesia, Danau Toba terdapat di pulau Sumatra.
POLA TEKTONIK PULAU SUMATRA

1. Sejarah Pembentukan Cekungan Sumatera


Cekungan Sumatera terbentuk pada kurun Eosen Tengah (45 Ma). Pada kurun waktu tersebut terjadi proses syn rift yang
menyebabkan terbentuknya Pulau Sumatera. Sumatra dapat dibagi menjadi 5 bagian (Darman dan Sidi, 2000):

1. Sunda outer-arc ridge, berada sepanjang batas cekungan fore-arc Sunda dan yang memisahkan dari lereng trench.

2. Cekungan Fore-arc Sunda, terbentang antara akresi non-vulkanik punggungan outer-arcdengan bagian di bawah
permukaan dan volkanik back-arc Sumatra.

3. Cekungan Back-arc Sumatra, meliputi Cekungan Sumatra Utara, Tengah, dan Selatan. Sistem ini berkembang sejalan
dengan depresi yang berbeda pada bagian bawah Bukit Barisan.
4. Bukit Barisan, terjadi pada bagian axial dari pulaunya dan terbentuk terutama pada Perm-Karbon hingga batuan
Mesozoik.

5. Intra-arc Sumatra, dipisahkan oleh uplift berikutnya dan erosi dari daerah pengendapan terdahulu sehingga memiliki
litologi yang mirip pada fore-arc dan back-arc basin.
2. Perkembangan Tektonik Pulau Sumatra

Peristiwa Tektonik yang berperan dalam perkembangan Pulau Sumatra dan Cekungan Sumatra Selatan menurut
Pulonggono dkk (1992) adalah:

 Fase pertama yaitu kompresi yang berlangsung dari Jurasik awal sampai Kapur.
 Fase kedua yaitu tensional pada Kapur Akhir sampai Tersier Awal yang menghasilkan sesar normal dan sesar tumbuh
berarah.
 Fase ketiga yaitu adanya aktivitas tektonik Miosen atau Intra Miosen menyebabkan pengangkatan tepi-tepi cekungan
dan diikuti pengendapan bahan-bahan klastika.

 Fase keempat berupa gerak kompresional pada Plio-Plistosen menyebabkan sebagian Formasi Air Benakat dan
Formasi Muara Enim telah menjadi tinggian tererosi, sedangkan pada daerah yang relatif turun diendapkan Formasi
Kasai.
3. Pola Tektonik Pulau Sumatera

Pola tektonik yang berkembang di Pulau Sumatera dipengaruhi oleh


aktivitas tektonisme yang bekerja yaitu subduksi. Ada 2 (dua) subduksi yang
bekerja di Pulau Sumatera yaitu utara dan selatan.

Ada 3 sistem tektonik yang terdapat di Pulau Sumatera yaitu :

 sistem subduksi Sumatera;

 sistem sesar Mentawai (Mentawai Fault System); dan

 sistem sesar Sumatera (Sumatera Fault System).


4. Manifestasi Tektonik Pulau Sumatera
Pulau Sumatera tersusun atas dua bagian utama, sebelah barat didominasi oleh keberadaan
lempeng samudera, sedang sebelah timur didominasi oleh keberadaan lempeng benua. Berdasarkan
gaya gravitasi, magnetisme dan seismik ketebalan sekitar 20 kilometer, dan ketebalan lempeng benua
sekitar 40 kilometer (Hamilton, 1979).
Bagian selatan terdiri dari lempeng mikro Sumatra, yang terbentuk sejak 2

Keadaan Pulau Sumatra menunjukkan bahwa kemiringan penunjaman,

punggungan busur muka dan cekungan busur muka telah terfragmentasi akibat

proses yang terjadi. Kenyataan menunjukkan bahwa adanya transtensi (trans-

tension) Paleosoikum Tektonik Sumatra menjadikan tatanan Tektonik Sumatra

menunjukkan adanya tiga bagian pola Sieh, 2000 juta tahun lalu dengan bentuk

geometri dan struktur sederhana, bagian tengah cenderung tidak beraturan dan

bagian utara yang tidak selaras dengan pola penunjaman.


a.Bagian Selatan Pulau Sumatra memberikan kenampakan pola tektonik:

1.Sesar Sumatra menunjukkan sebuah pola geser kanan en echelon dan terletak pada 100-135
kilometer di atas penunjaman.

2.Lokasi gunung api umumnya sebelah timur-laut atau di dekat sesar.

3.Cekungan busur muka terbentuk sederhana, dengan ke dalaman 1-2 kilometer dan dihancurkan
oleh sesar utama.

4.Punggungan busur muka relatif dekat, terdiri dari antiform tunggal dan berbentuk sederhana.

5.Sesar Mentawai dan homoklin, yang dipisahkan oleh punggungan busur muka dan cekungan
busur muka relatif utuh.

6.Sudut kemiringan tunjaman relatif seragam.


b.Bagian Utara Pulau Sumatra memberikan kenampakan pola tektonik:

1.Sesar Sumatra berbentuk tidak beraturan, berada pada posisi 125-140 kilometer dari garis
penunjaman.

2.Busur vulkanik berada di sebelah utara sesar Sumatra.

3.Kedalaman cekungan busur muka 1-2 kilometer.

4.Punggungan busur muka secara struktural dan kedalamannya sangat beragam.

5.Homoklin di belahan selatan sepanjang beberapa kilometer sama dengan struktur Mentawai
yang berada di sebelah selatannya.

6.Sudut kemiringan penunjaman sangat tajam.


c.Bagian Tengah Pulau Sumatra memberikan kenampakan tektonik:

1.Sepanjang 350 kilometer potongan dari sesar Sumatra menunjukkan posisi memotong arah

penunjaman.

2.Busur vulkanik memotong dengan sesar Sumatra.

3.Topografi cekungan busur muka dangkal, sekitar 0.2-0.6 kilometer, dan terbagi-bagi menjadi

berapa blok oleh sesar turun miring

4.Busur luar terpecah-pecah.

5.Homoklin yang terletak antara punggungan busur muka dan cekungan busur muka tercabik-

cabik.

6.Sudut kemiringan penunjaman beragam.


Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng aktif dunia, yaitu: lempeng Indo-Australia,

lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik dimana kepulauan di nusantara tersebut akan terus

bergerak rata-rata 3-6 cm (bahkan 12cm) per tahunnya, yang saling bertumbukan/berinteraksi.
Pulau sumatera sendiri berada pada zona wilayah tumbukan
antara lempeng Indo-Australia dan lempeng Eurasia. Pegunungan
Bukit Barisan adalah jajaran pengunungan yang membentang dari
ujung utara (di Nangroe Aceh Darusalam) sampai ujung selatan
(di Lampung) pulau Sumatra. Proses pembentukan pegunungan
ini berlangsung menurut skala tahun geologi yaitu berkisar antara
45 – 450 juta tahun yang lalu. Teori pergerakan lempeng tektonik
menjelaskan bagaimana pegunungan ini terbentuk.
Lempeng tektonik merupakan bagian dari litosfer padat yang
terapung di atas mantel yang bergerak satu sama lainnya.
Terdapat tiga kemungkinan pergerakan satu lempeng tektonik
relatif terhadap lempeng lainnya, yaitu apabila:
1. Kedua lempeng saling menjauhi
2. Saling mendekati
3. Saling geser
Tumbukan lempeng tektonik antara indian-australian plate dengan eurasian plate terus
bergerak secara lambat laun. Saat kedua lempeng bertumbukan, bagian dari indian-
australian plate berupa kerak samudera yang memiliki densitas yang lebih besar
tersubduksi tenggelam jauh ke dalam mantel dibandingkan dengan kerak benua pada
eurasian plate. Zona gesekan akibat gaya tekan dari tumbukan tersebut menjadi begitu
panas sehingga akan mencairkan batuan disekitarnya (peleburan parsial). Kemudian
magma naik lewat/menerobos/mendesak kerak dan berusaha keluar pada permukaan
dari lempeng di atasnya. Sehingga terbentuklah busur pegunungan bukit barisan di
bagian tepi eurasian plate, di pulau Sumatera, Indonesia . Salah satu manifestasinya
berupa puncak tertinggi pada gunungapi Kerinci, 3.805 mdpl, di Jambi.
Pengembangan Potensi Geologi

Dengan berbagai kondisi geologi yang ada di Pulau Sumatera menyebabkan Pulau Sumatera
meimiliki kandungan mineral yang banyak dan beraneka ragam. Berdasarkan pembagian hasil tambang di
Pulau Sumatra meliputi batu bara, minyak, gas bumi, dan timah.

Propinsi Riau adalah penghasil minyak bumi terbesar di Pulau ini dengan sumur minyak di
Minas, Duri, Pedada, dan lirik (darat). Minyak bumi dihasilkan oleh langsa (D.I Aceh), Pendopo
Pribumulih (Sumatra Selatan), dan Jambi. Penghasil gas alam adalah Arun (D.I Aceh) dengna tempat
pengolahan di Lhokseumawe. Penghasil Batu Bara adalah Ombilin dan sawahlunto (Sumatra Barat) serta
Bukit Asam, yang memiliki cadangan sekitar 10 miliar ton. Penghasil Timah adalah Bangkinan Riau
daratan.
Selain itu masih terdapat berbagai jenis bahan galian yang belum dikelola secara

maksimum, seperti kaolin (Sawahlunto, dan Batang kapas di Sumatra Barat), Fosfat

(Pasaran Bacang di utara Padang), Batu Gamping (Padang), tras (Sumatra Barat dan

Utara), serta emas (Rejangleboh, Bengkulu). Pulau-pulau di sekitar Pulau Sumatra

(Bangka, Belitung, Singkep, Karimun dan Kundur) juga menghasilkan timah dan Bintan

menghasilkan bauksit.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH
“THAT IS ALL AND THANK YOU”

Anda mungkin juga menyukai