Anda di halaman 1dari 58

ANALISIS

FUNDAMENTAL
Kelompok 9
1. Osya Wicane (12010117130208)
2. Listianawati (12010117130187)
ANALISA EFEK (SECURITIES
ANALYSIS)
Analisa efek merupakan suatu proses menumpulkan informasi,
mengorganisir informasi tersebut ke dalam kerangka kerja yang
logis dan kemudian informasi tersebut digunakan untuk
menentukan nilai intrinsik dari suatu saham.
Nilai intrinsik suatu saham adalah suatu nilai yang diberikan
kepada sahamyang sebanding dengan eksposur risiko yang
harus ditanggung. Dengan adanya nilai intrinsik, akan
membantu untuk menentukan apakah suatu saham bersifat
terlalu murah (undervalued), harga wajar, atau terlalu mahal
(overvalued).
Analisa sekuritas/efek memberikan jawaban kepada para
investor tentang apa yang bisa dibeli dengan cara menentukan
harga yang seharusnya dari suatu saham.
Faktor-Faktor yang mempengaruhi
Nilai Intrinsik
• Memperkirakan arus kas dimasa yang akan datang dari suatu
saham, yaitu prediksi atas dividen yang diinginkan pemodal
selama holding period (masa menyimpan suatu efek), prediksi
harga saham dimasa yang akan datang (future value).
• Tingkat suku bunga yang digunakan untuk menentukan nilai
arus kas masa yang akan datang ke dalam nilai sekarang
(present value).
• Jumlah risiko didalam saham yang bersangkutan.
Analisa sekuritas tradisional menggunakan pendekatan “top
down”, yaitu dimulai dari analisa ekonomi, kemudian berpindah
ke analisa industri dan terakhir adalah analisa fundamental.
Analisa ekonomi adalah suatu studi yang mempelajari keadaan
perekonomian sekarang secara umum dan pengaruh-pengaruh
potensial lainnya atas tingkat kembalian suatu saham.
Sedangkan analisa industri mempelajari sektor industri dari
suatu perusahaan publik, bagaimana strategi perusahaan
didalam memahami sektor industri yang merupakan bagian dari
perusahaan secara makro.
Dan terakhir analisa fundamental mempelajari tingkat kondisi
keuangan perusahaan dan hasil operasional perusahaan
beserta sifat-sifat saham perusahaan publik yang bersangkutan.
ANALISA EKONOMI
Analisa ekonomi menentukan dasar dari analisa efek atau
sekuritas, dimana jika ekonomi mendatang jelek, maka
kemungkinan besar tingkat kembalian saham-saham yang
beredar akan merefleksikan penurunan yang sebanding.
Namun, jika ekonomi kuat, maka refleksi harga saham akan
baik pula.
Analisa ekonomi menggunakan berbagai indikator ekonomi
yang ada pada suatu negara maupun berbagai variabel sasaran
menegah yang digunakan dalam menentukan kebijakan
moneter. Salah satunya adalah GDP (Gross Domestic Product).
Ekonomi dibagi menjadi 2 cabang ilmu, yaitu ekonomi mikro
dan ekonomi makro.
Pemikiran Sistem Dasar Ekonomi
Makro
• Supply-Side

Dasar analisa ini adalah dengan penurunan tarif pajak marginal, maka dapat
meningkatkan pendapatan marginal.

• Classical

Menyatakan bahwa harga dan upah pekerja bersifat fleksibel, sehingga ekonomi
akan bergerak menuju titik keseimbangan jangka panjang dengan sangat cepat.

• Keynesian

Teori yang mengombinasikan dua elemen penting, yaitu agregat permintaan dan
agregat persediaan. Teori ini menekankan bahwa upah dan tingkat harga tidak
bersifat fleksibel, sehingga tidak ada mekanisme ekonomi yang dapat
mengembalikan secara cepat tingkat pekerjaan penuh (tanpa pengangguran) dan
memastikan ekonomi menghasilkan kapasitas penuh.
• Monestarist
Menekankan pada 3 hal penting

1. Persediaan uang

2. Harga dan upah bersifat relatif fleksibel

3. Sektor swasta bersifat stabil


• Socialist
Karakteristik dari filosofi Socialist
1. Pemerintah memiliki sumber daya produktif
2. Perencanaan ditangani oleh suatu mekanisme perencanaan yang
mengkoodinasi sektor-sektor yang berbeda
3. Pendistribusian Pendapatan
Gross Domestic Product (GDP)
GDP adalah salah satu indikator ekonomi, mengukur semua
pendapatan atas barang dan jasa yang bersifat final, yaitu seluruh
nilai produksi barang dan jasa dalam perekonomian pada jangka
waktu tertentu yang dihasilkan batas wilayah negara tertentu.
GDP dibagi atas 2 ukuran, yaitu:
a. Nominal GDP
Adalah GDP yang dihitung berdasarkan harga yang berlaku pada
masing-masing tahun perhitungan GDP yang bersangkutan.
b. Real GDP
Adalah GDP yang dihitung dengan menggunakan harga konstan yang
ditentukan pada tahun tertentu.
Alat ukur lain disebut dengan Gross National Product (GNP), dalam
Bahasa Indonesia disebut Produk Nasional Bruto (PNB). GNP
mengukur dalam konteks kewarganegaraan. Jadi semua produk
maupun jasa yang dihasilkan warga negara yang berada di negara
manapun mereka berada.
Jadi, GNP Indonesia adalah GDP Indonesia ditambah dengan semua
pendapatan yang dihasilkan oleh warga negara Indonesia diluar
negeri dan dikurangi dengan pendapatan warga negara asing di
Indonesia.
Dan yang terakhir adalah Pendapatan per Kapita (Income per Capita)
adalah nominal GDP dibagi dengan jumlah penduduk pada
pertengahan tahun.
Karena GDP merupakan salah satu indikator pertumbuhan ekonomi
suatu negara, maka hal ini tentunya memberikan manfaat didalam
menganalisa pertumbuhan sector industri yang berkaitan dengan
analisa fundamental suatu perusahaan (baik efek ekuitas maupun
efek pendapatan tetap).
Fungsi Bank Sentral
• Sebagai banker terhadap bank-bank komersial
Bank Sentral mengatur penyelesaian transaksi antar bank yang
disebut proses clearing atau menetukan jumlah uang yang
harus dijaminkan oleh bank kepada bank sentral (reserve
requirement).
• Sebagai bank bagi pemerintah
Pemerintah membutuhkan rekening yang dapat digunakan
untuk menyetor uang dan mengeluarkan uang melalui bilyet
giro yang dikeluarkan dan jika pemerintah membutuhkan uang
yang lebih banyak dari pajak yang telah diterima, maka
dibutuhkan pinjaman.
• Sebagai pengontrol peredaran uang
Salah satu fungsi yang terpenting dari bank sentral adalah
pengontrol jumlah uang beredar.
• Sebagai regulator pasar uang
Bank sentral seringkali memasuki pasar uang untuk maksud
selain mengontrol peredaran uang yang beredar.
Jenis Uang
1. Transaction Money (M1) adalah uang yang digunakan untuk
keperluan transaksi yang terdiri dari uang logam dan uang
kertas yang beredar di masyarakatdiluar bank dan rekening
giro di bank.
2. Broad Money (M1) disebut juga asset money atau near-
money adalah transaction money ditambah dengan
tabungan dan harta sejenisnya seperti deposito, dan deposit
di pasar uang. Dan ada juga ukuran yang disebut M3 yang
masih termasuk broad money, yaitu kategori yang terdiri dari
M2 ditambah dengan deposito besar seperti dana pasar
uang, perjanjian antar bank, dll.
Elemen Dasar The Federal Reserve System
(The FED)—Bank Sentral Amerika Serikat
• Dewan Gubernur (Broad of Governors)
terdiri dari 7 anggota yang ditunjuk presiden Amerika Serikat dan disetujui oleh Senate.
Anggota Broad of Governors mempunyai masa bakti selama 14 tahun dan bertanggung
jawab penuh kepada Congress tetapi bekerja sehari-hari berhubungan dengan Departemen
Keuangan. Broad of Governors inilah yang mengawasi seluruh system dari The Federal
Reserve System dan menetukan peraturan atau kebijaksaan yang mengatur 12 Federal
Reserve Banks.
• The Federal Advisory Council
Adalah ke 12 Federal Reserve Banks yang memberikan fungsi untuk memberikan nasihat/
pendapat kepada Broad of Governors dari segi pandangan banker komersial.
• The 12 Federal Reserve Banks
Yang melayani perbankan komersial di 12 distrik dalam negara Amerika Serikat. Ke 12
distrik tersebut adalah Boston, New York, Philadelphia, Cleveland, Richmond, Atlanta,
Chicago, St. Louis, Minneapolis, Kansas City, Dallas, dan San Francisco.
• The Federal Open Market Committee (FOMC)
Terdiri dari 12 anggota, 7 dari Broad of Governors, satu dari
President of Federal Reserve Bank of New York, dan 4 dari
President of Federal Reserve Banks lainnya yang bertugas
secara atas dasar rotasi.
• Bank-bank komersial sebagai anggota (lebih dari 25.000
bank)
Variabel Ekonomi dan Pengaruhnya
terhadap Pasar Ekuitas
No. Variabel Ekonomi Pengaruh yang mungkin ditimbulkan

Pengaruh positif, yaitu optimisme yang tinggi


1. Pertumbuhan GDP dan memacu sentiment positif pasar

Pertumbuhan Produksi Merupakan suatu tanda kekuatan yang


2. memberi pengaruh positif
Industri
Menurunnya keuntungan perusahaan, sehingga
3. Inflasi efek ekuitas menjadi kurang kompetitif

Keuntungan perusahaan yang meningkat


memberi tanda bahwa kekuatan operasional
4. Keuntungan Perusahaan
dan keuangan perusahaan membaik
No. Variabel Ekonomi Pengaruh yang mungkin ditimbulkannya
Memberi pengaruh negatif, karena
5. Pengangguran meningkatnya pengangguran berarti bisnis mulai
melemah
Melemahnya Rupiah memberikan pengaruh
negatif terhadap pasar ekuitas, karena
6. Rupiah Melemah
menyebabkan pasar ekuitas menjadi tidak
mempunyai daya tarik
Jika suku bunga naik, maka akan memberikan
7. Tingkat Bunga
pengaruh negative terhadap pasar ekuitas
Pertumbuhan yang wajar akan memberikan
pengaruh positif terhadap ekonomi dan pasar
ekuitas secara jangka pendek. Pertumbuhan
8. Uang Beredar
yang drastic akan memicu inflasi yang tentunya
memberika pengaruh negatif terhadap pasar
ekuitas
SIKLUS PASAR/EKONOMI
Siklus pasar ada 3 tahapan, antara lain:
1. Tahap Ekspansi/Perbaikan
Ekonomi mengalami perbaikan setelah resesi dan terus tumbuh dengan
tingkat ekspansi yang baik. Tahap ini memberikan pengaruh positif kepada
pasar modal sehingga pasar modal juga dapat ikut tumbuh.
2. Tahap Resesi/Penurunan
Pada tahap ini ekonomi mengalami resesi dan terus menurun yang
memberikan pengaruh negatif terhadap pasar modal, sehingga pasar
modal juga terus menurun.
3. Tahap Ketidakpastian
Tahap ini merupakan tahap yang sulit, yaitu pada tahapan ekspansi yang
mencapai puncaknya dan tahapan resesi yang mencapai lembahnya
(dasarnya). Sangat sulit untuk melakukan prediksi.
ANALISA INDUSTRI
Manganalisa sekuritas atas dasar sector industri merupakan cara
yang popular baik pada investor individu maupun institusi. Tingkat
permintaan pada suatu sector industri akan memberikan pengaruh
terhadap perusahaan yang terkait pada sector tersebut. Jika sector
industri tersebut sedang mangalami kelesuan, maka secara otomatis
akan memberikan pengaruh yang buruk terhadap emiten yang
termasuk sector industri tersebut, yang tentunya akan terefleksikan ke
dalam harga pasar saham perusahaan tersebut.
Analisa industri dapat didefinisikan sebagai suatu studi tentang sector
industri yang manganalisa keadaan kompetitif dari suatu sector
industri dalam hubungannya dengan yang lain serta mengidentifikasi
perusahaan-perusahaan yang mempunyai potensi pada suatu sector
insdustri tertentu.
Langkah yang harus diambil
• Langkah pertama, kita harus menentukan sector industri mana yang
mempunyai posisi kompetitif dibandingkan dengan sector industri lain,
yang ditinjau dari prospek dan pertumbuhan pada industri yang
bersangkutan. Indikator pertumbuhan industri ini, salah satu
informasinya dapat dilihat dari publikasi “Indikator Ekonomi” yang
diterbitkan oleh Biro Pusat Statistika setiap bulannya, sehingga
memberikan gambaran tentang pertumbuhan industri secara historis.
• Langkah kedua, setelah mengidentifikasi sector industri yang
kompetitif dan berkembang, selanjutnya harus dianalisa siklus hidup
dari sector industri yang bersangkutan. Hal ini penting, sebab suatu
sector industri yang masih dalam tahapan awal (infant stage)
mencerminkan suatu pertumbuhan yang tinggi dengan kompetisi yang
sangat ketat, tetapi didalamnya juga ada risiko kegagalan yang cukup
tinggi.
SIKLUS HIDUP INDUSTRI
1. Initial Development Stage (Tahap Awal)
Merupakan tahap dasar pembentukan suatu industri dimana ditandai dengan tingkat
pertumbuhan yang tinggi serta kompetisi yang sangat ketat
2. Rapid Expansion Stage (Tahap Ekspansi)
Pada tahap ini produk perusahaan mulai dapat diterima oleh masyarakat dan
penanam modal mulai dapat melihat arah industri ke depan dengan lebih jelas.
3. Matrure Growth Stage (Tahap Pendewasaan Pertumbuhan)
Dimana terjadi pertumbuhan yang lambat dan pasar sudah mendekati titik
kejenuhan. Industri pada tahap ini sangat dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi.
4. Stabilization Stage (Tahap Stabilisasi)
Dimana ditandai dengan pertumbuhan yang mendatar dan dihadapkan pada
keusangan produk atau jasa yang sudah ketinggalan zaman, sehingga perusahaan
mulai meninggalkan industri tersebut.
• Langkah terakhir dari analisa industri adalah mengidentifikasi
perusahaan dari sector industri yang diidentifikasi, untuk
mengetahui perusahaan mana yang mempunyai fundamental yang
baik.
Dengan demikian, tahapan yang dibutuhkan untuk keperluan analisa
sekuritas daoat digunakan yaitu mulai dari analisa ekonomi, analisa
industri dan diakhiri dengan analisa fundamental, sehingga hasilnya
akan memberkan gambaran perusahaan pada sector industri mana
yang menjanjikan tingkat kembalian yang baik sebanding dengan
risikonya.
Konsep Kembalian (Return)
• Return adalah tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemodal atas suatu
investasi yang dilakukannya.
• Return bergantung pada instrumen investasi.
• Berdasarkan kepastiannya, return dapat dibagi menjadi 2 macam:
 Return pasti: bunga tabungan, bunga obligasi
 Return tidak pasti: deviden, saham bonus, capital gain
Konsep Kembalian (Return)
• Contoh:
Uang Rp. 1.000.000.- ditabungkan di bank dengan tingkat bunga 15% per
tahun, maka di akhir tahun uang yang diperoleh adalah:
Pokok : Rp. 1.000.000,-
Bunga : Rp. 150.000,- Return
Total : Rp. 1.150.000,-

• Contoh:
Harga jual saham @ Rp 1.750,-
Harga beli saham @ Rp 1.600,-
Capital gain @ Rp 150,- Return
Konsep Kembalian (Return)
Komponen Return:
• Current Income (Pendapatan Lancar)
Keuntungan yang diperoleh melalui pembayaran periodik. Disebut
pendapatan lancar karena keuntungan dalam bentuk kas atau setara kas.
Contoh: bunga deposito, bunga obligasi, serta deviden saham.

• Capital Gain
Selisih harga jual dan harga beli suatu investasi. Lawan dari capital gain
adalah capital loss, dimana harga jual lebih kecil daripada harga beli.
Total Return
Adalah jumlah pendapatan lancar dan selisih harga pembelian dan harga
penjualan yang diterima dari suatu investasi untuk jangka waktu tertentu.

Total Return = Current Income + Capital Gain/Loss


Expected Return
Adalah return yang diharapkan oleh seorang investor atas suatu investasi
yang akan diterima pada masa yang akan datang.
Faktor yang mempengaruhi adalah:
 Internal: kualitas dan reputasi manajemen, struktur permodalan, struktur
hutang, dsb.
 Eksternal: pengaruh kebijakan moneter dan fiskal, perkembangan sektor
industri, dsb.
• Risk Free Rate berarti suku bunga pada suatu investasi yang tidak
mengandung resiko dimana didalamnya sudah terkandung faktor inflasi
(biasanya adalah suku bunga SBI).
• Risk Premium for Investment adalah tingkat bunga diatas risk free rate
yang diinginkan.
• Sebagai contoh, misalkan suku bunga SBI adalah 12% sedangkan risk
premium yang diinginkan adalah 8%, maka required return on investment
adalah 20%.
Time Value of Money
• Konsep time value of money adalah menentukan nilai dari uang
berdasarkan waktu.
• Time Value of money didefinisikan sebagai fakta yang menyatakan bahwa
sepanjang ada kesempatan untuk mendapatkan bunga, nilai uang
dipengaruhi oleh titik waktu pada saat uang tsb diharapkan dapat diterima.
Bunga
Bunga merupakan jumlah uang balas jasa yang diterima oleh
pemberi pinjaman (lender) dari penerima pinjaman (borrower)
atas penggunaan uang pinjaman yang diberikan.
• Dua metode penghitungan bunga;
 Bunga sederhana (simple interest)
 Bunga majemuk (compound interest)
Bunga Sederhana (Simple Interest)
Bunga yang diterima adalah tingkat bunga (rate of interest) langsung
dikalikan pokoknya untuk jangka waktu yang ditentukan.
Rumus:

Simple Interest = ia x P x t
dimana,
ia = Annual interest rate (tingkat bunga setahun)
P = Principal (pokok)
t = Holding period (lamanya), dalam tahun
Contoh penghitungan bunga sederhana
Tanggal 10 Januari 2006, uang sejumlah Rp 100.000,- didepositokan dengan
tingkat bunga sebesar 15% per tahun. Berapa uang yang diterima seluruhnya
pada tanggal 10 Januari 2007?
Penyelesaian:
P = Rp 100.000,-
ia = 15%
t = 1 tahun
Simple interest = ia x P x t
= 15% x Rp 100.000,- x 1
= Rp 15.000,-
Total uang yang akan diterima = Rp 100.000,- + Rp 15.000,-
= Rp 115.000,-
• Bunga majemuk (Compound Interest)
Bunga yang diterima pada periode tertentu akan mendapat bunga lagi
disamping pokok yang berbunga (bunga-berbunga).
Rumus:

Compound Interest = P[(1 + i)n – 1]


dimana,
i = Bunga (interest) untuk satu periode
P = Principal (pokok)
n = Banyaknya periode pembayaran bunga
Contoh penghitungan bunga majemuk
Tanggal 10 Januari 2006, uang sejumlah Rp 100.000,- didepositokan
dengan tingkat bunga sebesar 10% per tahun selama 3 tahun. Berapa
uang yang diterima seluruhnya pada akhir tahun ketiga?
Penyelesaian:
P = Rp 100.000,-
i = 10%
n = 3 tahun
Compound interest = P[(1 + i)n – 1]
= Rp 100.000,-[1 + 10%)3 – 1]
= Rp 33.100,-
Total uang yang akan diterima = Rp 100.000,- + Rp 33.100,-
= Rp 133.100,-
Contoh penghitungan bunga majemuk
Uang sebesar Rp 100.000,- didepositokan dengan tingkat bunga 10% per
tahun selama 3 tahun. Bunga dibayarkan pada akhir enam bulan sekali dan
didepositokan kembali. Berapa uang yang diterima seluruhnya pada akhir
tahun ketiga?
Penyelesaian:
P = Rp 100.000,-
i = 5% (bunga enam bulan = 1/2 x 10%)
n = 6 (3 tahun dinyatakan dalam enam bulanan)
Compound interest = P[(1 + i)n – 1]
= Rp 100.000,-[1 + 5%)6 – 1]
= Rp 34.000,-
Total uang yang akan diterima = Rp 100.000,- + Rp 34.000,-
= Rp 134.000,-
Future Value dan Present Value
Dari contoh bunga majemuk sebelumnya, nilai uang sebesar Rp 134.000,-
yang akan terjadi pada waktu yang akan datang (akhir tahun ketiga) inilah
yang disebut future value (nilai masa mendatang) sedangkan uangsebesar
Rp 100.000,- pada saat ini disebut present value (nilai sekarang).
Rumus Future Value dan Present Value

FV = PV(1 + i)n

FV
PV =
(1 + i)n

dimana,
PV = Present Value i = Bunga setiap periode
FV = Future Value n = Banyaknya periode
Contoh penghitungan Future Value
Uang sebesar Rp 100.000,- didepositokan dengan tingkat bunga sebesar 12%
per tahun selama 3 tahun. Bunga dibayarkan setiap akhir triwulan dan
didepositokan kembali dengan bunga yang sama. Berapa nilai tersebut pada
akhir tahun ketiga?
Penyelesaian:
PV = Rp 100.000,-
i = 3% (bunga triwulan = ¼ x 12%)
n = 12 (3 tahun = 12 triwulan)

FV = PV(1 + i)n
= Rp 100.000,-(1 + 3%)12
= Rp 142.600,-
Annuitas (Annuity)
Pembayaran secara annuitas adalah pembayaran bunga yang dilakukan
secara serial dalam jumlah yang sama selama periode tertentu
• Ada dua macam annuitas, yaitu:
 Future Value of Annuity (FV.A)
 Present Value of Annuity (PV.A)
Rumus FV.A dan PV.A
(1 + i)n – 1
FV.A = A
i
Faktor disebelah kanan A disebut Future Value Interest Factor, dinotasikan dengan FVIFAn,i%.

1- 1
PV.A = A (1 + i)n
i

Faktor disebelah kanan A disebut Present Value Interest Factor, dinotasikan dengan PVIFAn,i%.
Contoh penghitungan FV.A
Sebagai contoh adalah perhitungan bunga pada contoh terakhir yang
memberikan hasil Rp. 42.600,- selama 3 tahun dengan pembayaran bunga
sebesar 12% per tahun dan pokoknya adalah Rp. 100.000,-. Pembayaran
bunga dilakukan setiap 3 bulan sekali dan bunga tersebut didepositokan lagi
dengan bunga yang sama.

Pokok = Rp. 100.000,-


i = 3% (bunga triwulan = ¼ x 12%)
n = 12 (3 tahun = 12 triwulan)
A = 3% x pokok = 3% x Rp 100.000,- = Rp 3.000,-
FV.A = A(FVIFA12, 3%)
= Rp 3.000,- (14,192)
= Rp 42.576,- (dibulatkan Rp 42.600,-)
Required Return
Adalah tingkat kembalian yang dibutuhkan oleh seorang investor yang
menginvestasikan modalnya
Rumus:

ri = RF + RPi
dimana,
ri = Required Return on Investment i
RF = Risk Free Rate
RPi = Risk Premium for Investment i
Holding Period Return (HPR)
Adalah tingkat kembalian yang diterima oleh investor atas sejumlah
investasi tertentu dalam jangka waktu tertentu.
Rumus:

C+G
HPR =
V0

dimana,
HPR = Holding Period Return G = Capital Gain
C = Current Income V0 = Investasi awal
Contoh penghitungan Holding Period
Return
Sejumlah saham dibeli seharga Rp 10 juta. Deviden yang diterima adalah
sebesar Rp. 50.000,- dan harga saham saat dijual adalah Rp 11 juta. Berapa
HPR-nya?
Penyelesaian:
C = Rp. 50.000,-
G = Rp 11 juta - Rp 10 juta = Rp 1 juta
HPR = C + G
V0
= Rp. 50.000,- + Rp 1 juta
Rp 10 juta
= 0,105 = 10,5%
Mengukur Resiko Investasi
• Resiko dalam suatu investasi harus dapat dikuantifikasi. Resiko atas suatu
efek atau portofolio efek dapat diukur secara statistik.
• Alat-alat untuk mengukur resiko:
 Standard Deviation (SD)
 Coefficient of Variation
 Beta (β)
 Capital Asset Pricing Model (CAPM)
Standard Deviation (SD)
• Standard Deviation (SD) digunakan untuk mengukur tingkat penyebaran
atau variasi return.
• Semakin tinggi standar deviasi suatu instrumen investasi berarti makin
tinggi resiko instrumen investasi tersebut. Begitu pula sebaliknya, makin
kecil standar deviasi, makin kecil pula tingkat resikonya.
• Rumus Standard Deviation (SD)

n
(ri – r)2
SD = i=1

n-1
Coefficient of Variation (CV)
Adalah suatu statistik yang digunakan untuk mengukur penyebaran (dispersion) relatif dari return suatu
sekuritas.

• Penggunaan koefisien variasi ini adalah untuk membandingkan dua sekuritas atau lebih yang mempunyai
tingkat return yang berbeda-beda.

• Rumus Coefficient of Variation (CV)

SD
CV =
r
dimana, Contoh

CV = Coefficient of Variation

SD = Standard Deviation

r = average return atau expected retun


Beta (β)
Beta digunakan untuk mengukur nondifersifiable risk atau market risk (resiko pasar)  seberapa besar resiko pasar mempengaruhi
return investasi.

• Resiko pasar adalah resiko yang dihadapi suatu instrumen investasi yang disebabkan oleh faktor-faktor pasar seperti faktor
ekonomi, politik, dan sebagainya.

• Rumus Beta (β)

ri
βi =
Rm
dimana,

βi = Beta

ri = Perubahan return sekuritas

Rm = Perubahan return pasar (biasanya menggunakan IHSG)

• Beta = 1  kenaikan return sekuritas sebanding kenaikan dengan retun pasar

• Beta > 1  kenaikan return sekuritas > kenaikan dengan retun pasar (saham-saham agresif terutama big cap/blue-chip)

• Beta < 1  kenaikan return sekuritas < kenaikan dengan retun pasar (defensif stock atau smal cap)
Capital Asset Pricing Model (CAPM)
Adalah model yang menggunakan beta untuk menghubugkan return secara bersama-sama.
• CAPM berfungsi untuk menjelaskan tingkah laku dari harga-harga sekuritas & memberikan mekanisme bagi
investor untuk menilai pengaruh suatu sekuritas yang diusulkan terhadap resiko dan return portofolio mereka.
• Persamaan CAPM

Ri = RF + βi (Rm – RF)

dimana,
Ri = Required return
RF = Risk free rate of return (dapat menggunakan suku bunga SBI)
βi = Beta coefficient investasi
Rm = Market return
• r (return) berbanding lurus dengan β dimana β menyatakan resiko pasar  makin tinggi β makin tinggi return dan
sebaliknya.
Contoh aplikasi CAPM
Diketahui bahwa sekuritas X mempunyai β sebesar 1,12 dan SBI rate
sebesar 11,5%. Market return (perubahan IHSG BEJ) sebesar 10%. Berapa
required return on investment untuk sekuritas X?

Penyelesaian:
RF = 11,5%
βi = 1,2%
Rm = 10%
Ri = 11,5% + 1,12% (10% - 11,5%)
= 9,82%
Security Market Line (SML)
• Persamaan CAPM dapat dinyatakan Security Market Line (SML)
dalam bentuk grafik.
r
• Garis persamaan yang terbentuk
disebut Security Market Line (SML).

Return free

risk RF

β
Stock Valuation (Valuasi Saham)
• Stock Valuation adalah suatu proses menentukan nilai
dasar/intrinsik dari suatu saham berdasarkan analisis atas
kinerja resiko dan return sekuritas tersebut.
• Nilai intrinsik sama dengan nilai sekarang (present value) dari
keuntungan kas yang diharapkan.
• Beberapa pendekatan yang digunakan adalah:
 Dividend Valuation Model (DVM)
 Dividend and Earning Approach (D&E)
 Price/Earning Approach (P/E)
Dividend Valuation Model (DVM)
Merupakan suatu model yang menggunakan pendekatan dividen masa yang
akan datang untuk memberikan penilaian terhadap nilai intrinsik saham.
• Pendekatan dividen ini ada 3 jenis:
 Zero-growth Approach
 Constant Growth Approach
 Variable Growth Approach
Dividend Valuation Model (DVM)
• Zero-growth Approach
Model ini melakukan pendekatan dengan menghitung nilai intrinsik saham
melalui deviden tahunan yang dibayar.
Dividen Tahunan
Nilai intrinsik saham =
Required Rate of Return
• Asumsi dasar: pembayaran dividen berurutan dan bersifat tetap, sehingga
harga intrinsik saham merupakan kapitalisasi dividen tahunan.
Dividend Valuation Model (DVM)
• Constant Growth Approach
Pada pendekatan ini memasukkan faktor pertumbuhan untuk menghitung
kinerja saham perusahaan.

Dx
Nilai intrinsik saham =
r – dg
dimana,
Dx = Dividen yang diperkirakan akan dihasilkan
r = Required Rate of Return
dg = Pertumbuhan dividen
Dividend Valuation Model (DVM)
• Variable Growth Approach
Pendekatannya dengan cara mencari present value dari dividen-dividen yang
akan diterima selama masa periode growth ditambah present value harga
saham pada akhir periode growth.

n
Nilai intrinsik Dn(1 + dg)
= D t (PVIF t, r%) + (PVIFn,r%)
saham i=1 r – dg

dimana,
r = Required Rate of Return n = Banyaknya tahun
Dt = Dividen ke-t dg= Pertumbuhan
dividen
Dividend Valuation Model (DVM)
• Cara menghitung tingkat pertumbuhan dividen (dg):

dg = ROE x rr

• dimana,
• ROE = Return on Equity
• Rr = retention rate, nilainya sebesar (1-DPR)  Plow
Back Ratio
• DPR = Dividen Payout Ratio
Analisis Teknikal (Technical Analysis)
Adalah studi yang dilakukan untuk mempelajari berbagai
kekuatan yang berpengaruh di pasar saham dan implikasi
yang ditimbulkannya pada harga saham (Market
Analysis/Analisa Pasar)  faktor utama adalah kekuatan
supply dan demand pada saham.
• Contoh indikasi pengaruh pasar thd pergerakan harga saham:
 Pada kondisi pasar bullish, harga saham bergerak dengan pola sama,
begitu pula pada kondisi bearish.
 Volume perdagangan mencerminkan kekuatan supply dan demand 
naiknya volume perdagangan berarti pasar sedang menguat.
• Sumber informasi yang digunakan adalah data-data historis perdagangan
baik menyangkut harga saham individual maupun perkembangan indeks
harga saham sektoral dan gabungan.
• Cara paling umum adalah menggunakan grafik. Grafik yang dibuat
dianalisis untuk mendapatkan pola pergerakan harga saham.

Anda mungkin juga menyukai