PROSEDUR INVASIF MEDICATION SAFETY PADA HIGH ALERT MEDICATION DAN PROSEDUR OPERASI
KELOMPOK 5 Apa itu Adverse Events?
Adverse Event atau Kejadian Tidak
Diharapkan (KTD) merupakan suatu kejadian yang mengakibatkan cedera yang tidak diharapkan pada pasien karena suatu tindakan (commission) atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission), dan bukan karena “underlying disease” atau kondisi pasien. Klasifikasi Adverse Events Mengakibatkan kematian atau cedera yang serius disebut Kejadian Sentinel Belum sampai terpapar ke pasien disebut Kejadian Nyaris Cedera, selanjutnya disingkat KNC Sudah terpapar ke pasien, tetapi tidak timbul cedera disebut Kejadian Tidak Cedera, selanjutnya disingkat KTC Berpotensi untuk menimbulkan cedera, tetapi belum terjadi insiden disebut Kondisi Potensial Cedera, selanjutnya disingkat KPC High Alert Medication High-Alert Medications atau obat dengan kewaspadaan tinggi adalah obat-obat yang secara signifikan berisiko membahayakan pasien bila digunakan dengan salah atau pengelolaan yang kurang tepat. Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit 2018 Obat yang perlu diwaspadai terdiri atas : • Obat Risiko Tinggi, yaitu obat yang bila terjadi kesalahan (error) dapat menimbulkan kematian atau kecacatan seperti, insulin, heparin, atau kemoterapeutik. • Obat yang nama, kemasan, label, penggunaan klinik tampak/terlihat sama bunyi ucapan sama (LASA: look alike & sound alike), seperti Xanax dan Zantac atau hydralazine dan hydroxyzine atau disebut juga nama obat rupa ucapan mirip (NORUM). • Elektrolit Konsentrat seperti potasium klorida dengan konsentrasi sama atau lebih dari 2 mEq/ml, potasium fosfat dengan konsentrasi sama atau lebih besar dari 3 mmol/ml, natrium klorida dengan konsentrasi lebih dari 0,9% dan magnesium sulfat dengan konsentrasi 20%, 40%, atau lebih. Medication Error?
Ada banyak obat yang termasuk dalam kelompok NORUM/LASA.
Nama-nama yang membingungkan ini umumnya menjadi sebab terjadi medication error di seluruh dunia. Penyebabnya, yaitu: • Pengetahuan tentang nama obat yang tidak memadai • Ada produk baru • Kemasan dan label sama • Indikasi klinik sama • Bentuk, dosis, dan aturan pakai sama • Terjadi salah pengertian waktu memberikan perintah
Daftar obat yang perlu diwaspadai (High Alert Medication)
tersedia di berbagai organisasi kesehatan seperti the World Health Organization (WHO) dan Institute for Safe Heatlh Medication Practices (ISMP). List of High Alert Medication in Acute Care Setting (ISMP, 2014) List of High Alert Medications in Ambulatory Healtcare (ISMP, 2011) Pengelolaan Obat High Alert Medication • Menurut SNARS 2018 bahwa, “Cara paling efektif untuk mengurangi atau menghilangkan kejadian ini adalah dengan menetapkan proses untuk mengelola obat yang perlu diwaspadai (high alert medication) dan memindahkan elektrolit konsentrat dari area layanan perawatan pasien ke unit farmasi.”
• Rumah sakit membuat daftar semua obat high alert
dengan menggunakan informasi atau data yang terkait penggunaan obat di dalam rumah sakit, data tentang “kejadian yang tidak diharapkan” (adverse event) atau “kejadian nyaris cedera” (near miss) termasuk risiko terjadi salah pengertian tentang NORUM. Penyimpanan Obat High Alert Medications • Disimpan di pos perawat di dalam troli atau cabinet yang memiliki kunci. • Semua tempat penyimpanan harus diberikan label yang jelas dan dipisahkan dengan obat-obatan rutin lainnya. Jika high alert medications harus disimpan di area perawatan pasien, kuncilah tempat penyimpanan dengan diberikan label ‘Peringatan: high alert medications’ pada tutup luar tempat penyimpanan • Perawat harus selalu melakukan pengecekan ganda (double-check) terhadap semua high alert medications sebelum diberikan kepada pasien Prosedur Operasi
Salah-lokasi, salah-prosedur, dan salah-pasien
yang sedang menjalani tindakan serta prosedur merupakan kejadian sangat mengkhawatirkan dan dapat terjadi. Kesalahan ini terjadi antara lain, karena :
Akibat komunikasi yang tidak efektif dan tidak
adekuat antaranggota tim Tidak ada keterlibatan pasien untuk memastikan ketepatan lokasi operasi dan tidak ada prosedur untuk verifikasi Asesmen pasien tidak lengkap Prosedur Operasi
Catatan rekam medik tidak lengkap
Budaya yang tidak mendukung komunikasi terbuka antar-anggota tim Masalah yang terkait dengan tulisan yang tidak terbaca, tidak jelas, dan tidak lengkap Penggunaan singkatan yang tidak terstandardisasi dan dilarang Tindakan Bedah & Prosedur Invasif • Memuat semua prosedur investigasi dan atau memeriksa penyakit serta kelainan dari tubuh manusia melalui mengiris, mengangkat, memindahkan, mengubah atau memasukkan alat laparaskopi/ endoskopi ke dalam tubuh untuk keperluan diagnostik dan terapeutik.
• Rumah sakit harus menentukan area-area di dalam rumah
sakit yang melakukan tindakan bedah dan prosedur invasif. Sebagai contoh, kateterisasi jantung, radiologi intervensi, laparaskopi, endoskopi, pemeriksaan laboratorium, dan lainnya. Ketentuan rumah sakit tentang Tepat-Lokasi, Tepat-Prosedur, dan Tepat-Pasien berlaku di semua area rumah sakit di lokasi tindakan bedah dan invasif dilakukan. Rumah sakit diminta untuk menetapkan prosedur yang seragam sebagai berikut:
Beri tanda di tempat operasi;
Dilakukan verifikasi praoperasi
Melakukan Time Out sebelum insisi kulit dimulai.
Tujuan Proses Verifikasi Praoperasi
Memastikan ketepatan tempat, prosedur, dan
pasien Memastikan bahwa semua dokumen yang terkait, foto (imajing), dan hasil Pemeriksaan yang relevan diberi label dengan benar dan tersaji Memastikan tersedia peralatan medik khusus dan atau implan yang dibutuhkan. Beberapa Elemen Proses Verifikasi Praoperasi
Dapat dilakukan sebelum pasien tiba di tempat
praoperasi, seperti : Memastikan dokumen Imajing Hasil pemeriksaaan Dokumen lain diberi label yang benar Dan memberi tanda di tempat (lokasi) operasi. Time Out
• Time-Out yang dilakukan sebelum dimulainya
insisi kulit dengan semua anggota tim hadir dan memberi kesempatan untuk menyelesaikan pertanyaan yang belum terjawab atau ada hal yang meragukan yang perlu diselesaikan. • Time-Out dilakukan di lokasi tempat dilakukan operasi sesaat sebelum prosedur dimulai dan melibatkan semua anggota tim bedah. • Rumah sakit harus menetapkan prosedur bagaimana proses Time-Out berlangsung. Rumah sakit perlu untuk secara kolaboratif mengembangkan suatu kebijakan dan/atau prosedur yang efektif di dalam meminimalkan risiko ini. Kebijakan termasuk definisi operasi yang memasukkan sekurang-kurangnya prosedur yang menginvestigasi dan atau mengobati penyakit serta kelainan/disorder pada tubuh manusia. Kebijakan berlaku atas setiap lokasi di rumah sakit bila prosedur ini dijalankan. TERIMA KASIH