Anda di halaman 1dari 50

PENGAWASAN DAN

PEMBINAAN SMK3
Sejarah Kebijakan SMK3
• Pelaksanaan K3 sesuai UU 1/1970 secara
eksplisit merupakan pelaksanaan K3
secara sistem
• SMK3 dikeluarkan sejak 1996 melalui
Permenaker No. 05/Men/1996
• Di Internasional perkembangan sistem
manajemen K3 mulai berkembang
melalui ILO Guidline Tahun 2001
• SMK3 ditegaskan kembali dalam UU
13 tahun 2003 pasal 87
• Dan mengamanatkan pedoman
penerapan melalui Peraturan
Pemerintah No. 50 Tahun 2012
tentang Penerapan SMK3 (12 April
2012)
Perkembangan OHSAS 18.000

• Ohsas dikembangkan oleh British Standards


Institute (BSI) yaitu Occupational Health and
Safety Assesment Series (OHSAS) 18001:1999.
OHSAS 18001 diterbitkan oleh BSI
• tim penyusun dari 12 lembaga standarisasi
maupun sertifikasi beberapa negara di dunia
seperti, Standards Australia, SFS Certification
dan International Certification Services
• dibentuk atas masukan beberapa badan
sertifikasi & kebutuhan Sistem Manajemen
OH&S oleh dunia usaha
Perkembangan OHSAS 18.000

 Seri standar OHSAS 18000:


OHSAS 18001:2007 OHSMS-Specification
OHSAS 18002:2000 OHSMS-Guidelines for
the implementation of OHSAS 18001
 Dikembangkan melalui kerjasama +/- 43 badan
standarisasi, lembaga sertifikasi dan lembaga
konsultan profesional dari beberapa negara
 15 April 1999. OHSAS sendiri sudah
mengalami revisi pada bulan Juli 2007 menjadi
OHSAS 18001:2007
• ISO baru-baru ini mengumumkan bahwa
Komite ISO / PC 283 - Manajemen
Kesehatan & Keselamatan Kerja Systems,
telah dibentuk dengan tujuan untuk
mengembangkan dan menerbitkan sebuah
standar internasional untuk Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (OH & S)
berdasarkan OHSAS 18001. Standar baru
akan dikenal sebagai ISO 45001
Pihak yang terlibat dalam
pengembangan ISO 45001 yaitu 47
negara sebagai peserta dan 17 negara
sebagai Observer serta dari
Organisasi/Asosiasi K3 International
 IIOC, Independant International Organization for
Certification
 ILO, International Labour Organization
 IOE , International Organisation of Employers ),
 IOSH, Institution of Occupational Safety and Health —
 ITUC International trade union confederation
program untuk pengembangan
dan publikasi standar
• ISO / CD 45001 (Committee draft Q2) yang terbit
Mei 2014;
• ISO / DIS 45001 (Draft International Standard /
DIS Q4) yang akan diterbitkan pada Februari
2015;
• ISO / FDIS 45001 (Final Draft International
Standard / FDIS ) yang akan diterbitkan oleh
Maret 2016;
• ISO 45001 (International Standard / ISO) yang
akan diterbitkan pada bulan Oktober 2016.

ISO 45001:2016
• Mengadopsi “Desain Spesifikasi”
untuk pengembangan ISO 45001
diberikan dalam dokumen N69
termasuk PP 50/2012 Tentang
SMK3
PEDOMAN PERKEBUNAN KELAPA
SAWIT BERKELANJUTAN (INDONESIAN
SUSTAINABLE PALM OIL/ISPO)

SESUAI Permentan NO. 19/Permentan/OT.140/3/2011


Lampiran II Kriteria 4.1 SMK3
Prinsip & Kriteria: Pengelola wajib menerapkan SMK3
Indikator :
1. Tersedianya Dok. SMK3
2. Terbentuk Organisasi SMK3, sarana dan prasarana
3. Tersedia asuransi kecelakaan kerja
4. Rekaman penerapan SMK3 & pelaporannya
PEDOMAN PERKEBUNAN KELAPA
SAWIT BERKELANJUTAN (INDONESIAN
SUSTAINABLE PALM OIL/ISPO)

Panduan :
1. Perlu kampanye K3
2. Identifikasi bahaya, penilaian dan
pengendalian risiko kecelakaan
3. Pemeriksaan Kesehatan secara Berkala
4. Riwayat kejadian kecelakaan
5. Pelaporan penerapan SMK3 secara periodik
ke Kemnakertrans
DASAR HUKUM PENERAPAN SMK3
Pasal 27 (2) UUD1945

Undang-undang
13 Thn 2003

Pasal 86 Pasal 87

• UU No.1/1970 PP 50 Tahun 2012


ttg Penerapan
SMK3

Sanksi
DASAR HUKUM PENERAPAN SMK3

(1) Setiap perusahaan wajib


menerapkan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja
yang terintegrasi dengan sistem
manajemen perusahaan
Pasal 87
UU No.13/2003

(2) Ketentuan mengenai penerapan sistem


manajemen keselamatan dan kesehatan
kerja sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diatur dengan Peraturan Pemerintah
PP NO. 50 TAHUN 2012
Tanggal 12 April 2012

• 22 Pasal
• Lampiran 1 ttg Pedoman
Penerapan SMK3
• Lampiran 2 ttg Pedoman Penilaian
Penerapan SMK3
• Lampiran 3 ttg Laporan audit
SMK3
Pengertian
Pasal 1

• SMK3
bagian dari sistem manajemen
perusahaan secara keseluruhan
dalam rangka pengendalian risiko
yang berkaitan dengan kegiatan
kerja guna terciptanya tempat kerja
yang aman, efisien dan produktif.
Pengertian
Pasal 1

• K3
segala kegiatan untuk menjamin
dan melindungi keselamatan dan
kesehatan tenaga kerja melalui
upaya pencegahan kecelakaan
kerja dan penyakit akibat kerja
Pengertian
Pasal 1

• Audit SMK3
pemeriksaan secara sistematis dan
independen terhadap pemenuhan
kriteria yang telah ditetapkan untuk
mengukur suatu hasil kegiatan
yang telah direncanakan dan
dilaksanakan dalam penerapan
SMK3 di perusahaan.
TUJUAN PENERAPAN SMK3
Pasal 2

a. meningkatkan efektifitas perlindungan


keselamatan dan kesehatan kerja yang
terencana, terukur, terstruktur, dan
terintegrasi;
b. mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja
dan penyakit akibat kerja dengan melibatkan
unsur manajemen, pekerja/buruh, dan/atau
serikat pekerja/serikat buruh; serta
c. menciptakan tempat kerja yang aman,
nyaman, dan efisien untuk mendorong
produktivitas.
Ketentuan Umum
Pasal 3

PENERAPAN SMK3 DILAKUKAN


BERDASARKAN KEBIJAKAN NASIONAL

Kebijakan Nasional tertuang dalam Lampiran 1,


Lampiran 2 dan Lampiran 3
Ketentuan Umum
Pasal 4

1. Kebijakan Nasional sebagai pedoman


perusahaan dalam menerapkan SMK3

2. Instansi Pembina Sektor dapat mengembangkan


Kebijakan Nasional sebagai pedoman
perusahaan dalam menerapkan SMK3
• Peraturan Menteri PU No. 05/PRT/M/2014
Tentang pedoman sistem manajemen
keselamatan dan Kesehatan Kerja(SMK3)
konstruksi bidang pekerjaan umum

Penerapan SMK3 Konstruksi Bidang PU ditetapkan


berdasarkan potensi bahaya :
a. Potensi bahaya tinggi, apabila pekerjaan bersifat
berbahaya dan/atau mempekerjakan tenaga kerja
paling sedikit 100 orang dan/atau nilai kontrak diatas
Rp. 100.000.000.000,- (seratus milyar rupiah);
b. Potensi bahaya rendah, apabila pekerjaan bersifat tidak
berbahaya dan/atau mempekerjakan tenaga kerja
kurang dari 100 orang dan/atau nilai kontrak dibawah
Rp. 100.000.000.000,- (seratus milyar rupiah).
Pasal 5
• Wajib bagi perusahaan:
– memperkerjakan pekerja/buruh paling sedikit 100
(seratus) orang; atau
– mempunyai tingkat potensi bahaya tinggi.
• Ketentuan mengenai tingkat potensi bahaya tinggi
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan
• Dlm menerapkan SMK3 memperhatikan peraturan
perUU, konvensi atau standar internasional
Penerapan SMK3 meliputi
Pasal 6

1. penetapan kebijakan K3;


2. perencanaan K3;
3. pelaksanaan rencana K3;
4. pemantauan dan evaluasi kinerja
K3; dan
5. peninjauan dan peningkatan
kinerja SMK3.
1. Penetapan kebijakan K3
a. melakukan tinjauan awal kondisi K3, meliputi:
• identifikasi potensi bahaya, penilaian dan pengendalian risiko;
• perbandingan penerapan K3 dengan perusahaan dan sektor
lain yang lebih baik;
• peninjauan sebab akibat kejadian yang membahayakan;
• kompensasi dan gangguan serta hasil penilaian sebelumnya
yang berkaitan dengan keselamatan; dan
• penilaian efisiensi dan efektivitas sumber daya yang
disediakan.
b. memperhatikan peningkatan kinerja manajemen K3
secara terus-menerus; dan
c. memperhatikan masukan dari pekerja/buruh dan/atau
serikat pekerja/serikat buruh.
Kebijakan K3 paling sedikit
memuat
a. visi;
b. tujuan perusahaan;
c. komitmen dan tekad melaksanakan
kebijakan; dan
d. kerangka dan program kerja yang
mencakup kegiatan perusahaan
secara menyeluruh yang bersifat
umum dan/atau operasional.
Pengusaha harus menyebarluaskan
kebijakan K3 yang telah ditetapkan kepada
seluruh pekerja/buruh, orang lain selain
pekerja/buruh yang berada di perusahaan,
dan pihak lain yang terkait
2. Perencanaan K3
Disusun untuk menghasilkan rencana K3
mengacu pada kebijakan K3

Mempertimbangkan :
a. hasil penelaahan awal;
b. identifikasi bahaya, penilaian, dan
pengendalian risiko; peraturan
perundang-undangan dan persyaratan
lainnya; dan
c. sumber daya yang dimiliki.
Rencana K3
Paling sedikit memuat :
a. tujuan dan sasaran;
b. skala prioritas;
c. upaya pengendalian bahaya;
d. penetapan sumber daya;
e. jangka waktu pelaksanaan;
f. indikator pencapaian; dan
g. sistem pertanggungjawaban.
3. Pelaksanaan Rencana K3
• Di dukung oleh sumber daya manusia di bidang K3, prasarana
dan sarana.
• Sumber daya manusia harus memiliki:
– kompetensi kerja yang dibuktikan dengan sertifikat; dan
– kewenangan di bidang K3 yang dibuktikan dengan surat
izin kerja/operasi dan/atau surat penunjukkan dari instansi
yang berwenang.
• Prasarana dan sarana sebagaimana paling sedikit terdiri dari:
– organisasi/unit yang bertanggung jawab di bidang K3;
– anggaran yang memadai;
– prosedur operasi/kerja, informasi, dan pelaporan serta
pendokumentasian; dan
– instruksi kerja.
3. Pelaksanaan Rencana K3
• Dalam melaksanakan rencana K3 harus melakukan kegiatan
dalam pemenuhan persyaratan perUU.
• Kegiatan tersebut :
a. Tindakan pengendalian
b. perancangan (design) dan rekayasa;
c. prosedur dan instruksi kerja;
d. penyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaan;
e. pembelian/pengadaan barang dan jasa;
f. produk akhir;
g. upaya menghadapi keadaan darurat kecelakaan dan
bencana industri; dan
h. rencana dan pemulihan keadaan darurat
3. Pelaksanaan Rencana K3
• Kegiatan a – f dilaksanakan berdasarkan identifikasi
bahaya, penilaian dan pengendalian risiko.
• Kegiatan g dan h dilaksanakan berdasarkan potensi
bahaya, investigasi dan analisa kecelakaan
3. Pelaksanaan Rencana K3
• Agar seluruh kegiatan bisa berjalan, maka harus :
a. Menunjuk SDM yang kompeten dan berwenang dibidang
K3
b. Melibatkan seluruh pekerka/buruh
c. Membuat petunjuk K3
d. Membuat prosedur informasi
e. Membuat prosedur pelaporan
f. Mendokumentasikan seluruh kegiatan

• Pelaksanaan kegiatan diintegrasikan dengan


kegiatan manajemen perusahaan
4. Pemantauan dan Evaluasi Kinerja

• melalui pemeriksaan, pengujian,


pengukuran dan audit internal
SMK3 dilakukan oleh sumber daya
manusia yang kompeten
• Dalam hal perusahaan tidak
mempunyai SDM dapat
menggunakan pihak lain
4. Pemantauan dan Evaluasi Kinerja

• Hasil pemantauan dilaporkan


kepada pengusaha
• Hasil tersebut digunakan untuk
untuk melakukan tindakan
pengendalian
• Pelaksanaan pemantauan &
Evaluasi dilakukan berdasarkan
peraturan PerUU
5. Peninjauan dan Peningkatan
Kinerja SMK3
• menjamin kesesuaian dan
efektifitas penerapan SMK3,
• dilakukan terhadap kebijakan,
perencanaan, pelaksanaan,
pemantauan dan evaluasi
5. Peninjauan dan Peningkatan
Kinerja SMK3
• Hasil peninjauan digunakan untuk
perbaikan dan peningkatan kinerja,
• Perbaikan dan peningkatan kinerja
dilaksanakan dalam hal :
– terjadi perubahan peraturan perundang-undangan;
– adanya tuntutan dari pihak yang terkait dan pasar;
– adanya perubahan produk dan kegiatan perusahaan;
– terjadi perubahan struktur organisasi perusahaan;
– adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, termasuk
epidemiologi;
– adanya hasil kajian kecelakaan di tempat kerja;
– adanya pelaporan; dan/atau
– adanya masukan dari pekerja/buruh.
Pembuktian
Penerapan SMK3

Internal Audit Eksternal

Dilakukan Dilakukan oleh


perusahaan Lembaga Audit (yang
telah ditunjuk
Menakertrans)
Penilaian
Penerapan SMK3

• Penilaian penerapan SMK3 dilakukan oleh


lembaga audit independen yang ditunjuk oleh
Menteri atas permohonan perusahaan
• Untuk perusahaan yang memiliki potensi bahaya
tinggi wajib melakukan penilaian penerapan
SMK3 sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

• Hasil audit sebagai bahan pertimbangan


dalam upaya peningkatan SMK3

Pasal 16
Penilaian melalui Audit SMK3
meliputi:
1. pembangunan dan terjaminnya pelaksanaan komitmen;
2. pembuatan dan pendokumentasian rencana K3;
3. pengendalian perancangan dan peninjauan kontrak;
4. pengendalian dokumen;
5. pembelian dan pengendalian produk;
6. keamanan bekerja berdasarkan SMK3;
7. standar pemantauan;
8. pelaporan dan perbaikan kekurangan;
9. pengelolaan material dan perpindahannya;
10. pengumpulan dan penggunaan data;
11. pemeriksaan SMK3; dan
12. pengembangan keterampilan dan kemampuan
• Untuk perusahaan yang memiliki
potensi bahaya tinggi wajib
melakukan penilaian penerapan
SMK3 sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
• Hasil audit sebagai bahan
pertimbangan dalam upaya
peningkatan SMK3
PENGAWASAN
• Pengawasan SMK3 dilakukan oleh pengawas ketenagakerjaan
pusat, provinsi dan/atau kabupaten/kota sesuai dengan
kewenangannya.
• Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
1. pembangunan dan terjaminnya pelaksanaan komitmen;
2. organisasi;
3. sumber daya manusia;
4. pelaksanaan peraturan perundang-undangan bidang K3;
5. keamanan bekerja;
6. pemeriksaan, pengujian dan pengukuran penerapan
SMK3;
7. pengendalian keadaan darurat dan bahaya industri;
8. pelaporan dan perbaikan kekurangan; dan
9. tindak lanjut audit.
KETENTUAN PERALIHAN

• Pada saat Peraturan Pemerintah


telah berlaku, perusahaan yang
telah menerapkan SMK3, wajib
menyesuaikan dengan ketentuan
Peraturan Pemerintah ini paling
lama 1 (satu) tahun
Sanksi Administratif
Pasal 190 UU No 13 Tahun 2003
(1) Pelanggaran pasal 87 dikenakan sanksi
administratif
(2) Sanksi administratif berupa :
a. teguran;
b. peringatan tertulis;
c. pembatasan kegiatan usaha;
d. pembekuan kegiatan usaha;
e. pembatalan persetujuan;
f. pembatalan pendaftaran;
g. penghentian sementara sebagian atau seluruh alat
produksi;
h. pencabutan ijin.
Pedoman Penilaian Penerapan
SMK3
 kriteria Audit SMK3;
 penetapan kriteria audit tiap
tingkat pencapaian penerapan
SMK3; dan
 ketentuan penilaian hasil Audit
SMK3.
KRITERIA AUDIT SMK3

• Penilaian tingkat awal sebanyak 64


kriteria;
• Penilaian tingkat transisi sebanyak 122
kriteria;
• Penilaian Tingkat Lanjutan 166 kriteria;
Kriteria pada Tingkat Penerapan SMK3
NO ELEMEN TINGKAT AWAL TINGKAT TRANSISI TINGKAT LANJUTAN (Seluruh
(Seluruh tingkat awal dan tingkat awal, transisi dan lanjutan)
transisi)
1 2 3 4 5
1 Pembangunan dan pemeliharaan komitmen 1.1.1, 1.1.3, 1.2.2, 1.2.4, 1.2.5, 1.1.2, 1.2.1, 1.2.3, 1.3.1, 1.1.4, 1.1.5, 1.2.7, 1.3.2, 1.4.10,
1.2.6, 1.3.3, 1.4.1, 1.4.3, 1.4.4, 1.4.2 1.4.11
1.4.5, 1.4.6, 1.4.7, 1.4.8, 1.4.9

2 Strategi pendokumentasian 2.1.1, 2.4.1 2.1.2, 2.1.3, 2.1.4, 2.2.1, 2.1.5, 2.1.6, 2.2.2, 2.2.3, 2.3.3
2.3.1, 2.3.2, 2.3.4
3 Peninjauan ulang desain dan kontrak 3.1.1, 3.2.2 3.1.2, 3.1.3, 3.1.4, 3.2.1 3.2.3, 3.2.4
4 Pengendalian dokumen 4.1.1 4.1.2, 4.2.1 4.1.3, 4.1.4, 4.2.2, 4.2.3
5 Pembelian 5.1.1, 5.1.2, 5..2.1 5.1.3 5.1.4, 5.1.5, 5.3.1, 5.4.1, 5.4.2
6 Keamanan bekerja berdasarkan SMK3 6.1.1, 6.1.5, 6.1.6, 6.1.7, 6.2.1, 6.1.2, 6.1.3, 6.1.4, 6.2.2, 6.1.8, 6.6.1, 6.6.2, 6.9.1
6.3.1, 6.3.2, 6.4.1, 6.4.2, 6.4.3, 6.2.3, 6.2.4, 6.2.5, 6.5.1,
6.4.4, 6.5.2, 6.5.3, 6.5.4, 6.5.7, 6.5.5, 6.5.6, 6.5.10, 6.7.1,
6.5.8, 6.5.9, 6.7.4, 6.7.6, 6.8.1, 6.7.2, 6.7.3, 6.7.5, 6.7.7
6.8.2

7 Standar pemantauan 7.1.1, 7.2.1, 7.2.2, 7.2.3, 7.4.1, 7.1.2, 7.1.3, 7.1.4, 7.1.5, 7.3.1, 7.3.2
7.4.3, 7.4.4, 7.4.5 7.1.6, 7.1.7, 7.4.2

8 Pelaporan dan perbaikan 8.3.1 8.1.1, 8.2.1, 8.3.2 8.3.3, 8.3.4, 8.3.5, 8.3.6, 8.4.1
9 Pengelolaan material dan perpindahannya 9.1.1, 9.1.2, 9.2.1, 9.2.3, 9.3.1, 9.1.3, 9.1.4, 9.3.5 9.2.2, 9.3.2
9.3.3, 9.3.4
10 Pengumpulan dan penggunaan jasa 10.1.1, 10.1.2, 10.2.1, 10.2.2 10.1.3, 10.1.4
11 Audit SMK3 11.1.1, 11.1.2, 11.1.3
12 Pengembangan keterampilan dan 12.2.1, 12.2.2, 12.3.1, 12.5.1 12.1.2, 12.1.4, 12.1.5, 12.1.6, 12.1.1, 12.1.3, 12.1.7, 12.3.3
kemampuan 12.3.2, 12.4.1
Tingkat Penilaian Penerapan
SMK3
1. Untuk tingkat pencapaian penerapan 0-
59% termasuk tingkat penilaian
penerapan kurang.
2. Untuk tingkat pencapaian penerapan
60-84% termasuk tingkat penilaian
penerapan baik.
3. Untuk tingkat pencapaian penerapan
85-100% termasuk tingkat penilaian
penerapan memuaskan
PENILAIAN TINGKAT PENERAPAN SMK3

Kategori Tingkat Pencapaian Penerapan


Perusahaan 0-59% 60-84% 85-100%
Kategori Tingkat Tingkat Penilaian Tingkat Penilaian
tingkat awal Penilaian Penerapan Baik Penerapan
(64 kriteria) Penerapan Memuaskan
Kurang
Kategori Tingkat Tingkat Penilaian Tingkat Penilaian
tingkat Penilaian Penerapan Baik Penerapan
transisi (122 Penerapan Memuaskan
kriteria) Kurang
Kategori Tingkat Tingkat Penilaian Tingkat Penilaian
tingkat Penilaian Penerapan Baik Penerapan
lanjutan (166 Penerapan Memuaskan
kriteria) Kurang
PENILAIAN KRITERIA
• Kategori Kritikal
Temuan yang mengakibatkan
fatality/kematian.
• Kategori Mayor
 Tidak memenuhi ketentuan peraturan
perundang-undangan;
 Tidak melaksanakan salah satu prinsip
SMK3; dan
 Terdapat temuan minor untuk satu
kriteria audit di beberapa lokasi.
• Kategori Minor
Ketidakkonsistenan dalam pemenuhan
persyaratan peraturan perundang-
undangan, standar, pedoman, dan acuan
lainnya.

Anda mungkin juga menyukai