Pengertian

Penyajian
Data

Jenis-Jenis Aplikasi Pada

Penyajian PENYAJIAN DATA Data
Data Penelitian

Distribusi
Frekuensi
Pengertian Penyajian Data

Suatu metode untuk mendeskripsikan hasil penelitian kegiatan dalam pembuatan laporan
hasil penelitian yang digambarkan sistematis agar data yang didapat menarik perhatian
pembaca, mudah dipahami dan dimengerti dalam menganalisis sehingga dapat diambil
kesimpulan yang lebih cepat, tepat, dan akurat
 Jenis Penyajian Data
TABEL GRAFIK

DIAGRAM
 Merupakan kumpulan angka-angka
yang disusun menurut kategori-
kategori, sehingga memudahkan dalam
TABEL analisis data

Tabel Satu Arah (one way table)

Tabel Dua Arah (two way table)

Tabel Tiga Arah (three way table)

 TABEL YANG HANYA TERDIRI ATAS
TABEL SATU ARAH (ONE
WAY TABLE) SATU KATEGORI ATAU
KARATERISTIK DATA
Indeks Prestasi Mahasiswa Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran

NAMA MAHASISWA IPK

A 3.42
B 2.89
C 3.74
D 3.82
E 4.00
F 2.50
 TABEL YANG MENUNJUKKAN DUA
TABEL DUA ARAH (TWO
WAY TABLE)
KATEGORI ATAU DUA
KARAKTERISTIK
Indeks Prestasi dan Presentase Kehadiran Mahasiswa Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran

NAMA MAHASISWA IPK KEHADIRAN (%)

A 3.42 80
B 2.89 100
C 3.74 90
D 3.82 100
E 4.00 100
F 2.50 100
 TABEL YANG MENUNJUKKAN TIGA
TABEL TIGA ARAH
(THREE WAY TABLE)
KATEGORI ATAU TIGA
KARAKTERISTIK
Data hasil pengamatan produksi kedelai (ton/ha) menurut jenis varietas, daerah panen, dan jenis tanah

Tangkling Kalampangan
Varietas Kedelai Total
Tanah Gambut Tanah Berpasir Tanah Gambut Tanah Berpasir
Wilis 62 55 50 56 223
Sindoro 66 58 55 62 241
Slamet 70 64 59 65 258
Galunggung 73 68 64 72 277
Orba 78 72 71 75 296
Total 349 317 299 330 1295
 DIAGRAM BATANG DIAGRAM GARIS

Data telur pada peternakan ayam Data telur pada peternakan ayam
dalam waktu 4 hari
DIAGRAM
dalam waktu 4 hari
Banyaknya telur (butir)

Banyaknya telur (butir)

250
200 210
200 250
170
200 200 210
140
150 170
150 140
100
100
50 50
0 0
Senin Selasa Rabu Kamis (Hari) Senin Selasa Rabu Kamis (Hari)

Data telur pada peternakan

Banyaknya telur (butir)

ayam dalam waktu 4 hari
250 250
DIAGRAM CAMPURAN
200 200
150 150
100 100
50 50
0 0
Senin Selasa Rabu Kamis (Hari)
 Data Penjualan Sapi Perah Selama 4 Tahun
DIAGRAM LAMBANG

Menggambarkan
DIAGRAM
simbol-simbol dari data
sebagai alat visual
untuk orang awam

Data Penjualan Sapi Perah Selama 4 Tahun

DIAGRAM LINGKARAN

2007
2010 18%
Digunakan untuk penyajian 32%

2008
data kategori dalam 2009
26%

presentase 24%
2007 2008 2009 2010
 DIAGRAM KARTOGRAM DIAGRAM PENCAR

Jumlah Mahasiswa Fakultas Peternakan

Unpad
DIAGRAM
Jumlah Mahasiswa
325 320
320
314

JUMLAH MAHASISWA
315 310
310
305
300 295
295
290
283
285
280
2013 2014 2015 2016 2017
TAHUN

Diagram yang melukiskan Diagram yang menunjukkan gugusan

fenomena yang dihubungkan titik-titik setelah garis koordinat
dengan tempat kejadian itu berada sebagai penghubung dihapus
GRAFIK HISTOGRAM POLYGON FREKUENSI OGIVE
DISTRIBUSI
FREKUENSI DISTRIBUSI
FREKUENSI
KELOMPOK

Pada penyajian data,

TABEL dan DIAGRAM
Data Kuantitatif
Data Kualitatif disesuaikan berdasarkan
(Diskrit dan Kontinu)
dua jenis data
pengamatan

DISTRIBUSI
FREKUENSI
KATEGORI
 DIGUNAKAN UNTUK DATA KUANTITATIF ATAU DATA
NUMERIK KETIKA JANGKAUAN DATA BERNILAI BESAR,
DISTRIBUSI FREKUENSI KELOMPOK SEHINGGA DATA PENGAMATAN HARUS DIKELOMPOKKAN
PENYEBARANNYA KE DALAM KELAS ATAU INTERVAL TABEL
AGAR PENYAJIAN DATA MENJADI LEBIH RINGKAS.
Interval Kelas Frekuensi
Data penelitian berat bada 35 orang sebagai berikut
48 32 46 27 43 46 25 41 40 58 16 36 21 42 47 55 60 58
46 44 63 66 28 56 50 21 56 55 25 74 43 37 51 53 39 16 – 25 5

Nilai terkecil = 16 𝐽𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑢𝑎𝑛

Panjang Interval = 𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠 26 – 35 3
Nilai terbesar = 74 58
=6
Jangkauan = Nilai terbesar – Nilai  10 36 – 45 9
terkecil
= 74 – 16
46 – 55 10
= 58
Sesuai aturan Sturges
56 – 65 6
Banyaknya kelas = K = 1 + 3,3logn ; n adalah banyaknya data
= K = 1 + 3,3log35  6
66 – 75 2
TEKNIK SAMPLING

PENGERTIAN TEKNIK SAMPLING

POPULASI
REPRESENTASI
UKURAN SAMPEL
 Keseluruhan objek yang biasanya dijadikan
penelitian yaitu manusia atau objek yang
POPULASI PENGERTIAN
berupa barang atau benda yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang
menjadi sumber data dan kajian pada
penelitian untuk dipelajari dan ditarik
kesimpulannya

MACAM- TAK TERBATAS, populasi yang

TERBATAS, populasi yang
tidak memiliki jumlah
jumlahnya terbatas atau MACAM batasan atau karakteristik
dapat diketahui jumlahnya POPULASI yang jelas

Merupakan bagian dari

populasi yang diambil oleh
SAMPEL peneliti untuk dicari
sumber datanya
 Probability Random Sampling adalah teknik
pengambilan sampel yang memberikan
peluang yang sama pada setiap anggota
populasi untuk dipilih menjadi sampel

Probability Simple Random Sampling

Stratified Random Sampling
Random Systimatic Random
Sampling Sampling

TEKNIK SAMPLING
Accidental Sampling
Non-Probability Quota Sampling
Random Cluster Sampling
Sampling Purposive Sampling
Double Sampling
Non- Probability Random Sampling adalah
teknik pengambilan sampel yang tidak
memberikan peluang yang sama pada
setiap anggota populasi untuk dipilih
menjadi sampel
PRS
SIMPLE RANDOM SAMPLING
DIGUNAKAN KETIKA PENELITI INGIN MEMBERIKAN PELUANG YANG SAMA PADA SETIAP ANGGOTA POPULASI
UNTUK DIJADIKAN SAMPEL PENELITIAN. PADA TEKNIK INI, COCOK DIGUNAKAN KETIKA POPULASI YANG ADA
BERSIFAT HOMOGEN (SAMA)
CONTOH: SEORANG PENELITI INGIN MENELITI TENTANG PROSES BELAJAR MENGAJAR DI SATU KELAS. SATU
KELAS TERDIRI DARI 50 SISWA. PENELITI SECARA ACAK MEMILIH 10 ORANG SEBAGAI SAMPEL UNTUK
DIWAWANCARA
PRS
STRATIFIED RANDOM SAMPLING
DIGUNAKAN KETIKA PENELITI MENEMUKAN OBJEK ATAU SUBJEK POPULASI YANG BERTINGKAT SEPERTI
BERUPA TINGKATAN KELAS.
CONTOH: SEORANG PENELITI INGIN MENELITI TENTANG PENTINGNYA AGAMA DI KALANGAN MAHASISWA
FAKULTAS PETERNAKAN UNPAD. PENELITI MEMBUAT STRATA, ADA MAHASISWA BARU, MAHASISWA TAHUN
KEDUA, MAHASISWA TAHUN KETIGA, DAN MAHASISWA TAHUN AKHIR. MASING-MASING STRATA ATAU
TINGKATAN DIAMBIL SAMPELNYA SECARA PROPORSIONAL MENGGUNAKAN RANDOM SAMPLING. MISALNYA,
JUMLAH SAMPEL MAHASISWA BARU 100 ORANG, MAHASISWA TAHUN KEDUA 100 ORANG. APABILA HANYA
1 MAHASISWA TINGKAT AKHIR YANG DIJADIKAN SAMPEL MAKA SAMPLING TIDAK PROPORSIONAL
PRS
SYSTIMATIC RANDOM SAMPLING
TENIK PENGAMBILAN SAMPEL DENGAN SISTEMATIS IALAH TEKNIK YANG DALAM PROSES PENGAMBILAN
SAMPEL BERDASARKAN URUTAN DARI ANGGOTA POPULASI YANG TELAH DIBERI NOMOR URUT.
CONTOH : SEORANG PENELITI INGIN MENELITI POLA KONSUMSI MAHASISWA FAKULTAS PETERNAKAN DI
UNPAD. JUMLAH TOTAL POPULASINYA 1000 MAHASISWA. PENELITI INGIN MELAKUKAN SURVEY PADA 100
MAHASISWA SAJA. PENELITI MERENCANAKAN, MISAL SAMPEL YANG DIAMBIL ADALAH DAFTAR NOMOR
URUT KE – 10 DAN KELIPATANNYA (20, 30, 40, DST SAMPAI 1000), LALU PENELITI MENGACAK DAFTAR 1000
NOMOR YANG SEMULA BERURUTAN. SETELAH DIACAK, DILIHAT KEMBALI, MEREKA YANG NAMANYA BERADA
DI URUTAN NOMOR 10 DAN KELIPATANNYA DIAMBIL SEBAGAI SAMPEL
NPRS
ACCIDENTAL SAMPLING

TEKNIK SAMPLING BERDASARKAN FAKTOR SPONTANITAS. ARTINYA SIAPA SAJA SECARA TIDAK SENGAJA
BERTEMU DENGAN PENELITI MAKA ORANG TERSEBUT DAPAT DIJADIKAN SAMPEL.
CONTOH: SEORANG PENELITI INGIN MENGETAHUI TENTANG KEBERSIHAN WILAYAH JAKARTA SELATAN IA
MENANYAKAN KEPADA ORANG YANG ADA DI JALAN ATAU YANG IA JUMPAI, BUKAN BERTANYA KEPADA ORANG
YANG MENGERTI TENTANG KEBERSIHAN KOTA JAKARTA, SEPERTI DINAS KEBERSIHAN, DSB.
NPRS
QUOTA SAMPLING
TEKNIK SAMPLING DARI POPULASI YANG MEMILIKI CIRI-CIRI TERTENTU SAMPAI JUMLAH (KUOTA) YANG
DIINGINKAN TERCAPAI BERDASARKAN PERTIMBANGAN TERTENTU. PERTIMBANGAN DALAM PENGAMBILAN
SAMPEL HANYA BERDASARKAN PENELITI SAJA.
CONTOH: PENELITIAN TENTANG PERSEPSI MASYARAKAT INDONESIA TENTANG KESETARAAN GENDER.
SAMPEL YANG DICARI BERADA DALAM LINGKUP NASIONAL, YAITU INDONESIA. QUOTA SAMPLING MEMBUAT
KATEGORI BERDASARKAN KARAKTERISTIK, SEPERTI JENIS KELAMIN, TINGKAT PENDIDIKAN, UMUR, DAN
SEBAGAINYA. PENELITI MENENTUKAN KUOTA BERDASARKAN PENGETAHUAN KARAKTERISTIK AKAN BERAPA
JUMLAH LAKI-LAKI, BERAPA JUMLAH PEREMPUAN. SAMPEL DARI KATEGORI LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN
DIAMBIL SECARA PROPORSIONAL. BEGITU PULA KATEGORI PENDIDIKAN DAN UMUR
NPRS
CLUSTER RANDOM SAMPLING
DIGUNAKAN KETIKA SUBJEK ATAU OBJEK PADA POPULASI BERKELOMPOK DAN MEMPUNYAI
KARAKTERISTIK BERAGAMAN DALAM CAKUPAN YANG LUAS.
CONTOH : MISALKAN SUATU PENELITIAN INGIN MENGETAHUI RATA-RATA PENDAPATAN MASYARAKAT DARI
SETIAP DESA DI SUATU KABUPATEN. DI KABUPATEN TERSEBUT TERDAPAT 100 DESA, TETAPI HANYA INGIN
DIAMBIL 50 DESA SAJA. SECARA ADMINISTRATIVE SELURUH DESA DAPAT DIKELOMPOKKAN KEDALAM 15
KECAMATAN YANG BERBEDA. PENELITI HARUS SECARA ACAK MEMILIH 50 DESA (N=50) DARI TOTAL 100
DESA (N=100) DI KABUPATEN TERSEBUT
NPRS
PURPOSIVE SAMPLING
TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL DENGAN PERTIMBANGAN ATAU KRITERIA TERTENTU. BIASANYA TEKNIK INI
DIGUNAKAN UNTUK STUDI KASUS YANG DIMANA ASPEK DARI KASUS TUNGGAL YANG REPRESENTATIVE
DIAMATI DAN DIANALISIS.
CONTOH: PENELITIAN TENTANG PERILAKU KORUPSI POLISI LALU LINTAS. PENELITI MENENTUKAN SAMPLING
DENGAN CARA MENGAMATI SIAPA SAJA ORANG YANG PERNAH DIRUGIKAN OLEH OKNUM POLISI LALU
LINTAS. TEKNIK SAMPLING DISEBUT PURPOSIVE KARENA PEMILIHAN SAMPEL DILAKUKAN DENGAN
MEMILIKI TUJUAN.
NPRS
DOUBLE SAMPLING

TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL YANG MENGUSAHAKAN ADANYA SAMPEL KEMBAR. SAMPEL KEMBAR ITU
MAKSUDNYA SAMPEL YANG DIPEROLEH MISALNYA SECARA ANGKET. DARI CARA ITU ADA ANGKET YANG
KEMBALI DAN ADA ANGKET YANG TIDAK KEMBALI. MASING-MASING KELOMPOK DICATAT, KEMUDIAN BAGI
ANGKET YANG TIDAK KEMBALI DIPERTEGAS DENGAN INTERVIEW. JADI SAMPLING KEDUA INI BERFUNGSI
MENGECEK SAMPLING PERTAMA (ANGKET YANG KEMBALI)
REPRESENTASI UKURAN SAMPEL
PENELITIAN
SAMPEL YANG REPRESENTATIF ADALAH SAMPEL YANG BENAR-BENAR DAPAT MEWAKILI DARI SELURUH POPULASI
FAKTOR-FAKTOR PERTIMBANGAN DALAM MENJAMIN REPRESENTATIVENESS SAMPEL YANG DIAMBIL DARI SUATU POPULASI, YAITU:
1. JUMLAH UKURAN SAMPEL YANG DITETAPKAN
2. TEKNIK SAMPLING YANG DIGUNAKAN
3. RANCANGAN PENELITIAN YANG DIGUNAKAN
4. PROSES PENGUMPULAN DATA YANG DILAKUKAN
5. PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
6. GENERALISASI TEMUAN YANG DIHARAPKAN
FAKTOR-FAKTOR DALAM TINGKAT
KELAYAKAN SUATU SAMPEL, YAITU:
• VARIABILITAS KARAKTERISTIK POPULASI
• JENIS PENELITIAN
• KEADAAN POPULASI
• AKURASI KESIMPULAN YANG DIHARAPKAN
• JANGKAUAN GENERALISASI
• TERSEDIANYA SARANA TEKNIK, TENAGA, DAN BIAYA