OLEH :
DARMAWANGSA ,DRG.,M.KES.
A. Fungsi malam gigi
1. Untuk membuat pola malam gigi tiruan cekat (wax pattern).
2. Mereposisi gigi tiruan sebagian yang patah (sticky wax).
3. Membatasi cetakan sebelum diisi gips (boxing-in wax).
MIKROKRISTALIN
CERESIN
Asal : destilasi petroleum alami yang dimurnikan .
Komposisi : hidrokarbon rantai lurus dan bercabang.
Sifat : memiliki BM dan kekerasan yang lebih tinggi dari yang tidak dimurnikan.
Fungsi : meningkatkan titik lebur parafin.
CARNAUBA DAN OURICURY
CANDELILLA
Komposisi : 40 – 60 % hidrokarbon parafin yang mengandung 29 – 33 atom C,
alkohol, asam, ester, dan lactones.
Titik lebur : 66 – 75 0C.
Fungsi : Mengeraskan parafin. Tidak efektif untuk meningkatkan titik lebur
parafin.
JAPAN WAX DAN COCOA BUTTER
Komposisi : japan wax terdiri dari gliserida asam pakmitat dan stearat, asam dengan BM tinggi.
Cocoa butter berupa lemak yang terdiri dari gliserida asam stearat, palmitat, oleat,
dan laur dan asam lemak rendah lainnya.
Sifat : japan wax bersifat tough, malleable, dan lekat. Titik lebur 51 0C. Cocoa butter
bersifat getas pada suhu kamar.
Fungsi : japan wax bila dicampur parafin akn memperbaiki tackiness dan emulsifying ability.
Cocoa butter untuk proteksi terhadap dehidrasi jaringan lunak. Proteksi temporer
semen ionomer kaca dari kelembaban selama pengerasan dan kekeringan setelah
mengeras.
BEES WAX
Komposisi : campuran ester kompleks, terutama mengandungmirisil palmitat, hidrokarbon
jenuh, serta asam organik dengan BM tinggi.
Titik lebur : 63 - 70 0C.
Sifat : getas pada suhu kamar, plastis pada suhu tubuh.
Fungsi : - memodifikasi sifat parafin
- komponen utama sticky wax.
B. MALAM SINTESIS
Malam sintetis ini banyak digunakan di KG, tetapi malam alami masih merupakan komponene
utama. Malam sintesis berupa bahan organik kompleks dengan komposisi kimiawi yang bervariasi
Meski secara kimiawi berbneda dengan malam alami , sifat fisisnya seperti malam alami.
Kemurnian malam sintesis lebih tinggi dari malam alami.
Contoh ; 1. polietilena
2. polioksietilena glikol
3. hidrokarbon halogenasi
4. hidrogenasi
5. ester hasil reaksi asam dan fatty alcohol.
Bila malam dipanaskan hingga di bawah titik lebur, terjadi transisi padat-padat yaitu ;
perubahan struktur kristal lattice yang stabil ( biasanya ortodontik ) menjadi heksagonal. Pada
keadaan tsb malam dapat dimanipulasi tanpa menyerpih, robek atau stress. Trnsisi padat-padat ini
juga menentukan sifat fisis dan kesesuaian malam untuk berbagai prosedur klinis dan laboratoris.
Malam yang harus tetap kaku bila ada dalam mulut, harus memiliki suhu tranmisi padat-padat
diatas 37 0C.
4. KEKUATAN MEKANIS
Modulus elastisitas, limit proporsional , dan kekuatan kompresi malam lebih rendah dari pada
bahan lain.
Sifat mekanis tersebut sangat dipengaruhi oleh suhu.
5. DAYA ALIR
Bila malam diberi beban pada waktu tertentu , akan terjadi deformasi atau perubahan bentuk.
Deformasi plastis dan porsentase daya alirnya tergantung temperatur. Daya alir ini penting untuk
malam inlay yang polanya dikerjakan secara direct. Pada suhu 5 0 diatas suhu mulut., daya alir nya
harus besar , tetapi pada suhu mulut / 37 0 harus tidak ada daya alirnya.
6. STRESS INTERNAL
Stress internal sering juga disebut residual stress.
Malam memiliki koduktivitas panas rendah, sehingga sukar mencapai pemanasan yang merata .
Bila malam dicetak atau dibentuk tanpa pemanasan yang cukup diatas suhu transisi padat-padat
maka akan terjadi stress dalam bahan .
Bila malam dipanaskan terjadi pelepasan stress dan mengakibatkan distorsi.
KLASIFIKASI DENTAL WAX
CASTING WAX
Fungsi : pola kerangka logam gigi tiruan.
Komposisi : komposisi yang tepat tidak diketahui, tetapi hampir sama dengan inlay wax.
Sediaan : berbentuk lembaran ( tebal 0,32 - 0,4 ), bentuk jadi dan gumpalan (bulk).
Sifat ; lunak dan dapat diadaptasikan pada suhu 40 – 45 0C. Agak lengket dan terfiksasi pada
model kerja gips.
Mencetak dengan akurat permukaan yang dilekatinya. Tidak getas waktu didinginkan.
Menguap pada suhu 500 0C dan tidak meninggalkan lapisan kecuali karbon.
BASEPLATE WAX
Fungsi : - Menentukan dimensi vertikal rahang pada pembuatan gigi tiruan lengkap.
- Malam pola plat dasar gigi tiruan lengkap dan sebagian serta alat orthodonti
Komposisi : terdiri dari 70 – 80 % parafin/ ceresin.
Sediaan ; Bentuk lembaran berukuran 7,6 x 15 x 1,3 cm, warna merah atau merah muda.
Ada 3 tipe : Tipe I (lunak), Tipe II ( sedang), Tipe III ( keras).
Sifat : Syarat yang harus dipenuhi baseplate wax :
a. Ekspansi thermis linear pada suhu 25 – 40 0C lebih kecil dari 0,8 %.
b. Tidak mengiritasi jaringan mulut.
c. Tidak flaky/ menyerpih dan melekat di jari.
d. Mudah diukir pada suhu 23 0C.
e. Permukaan halus setelah di flaming ( disentuhkan pada api ).
f. Tidak berbekas pada porselen dan gigi tiruan.
g. Tidak mewarnai gigi.
Model malam harus segera di proses agar akurasi terjaga.
BOXING WAX
Fungsi : boxing (memberi batas) cetakan pada waktu diisi gips.
Sediaan ; batang atau strip bewarna hitam atau hijau.
CARDING WAX
Fungsi : Melekatkan gigi artifisial pada plat display.
UTILITY WAX
Fungsi ; dilekatkan pada sendok cetak untuk memperbaiki kontur.
Komposisi : beeswax, petrolatum dan malam lunak lain.
Sediaan : bentuk batang atu lembaran bewarna merah tua atau orange.
STIKCKY WAX
Fungsi : Menyambung melekatkan patahan protesa gigi resin (reparasi ) dan logam (soldering)
Komposisi : resin, beeswax, pewarna, dan resin alami.
Sediaan ; warna gelap atau terang.
Sifat : Pada suhu kamar bersifat getas, kuat dan tidak lengket. Bila dicairkan bersifat lengket
dan melekat kuat pada permukaan bahan residu .
CORRECTIVE IMPRESSION WAX
Fungsi : wax veneer pada cetakan untuk mendapatkan detil jaringan lunak.
Komposisi ; malam hidrokarbon ( parafin, ceresin, dan beeswax ) dan partikel logam.
Sifat ; daya alir 100% pada suhu 37 0C.
distorsi waktu dikeluarkan dari mulut.
1. DRY HEAT
Alat yang digunakan adalah oven. Malam dimasukkan ke dalam alat dengan temperatur tertentu
sehingga malam menjadi lunak sesuai dengan yang diinginkan. Cara ini menyebabkan pelunakan
malam yang merata sehingga memberikan hasil yang terbaik.
2. WATERBATH
Alat yang digunakan adalah waterbath yang telah diisi air dengan temperatur tertentu. Malam
dimasukkan sampai lunak sesuai dengan keinginan . Cara ini memiliki kelemahan ;
Pertama akan terbentuk titik-titik air dipermukaan malam, sehingga bila malam dipanaskan
kembali akan terjadi percikan air tsb
Kedua akan terbentuk lapisan malam saat dilakukan pemolesan.
Ketiga dapat terjadi distorsi model malam karena adanya perubahan temperatur.
3. DI ATAS API
alat yang digunakan adalah lampu spiritus. Malam diletakkan di atas nyala api hingga berkilat
kemudian dijauhkan. Perlakuan tsb diulang-ulang untuk bagian demi bagian malam hingga
hangatnya merata dan malam menjadi lunak secara keseluruhan.
Cara ini sulit menghasilkan malam yang perlunakannya merata.