FUNDAMENTAL
Kelompok 9
1. Osya Wicane (12010117130208)
2. Listianawati (12010117130187)
ANALISA EFEK (SECURITIES
ANALYSIS)
Analisa efek merupakan suatu proses menumpulkan informasi,
mengorganisir informasi tersebut ke dalam kerangka kerja yang
logis dan kemudian informasi tersebut digunakan untuk
menentukan nilai intrinsik dari suatu saham.
Nilai intrinsik suatu saham adalah suatu nilai yang diberikan
kepada sahamyang sebanding dengan eksposur risiko yang
harus ditanggung. Dengan adanya nilai intrinsik, akan
membantu untuk menentukan apakah suatu saham bersifat
terlalu murah (undervalued), harga wajar, atau terlalu mahal
(overvalued).
Analisa sekuritas/efek memberikan jawaban kepada para
investor tentang apa yang bisa dibeli dengan cara menentukan
harga yang seharusnya dari suatu saham.
Faktor-Faktor yang mempengaruhi
Nilai Intrinsik
• Memperkirakan arus kas dimasa yang akan datang dari suatu
saham, yaitu prediksi atas dividen yang diinginkan pemodal
selama holding period (masa menyimpan suatu efek), prediksi
harga saham dimasa yang akan datang (future value).
• Tingkat suku bunga yang digunakan untuk menentukan nilai
arus kas masa yang akan datang ke dalam nilai sekarang
(present value).
• Jumlah risiko didalam saham yang bersangkutan.
Analisa sekuritas tradisional menggunakan pendekatan “top
down”, yaitu dimulai dari analisa ekonomi, kemudian berpindah
ke analisa industri dan terakhir adalah analisa fundamental.
Analisa ekonomi adalah suatu studi yang mempelajari keadaan
perekonomian sekarang secara umum dan pengaruh-pengaruh
potensial lainnya atas tingkat kembalian suatu saham.
Sedangkan analisa industri mempelajari sektor industri dari
suatu perusahaan publik, bagaimana strategi perusahaan
didalam memahami sektor industri yang merupakan bagian dari
perusahaan secara makro.
Dan terakhir analisa fundamental mempelajari tingkat kondisi
keuangan perusahaan dan hasil operasional perusahaan
beserta sifat-sifat saham perusahaan publik yang bersangkutan.
ANALISA EKONOMI
Analisa ekonomi menentukan dasar dari analisa efek atau
sekuritas, dimana jika ekonomi mendatang jelek, maka
kemungkinan besar tingkat kembalian saham-saham yang
beredar akan merefleksikan penurunan yang sebanding.
Namun, jika ekonomi kuat, maka refleksi harga saham akan
baik pula.
Analisa ekonomi menggunakan berbagai indikator ekonomi
yang ada pada suatu negara maupun berbagai variabel sasaran
menegah yang digunakan dalam menentukan kebijakan
moneter. Salah satunya adalah GDP (Gross Domestic Product).
Ekonomi dibagi menjadi 2 cabang ilmu, yaitu ekonomi mikro
dan ekonomi makro.
Pemikiran Sistem Dasar Ekonomi
Makro
• Supply-Side
Dasar analisa ini adalah dengan penurunan tarif pajak marginal, maka dapat
meningkatkan pendapatan marginal.
• Classical
Menyatakan bahwa harga dan upah pekerja bersifat fleksibel, sehingga ekonomi
akan bergerak menuju titik keseimbangan jangka panjang dengan sangat cepat.
• Keynesian
Teori yang mengombinasikan dua elemen penting, yaitu agregat permintaan dan
agregat persediaan. Teori ini menekankan bahwa upah dan tingkat harga tidak
bersifat fleksibel, sehingga tidak ada mekanisme ekonomi yang dapat
mengembalikan secara cepat tingkat pekerjaan penuh (tanpa pengangguran) dan
memastikan ekonomi menghasilkan kapasitas penuh.
• Monestarist
Menekankan pada 3 hal penting
1. Persediaan uang
• Contoh:
Harga jual saham @ Rp 1.750,-
Harga beli saham @ Rp 1.600,-
Capital gain @ Rp 150,- Return
Konsep Kembalian (Return)
Komponen Return:
• Current Income (Pendapatan Lancar)
Keuntungan yang diperoleh melalui pembayaran periodik. Disebut
pendapatan lancar karena keuntungan dalam bentuk kas atau setara kas.
Contoh: bunga deposito, bunga obligasi, serta deviden saham.
• Capital Gain
Selisih harga jual dan harga beli suatu investasi. Lawan dari capital gain
adalah capital loss, dimana harga jual lebih kecil daripada harga beli.
Total Return
Adalah jumlah pendapatan lancar dan selisih harga pembelian dan harga
penjualan yang diterima dari suatu investasi untuk jangka waktu tertentu.
Simple Interest = ia x P x t
dimana,
ia = Annual interest rate (tingkat bunga setahun)
P = Principal (pokok)
t = Holding period (lamanya), dalam tahun
Contoh penghitungan bunga sederhana
Tanggal 10 Januari 2006, uang sejumlah Rp 100.000,- didepositokan dengan
tingkat bunga sebesar 15% per tahun. Berapa uang yang diterima seluruhnya
pada tanggal 10 Januari 2007?
Penyelesaian:
P = Rp 100.000,-
ia = 15%
t = 1 tahun
Simple interest = ia x P x t
= 15% x Rp 100.000,- x 1
= Rp 15.000,-
Total uang yang akan diterima = Rp 100.000,- + Rp 15.000,-
= Rp 115.000,-
• Bunga majemuk (Compound Interest)
Bunga yang diterima pada periode tertentu akan mendapat bunga lagi
disamping pokok yang berbunga (bunga-berbunga).
Rumus:
FV = PV(1 + i)n
FV
PV =
(1 + i)n
dimana,
PV = Present Value i = Bunga setiap periode
FV = Future Value n = Banyaknya periode
Contoh penghitungan Future Value
Uang sebesar Rp 100.000,- didepositokan dengan tingkat bunga sebesar 12%
per tahun selama 3 tahun. Bunga dibayarkan setiap akhir triwulan dan
didepositokan kembali dengan bunga yang sama. Berapa nilai tersebut pada
akhir tahun ketiga?
Penyelesaian:
PV = Rp 100.000,-
i = 3% (bunga triwulan = ¼ x 12%)
n = 12 (3 tahun = 12 triwulan)
FV = PV(1 + i)n
= Rp 100.000,-(1 + 3%)12
= Rp 142.600,-
Annuitas (Annuity)
Pembayaran secara annuitas adalah pembayaran bunga yang dilakukan
secara serial dalam jumlah yang sama selama periode tertentu
• Ada dua macam annuitas, yaitu:
Future Value of Annuity (FV.A)
Present Value of Annuity (PV.A)
Rumus FV.A dan PV.A
(1 + i)n – 1
FV.A = A
i
Faktor disebelah kanan A disebut Future Value Interest Factor, dinotasikan dengan FVIFAn,i%.
1- 1
PV.A = A (1 + i)n
i
Faktor disebelah kanan A disebut Present Value Interest Factor, dinotasikan dengan PVIFAn,i%.
Contoh penghitungan FV.A
Sebagai contoh adalah perhitungan bunga pada contoh terakhir yang
memberikan hasil Rp. 42.600,- selama 3 tahun dengan pembayaran bunga
sebesar 12% per tahun dan pokoknya adalah Rp. 100.000,-. Pembayaran
bunga dilakukan setiap 3 bulan sekali dan bunga tersebut didepositokan lagi
dengan bunga yang sama.
ri = RF + RPi
dimana,
ri = Required Return on Investment i
RF = Risk Free Rate
RPi = Risk Premium for Investment i
Holding Period Return (HPR)
Adalah tingkat kembalian yang diterima oleh investor atas sejumlah
investasi tertentu dalam jangka waktu tertentu.
Rumus:
C+G
HPR =
V0
dimana,
HPR = Holding Period Return G = Capital Gain
C = Current Income V0 = Investasi awal
Contoh penghitungan Holding Period
Return
Sejumlah saham dibeli seharga Rp 10 juta. Deviden yang diterima adalah
sebesar Rp. 50.000,- dan harga saham saat dijual adalah Rp 11 juta. Berapa
HPR-nya?
Penyelesaian:
C = Rp. 50.000,-
G = Rp 11 juta - Rp 10 juta = Rp 1 juta
HPR = C + G
V0
= Rp. 50.000,- + Rp 1 juta
Rp 10 juta
= 0,105 = 10,5%
Mengukur Resiko Investasi
• Resiko dalam suatu investasi harus dapat dikuantifikasi. Resiko atas suatu
efek atau portofolio efek dapat diukur secara statistik.
• Alat-alat untuk mengukur resiko:
Standard Deviation (SD)
Coefficient of Variation
Beta (β)
Capital Asset Pricing Model (CAPM)
Standard Deviation (SD)
• Standard Deviation (SD) digunakan untuk mengukur tingkat penyebaran
atau variasi return.
• Semakin tinggi standar deviasi suatu instrumen investasi berarti makin
tinggi resiko instrumen investasi tersebut. Begitu pula sebaliknya, makin
kecil standar deviasi, makin kecil pula tingkat resikonya.
• Rumus Standard Deviation (SD)
n
(ri – r)2
SD = i=1
n-1
Coefficient of Variation (CV)
Adalah suatu statistik yang digunakan untuk mengukur penyebaran (dispersion) relatif dari return suatu
sekuritas.
• Penggunaan koefisien variasi ini adalah untuk membandingkan dua sekuritas atau lebih yang mempunyai
tingkat return yang berbeda-beda.
SD
CV =
r
dimana, Contoh
CV = Coefficient of Variation
SD = Standard Deviation
• Resiko pasar adalah resiko yang dihadapi suatu instrumen investasi yang disebabkan oleh faktor-faktor pasar seperti faktor
ekonomi, politik, dan sebagainya.
ri
βi =
Rm
dimana,
βi = Beta
• Beta > 1 kenaikan return sekuritas > kenaikan dengan retun pasar (saham-saham agresif terutama big cap/blue-chip)
• Beta < 1 kenaikan return sekuritas < kenaikan dengan retun pasar (defensif stock atau smal cap)
Capital Asset Pricing Model (CAPM)
Adalah model yang menggunakan beta untuk menghubugkan return secara bersama-sama.
• CAPM berfungsi untuk menjelaskan tingkah laku dari harga-harga sekuritas & memberikan mekanisme bagi
investor untuk menilai pengaruh suatu sekuritas yang diusulkan terhadap resiko dan return portofolio mereka.
• Persamaan CAPM
Ri = RF + βi (Rm – RF)
dimana,
Ri = Required return
RF = Risk free rate of return (dapat menggunakan suku bunga SBI)
βi = Beta coefficient investasi
Rm = Market return
• r (return) berbanding lurus dengan β dimana β menyatakan resiko pasar makin tinggi β makin tinggi return dan
sebaliknya.
Contoh aplikasi CAPM
Diketahui bahwa sekuritas X mempunyai β sebesar 1,12 dan SBI rate
sebesar 11,5%. Market return (perubahan IHSG BEJ) sebesar 10%. Berapa
required return on investment untuk sekuritas X?
Penyelesaian:
RF = 11,5%
βi = 1,2%
Rm = 10%
Ri = 11,5% + 1,12% (10% - 11,5%)
= 9,82%
Security Market Line (SML)
• Persamaan CAPM dapat dinyatakan Security Market Line (SML)
dalam bentuk grafik.
r
• Garis persamaan yang terbentuk
disebut Security Market Line (SML).
Return free
risk RF
β
Stock Valuation (Valuasi Saham)
• Stock Valuation adalah suatu proses menentukan nilai
dasar/intrinsik dari suatu saham berdasarkan analisis atas
kinerja resiko dan return sekuritas tersebut.
• Nilai intrinsik sama dengan nilai sekarang (present value) dari
keuntungan kas yang diharapkan.
• Beberapa pendekatan yang digunakan adalah:
Dividend Valuation Model (DVM)
Dividend and Earning Approach (D&E)
Price/Earning Approach (P/E)
Dividend Valuation Model (DVM)
Merupakan suatu model yang menggunakan pendekatan dividen masa yang
akan datang untuk memberikan penilaian terhadap nilai intrinsik saham.
• Pendekatan dividen ini ada 3 jenis:
Zero-growth Approach
Constant Growth Approach
Variable Growth Approach
Dividend Valuation Model (DVM)
• Zero-growth Approach
Model ini melakukan pendekatan dengan menghitung nilai intrinsik saham
melalui deviden tahunan yang dibayar.
Dividen Tahunan
Nilai intrinsik saham =
Required Rate of Return
• Asumsi dasar: pembayaran dividen berurutan dan bersifat tetap, sehingga
harga intrinsik saham merupakan kapitalisasi dividen tahunan.
Dividend Valuation Model (DVM)
• Constant Growth Approach
Pada pendekatan ini memasukkan faktor pertumbuhan untuk menghitung
kinerja saham perusahaan.
Dx
Nilai intrinsik saham =
r – dg
dimana,
Dx = Dividen yang diperkirakan akan dihasilkan
r = Required Rate of Return
dg = Pertumbuhan dividen
Dividend Valuation Model (DVM)
• Variable Growth Approach
Pendekatannya dengan cara mencari present value dari dividen-dividen yang
akan diterima selama masa periode growth ditambah present value harga
saham pada akhir periode growth.
n
Nilai intrinsik Dn(1 + dg)
= D t (PVIF t, r%) + (PVIFn,r%)
saham i=1 r – dg
dimana,
r = Required Rate of Return n = Banyaknya tahun
Dt = Dividen ke-t dg= Pertumbuhan
dividen
Dividend Valuation Model (DVM)
• Cara menghitung tingkat pertumbuhan dividen (dg):
dg = ROE x rr
• dimana,
• ROE = Return on Equity
• Rr = retention rate, nilainya sebesar (1-DPR) Plow
Back Ratio
• DPR = Dividen Payout Ratio
Analisis Teknikal (Technical Analysis)
Adalah studi yang dilakukan untuk mempelajari berbagai
kekuatan yang berpengaruh di pasar saham dan implikasi
yang ditimbulkannya pada harga saham (Market
Analysis/Analisa Pasar) faktor utama adalah kekuatan
supply dan demand pada saham.
• Contoh indikasi pengaruh pasar thd pergerakan harga saham:
Pada kondisi pasar bullish, harga saham bergerak dengan pola sama,
begitu pula pada kondisi bearish.
Volume perdagangan mencerminkan kekuatan supply dan demand
naiknya volume perdagangan berarti pasar sedang menguat.
• Sumber informasi yang digunakan adalah data-data historis perdagangan
baik menyangkut harga saham individual maupun perkembangan indeks
harga saham sektoral dan gabungan.
• Cara paling umum adalah menggunakan grafik. Grafik yang dibuat
dianalisis untuk mendapatkan pola pergerakan harga saham.