Anda di halaman 1dari 29

IKHLAS DALAM BERAMAL

By. Habibati, S.Pd., M.Sc.

1
TUJUAN MATERI

2
SUBMATERI
1)Pengertian
2)Dua Rukun diterimanya amal
3)Beberapa Dalil tentang Ikhlas
4)Urgensi Ikhlas
5)Indikasi Ikhlas
6)Sumber Keikhlasan
7)Cara Mencapai Keikhlasan 3
PENGANTAR
• Pembentukan akhlak muslimah dan da’iyah dalam beramal jama’i meninggikan kalimat Allah
swt memerlukan adanya keyakinan dan kepahaman. Hal ini hanya dapat dicapai melalui
tarbiyah shahihah (pendidikan yang benar) dan kontinyu (terus menerus).
• Tanpa tarbiyah, mustahil akhlak yang mulia dpt tumbuh. Dalam tarbiyah dasar-dasar akhlak
dalam harokah islamiyah ditanamkan, disiram, dipupuk, dijaga dan dipelihara shg menjadi
tumbuh subur dan akhirnya menghasilkan buah yang lezat.
• OKI, penting bg aktivis harokah utk menampilkan akhlak mulia dalam kesehariannya. Salah
satu akhlak mulia tersebut adalah ikhlas.
• Bg prajurit dakwah, ikhlas hrs hadir dan ada dalam diri kita, menyatu dalam pikiran, hati, dan
mjd jiwa dan landasan dlm stp nafas dan gerak amal/perjuangan kita. Bersamanya kita
memulai hari-hari, dg-nya kita membangun ukhuwah dan menapaki jln dakwah ini sampai
Allah menanmpakkan kemenangan bg dakwah ini atau kita syahid dalam menegakkan dan
membelanya.
• Jika ada satu sj gerak kita yang tidak ikhlas, berarti kita scr syar’i tlh mengkhianati Allah swt.
4
RENUNGAN
• Apakah ikhlas tlh mjd jiwa dr stp amal yang kt lakukan shg
m’jdkn kita rela melaksanakan apapun perintah dan
kebijakan harokah Islamiyah dg penuh tanggung jawab,
tanpa rasa berat hati, dan tidak berharap balasan atas
semua itu kecuali hnyalah ridho allah swt?
• Apa motivasi awal kita memilih hidup di jalan ini?
• Apa yang kita inginkan ketika bergabung dg harokah
islamiyah ini?
5
APAKAH JAWABANMU ...
• Motivasi awal dan keinginan kita adalah meraih ridho
allah, utk itu kita akan ikut berputar bersama roda harokah
Islamiyah kemanapun ia berputar, TIDAK AKAN B’GESER
DARINYA KRN KITA YAKIN KEBAIKAN ITU ADA
BERSAMA JAMA’AH, dan kehinaan dunia akhirat bila
memisahkan diri darinya. Kita tetap akan menjadi tulang
punggung dan pembelanya yang setia.
• Kita akan melaksanakan kebijakan dan perintah dg
mengerahkan seluruh potensi kita. 6
1. PENGERTIAN
• Menurut bahasa, kata ikhlas berasal dari kata “kholasho” yang berarti
“bersih, murni”. Shg dalam kaitannya dg amal s’orang muslim, ikhlas
b’arti bersih dr sgl sst selain ridho Allah swt.
• Menurut Imam Hasan al-Banna, ikhlas adalah “bahwa s’orang muslim
meniatkn slrh ucpn, p’btn, & jihadny demi m’cr keridhoan Allah serta
m’hrp ganjaran (pahala) yang baik, tanpa memandang keuntungan
materi, prestise/ketenaran atau pangkat/kedudukan dan tanpa
memandang gelar, kemajuan, ataupun kemunduran. Dg demikian ia mjd
tentara fikroh dan aqidah, bukan tentara ambisi/kepentingan dan
manfaat  (Qs. 6:162-163). Semboyan/slogan seorang muslim yang
ikhlas dalam pengertian ini adalah “Allahu ghoyatuna (Allah tujuan
kami). 7
• Ikhlas adalah menginginkan keridhaan Allah dg melakukan amal & membersihkan
amal dr berbagai polutan dniawi.
• Karena itu, seseorg tidak m’cemari amalny dg keingian-keinginan jiwa yang sifatnya
sementara seperti m’inginkn keuntungan, kedudukan, harta, ketenaran, t4 di hati
manusia, pujian berlebihan,

8
2, DUA RUKUN DITERIMANYA AMAL
• Setiap amal shalih tidak diterima oleh Allah swt, kecuali jika terpenuhi dua rukun, yaitu:
1) Keikhlasan dan lurusnya niat. Bila ikhlas maka akan tercapai keshahihan batin.
Rasul bersabda, Sesungguhnya amal-amal itu dinilai dg niatnya.
2) Sejalan dg sunnah dan syari’at. Bila dilaksanakan akan tercapai kesahihan lahir.
Rasul bersabda, “Barang siapa yang melakukan sst amalan bukan atas perintahku, maka ia
tertolak (HARI. Muslim:3/1343, No..1718). Dan ini merupakan tolak ukur lahir.
• Allah swt, menggabungkan dua rukun tsb dalam bbrp ayat Al-qur’an diantaranya:
• Dan barang siapa MENYERAHKAN DIRINYA kpd Allah swt, sdg dia orang yang BERBUAT
KEBAIKAN, maka sesungguhnya ia telah berpegang pada buhul tali yang kokoh”. (Qs.
Lukman:22)
• Yang dimaksud menyerahkan diri kpd Allah swt pd ayat di atas adalah mengikhlaskan niat dan
amal hny kpd Allah. Sedangkan berbuat baik (ihsan) dalam amal adalah mengikuti sunnah
Rasulullah saw. 9
• Fudhail bin ‘Iyadh berkata ttg firman Allah swt, “Spy dia m’uji km,
siapa di antara km yang LBH BAIK AMALNYA” (Qs. Al-mulk:2).
• Yang dimaksud lafal ‘ahasanu amalan’ pada ayat di atas adalah yang
plg ikhlas d plg tepat. Ia kemudian melanjutkan, “Sesungguhnya,
suatu amal itu bl dilakukan dg ikhlas (menjadikan amal utk Allah)
tetapi tidak tepat (sesuai dg sunnah Rasulullah), maka tidak
diterima oleh Allah, dan bila dilakukan scr tepat ttp tidak ikhlas,
maka tidak diterima oleh Allah.
• Artinya, keikhlasan niat sj tidak cukup bg sbh amal utk diterima, bl
amal tsb tidak sejalan dg apa yang diajarkan oleh syari’at dan
dibenarkan oleh sunnah. 10
3. BEBERAPA DALIL TTG IKHLAS
A. Dalil Al-Qur’an
• “Dan diantara mereka ada org2 yang mengorbankan dirinya utk mencapai keridhaan Allah. Dan
Allah Maha Penyantun kpd hamba2Nya”. (Qs. 2:207)
• “dan tiada mereka diperintahkan melainkan utk mengabdikan diri kpd Allah dg ikhlas
menundukkan diri kpd-Nya semata-mata dan berlaku lurus”. (Qs. 98:5)
• Qs. 4:262-274
• Qs. 4: 145-146
• “Katakanlah, sesugguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb
semesta alam” (Qs. 6:162-163).
• Qs. 10:22, 105
• Qs. 29:65
• Qs 31:32
• Qs. 39:2-3,11
11
• Qs. 40:65
B. Dalil Al-Hadits
 Sesungguhnya sgl amal perbuatan tergantung pd niat, dan stp orang akan m’dptkn apa yang
diniatkannya. (HR. Bukhari). Para ulama ada yang menganggap hadits ini seperempat bahkan
sepertiga ajaran Islam.
 Sesungguhnya Allah tidak melihat bentuk tubuhmu, ttp Dia melihat hatimu

12
4. URGENSI IKHLAS BERAMAL
1) Merupakan ruhnya amal
2) Syarat utama diterimanya amal
3) Penentu nilai/kualitas dan kesuksesan suatu amal
4) Membangkitkan semangat dalam beramal
5) Memberikan ketenangan jiwa
6) Menumbuhkan keberanian
7) Optimis
13

8) Mendatangkan berkah dan pahala dari allah swt


5. INDIKASI IKHLAS BERAMAL

•Keikhlasan memiliki bbrp indikasi dan


tanda2 yang nampak dalam kehidupan
dan perilaku pemiliknya. Juga tampak
dalam pandanganny thd dirinya dan
pandangannya thd orang lain. Indikasi2
tsb antara lain: 14
a. KEKHAWATIRAN THD KETENARAN SERTA KEHARUMAN NAMA ATAS DIRINYA DAN
AGAMANYA, TERUTAMA BILA IA TERMASUK ORG2 YANG B’PRESTASI.
 Hal inilah yang menyebabkan para ulama salaf dan org2 shalih sblm kita “takut pd fitnah
ketenaran, tipuan pangkat, serta keharuman nama. Ia meyakini bhw Allah swt menerima amal
b’dsrkn niat yang tersimpan dalam batin, tidak dg penampilan. Ia jg meyakini bhw meskipun
ketenarannya tlh tersebar ke seluruh penjuru, manusia tidak dpt menolongnya dr siksa Allah.
 Imam al-Ghazali telah meriwayatkan bbrp kisah ttg hal ini, sbb:
 Ibrahim bin Adham berkata, Tidak akan jujur kpd Allah orang yang mencintai ketenaran”.
 Salim bin Hanzhalah berkata, “Saat kami berjalan di belakang Ubai bin Ka’ab ra, tiba-tiba
Umar ra. melihatnya, lantas Umar mengangkat cemeti yang diarahkan kpdnya. Ubai berkata,
“Wahai amirul mukminin, apa yang hendak kamu lakukan?’ Umar berkata, “Ini mrpkn
kehinaan bg yang mengikuti dan fitnah bg yang diikuti”. Kisah ini menggambarkan akibat
serius yang bisa menjadikan hati orang mukmin berbelok. 15
• Ibnu Mas’ud berkata, “Jadilah kalian ... Dikenal oleh penduduk langit, ttp tersembunyi
dr penduduk bumi”.
• Fudhail bin “Iyadh berkata, Bl km mmp mjd orang yang tidak dikenal, mk lakukanlah.
Sebab, apa kerugianmu bl tidak dikenal? Apa kerugianmu bl tidak dipuji? Dan apa
kerugianmu bl km mjd orang tercela dihadapan manusia, ttp terpuji dihadapan Allah
swt?”
• Kisah-kisah di atas jangan sampai dipahami sbg seruan utk mengisolasi diri,
melainkan sbg kewaspadaan thd syahwat jiwa yang tersembunyi dan kehati-
hatian thd pintu2 dan jendela2 yang dpt dilalui oleh setan utk menembus hati
manusia.
• Oleh karena itu, ketenaran yang tidak dipaksakan dan bukan didasari oelh niat
ambisius, tidak dianggap sbg suatu kesalahan. Imam al-Ghazali mengatakan,
“ketenaran itu fitnah bg orang-orang yang lemah keimanannya dan tidak demikian16 bg

org2 yang kuat keimanannya”.


b. Orang yang ikhlas selalu menuduh dirinya teledor dalam menunaikan hak-
hak Allah, dan teledor dalam melaksanakan berbagai kewajiban.
 Hal ini berarti, hatinya tidak terasuki oleh perasaan tertipudan terkagum dg
diri sendiri. Bahkan ia selalu takut kalau kesalahan-kesalahannya tidak
diampuni dan kebaikan-kebaikannya tidak diterima oleh Allah.
 Allah swt berfirman, “Sesungguhnya Allah swt. hanya menerima (korban) dr
org2 yang bertakwa”. (Qs. Al-Ma’idah:27)
 Aisyah bertanya kpd Rasul ttg ayat, “Dan org2 yang memberikan apa yang tlh
mrk berikn dg hati yang takut’. (Qs. Al-mukminun:60). Rasul menjawab, orang
yang takut ialah org2 yang berpuasa, shalat, dan bersedekah ttp mrk takut
kalau amal mrk tidak diterima oleh Allah. (HR. At-Tirmidzi, 5/306, No.. 3715)
17
c. Lebih mencintai amal yang tersembunyi drpd amal yang diliputi oleh hiruk pikuk publikasi
dan gaung ketenaran.
 Dari Umar bin Khattab ra., pd suatu hari ... (HR. Ibnu Majah, 2/1320, No.. 3989)

18
d. Amalnya saat menjadi pemimpin dan saat mjd anggota tidak berbeda, selama keduanya
masih dalam rangka memberikan pelayanan pd dakwah.
 Hatinya tidak dirasuki penyakit SUKA TAMPIL, INGIN DIDEPAN BARISAN, INGIN
MEMEGANG KENDALI, DAN AMBISI MENGUASAI PUSAT-PUSAT KEPEMIMPINAN.
 Bahkan orang ikhlas lbh mengutamakan mjd anggota biasa. Dg kata lain, ia tidak
menginginkan dan tidak meminta jabatan utk dirinya, TETAPI bila diberi amanah, ia
menerimanya dg penuh tanggung jawab dan memohon pertolongan kpd Allah utk
melaksanakan sbgmn mestinya.
 Rasul bersabda, “Berbahagialah seorg hamba yang memegang tali kudanya di jalan Allah,
rambutnya acak-acakan, dan dua kainya berdebu. Bila ia ditugaskan di pos penjagaan, ia tetap
di pos penjagaan tsb, dan bl dit4kn di barisan belakang, ia tetap di barisan belakang tsb...”
(fathul Bari: 6/95, No.. 2887).
 Kisah Khalid bin walid yang dicopot dr jabatannya sbg panglima pasukan. Ia tetap beramal dg
giat dibawah komando Abu Ubaidah yang menggantikannya, TANPA MENGGERUTU19 DAN
TANPA MENGOMEL.
e. Tidak menggubris keridhaan manusia, bila dibalik itu
terdapat kemurkaan allah swt
 Sebab, manusia berbeda-beda tabiat, cr berpikir,
kecenderungan, dan tujuan2nya. Krn itu, upy utk m’dpt
keridhaan mereka adalah batas yang tidak mgkn dpt
dicapai dan keinginan yang tidak mungkin dpt diraih.
 Dan, orang yang ikhlas membebaskan jiwanya dr seluruh
kesusahan tsb utk mendapat ridho manusia.
20
f. Kecintaan dan kemarahannya, pemberian dan keengganannya utk memberi serta keridhaan
dan kemurkaannya adalah krn Allah dan agamanya, bukan krn kepentingan pribadi atau
kemaslahatan diri sendiri.
 Orang yang ikhlas bukan seperti orang yang opportunis dari kalangan munafik yang dicela
Allah swt,“Dan diantara ... (Qs. At-Taubah:58).
 Bahwa ada aktivis dakwah yang marah, menggerutu, lalu meninggalkan aktivitas, pergerakan,
dan menjauh dari medan jihad, gara-gara ada seorg saudaranya yang mengucapkan kata-kata
yang menyakiti hatinya, melukai perasaannya, atau menjelekkan slh s’orang teman dekat atau
kerabatnya.
 Padahal keikhlasan seharusnya menjadikan kt ttp melanjutkan dakwah dan komitmen pd
tujuannya, betapapun banyaknya orang yang melakukankesalahan, kelengahan, atau
melampaui batas. Sebab, ia beramal utk Allah swt, bukan utk kepentingan dirinya,
keluarganya, atau orang lain dr kalangan manusia. Sehingga, tidak sepatutnya seorg mukmin
21

meninggalkan dakwah krn skp s’orang atau krn perilaku s’orang.


g. Bahwa panjangnya perjalanan, lamanya waktu memanen buah,
terlambatnya keberhasilan, dan berbagai kesulitan kerja bersama
manusia yang beragam cita rasa dan kecenderungan, tidak
membuatnya malas, kendur, atau meninggalkan dakwah.
 Sebab, ia beramal tidak hny utk m’cr keberhasilan atau m’cr
kemenangan. Akan ttp, ia b’amal utk m’dpt keridhaan allah dan krn
m’jlnkn perintah-Nya.
 Pada hari akhir nanti, Allah akan menanyakan, “Mengapa kalian
tidak b’jihad?, “Mengapa kamu tidak b’amal?. Dan Allah tidak akan
menanyakan, “Mengapa kalian tidak berhasil/memperoleh
kemenangan?” 22
h. Bergembira dg munculny org2 berprestasi di dalam barisan dakwah, yang dpt mengibarkan
bendera dakwah serta berpartisipasi dalam perjuangan.
 Ia memberi kesempatan ...

23
INDIKASI IKHLAS BERAMAL VERSI LAIN
1) Tidak mengeluh
2) Tidak pamrih/mengharap imbalan
3) Tidak mengungkit
4) Tidak mengubah perintah dan larangan
5) Siap menerima tugas yang diamanahkan
6) Siap berdakwah (datang liqo, mjd murabbiyah)
7) Tidak menggerutu
8) Tidak mengomel
9) Tidak mencari muka, yaitu org2 yang tidak beramal kevuali utk dilihat, didengar, dijadikan
pembicaraan, dan ditokohkan oleh manusia atas perbuatannya.
10) Memegang prinsip, artinya org2 yang mempengaruhi dan bukan terpengaruh, rela 24

berkorban dan bukan mencari keuntungan, serta siap memberi dan bukan hanya menerima.
6. SUMBER IKHLAS BERAMAL
• Niat ikhlas lahir dr aqidah yang bersih, ibadah yang benar, & hati yang bersih.
• Sifat hati yang bersih:
• Selalu m’hrp rahmat Allah
• Takut pd siksa Allah
• Penuh cinta kpd Allah

• Rasulullah bersabda: “Dalam tubuh ada segumpal daging. Jika ia rusak maka rusak seluruh
tubuh, jika ia baik maka baiklah seluruh tubuh. Ingatlah, bahwa segumpal daging itu adalah
hati.”

25
7. CARA MENCAPAI IKHLAS BERAMAL
1) Membersihkan niat
2) Berusaha keras mewujudkan mahabbatullah, khauf & roja’ hanya pd Allah saja
3) Bersungguh2 dalam ketaatan dan dalam m’cr keridhoanNya.

26
8. BAHAYA TIDAK IKHLAS BG AKTIVIS DAKWAH
• Niat yang tercampuri dapat:
a. Merusak amal/pahala
b. Menjauhkan pemiliknya dari jalan dakwah yang benar
c. Mengotori jiwa
d. Melemahkan barisan
e. Menggagalkan pahala
f. Mudah tergoda oleh setan krn syahwat dunia (mencari keuntungan dunia)

27
KESIMPULAN
• Ikhlas akan m’jdkn s’orang menjdkn Allah semata sbg satu-satunya arah p’jlnn hidup.
Meniatkn sgl tindakanny hny u/ mencari keridhaan Allah. Dan ini mjd motivasi terbesar yang
melandasi slrh lngkh hidupny.
• Dalam hidup b’amal jama’i, sikap riya dan sifat lain yang melenceng dr keikhlasan tidak
b’laku sama sekali. Bahkan mereka yang bersifat seperti ini secara perlahan pasti tergeser
dan menjauhkan diri dari harokah.
• Kemenangan dakwah selalu terkait dg keikhlasan para prajuritnya.
• Penyakit hati yang mengotori keikhlasan serta merusak niat lbh parah dan lbh membahayakan
drpd penyakit fifik krn penyakit hati dpt merusak pahala dan menjauhkan pemiliknya dari jln
dakwah yang benar. OKI, kita hrs selalu sadar, waspada, mengevaluasi niat, serta berusaha
membersihkannya dr berbagai penyakit hati yang mengotorinya.

28
REFERENSI
• Khatib, M. A. & Hamid, M.A.H. (2018). Syarah Risalah Ta’alim. Jakarta: Al-I’tishom.
• Nur, A.H. (2003). Aktivis Harokah Dambaan Umat. Jakarta: Pustaka Tarbiatuna.
• .... (2008). Seri Taujihat Pekanan Kader. Solo: Era Intermedia.

29

Anda mungkin juga menyukai