SEKRETARIAT JENDERAL
KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
2017
BIODATA PENYAJI
dll
MANAJEMEN PNS DALAM UU ASN
1. PENYUSUNAN DAN PENETAPAN KEBUTUHAN;
2. PENGADAAN,
3. PANGKAT DAN JABATAN,
4. PENGEMBANGAN KARIER,
5. POLA KARIER,
6. PROMOSI, MUTASI,
7. PENILAIAN KINERJA,
8. PENGGAJIAN DAN TUNJANGAN,
9. PENGHARGAAN,
10. DISIPLIN,
11. PEMBERHENTIAN,
12. JAMINAN PENSIUN DAN JAMINAN HARI TUA, DAN
13. PERLINDUNGAN.
LANDASAN YURIDIS PEMBINAAN DISIPLIN PNS
Pasal 86 UU No.5 Tahun 2014 jo. Pasal 229 PP No. 11 Tahun 2017
Untuk menjamin terpeliharanya tata tertib dlm kelancaran pelaksanaan tugas, PNS
wajib mematuhi disiplin PNS;
“dalam rangka mewujudkan PNS yang handal, profesional, dan bermoral sebagai penyelenggara pemerintahan
yang menerapkan prinsip-prinsip kepemerintahan yang baik (good governance), maka PNS sebagai unsur
aparatur negara dituntut untuk memiliki sikap Disiplin, Jujur, Adil, transparan,
dan akuntabel dalam melaksanakan tugas”.
DEFINISI DISIPLIN BERDASARKAN
PP 53 TAHUN 2010
• DISIPLIN REPRESIF
tindakan langsung setelah terjadinya pelanggaran, tindakan
ini dimaksudkan agar pelanggaran yg terjadi tidak meluas.
TUJUAN
PENINDAKAN • DISIPLIN PERSUASIF
DISIPLIN
penindakan disiplin sebagai sarana untuk
membuktikan/ meyakinkan secara halus bahwa aturan
harus ditegakkan (sarana diseminasi aturan).
• DISIPLIN KURATIF
tindakan pemulihan paska terjadinya pelanggaran yaitu
berupa penyadaran terhadap pelaku pelanggaran agar tidak
terjadi pengulangan pelanggaran di masa yang akan datang
(pendekatan simpatik secara personal atasan - bawahan)
FAKTOR PENDUKUNG TERJADINYA PELANGGARAN DISIPLIN
FAKTOR YG
NO FAKTOR SEBAB DAMPAK YANG DITIMBULKAN
MEMPENGARUHI
1. Moral/Mental PNS a. PNS kurang memahami a. PNS tidak merasa berdosa
nilai budaya/agama; meskipun berbuat salah;
b. Watak bawaan; b. PNS melanggar peraturan;
c. Lingkungan keluarga; c. PNS tidak takut dijatuhi hukuman
d. Lingkungan masyarakat; disiplin.
e. Lingkungan kerja.
2. Perlakuan tidak adil a. PNS merasa diperlakukan a. PNS malas masuk kantor;
berbeda ; b. Menurunnya produktifitas kinerja;
b. PNS merasa tidak
diperhatikan;
c. Atasan tidak melakukan
pembinaan dengan baik.
NO PENYEBAB FAKTOR YG MEMPENGARUHI AKIBAT YG DITIMBULKAN
PASAL 5
PNS YANG TIDAK MENAATI KETENTUAN SEBAGAIMANA
DIMAKSUD DALAM PASAL 3 DAN/ATAU PASAL 4 DIJATUHI
HUKUMAN DISIPLIN.
KEWAJIBAN
1. Mengucapkan sumpah/janji PNS
2. Mengucapkan sumpah/janji jabatan
3. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, UUD Negara RI
Tahun 1945, NKRI
4. Mentaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan
5. Melaksanakan tugas kedinasan yg dipercayakan kpd PNS dgn penuh pengabdian,
kesadaran, dan tanggung jawab
6. Menjungjung tinggi kehormatan negara , Pemerintah, dan martabat PNS
7. Mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan diri
sendiri, dan/atau golongan
8. Memegang rahasia jabatan yg menurut sifatnya atau menurut
perintah harus dirahasiakan
9. Bekerja dgn jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk
kepentingan negara
10. Melaporkan dgn segera kpd atasannya apabila mengetahui ada hal yg
dpt membahayakan atau merugikan negara atau Pemerintah terutama
di bidang keamanan, keuangan, dan materiil
11. Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja
12. Mencapai sasaran kerja pegawai yg ditetapkan
13. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara
dgn sebaik-baiknya
14. Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kpd masyarakat
15 Membimbing bawahan dlm melaksanakan tugas
16 Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan karier; dan
17 Menaati peraturan kedinasan yg ditetapkan oleh pejabat yg berwenang.
LARANGAN
1. Menyalahgunakan wewenang
2. Menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi
dan/atau orang lain dengan menggunakan kewenangan orang
lain
3. Tanpa izin Pemerintah menjadi pegawai atau bekerja utk
negara lain dan/ atau lembaga atau organisasi internasional
4. Bekerja pada perusahaan asing, konsultan asing, atau
lembaga swadaya masyarakat asing
5. Memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan, atau
meminjamkan barang-barang baik bergerak atau tidak
bergerak, dokumen atau surat berharga milik negara secara
tdk sah
6. Melakukan kegiatan bersama dgn atasan, teman sejawat, bawahan, atau
orang lain di dlm maupun di luar lingkungan kerjanya dgn tujuan utk
keuntungan pribadi, golongan,atau pihak lain, yg secara langsung atau tdk
langsung merugikan negara
7. Memberi atau menyanggupi akan memberi sesuatu kpd siapapun baik secara
langsung atau tdk langsung dan dgn dalih apapun utk diangkat dlm jabatan
8. Menerima hadiah atau sesuatu pemberian apa saja dari siapapun juga yg
berhubungan dgn jabatan dan/ atau pekerjaannya
9. Bertindak sewenang-wenang terhadap bawahannya
10. Melakukan suatu tindakan atau tdk melakukan suatu tindakan yg dpt
menghalangi atau mempersulit salah satu pihak yg dilayani sehingga
mengakibatkan kerugian bagi yg dilayani
11. Menghalangi berjalannya tugas kedinasan
12. Memberikan dukungan kpd calon Presiden/Wakil Presiden,
DPR, DPD, atau DPRD dgn cara :
a. ikut serta sbg pelaksana kampanye
b. menjadi peserta kampanye dgn menggunakan atribut partai
atau atribut PNS
c. sbg peserta kampanye dgn mengerahkan PNS lain; dan/atau
d. sbg peserta kampanye dgn menggunakan fasilitas negara
Penundaan KP
21 s.d. 25 hari selama 1 tahun
Penununan pangkat
26 s.d. 30 hari setingkah lebih rendah
selama 1 tahun
Penurunan pangkat se-
31 s.d. 35 hari tingkat lebih rendah selama
3 tahun
Pembebasan dari
41 s.d. 46 hari jabatan
1. Pemberhentian
Lebih dari 46 hari dengan hormat Tidak
Atas Permintaan
Sendiri sbg PNS
2. Pemberhentian tidak
dengan hormat
Persentase capaian
2. Mencapai sasaran kerja beban kerja yang JENIS HUKUMAN
pegawai yang disepakati dlm 1 tahun
ditetapkan
25 % s.d. 50%
HD Sedang
a. Presiden
b. Pejabat Pembina Kepegawaian
c. Pejabat Struktural Eselon I, II, III, IV atau Pejabat
lain yg setara
PENDEKATAN PENYELESAIAN KASUS PELANGGARAN DISIPLIN
Rumus = 5W + 1H
Pembuktian Materiil Kasus Pelanggaran Disiplin dan PNS berdasarkan hasil pemeriksaan
Pembinaan dengan melaksanakan setiap langkah melakukan beberapa pelanggaran,
prosedural formil merupakan prasyarat mutlak kepadanya hanya dijatuhi satu jenis
hukuman disiplin yang terberat.
Sebelum menjatuhkan hukuman disiplin, pejabat yang
berwenang menghukum wajib : PNS yang pernah dijatuhi hukuman disiplin,
1. Mempelajari dengan teliti hasil pemeriksaan kemudian melakukan pelanggaran yang
(Kesesuaian Tuduhan dan Alat Bukti) sifatnya sama, maka dijatuhi hukuman disiplin PRINSIP
2. Memperhatikan latar belakang dan faktor-faktor yang lebih berat dari hukuman disiplin yang PENJATUHAN
pernah dijatuhkan
yang mendorong terjadinya pelanggaran HUKUMAN DISIPLIN
3. Tegas menetapkan sanksi yang akan diberikan
karena walaupun bentuk pelanggaran yang terjadi Apabila tidak terdapat pejabat yang berwenang
sama, tetapi latar belakang dan faktor-faktor yang menghukum, kewenangan menjatuhkan HD
mendorong kemungkinan berbeda, serta dampak menjadi kewenangan Pejabat yang lebih tinggi.
yang ditimbulkan dari perbuatan juga berbeda,
maka jenis hukuman disiplin dapat berbeda pula.
Apabila Pejabat yang berwenang menghukum
Hukuman Disiplin bukan merupakan semata-mata
tidak menjatuhkan hukuman disiplin kepada
sarana menghukum Pegawai, namun demikian
PNS yang melakukan pelanggaran disiplin,
sebagai upaya pembinaan dengan tujuan
pejabat tersebut dijatuhi hukuman disiplin
memperbaiki sikap, prilaku, etika Pegawai
oleh atasannya.
SANKSI DISIPLIN TERHADAP PELANGGARAN KEWAJIBAN
DAN LARANGAN HARUS MEMPERTIMBANGKAN DAMPAK
DARI PERBUATANNYA :
Hukuman
Disiplin Tingkat •Dampak
Unit Kerja
Ringan Perbuatan
Hukuman Instansi/
Disiplin Tingkat •Dampak
Sedang
Perbuatan
Kementerian
Hukuman Pemerintah /
Disiplin • Dampak
Perbuatan
Negara
Tingkat Berat
SKEMA PENJATUHAN HUKUMAN DISIPLIN
Pemeriksaan
Pelanggara Pemanggilan (BAP)
n Disiplin
Pejabat Pertimbangan
Penetapan yang Hukum/Laporan
Keputusan Hasil
Berwenang Pemeriksaan
Menghukum (LHP)
Banding
Keberata Gugatan
Administrati
n PTUN
f
PENYELESAIAN KASUS PELANGGARAN
DISIPLIN DAN PERMASALAHAN
KEPEGAWAIAN LAINNYA DI LINGKUNGAN
UNIT KERJA DI UNIVERSITAS INDONESIA
LATAR BELAKANG
Dengan mendasarkan pada ketentuan pasal 86 Ayat (2) UU No.5 Tahun 2014 tentang ASN disebutkan bahwa
setiap instansi pemerintah wajib melaksanakan penegakan disiplin terhadap PNS serta melaksanakan berbagai
upaya peningkatan disiplin, dengan mengingat volume kasus pelanggaran disiplin yang sangat besar dan
kompleksitas kasus per kasus berbanding terbalik dengan tenaga/ sumber daya pemroses pada Biro SDM
Kemenristekdikti, dibutuhkan mekanisme/metode penanganan kasus pelanggaran disiplin yang cukup efektif dan
efisien.
Penyelesaian kasus pelanggaran disiplin dan permasalahan kepegawaian lain pada unit kerja secara langsung (on
the spot) merupakan salah satu bentuk upaya instansi pembina kepegawaian (Kementerian) memastikan agar
setiap langkah-langkah yang diambil oleh pejabat tata usaha negara dalam melakukan pembinaan disiplin PNS
dapat dipertanggungjawabkan dan memenuhi aspek formil maupun materil.
Pembinaan kasus disiplin PNS merupakan tanggungjawab dari level terendah dalam hal ini atasan langsung pada
unit terkecil sampai dengan Kementerian (sesuai dengan kewenangan masing-masing), setiap tindakan pembiaran
merupakan tindakan yang tidak dibenarkan, dan dapat berdampak pada penjatuhan hukuman pada setiap pejabat
yang tidak melakukan pembinaan. Oleh karena hal tersebut, momen kegiatan seperti ini dapat dijadikan sebagai
harmonisasi pemikiran dan penyamaan persepsi antara Menteri selaku Pejabat Pembina Kepegawaian dan
Pejabat pengelola kepegawaian/ sumber daya manusia pada unit kerja.
TUJUAN
7. PERBEDAAN PERSEPSI MENGENAI MEKANISME DAN PROSEDUR PEMBINAAN DISIPLIN PNS ANTARA
KEMENTERIAN DAN UNIT KERJA
8. KURANGNYA SOSIALISASI
PERSYARATAN USUL PENETAPAN PENJATUHAN HUKUMAN DISIPLIN
NB:
KELENGKAPAN USUL DIPENGARUHI JENIS/SUBSTANSI PERMASALAHAN DISIPLIN
MEKANISME BEDAH KASUS
PENYAMAAN PERSEPSI
PEMROSESAN KASUS
PELANGGARAN DISIPLIN
PEMBAGIAN
KELOMPOK DISKUSI
DISKUSI BEDAH KASUS
PENETAPAN
PENANDATANGANAN
HASIL KESEPAKATAN
HASIL
KESEPAKATAN
PEMANTAUAN
DAN TINDAK
LANJUT
TERIMA KASIH DAN
SELAMAT BERDISKUSI