Anda di halaman 1dari 25

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan

pengaturan yang mencangkup tujuan, isi dan


bahan belajar serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu (E.Mulyasa,2002).
landasan filosofis

landasan sosiologis

DIKEMBANGKAN
ATAS DASAR landasan teoritis

landasan psikologis-
pedagogis

landasan yuridis
 Landasan Filosofis
 Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun
kehidupan bangsa masa kini dan masa mendatang
 Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif.
 Peserta didik adalah pembelajar yang aktif dan memiliki
talenta untuk belajar mengenai berbagai hal yang ada di
sekitarnya.
 Proses pendidikan memerlukan keteladanan, pengayoman
terus menerus dan secara berkesinambungan.
 Kegiatan pembelajaran dilakukan melalui bermain yang
ditujukan untuk mengembangkan seluruh kompetensi sikap
spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan.
 Landasan Sosiologis
Dalam proses pembelajaran menyesuaikan dengan tuntutan dan norma-
norma yang berlaku pada masyarakat tempat anak tinggal.

 Landasan Psikologis-Pedagogis
Proses pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan dan
karakteristik anak usia dini

 Landasan Teoritis
 Teori perkembangan anak yang menyatakan bahwa setiap anak
memiliki kecerdasan yang kompleks, tergantung pada kecepatan
perkembangan masing-masing;
 teori perkembangan otak, bahwa jejaring antarsel neuron
menentukan kemampuan dan kecerdasan berpikir seseorang, tempat
jejaring tersebut dibangun sangat cepat pada usia dini.
 teori pedagogis yang menekankan bahwa anak belajar dalam kondisi
lingkungan yang aman, nyaman, yang dapat merangsang keinginan
anak untuk mencari tahu dan melakukan sesuatu.
 Landasan Yuridis
Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini dikembangkan
dengan landasan yuridis sebagai berikut:
 Undang-Undang Nomor 20 Tahun2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional, beserta segala ketentuan yang dituangkan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional;
 Peraturan Pemerintah RI Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas
Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan;
 Peraturan Presiden Nomor 60 Tahun 2013 Tentang Pengembangan Anak Usia
Dini Holistik-Integratif;
 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor137 Tahun 2014 tentang
Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini;
 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 146 Tahun 2014 tentang
Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini;
 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 160 Tahun 2014 tentang
Pemberlakuan Kurikulum tahun 2006 dan Kurikulum tahun 2013 Pasal 7.
Merupakan pengorganisasian muatan
kurikulum, Kompetensi Inti, Kompetensi
Dasar, dan lama belajar
Muatan kurikulum berisi program-program
pengembangan, yang terdiri atas:
1. program pengembangan nilai agama dan moral,
2. program pengembangan fi sik motorik,
3. program pengembangan kognitif,
4. program pengembangan bahasa,
5. program pengembangan sosial-emosional, dan
6. program pengembangan seni.
1. Program pengembangan nilai agama, berarti ada
guru yang menjadi teladan bagi pengembangan
perilaku yang bersumber dari nilai agama dan moral.
2. Program pengembangan fisik-motorik berarti ada
guru yang mengerti kebutuhan dan memberikan
kesempatan serta dukungan kepada anak untuk
bergerak, berlatih motorik kasar dan halus, serta
membiasakan menerapkan hidup sehat.
3. Program pengembangan kognitif berarti ada guru
yang mengerti konsep pengetahuan mendasar yang
dapat dipelajari anak, memahami cara anak belajar,
mendukung anak untuk mencari tahu, dan
melakukan/mencoba untuk mencari jawaban dari
keingintahuannya.
4. Program pengembangan bahasa berarti ada guru yang
menguasai teknik berkomunikasi yang tepat untuk
membantu mencapai kematangan bahasa ekspresif dan
reseptif.
5. Program pengembangan sosial-emosional berarti ada
guru yang memahami tahapan perkembangan sosial
emosional anak, mendukung berkembangnya
kesadaran mengenal perasaan diri, perasaan orang
lain, menjadi contoh berperilaku prososial bagi anak.
6. Program pengembangan seni berarti ada guru yang
memahami pengembangan seni bagi anak, memberi
kesempatan, menyediakan tempat, waktu dan alat yang
dapat digunakan anak untuk berekplorasi, berekspresi
dan mengapresiasi hasil karya dirinya dan orang lain
 Deteksi dini adalah kegiatan untuk menemukan
secara dini adanya potensi dan hambatan
pertumbuhan dan perkembangan pada anak usia
dini.
 Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik dan
struktur tubuh sebagian atau keseluruhan sehingga
dapat diukur dengan satuan panjang dan berat,
 Perkembangan adalah bertambahnya fungsi psikis
dan fisik anak meliputi sensorik (mendengar,
melihat, meraba, merasa, dan menghidu), motorik
(gerakan motorik kasar dan halus), kognitif
(pengetahuan, kecerdasan), komunikasi (berbicara
dan bahasa), serta sikap religius, sosial-emosional
dan kreativitas.
Deteksi pertumbuhan
1. Menimbang berat badan anak setiap bulan untuk
melihat pertumbuhan berat badan.
2. Mengukur tinggi/panjang badan anak setiap
bulan untuk melihat pertumbuhan tinggi/panjang
badan.
3. Mengukur besar lingkar kepala anak setiap
untuk melihat pertumbuhan lingkar kepala.
4. Memeriksa bagian kepala (rambut, mata, telinga,
hidung, mulut, gigi), kulit, kuku, tangan dan kaki
dilaksanakan minimal seminggu 1 (satu) kali
untuk melihat kebersihan dan kesehatan.
Deteksi Perkembangan
1. Sosial emosional dan kemandirian
2. Bahasa
3. Fisik (motorik kasar dan halus)
4. Kognitif
5. Penglihatan
6. Pendengaran
Hasil deteksi awal digunakan untuk menyusun perencanaan
program kegiatan secara sistematis, terarah dan terpadu sesuai
kebutuhan anak. Perencanaan program dilakukan bersama oleh
seluruh pendidik di bawah koordinasi kepala/pengelola PAUD.
Jika dirasa perlu perencanaan program dapat melibatkan tenaga
ahli yang relevan.
Pelaksanaan program stimulasi yang disusun berdasarkan hasil
deteksi dini meliputi tahapan:
 pelaksanaan kegiatan yang terintegrasi dengan kegiatan pembelajaran;
 penilaian terhadap proses dan hasil stimulasi;
 analisis terhadap penilaian proses dan hasil stimulasi; dan
 perencanaan dan pelaksanaan tindak lanjut.
 PENGERTIAN
KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun
oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan
pendidikan. Pengembangan KTSP jenjang
pendidikan dasar dan menengah mengacu pada
Standar Nasional Pendidikan, Kerangka Dasar dan
Struktur Kurikulum, dan pedoman implementasi
Kurikulum. KTSP dikembangkan oleh satuan
pendidikan dengan melibatkan komite
sekolah/madrasah, dan kemudian disahkan oleh
kepala dinas pendidikan atau kantor kementerian
agama provinsi dan kabupaten/kota sesuai dengan
kewenangannya.(Permendikbud No. 61 Tahun 2014).
 KOMPONEN KTSP
Dokumen 1 yang disebut dengan Buku I KTSP berisi sekurang-kurangnya
visi, misi, tujuan, muatan, pengaturan beban belajar, dan kalender
pendidikan.
Dokumen 1 dikembangkan oleh sekolah dibawah tanggungjawab kepala
Sekolah yang bersangkutan
Dokumen 2 yang disebut dengan Buku II KTSP berisi silabus yang telah
disediakan oleh Pemerintah Pusat, dan
Dokumen 3 yang disebut dengan Buku III KTSP berisi rencana pelaksanaan
pembelajaran yang disusun sesuai potensi, minat, bakat, dan kemampuan
peserta didik di lingkungan belajar. Pengembangan/penyusunan
Dokumen 3 menjadi tanggungjawab masing-masing guru mata pelajaran.
 Acuan Konseptual;
 Peningkatan Iman, Takwa, dan Akhlak Mulia
 Toleransi dan Kerukunan Umat Beragama
 Persatuan Nasional dan Nilai-Nilai Kebangsaan
 Peningkatan Potensi, Kecerdasan, Bakat, dan Minat sesuai
dengan Tingkat Perkembangan dan Kemampuan Peserta Didik
 Kesetaraan Warga Negara Memperoleh Pendidikan Bermutu
 Kebutuhan Kompetensi Masa Depan
 Tuntutan Dunia Kerja
 Perkembangan Ipteks
 Keragaman Potensi dan Karakteristik Daerah serta Lingkungan
 Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional
 Dinamika Perkembangan Global
 Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Setempat
 Karakteristik Satuan Pendidikan
 Acuan Prinsip
 Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan
kepentingan peserta didik dan lingkungannya pada
masa kini dan yang akan datang.
 Belajar sepanjang hayat Menyeluruh dan
berkesambungan
 Acuan Prosedur Operasional Analisis
 analisis ketentuan peraturan perundang-undangan
mengenai Kurikulum;
 analisis kebutuhan peserta didik, satuan pendidikan, dan
lingkungan; dan
 analisis ketersediaan sumber daya pendidikan.
 LANGKAH KERJA
 Pengorganisasian;
Pengembangan Kurikulum Sekolah dilaksana-
kan oleh TPK Sekolah, Kepala Sekolah, Komite
Sekolah, dan Guru, serta pengawas pembina
dengan pendampingan atau bimbingan dan
kerjasama Dinas Pendidikan Kab./Kota, atau
Dinas/Instansi lain yang terkait.
Kerjasama dengan dinas/instansi terkait dapat
dilakukan untuk menambah atau memperkaya
muatan Kurikulum Sekolah sesuai dengan
karakteristik sekolah, keunggulan lokal, dan
sosial budaya lingkungan setempat
Bagan Langkah Kerja
Koordinasi Pengembangan Supervisi
dan Persiapan KTSP KTSP

Analisis
Konteks/Analisis Penyusunan Draf Supervisi
Kondisi Riil Sekolah
/Verifikasi oleh
Pengawas
Analisis Reviu, Revisi Pembina
sekaligus
Permendikbud dan Finalisasi pengesahan
oleh Kepala
Dinas
Analisis KTSP Pemantapan Pendidikan
tahun lalu dan Penilaian Kab./Kota.

Pengesahan oleh
Kepala Sekolah dan
penanatanganan
oleh/Komite Sekolah

Sosialisasi dan
Evaluasi
Pelaksanaan
Sistematika KTSP
Disesuaikan dengan aturan yang berlaku (Permendikbud No. 61
Tahun 2014 tentang KTSP), memuat antara lain;
 LEMBAR PENGESAHAN: kalimat pengesahan, tandatangan
Kepala Sekolah, Komite, dan Kepala Dinas Pendidikan
Provinsi (atau Pejabat yang ditunjuk)
 KATA PENGANTAR : jelas
 RANGKUMAN HASIL REVISI: hasil analisis/review Kurikulum
thun sebelumnya
 DAFTAR ISI : jelas
 BAB I: PENDAHULUAN
 BAB II : TUJUAN SATUAN PENDIDIKAN
 BAB III : STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM
 BAB IV: KALENDER PENDIDIKAN
 BAB V : PENUTUP
Pembelajaran pada Pendidikan anak usia dini harus
disesuaikan dengan beberapa hal, yakni:
A. Karakteristik cara belajar anak usia dini;
 Anak belajar secara bertahap.
 Cara berpikir anak bersifat khas.
 Anak-anak belajar dengan berbagai cara.
 Anak belajar satu sama lain dalam lingkungan sosial
 Anak belajar melalui bermain.

B. Prinsip-prinsip pembelajaran PAUD


 Bermain Sambil Belajar atau Belajar Seraya Bermain
 Berorientasi pada Kebutuhan Anak
 Stimulasi Terpadu
 Berorientasi pada Perkembangan Anak
 Lingkungan Kondusif
 Menggunakan Pendekatan Tematik
 Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM)
 Menggunakan Berbagai Media dan Sumber Belajar
Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik
Pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang
sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruk
kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan melalui tahapan
mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar, dan
mengomunikasikan.
Pendekatan saintifik tidak diartikan sebagai belajar sain tetapi
menggunakan proses saintis dalam kegiatan belajar.

Menerapkan Proses
 Mengamati (Observing);
 Menanya (Questioning);
 Mengumpulkan (Colecting)
 Mengasosiasi (Associating)
 Mengkomunikasikan (Communicating):
 Pengertian
Penilaian adalah suatu usaha mengumpulkan
dan menafsirkan berbagai informasi secara
sistematis, berkala, berkelanjutan, menyeluruh
tentang perkembangan yang telah dicapai oleh
anak didik melalui pembelajaran.

 Tujuan Penilaian
Tujuan penilaian adalah untuk mengetahui
perkembangan yang telah dicapai oleh anak
didik selama mengikuti pembelajaran
 Fungsi Penilaian
Fungsi penilaian adalah sebagai berikut:
1. Memberikan umpan balik kepada guru untuk menyempurnakan pembelajaran.
2. Sebagai bahan pertimbangan bagi guru untuk membimbing perkembangan anak didik
baik fisik maupun psikis sehingga dapat berkembang secara optimal.
3. Sebagai bahan pertimbangan bagi guru untuk melakukan kegiatan bimbingan terhadap
anak didik yang memerlukan perhatian khusus.
4. Sebagai bahan pertimbangan bagi guru untuk menempatkan anak dalam kegiatan yang
sesuai dengan minat dan kebutuhannya.
5. Memberikan informasi kepada orang tua tentang perkembangan yang telah dicapai oleh
anak didik sebagai bentuk pertanggungjawaban.
6. Sebagai informasi bagi orang tua untuk menyesuaikan pendidikan keluarga dengan
proses pembelajaran di TK.
7. Sebagai bahan masukan bagi berbagai pihak dalam rangka pembinaan selanjutnya
terhadap anak didik.
 Ruang Lingkup Penilaian
Penilaian mencakup dua bidang pengembangan,sebagai berikut:
1. Bidang pengembangan diri meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosialemosional dan
kemandirian.
2. Bidang pengembangan kemampuan dasar meliputi kemampuan berbahasa, kognitif,
fisik/motorik, dan seni.
 Prinsip-prinsip Penilaian
1. Terencana  Penilaian dilakukan secara terencana sesuai dengan
aspek perkembangan yang akan dinilai.
2. Sistematis  Penilaian dilakukan secara teratur dan terprogram.
3. Menyeluruh  Penilaian mencakup semua aspek perkembangan
anak baik moral dan nilai-nilai agama, sosial-emosional,
kemandirian, berbahasa, kognitif, fisik/motorik, seni.
4. Berkesinambungan  Penilaian dilakukan secara bertahap dan terus
menerus untuk memperoleh gambaran tentang perkembangan anak
didik.
5. Obyektif  Penilaian dilaksanakan terhadap semua aspek
perkembangan sebagaimana adanya.
6. Mendidik  Proses dan hasil penilaian dapat dijadikan dasar untuk
memotivasi dan mengembangkan anak didik secara optimal.
7. Kebermaknaan  Hasil penilaian harus mempunyai arti dan
bermanfaat bagi guru, orang tua, anak didik dan pihak lain.
 Buku ini digunakan untuk memberikan
acuan bagi pendidik PAUD dan Pihak
terkait, yaitu:
1. memberikan wawasan bagi pendidik dan atau
pengasuh PAUD tentang Kurikulum 2013
Pendidikan Anak Usia Dini
2. Memberi contoh cara mengembangkan kegiatan
Pembelajaran sesuai dengan Kurikulum 2013
Pendidikan Anak Usia Dini.
3. Memberi contoh dan penjelasan yang memandu
Pendidik dan atau Pengasuh untuk dapat
melaksanakan Kegiatan Pembelajaran di PAUD
khususnya usia 5-6 Tahun

Anda mungkin juga menyukai