Anda di halaman 1dari 20

Toksikologi

Pestisida
Oleh :
• Mutiara Sanika Lubis 161000141
• Annisa Nasution 161000150
• Ayu Wening Maharani 161000160
Pestisida
Pest = hama
Cida = pembunuh
Pestisida adalah zat / substansi kimia untuk
membunuh atau mengendalikan hama.

Menurut UU No.: 12 Thn 1992 Tentang Sistem


Budidaya Tanaman
Pestisida adalah Zat atau senyawa kimia, zat
pengatur dan perangsang tumbuh, bahan lain, serta
organisme renik, atau virus, yang digunakan untuk
melakukan perlindungan bagi tanaman
• Perlindungan
tanaman
• Pengawetan kayu /
Peranan hasil hutan
pestisida • Pengendalian vektor
penyakit
• Pengendalian rayap
Klasifikasi Pestisida Menurut
sasaran

Insektisida : Pembunuh serangga


Fungisida : pembunuh jamur
Herbisida : pembunuh gulma (tanaman
pengganggu)
Akarisida : pembunuh tungau
Rodentisida : Pembunuh hewan pengerat
Penggolongan menurut asal
dan sifat kimianya
 Sintetik
• Anorganik:
Arsenat, flourida, tembaga sulfat dan garam
merkuri
• Organik :
 Organo khlorin : DDT, Chlordane
 Organophospat: Matahion, biothion
 Karbamat: Furadan, Sevin
 Hasil alam
 Nikotinoida, piretroida, rotenoida
Klasifikasi Pestisida Kimiawi
Organik Sintentis
 Golongan Organochlorine (OC):
a. Toksisitas tinggi: Endrin(Hexadrine)
b. Toksisitas sedang: Aldrin, Dieldrin, DDT, BHC
Golongan Organophosphate (OP):
a. Toksisitas tinggi: Phorate, Parathion, TEPP,
Azodrine, Phosphamidon, Metamidophos
b. Toksisitas sedang: Chlorpyrifos, Diazinon,
Dimethoate, Malathion
 Golongan Carbamate (C):
a. Toksisitas tinggi: Temik, Carbofuran, methonyl
b. Toksisitas sedang: Baygon, Landrin, Carbaryl
Klasifikasi berdasarkan cara
bekerjanya racun
 Racun perut(stomach poisons)
Racun diberikan dengan umpan karena bersifat
penarik (attractant)
 Racun pernafasan(respiratory poisons)
Racun dengan bahan kimia yang berbentuk
fumigan
 Racun kontak(contact poisons)
Racun residu(residual poisons) yang disemprotkan
pada dinding dan langit-langit rumah
 Debu dessikan(dessicants)
Racun berbentuk debu hydroscopik yang dapat
menyerap cairan tubuh serangga.
Jenis racun
• dapat diserap melalui sistem organisme misalnya
melalui akar atau daun kemudian diserap
kedalam jaringan tanaman yang akan
bersentuhan atau termakan oleh hama
RACUN SISTEMIK sehingga mengakibatkan keracunan bagi hama

• dapat menyerap melalui kulit pada saat


menyerap melalui kulit pada saat pemberian
insektisida atau dapat pula serangga target
RACUN KONTAK kemudian terkena sisa insektisida
LANGSUNG (residu)bebrapa waktu setelah penyemprotan
Dampak Positif
 Pestisida dapat diaplikasikan secara mudah
hampir disetiap waktu dan tempat
 Pengendalian dengan pestisida hasilnya
dapat dilihat dalam waktu singkat
 Pestisida dapat diaplikasikan dalam areal
yang luas dan dalam waktu yang relatif tidak
terlalu lama
 Pestisida mudah diperoleh dan dapat
dijumpai bahkan sampai dikios-kios pedesaan
Dampak Negatif
 Keracunan dan kematian pada manusia,
ternak dan hewan piaraan, satwa liar, ikan
dan biota air lainnya, biota tanah, tanaman,
musuh alami, OPT bukan sasaran
 Terjadinya resistensi
 Pencemaran lingkungan
 Meninggalkan residu pestisida yang
berdampak negatif terhadap konsumen
 Keracunan pada pemakai/pekerja: petani,
penjual pestisida, pekerja gudang pestisida
Sifat Keracunan Pestisida
Gol. OC lebih sering menimbulkan keracunan
kronis:
 OC yang masuk ke dalam tubuh akan tertimbun
dalam jaringan lemak dalam bentuk inaktif
karena proses biologis dalam tubuh sebagian
pestisida yang terikat dalam lemak akan
lepas/bebas dan masuk ke peredaran darah,
saraf kemudian timbul gejala sakit.
Gol. OP & C lebih menimbulkan keracunan akut:
 OP & C masuk tubuh beberapa jam mengalami
degradasi dan telah habis dalam waktu 4
minggu. Dampak kesehatan cepat timbul &
cepat sembuh bersifat akut.
Gejala Keracunan OP & C
Keracunan sedang:
 Sakit kepala, mudah capek, pusing,
penglihatan kabur, nausea dan mual-mual,
kram perut, diare, dan salivasi.
Keracunan cukup parah:
 Gejala seperti keracunan sedang, tidak
mampu berjalan, sering mengeluh tidak
nyaman dan sesak dada, konstriksi pupil, dan
tremor.
Keracunan parah:
 Gejala seperti yang terdahulu ditambah
pingsan mendadak, serangan tiba-tiba
ditubuh, menunjukkan adanya krisis kolinergik
Waktu Timbulnya Gejala

 Inhalasi: 30 menit setelah terpapar;

 Peroral: 45 menit setelah terpapar;

 Perkutan: 2 –3 jam setelah kontak kulit


Faktor Risiko Faktor Risiko
Keracunan Pestisida Lingkungan

Arah angin dan cara


 Pengetahuan,

menyemprot
 Personal Higiene,  Lama menyemprot per hari
 Frekuensi menyemprot per
 Penggunaan APD, minggu
 Faktor Risiko  Jenis pestisida yang
digunakan
Lingkungan  Banyaknya jenis pestisida
yang digunakan dalam
sekali penyeprotan
 Dosis penyemprotan
 Suhu dan kelembaban
udara sekitar
 Jenis tanaman yang
disemprot
Pencemaran

Air
Udara
Tanah
Pencemaran Air
Residu pestisida yang tercecer dari penyemprotan disawah-sawah

Residu masuk air sungai,

Mengalir ke parit-parit sawah, masuk ke saluran tersier kesaluran sekunder


dan terbuang kesungai

Sungai mengalir masuk kota, menuju kehilir dan sebagian rakyat


menggunakan air dihilir untuk mandi, cuci dan kakus.
Pencemaran Udara
 Pada penyemprotan pestisida dengan
menggunakan helikopter, dalam waktu sekejap
berpuluh-puluh hektar ladang bahan pangan telah
tersemprot sekaligus.
 Tapi daerah-daerah yang bukan sasaran, maupun
hewan-hewan dan serangga bukan sasaran target
pembunuhan ikut menjadi korban pestisida.
 Contoh pada tahun 1954 telah dilakukan
penyemprotan suatu senyawa organochlorin
dengan maksud memusnahkan Japanese beetle
(kumbangJepang). Tapi ternyata banyak spesies
burung ikut musnah didaerah penyemprotan. Nasib
yang sama dialami pula oleh kucing, tupai, insecta
predator, dll.
Pencemaran Tanah
Cara Masuk Pestisida Ke Tubuh Manusia

 Kontaminasi melalui kulit  Pestisida yang


menempel di kulit bisa meresap masuk ke dalam
tubuh dan menimbulkan keracunan. Kontaminasi
melalui kulit ini yang paling sering terjadi, walaupun
tidak seluruhnya berakhir keracunan akut.
 Terhisap masuk ke dalam saluran pernafasan
karena partikel pestisida terhirup oleh hidung. Gas
dan partikel semprotan yang sangat halus dapat
masuk kedalam paru-paru, sedangkan yang lebih
besar akan menempel di selaput lendir hidung
atau di kerongkongan.
 Masuk melalui mulut  peristiwa keracunan lewat
mulut tidak sering terjadi dibandingkan dengan
kontaminasi kulit.

Anda mungkin juga menyukai