Developing Countries
CANADA USA
g
SOUTH KOREA SAUDI ARABIA INDIA BRAZIL TURKEY CHINA ARGENTINE SOUTH
MEXICO INDONESIA
AFRICA
Int’l Organizations
Invited-members
Guest Countries
• 1999: Forum dialog Menkeu dan Gubernur Bank Sentral G7. Diperluas mengikutsertakan negara-negara
berpendapatan menengah serta yang memiliki pengaruh ekonomi secara sistemik untuk diikutsertakan dalam
perundingan demi mencari solusi permasalahan ekonomi global saat itu
• 2008: need highest political level (Summit), memperluas area kerja sama dalam perdagangan, pembangunan, isu yg
mempengaruhi kondisi finansial
Tujuan:“Develop global policies to address today’s most pressing challenges”
• 2016: Diinisiasi pembahasan isu AMR dalam G20 Summit di Ghuang Zhou tahun 2016, G20 setuju untuk
pembentukan Health Working Group (HWG)
• 2017: Pembahasan isu kesehatan melalui mekanisme Health Working Group dan Health Ministerial Meeting (HMM) di
Jerman
• 2018: Pertemuan HWG dan HMM di Argentina mengembangkan a join work plan dan set of global objectives
• 2019 : Pertemuan HWG 1 (28 feb-1 Mar), HWG II ( 29-30 Mei), HWG III (1-2 Juli), HWG IV (18 Okt), HMM (19
Okt), Joint Ministerial Meeting (Finance-Health) 28/29 Juni
MEKANISME KERJA
“
State/Government)
Recommendation
Report
http://sherpag20indonesia.ekon.go.id
Deklarasi Menteri Kesehatan G20
Presidensi Jerman 2017
Berlin Declaration of the G20 Health Ministers: Together Today for a Healthy Tomorrow” mencakup 3 bagian penting,
yaitu: global health crisis management, health system strengthening, dan antimicrobial resistance
Antimicrobial Resistance :
- mengimplementasikan National Action Plan on AMR dengan One Health approach
- R&D antimikroba, riset kemitraan, listing pathogen prioritas untuk Riset
- pengembangan dan promosi akses obat baru, diagnosis, dan vaksin untuk MDR
Deklarasi Menteri Kesehatan G20
Presidensi Argentina 2018
Mar del Plata Declaration of the G20 Health Ministers: Building consensus for fair and sustainable development mencakup 4
bagian penting, yaitu: Antimicrobial Resistance, Malnutrition: Childhood Overweight and Obesity, Health System Strengthening,
Health System Responsiveness to Disasters, Catastrophes, and Pandemics
Antimicrobial Resistance:
- Mengimplementasikan National Action Plan on AMR dengan One Health approach
- Mendorong kolaborasi dan koordinasi antara WHO, FAO, OIE dan UNEP
- Mendukung inisiatif yang meningkatkan kesadran dalam penggunaan antimikroba yang bijak, serta mendukung kebijakan berbasis riset
• Implementasi rencana aksi nasional lansia sehat dan aktif, menguatkan kapasitas nasional
dalam mengimplementasikan IHR baik di wilayah maupun pintu masuk dan perbatasan.
• Pemri perlu memperbaiki mekanisme pembiayaan untuk kedaruratan masalah kesehatan,
mendorong pengembangan R&D antimikroba baru, vaksin dan alat diagnostik, serta
mendorong kerjasama lintas sektor dalam menangani kedaruratan masalah kesehatan
termasuk memerangi AMR.
• Terkait AMR, perlu penguatan Pokja AMR, peningkatan koordinasi dan penetapan focal
point utama pada masing-masing Kementerian dan Lembaga untuk mendukung
implementasi penuh Rencana Aksi Nasional AMR
AGENDA PERTEMUAN HWG KE-2
Wednesday, May 29th
• Diskusi terkait Dialogue with Global AMR R&D HUB, dapat merujuk pada hasil
pertemuan R&D Hub pada presidensi Jerman tahun 2017, serta merujuk pada kebijakan
Nasional terkait pengembangan R&D.
• Additional inputs from stakeholder belum ada dokumen yang dishare, Pemri bila perlu
memberikan tanggapan
• Drafting of Okayama Declaration of G20 Health Ministers Meeting untuk isu Ageing
Societies dan Health Risk Management perlu dicermati setiap paragraf baik
redaksional maupun substansi. terutama terkait pembiayaan
• Kemungkinan akan dibahas juga Building Block Leaders’ Communique on health, perlu
dicermati setiap paragraf. Tanggapan Pemri akan disampaikan melalui email.
RENCANA TINDAK LANJUT
TERIMA KASIH
POINT-POINT HWG KE-2
• Membahas isu Response to Ageing Societies serta Health Risk Management and
Health Security (tanpa AMR) terkait dengan draft Ministers Declaration (saat
ini belum dikirim panitia)
• Isu lainnya (UHC dan AMR) akan dibahas pada HWG ke-3 (1-2 Juli 2019 di
Tokyo)
• Draft Building block of Leaders Communiqué telah dikirim dan minta tanggapan,
selanjutnya akan dibahas dalam rapat Sherpa. (Masukan yang sudah ada dari
Dit. Kesga)
POINT-POINT STATEMENT
1. The achievement of Universal Health Coverage (UHC)
a. Kebijakan dan Strategi Indonesia dalam penguatan PHC menuju UHC
b. Indonesia mendorong G20 bekerjasama secara bilateral dan regional dengan berbagi
pengalaman terbaik serta mendorong untuk melaksanakan monev progres PHC dengan interval
3 tahunan baik di tingkat nasional, regional maupun global
c. Kolaborasi dan koordinasi lintas sektor terutama Kemenkeu dalam menghadapi kendala
d. Pengembangan SDM Kes di Indonesia dilakukan dengan pelatihan dan pendidikan berkelanjutan,
dalam rangka mencapai UHC Indonesia mengembangkan program Nusantara Sehat untuk
meningkatkan akses pelayanan kesehatan di DTPK, serta pelatihan manajemen dalam
pengelolaan pembiayaan kesehatan
e. Kendala dalam monitoring UHC (koordinasi dengan daerah, sistem pengumpulan data yang
belum baik, infrastuktur sistem data dan informasi, interoperabilitas sistem serta dukungan
asistensi teknis)
f. Kerjasama dengan organisasi internasional dan sektor swasta (provider swasta, perusahaan
asuransi swasta) perlu dibangun dan berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan.
POINT-POINT STATEMENT (2)
2. Response to Ageing Societies
a. Kebijakan utama dalam memperpanjang Usia Harapan Hidup Sehat serta pemanfaatan teknologi
digital untuk kebijakan tersebut.
b. Program prioritas untuk mencapai lansia sehat dan aktif, serta elemen “Decade of Healthy Ageing
2020-2030” yang diperlukan
c. Tantangan dan upaya yang dilakukan untuk menjaga kesinambungan kesehatan dan sistem
perawatan jangka panjang, serta pemanfaatan data dan teknologi untuk efisiensi program
d. Implementasi 7 aksi terkait Dementia dalam Global Action Plan dengan pendekatan multi sektor
e. Implementasi upaya pencegahan, pengurangan risiko, deteksi dini dan respon dalam pencegahan
dan pengendalian Dementia
f. Kebijakan utama dalam mewujudkan masyarakat yang inklusif bagi penderita Dementia dan
keluarganya
g. Indonesia usul agar G20 membentuk Center of Excellence on Healthy and Active Ageing, sehingga
dapat menjadi pusat untuk berbagi pengalaman terbaik bagi anggota G20 maupun negara lainnya
POINT-POINT STATEMENT (3)
3. Health Risk Management and Health Security
a. Upaya untuk memperkuat ‘arsitektur’ penanggulangan global health emergency, termasuk
mekanisme pembiayaan internasional dengan penguatan kapasitas prevent, detect and response tiap
negara
b. Mekanisme Contingency Fund for Emergency (CFE) WHO perlu didukung namun yang lebih
utama adalah bagaimana tiap negara memiliki kapasitas IHR yang baik. Indonesia memiliki
mekanisme dalam memobilisasi pembiayaan health emergency secara nasional yang dikelola oleh
BNPB yaitu Dana Siap Pakai
c. Indonesia mendorong G20 membentuk Public health Emergency Operation Center di tiap negara,
dan mendorong negara lain untuk membentuk PHEOC terutama negara rentan
d. Upaya untuk meningkatkan kerjasama, komunikasi, kolaborasi dan koordinasi dengan berbagai pihak
baik di tingkat nasional, regional maupun global (joint evaluation, joint simulation, sharing best
practises, etc)
POINT-POINT STATEMENT (4)
Alternative : Hotel the B Tokyo Akasaka ( JPY 11.244; 1,5 km dari venue)
Hotel Monterey Akasaka ( JPY 14.887/night ; 900 m dari venue)
Itinerary Jakarta-Haneda
Berangkat 27 Feb (ETD 23.50 WIB, ETA 08.50 by GIA)
Pulang 2 Maret (ETD 11.45, ETA 17.15 by GIA)
KERTAS POSISI DELRI
• Health Risk Management and Health Security UU no 6/2018 tentang kekarantinaan Kesehatan.
Akan diTL dgn RPP dan RPM (kekarantinaa wilayah, darat, laut, udara dan perbatasan).
Dikembangkan sistem karantina kesehatan, pengembagnan SDM utk deteksi dini PHEIC dgn
pelatihan bagi pejabat karantina di wilayah maupun pelabuhan.
• Deteksi ada 2 macam pemeriksaan (alat, barang, orang) menggunakan dokumen ICV dan respon
utk pelatihan SDM terkait kekarantinaan sebagai kesiapsiagaan dalam menghadapi PHEIC
• Indonesia sudah memiliki PHEOC yang dilaunch thn 2017 utk mengamati penyakit yang berpotensi
KLB ataupun KLB yang terjadi di Indonesia. Untuk respon, Indonesia sudah memiliki Tim gerak cepat
untuk respon, baik di pusat maupun provinsi.
• SPM provinsi sudah ada, pelayanan penduduk terkait KLB sebagai indikator.
• Siapkan statement dari SKK dan PKK (2-3 halaman, in English) kekarantinaan, PHEOC, SPM
• Statement disiapkan draftnya sore ini, akan direview pimpinan besok pagi.
TAMBAHAN: