Anda di halaman 1dari 14

Dental wax

OLEH :

DARMAWANGSA ,DRG.,M.KES.
A. Fungsi malam gigi
1. Untuk membuat pola malam gigi tiruan cekat (wax pattern).
2. Mereposisi gigi tiruan sebagian yang patah (sticky wax).
3. Membatasi cetakan sebelum diisi gips (boxing-in wax).

B. Komponen Malam Gigi


Malam adalah bahan termoplastis berbentuk padat pada suhu kamar tetapi meleleh tanpa
mengalami dekomposisi dan membentuk caiaran kental pada suhsu yang lebih tinggi.

MALAM ALAMI MALAM SINTETIS BAHAN TAMBAHAN


1. Mineral Acrawax C Asam stearat
- Parafin Aerosol OT Gliseril tristearat
- Mikrokristalin Castorwax Minyak
- Barnsdhal Durawax 1032 - terpentin
- Ozokerite Resin alami
- Ceresin - rosin
- Montan - copal
2. Tumbuhan - Damar
- Carnauba - shellac
- duricury Resin sintetis
- candelilla - polietilena
- Japan wax - polistirena
- cocoa buiber
3. Isekta
- Beeswax
4. Hewan
- spermaceti
A. MALAM ALAMI
PARAFIN
Asal :fraksi petroleum (minyak bumi )dengan suhu tinggi.
Komposisi : hidrokarbon jenuh rantai lurus, mengandung 36-80 atom carbon ( c ).
Titik lebur :40 – 71 0C. Akan meningkat bila berat molekul (BM) bertambah dan akan menurun
bila mengandung minyak. Parafin K.G mengandung minyak 0,5%.
Sifat : beberapa hidrokarbon mengalami perubahan kristal saat pendinginan. Bentuk kristal
berubah dari jarum ke plat pada suhu 5 – 8 0C dibawah titik lebur. Selama
pemadatan dan pendinginan terjadi kontraksi volumetrik 11-15%.

MIKROKRISTALIN

Asal : fraksi petroleum.


Komposisi : hidrokarbon rantai bercabang dengan ato karbon 41-50
Titik lebur : 60 - 91 0C.
Sifat : hampir sama dengan parafin, tetapi lebih tough (tegar) dan fleksibel. Perubahan
volume selama pengerasan lebih kecil dari pada parafin
memiliki afinitas terhadap minyak. Kekerasan dan kelekatannya dapat diubah dengan
menambahkan minyak.

CERESIN
Asal : destilasi petroleum alami yang dimurnikan .
Komposisi : hidrokarbon rantai lurus dan bercabang.
Sifat : memiliki BM dan kekerasan yang lebih tinggi dari yang tidak dimurnikan.
Fungsi : meningkatkan titik lebur parafin.
CARNAUBA DAN OURICURY

Komposisi : campuran ester rantai lurus , alkohol, asam dan hidrokarbon.


Titik lebur : carnauba 84 - 91 0C.
ouricury 79 - 84 0C.
Sifat : keras, getas, dan titik lebur tinggi.
Fungsi : memiliki kualitas yang baik dalam meningkatkan titik lebur dan
kekerasan parafin. carnauba lebih efektif dari pada ouricury.
contoh : parafin bila ditambah 10% carnauba wax maka titik leburnya
akan meningkat dari 20 ke 46 0C.

CANDELILLA
Komposisi : 40 – 60 % hidrokarbon parafin yang mengandung 29 – 33 atom C,
alkohol, asam, ester, dan lactones.
Titik lebur : 66 – 75 0C.
Fungsi : Mengeraskan parafin. Tidak efektif untuk meningkatkan titik lebur
parafin.
JAPAN WAX DAN COCOA BUTTER

Komposisi : japan wax terdiri dari gliserida asam pakmitat dan stearat, asam dengan BM tinggi.
Cocoa butter berupa lemak yang terdiri dari gliserida asam stearat, palmitat, oleat,
dan laur dan asam lemak rendah lainnya.
Sifat : japan wax bersifat tough, malleable, dan lekat. Titik lebur 51 0C. Cocoa butter
bersifat getas pada suhu kamar.
Fungsi : japan wax bila dicampur parafin akn memperbaiki tackiness dan emulsifying ability.
Cocoa butter untuk proteksi terhadap dehidrasi jaringan lunak. Proteksi temporer
semen ionomer kaca dari kelembaban selama pengerasan dan kekeringan setelah
mengeras.

BEES WAX
Komposisi : campuran ester kompleks, terutama mengandungmirisil palmitat, hidrokarbon
jenuh, serta asam organik dengan BM tinggi.
Titik lebur : 63 - 70 0C.
Sifat : getas pada suhu kamar, plastis pada suhu tubuh.
Fungsi : - memodifikasi sifat parafin
- komponen utama sticky wax.
B. MALAM SINTESIS

Malam sintetis ini banyak digunakan di KG, tetapi malam alami masih merupakan komponene
utama. Malam sintesis berupa bahan organik kompleks dengan komposisi kimiawi yang bervariasi
Meski secara kimiawi berbneda dengan malam alami , sifat fisisnya seperti malam alami.
Kemurnian malam sintesis lebih tinggi dari malam alami.
Contoh ; 1. polietilena
2. polioksietilena glikol
3. hidrokarbon halogenasi
4. hidrogenasi
5. ester hasil reaksi asam dan fatty alcohol.

SIFAT-SIFAT DENTAL WAX


1. RENTANG LEBUR
Malam KG lebih cendrung mempunyai melting range daripada melting point karena malam tsb
terdiri dari molekul yang sama tetapi berat molekulnya berbeda, atau beberapa tipe molekul yang
berbeda dan masing-masing memiliki variasi berat molekul.
Contoh : titik lebur parafin 44 – 62 0C, titik lebur carnauba 50 – 90 0C. Campuran parafin 75% dan
carnauba 25% memiliki titik lebur yang berbeda.
2. SUHU TRANSISI PADAT-PADAT ( solid-solid transition temperature )

Bila malam dipanaskan hingga di bawah titik lebur, terjadi transisi padat-padat yaitu ;
perubahan struktur kristal lattice yang stabil ( biasanya ortodontik ) menjadi heksagonal. Pada
keadaan tsb malam dapat dimanipulasi tanpa menyerpih, robek atau stress. Trnsisi padat-padat ini
juga menentukan sifat fisis dan kesesuaian malam untuk berbagai prosedur klinis dan laboratoris.
Malam yang harus tetap kaku bila ada dalam mulut, harus memiliki suhu tranmisi padat-padat
diatas 37 0C.

3. EKSPANSI TERMIS ( THERMAL EXPANSION )


- Malam akan mengembang / ekspansi bila suhu meningkat dan akan mengkerut / kontraksi bila
suhunya menurun.
- Koefisien ekspansi termis malam lebih besar dari pada bahan lain di K.G.
- Malam yang berasal dari mineral umumnya memepunyai koefisien ekspansi lebih besar dari
malam tumbuhan.

4. KEKUATAN MEKANIS
Modulus elastisitas, limit proporsional , dan kekuatan kompresi malam lebih rendah dari pada
bahan lain.
Sifat mekanis tersebut sangat dipengaruhi oleh suhu.
5. DAYA ALIR
Bila malam diberi beban pada waktu tertentu , akan terjadi deformasi atau perubahan bentuk.
Deformasi plastis dan porsentase daya alirnya tergantung temperatur. Daya alir ini penting untuk
malam inlay yang polanya dikerjakan secara direct. Pada suhu 5 0 diatas suhu mulut., daya alir nya
harus besar , tetapi pada suhu mulut / 37 0 harus tidak ada daya alirnya.

6. STRESS INTERNAL
Stress internal sering juga disebut residual stress.
Malam memiliki koduktivitas panas rendah, sehingga sukar mencapai pemanasan yang merata .
Bila malam dicetak atau dibentuk tanpa pemanasan yang cukup diatas suhu transisi padat-padat
maka akan terjadi stress dalam bahan .
Bila malam dipanaskan terjadi pelepasan stress dan mengakibatkan distorsi.
KLASIFIKASI DENTAL WAX

POLA PEMEROSESAN BAHAN CETAK


( pattern ) ( processing ) ( impression )

- Inlay - Boxing - corrective bite


- Casting - Utility
sheet - Sticky
ready shapes
wax-up
- Baseplate

INLAY PATTERN WAX


fungsi : malam pola untuk restorasi gigi inlay, mahkota dan jembatan.
Komposisi : komponen utamanya adalah parafin, mikrokristalin, cresin, carnauba , candelilla, dan
base wax.
Jenis : hard, medium/regular, dan soft menunjukan daya alirnya. Daya alir dapat dikurangi
dengan menambahkan carnauba atau parafin dengan titik lebur tinggi
Sediaan : Warna biru tua, hiaju dan ungu sehingga kontras dengan warna gigi.
Bentuk batang atua tongkat panjang 7,5 cm dan diameter 0,64 cm. Ada juga bentuk
pelet dan conus.
Sifat : akurasi dan kualitas casting sangat tergantung pada akurasi dan detil pola malam
Malam bila dipanaskan akan mencair dan menguap , diharapkan tidak ada sisa,
sehingga akan menghasilkan casting yang sempurna
Inlay pattern bertendensi mengalami warp atau distorsi.
Malam inlay terdiri dari 2 tipe, Tipe I untuk direct technic dan Tipe II yang lebih lunak
untuk indirect technic.

CASTING WAX
Fungsi : pola kerangka logam gigi tiruan.
Komposisi : komposisi yang tepat tidak diketahui, tetapi hampir sama dengan inlay wax.
Sediaan : berbentuk lembaran ( tebal 0,32 - 0,4 ), bentuk jadi dan gumpalan (bulk).
Sifat ; lunak dan dapat diadaptasikan pada suhu 40 – 45 0C. Agak lengket dan terfiksasi pada
model kerja gips.
Mencetak dengan akurat permukaan yang dilekatinya. Tidak getas waktu didinginkan.
Menguap pada suhu 500 0C dan tidak meninggalkan lapisan kecuali karbon.
BASEPLATE WAX
Fungsi : - Menentukan dimensi vertikal rahang pada pembuatan gigi tiruan lengkap.
- Malam pola plat dasar gigi tiruan lengkap dan sebagian serta alat orthodonti
Komposisi : terdiri dari 70 – 80 % parafin/ ceresin.
Sediaan ; Bentuk lembaran berukuran 7,6 x 15 x 1,3 cm, warna merah atau merah muda.
Ada 3 tipe : Tipe I (lunak), Tipe II ( sedang), Tipe III ( keras).
Sifat : Syarat yang harus dipenuhi baseplate wax :
a. Ekspansi thermis linear pada suhu 25 – 40 0C lebih kecil dari 0,8 %.
b. Tidak mengiritasi jaringan mulut.
c. Tidak flaky/ menyerpih dan melekat di jari.
d. Mudah diukir pada suhu 23 0C.
e. Permukaan halus setelah di flaming ( disentuhkan pada api ).
f. Tidak berbekas pada porselen dan gigi tiruan.
g. Tidak mewarnai gigi.
Model malam harus segera di proses agar akurasi terjaga.

BOXING WAX
Fungsi : boxing (memberi batas) cetakan pada waktu diisi gips.
Sediaan ; batang atau strip bewarna hitam atau hijau.
CARDING WAX
Fungsi : Melekatkan gigi artifisial pada plat display.

UTILITY WAX
Fungsi ; dilekatkan pada sendok cetak untuk memperbaiki kontur.
Komposisi : beeswax, petrolatum dan malam lunak lain.
Sediaan : bentuk batang atu lembaran bewarna merah tua atau orange.

STIKCKY WAX
Fungsi : Menyambung melekatkan patahan protesa gigi resin (reparasi ) dan logam (soldering)
Komposisi : resin, beeswax, pewarna, dan resin alami.
Sediaan ; warna gelap atau terang.
Sifat : Pada suhu kamar bersifat getas, kuat dan tidak lengket. Bila dicairkan bersifat lengket
dan melekat kuat pada permukaan bahan residu .
CORRECTIVE IMPRESSION WAX
Fungsi : wax veneer pada cetakan untuk mendapatkan detil jaringan lunak.
Komposisi ; malam hidrokarbon ( parafin, ceresin, dan beeswax ) dan partikel logam.
Sifat ; daya alir 100% pada suhu 37 0C.
distorsi waktu dikeluarkan dari mulut.

BITE REGISTRATION WAX


Fungsi : mendapatkan artikulasi akurat dari rahang atas dan bawah.
Komposisi : dibuat dari casting wax sheet atau hard base plate wax. Terdiri dari beeswax atau
malam hidrokarbon (parafin dan cresin). Beberapa malam jenis ini mengandung
aluminium dan copper.
Sifat : daya alir pada suhu 37 0C adalah 2,5% - 22%.
distorsi waktu dikeluarkan dari mulut.
CARA PELUNAKAN MALAM GIGI
Malam gigi dapat dilunakkan dengan 3 cara :

1. DRY HEAT
Alat yang digunakan adalah oven. Malam dimasukkan ke dalam alat dengan temperatur tertentu
sehingga malam menjadi lunak sesuai dengan yang diinginkan. Cara ini menyebabkan pelunakan
malam yang merata sehingga memberikan hasil yang terbaik.

2. WATERBATH
Alat yang digunakan adalah waterbath yang telah diisi air dengan temperatur tertentu. Malam
dimasukkan sampai lunak sesuai dengan keinginan . Cara ini memiliki kelemahan ;
Pertama akan terbentuk titik-titik air dipermukaan malam, sehingga bila malam dipanaskan
kembali akan terjadi percikan air tsb
Kedua akan terbentuk lapisan malam saat dilakukan pemolesan.
Ketiga dapat terjadi distorsi model malam karena adanya perubahan temperatur.
3. DI ATAS API
alat yang digunakan adalah lampu spiritus. Malam diletakkan di atas nyala api hingga berkilat
kemudian dijauhkan. Perlakuan tsb diulang-ulang untuk bagian demi bagian malam hingga
hangatnya merata dan malam menjadi lunak secara keseluruhan.
Cara ini sulit menghasilkan malam yang perlunakannya merata.

Anda mungkin juga menyukai