Anda di halaman 1dari 47

RAPAT PERSIAPAN DELRI

HEALTH WORKING GROUP (HWG) G20 KE-2


29 – 30 MEI 2019, JENEWA - SWISS

BIRO KERJA SAMA LUAR NEGERI


10 MEI 2019
2
G20 TIMEFRAME
(2009 – Upcoming 2019)
Background
Latar Belakang Pembentukan G20
Global Financial Crisis 1998
Krisis keuangan global tahun 1998;
Globalisasi, ketergantungan antar negara semakin
tinggi. Krisis ekonomi di suatu negara/wilayah
dapat menjalar dengan cepat ke negara/wilayah
lain;
Peran dan pengaruh negara berkembang dalam 19 Countries (established and
Emerging); Relevant
perekonomian global semakin meningkat (engine Rotation in Chairmanship International Organizations;
Guest Countries
of global growth);
Awalnya merupakan forum pertemuan para
Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral
anggota G20 dengan agenda pembahasan terkait
sektor keuangan. 2008: First Summit, focus on
Economic Issue Represents: 85% GDP, 66%
Sejak tahun 2008 ditingkatkan menjadi KTT untuk 2010: Issue Proliferation (non- economic World Population, 75%
international Trade, 80%
and development issues)
memperkuat implementasi komitmen di level Global Investment
domestik dan memperluas agenda di luar sektor
keuangan.
G20 Members & Int’l Organizations
Developed Countries

CANADA USA UK GERMANY RUSSIA FRANCE JAPAN ITALY EUROPEAN AUSTRALIA


UNION

Developing Countries
CANADA USA
g

SOUTH KOREA SAUDI ARABIA INDIA BRAZIL TURKEY CHINA ARGENTINE SOUTH
MEXICO INDONESIA
AFRICA

Int’l Organizations
Invited-members

Ketua ASEAN Ketua APEC Ketua African Ketua NEPAD Ketua 3G


Union

Guest Countries

Singapore Netherland Vietnam Spain


PERKEMBANGAN

• 1999: Forum dialog Menkeu dan Gubernur Bank Sentral G7. Diperluas mengikutsertakan negara-negara
berpendapatan menengah serta yang memiliki pengaruh ekonomi secara sistemik untuk diikutsertakan dalam
perundingan demi mencari solusi permasalahan ekonomi global saat itu

• 2008: need highest political level (Summit), memperluas area kerja sama dalam perdagangan, pembangunan, isu yg
mempengaruhi kondisi finansial
Tujuan:“Develop global policies to address today’s most pressing challenges”

• 2016: Diinisiasi pembahasan isu AMR dalam G20 Summit di Ghuang Zhou tahun 2016, G20 setuju untuk
pembentukan Health Working Group (HWG)

• 2017: Pembahasan isu kesehatan melalui mekanisme Health Working Group dan Health Ministerial Meeting (HMM) di
Jerman

• 2018: Pertemuan HWG dan HMM di Argentina mengembangkan a join work plan dan set of global objectives

• 2019 : Pertemuan HWG 1 (28 feb-1 Mar), HWG II ( 29-30 Mei), HWG III (1-2 Juli), HWG IV (18 Okt), HMM (19
Okt), Joint Ministerial Meeting (Finance-Health) 28/29 Juni
MEKANISME KERJA

 Tidak memiliki head quarters/permanent staff


 Presidensi ditetapkan secara konsensus oleh anggotanya berdasarkan rotasi kawasan dan
berganti setiap tahunnya
 Presidensi sbg leading role menyiapkan agenda dan membangun konsensus di antara anggota
 Troika untuk memastikan konsistensi dan kesinambungan agenda. AnggotaTroika: previous
presidency, current presidency, the following presidency (Jerman, Argentina, Jepang)
 Mengikutsertakan the UN, IMF, dan the World Bank untuk memperluas dampak dan fokus pada
pembangunan global
 G20 memiliki the engagement group yang merupakan organisasi masyarakat independent untuk
memperluas perspektif dan keahlian. Engagement group memberikan rekomendasi pengembangan
kebijakan kepada Summit
G20’s Two Tracks

Leader Summit (Head of


State/Government)

Recommendation

The Engagement Group (science,


business, civil, youth, think, women,
labor)

Report

Sherpa Track (Ministers, thematic


areas: agriculture, anti-corruption,
trade & investment, development, Finance Track (Finance Ministers,
Leader Sherpa digital economy, education, Central Bank Governors & the
employment, health, Deputy)
climate/sustainability, energy
transition)
STRUKTUR KOORDINASI G20 DI INDONESIA

http://sherpag20indonesia.ekon.go.id
Deklarasi Menteri Kesehatan G20
Presidensi Jerman 2017

Berlin Declaration of the G20 Health Ministers: Together Today for a Healthy Tomorrow” mencakup 3 bagian penting,
yaitu: global health crisis management, health system strengthening, dan antimicrobial resistance

Global Health Crisis Management :


- pelaksanaan IHR 2005 dan mendukung WHO sebagai pemimpin kesehatan dunia
- penyiapan dana darurat untuk Emergencies Programme and the WHO Contingency Fund for Emergencies (CFE)
- mekanisme pembiayaan dana Emergency Financing Facility (PEF).
- R & D untuk obat-obatan, vaksin, diagnostik, dan peralatan medis baru

Health System Strengthening:


- G20 mendukung Resolusi WHA untuk mengurangi ketidakadilan melalui tindakan terhadap faktor penentu sosial kesehatan
- apresiasi atas pembentukan International Health Partnership for Universal Health Coverage 2030 (UHC 2030) sebagai platform
multi-stakeholder untuk mendukung percepatan pencapaian UHC yang merata dan berkelanjutan

Antimicrobial Resistance :
- mengimplementasikan National Action Plan on AMR dengan One Health approach
- R&D antimikroba, riset kemitraan, listing pathogen prioritas untuk Riset
- pengembangan dan promosi akses obat baru, diagnosis, dan vaksin untuk MDR
Deklarasi Menteri Kesehatan G20
Presidensi Argentina 2018

Mar del Plata Declaration of the G20 Health Ministers: Building consensus for fair and sustainable development mencakup 4
bagian penting, yaitu: Antimicrobial Resistance, Malnutrition: Childhood Overweight and Obesity, Health System Strengthening,
Health System Responsiveness to Disasters, Catastrophes, and Pandemics

Antimicrobial Resistance:
- Mengimplementasikan National Action Plan on AMR dengan One Health approach
- Mendorong kolaborasi dan koordinasi antara WHO, FAO, OIE dan UNEP
- Mendukung inisiatif yang meningkatkan kesadran dalam penggunaan antimikroba yang bijak, serta mendukung kebijakan berbasis riset

Malnutrition: Childhood Overweight and Obesity


- Mendukung implementasi United Nations Decade of Action on Nutrition (2016-2025), the WHO Global Action Plan for the
prevention and control of non-communicable diseases 2013-2020, the WHO Global Action Plan on Physical Activity and Health 2018-2030
- Bekerjasama dan kolaborasi lintas sektor dalam mencegah overweight dan obesitas melalui promosi aktivitas fisik dan gizi
- Meningkatkan akses dan ketersediaan pangan sehat melalui kolaborasi lintas sektor

Health System Strengthening


- Mendukung penguatan sistem kesehatan yang terjangkau, aman dan berkualitas dalam rangka menuju UHC

Health System Responsiveness to Disasters, Catastrophes, and Pandemics


ISSUES NOTE HWG G20 - 2019

1. The achievement of Universal Health Coverage (UHC)


 1.1 Enhance primary health care
 1.2 Promote Innovation
 1.3 Foster collaboration between health and finance authorities
 1.4 Develop Human Resources
 1.5 Enhancing accountability through continuous monitoring
 1.6 Strengthening partnerships
2. Response to Ageing Societies
 2.1 Cultivating “healthy and active ageing”
 2.2 Improving the quality of life of people with dementia, and their families
 2.3 Fostering sustainable health and long-term care systems

3. Health Risk Management and Health Security


 3.1 Enhancing rapid health emergency response capacity – International financing
mechanism
 3.2 Intensifying preparedness and response
 3.3 Responding to Antimicrobial Resistance (AMR)
HASIL PERTEMUAN HWG KE-1
• Dialogue with Engagement Group (C20 dan T20)  rekomendasi untuk G20 on Health, antara
lain: kesinambungan pembiayaan UHC, implementasi kebijakan leaving no one behind, “people-
centered” dalam yankes, inovasi teknologi kesehatan, good governance, menurunkan faktor risiko
PTM, koordinasi multisektor, pembiayaan health emergencies, paradigma prevention of the outbreak,
meningkatkan R&D, pull and push mechanism utk produksi medicines.
• The achievement of Universal Health Coverage (UHC) 
a) Pandangan WHO: PHC sebagai kunci keberhasilan perlu ada strategi, paket benefit, strategi
keuangan, SDM kesehatan dan monev. G20 diharapkan berperan melalui kerjasama bilateral,
membangun kapasitas dan dukungan keuangan. Kekurangan SDM Kes bagi G20 adalah untuk
NCD dan Ageing. Perlu kerjasama antara ILO-OECD-WHO untuk LMICs, sedangkan bagi G20
perlu investasi SDM untuk pekerjaan, kesetaraan gender dan ekonomi.
b) Tantangan dalam kemitraan yaitu adanya fragmentasi antar sektor, usulan WHO
sebagai leader, OECD DAC dan UHC2030 menyediakan platform yang baik, G20
mendukung koordinasi secara intensif, pengembangan kerjasama dan koordinasi donor
yang lebih efektif.
c) Terkait monev/akuntabilitas, WHO mendukung tiap negara untuk mengidentifikasi gaps
secara cepat, mendukung sistem informasi kesehatan dengan cara yang koheren.
d) Tiap negara perlu melakukan pilihan dengan tepat – health technology assessment for
value for money – WHO akan membantu dalam hal penilaian kesehatan digital,
pengembangan strategi, HTA dan penetapan prioritas, sedangkan G20 diharapkan
dapat mendorong peningkatan efisiensi dan akses terhadap kesehatan digital, inovasi
dan teknologi bagi negara LICs termasuk transfer teknologi.
e) Pertemuan sepakat bahwa penguatan PHC sangat penting dalam rangka mencapai
UHC dan komitmen mengimplementasikan UHC sampai ke tingkat lokal termasuk
monitoring dan evaluasi dengan melibatkan pemangku kepentingan di semua tingkat
serta masyarakat.
f) Pertemuan mencatat perlunya pengembangan kapasitas SDM kesehatan melalui pelatihan, dialog dan monev
untuk tenaga pengelola di tingkat daerah, serta kemitraan dengan lintas sektor termasuk swasta terutama
dalam penyusunan kebijakan.
• Response to Ageing Societies 
a) OECD mengusulkan kebijakan yang dapat dilakukan antara lain mencegah status kesehatan yang buruk dan
tidak adil, meningkatkan partisipasi lansia di masyarakat, mendukung lansia secara tepat ketika sakit melalui
pelayanan kesehatan yang terjangkau bagi lansia.
b) WHO menekankan adanya pelayanan terpadu bagi lansia dan partisipasi masyarakat inklusif. WHO
mendukung dedikasi untuk Healthy Ageing 2023 sebagai global movement, dan mendorong implementasi
rencana aksi pengendalian Dementia sesuai Rencana Aksi Global
c) Pertemuan sepakat meningkatkan healthy and active ageing melalui promosi gaya hidup sehat, penguatan
kapasitas tenaga kesehatan, mendukung Global Strategy on Healthy Ageing, utilisasi data dan teknologi dengan
penguatan sistem informasi kesehatan, pengembangan community and home based program, lingkungan yang
ramah lansia, pengembangan iptek untuk LTC, pengembangan pembiayaan untuk lansia, serta kerjasama dan
koordinasi dengan multisektor (sosial, ketenagakerjaan, kesehatan, keuangan, asuransi).
d) Pertemuan memandang pentingnya isu Dementia menjadi salah satu prioritas kesehatan
masyarakat, karena itu perlu kebijakan atau rencana aksi nasional, pengembangan R&D
terkait Dementia dengan melibatkan multidisiplin, melakukan upaya yang komprehensif
meliputi pencegahan dan pengurangan risiko, deteksi dini melalui sistem surveilans,
intervensi, perawatan jangka panjang dan mendukung terciptanya lingkungan masyarakat
ramah Dementia.
• Health Risk Management and Health Security 
a) WHO menyampaikan 4 kerangka konseptual terkait health risk management and health
security yaitu 1) early warning, risk assessment, emergency response; 2) prevention and
control strategies for high-threat infectious hazards; 3) all-hazards preparedness, IHR
assessment and core capacities strengthening; 4) health-system strengthening in high-
vulnerability countries.
b) WHO juga menyampaikan thirteenth general programme of work 2019-2023 yaitu a) 1
billion better protected from health emergencies dimana setiap negara siapsiaga terhadap
kedaruratan masalah kesehatan, epidemi dan pandemi dapat dicegah, serta kedaruratan
masalah kesehatan dapat dideteksi dan direspon cepat; b) 1 billion more people benefit
from UHC; c) 1 billion more people enjoying better health and well-being. WHO
mengapresiasi beberapa negara G20 yang berkontribusi aktif dalam Contingency Fund for
Emergency (CFE).
c) Pertemuan sepakat mendukung kesiapsiagaan secara intensif menghadapi global health
emergency melalui solusi terpadu di tingkat nasional dan global, implementasi IHR
secara penuh dan mendorong untuk sukarela melakukan Joint External Evaluation (JEE),
penguatan kapasitas tenaga kesehatan, laboratorium dan teknologi informasi,
mendukung WHO sebagai leader dan lebih aktif dalam mengatasi global health
emergency, mendukung G20 berperan bersama WHO untuk implementasi dan berbagi
pengalaman terbaik dengan negara lain serta kolaborasi dan koordinasi multisektor.
• Health Risk Management and Health Security-AMR
a) WHO menyampaikan joint workplan dan joint global M&E framework on AMR serta perkembangan
finalisasi dan implementasi NAP negara anggota WHO, working group multisector yang melibatkan sektor
kesehatan, pertanian dan pangan, perkembangan implementasi Global Antimicrobial Surveillance System
(GLASS), serta keterlibatan lintas sektor selain kesehatan. G20 diharapkan dapat mendorong percepatan
implementasi NAP on AMR, WHO mengapresiasi inisiasi penguatan R&D on AMR pada presidensi Jerman,
dan mengundang G20 untuk bergabung dalam GARD partnership.
b) Pertemuan sepakat AMR tetap sebagai isu prioritas, G20 berperan mendorong implementasi NAP on
AMR, perlu tindak lanjut komitmen dalam deklarasi sebelumnya, menekankan stewardship yang efektif,
mendorong R&D on AMR yang tidak tumpang tindih dengan R&D yang ada, serta penguatan kolaborasi
tripartite (health, agriculture and food production).
RTL INDONESIA

• Implementasi rencana aksi nasional lansia sehat dan aktif, menguatkan kapasitas nasional
dalam mengimplementasikan IHR baik di wilayah maupun pintu masuk dan perbatasan.
• Pemri perlu memperbaiki mekanisme pembiayaan untuk kedaruratan masalah kesehatan,
mendorong pengembangan R&D antimikroba baru, vaksin dan alat diagnostik, serta
mendorong kerjasama lintas sektor dalam menangani kedaruratan masalah kesehatan
termasuk memerangi AMR.
• Terkait AMR, perlu penguatan Pokja AMR, peningkatan koordinasi dan penetapan focal
point utama pada masing-masing Kementerian dan Lembaga untuk mendukung
implementasi penuh Rencana Aksi Nasional AMR
AGENDA PERTEMUAN HWG KE-2
Wednesday, May 29th

10:30-11:00 Registration, welcome coffee


11:00-11:30 Welcome remarks
Update on G20 Leaders Summit, Joint Session, Okayama Health Ministers Meeting
11:30-12:30 Session 1: Dialogue with Global AMR R&D HUB
12:30-14:00 Lunch (Sandwich will be served)
14:00-15:15 Session 2: Additional inputs from stakeholders
15:15-15:30 Coffee break
15:30-17:30 Session 3: Drafting of Okayama Declaration of G20 Health Ministers Meeting on Response to Aging Societies
Thursday, May 30th
9:30-11:00 Session 4: Drafting of Okayama Declaration of G20 Health Ministers Meeting on Response to Aging Societies (continued)
11:00-11:15 Coffee break
11:15-12:30 Session 5: Drafting of Okayama Declaration of G20 Health Ministers Meeting on Response to Aging Societies (continued)
12:30-14:00 Lunch (Sandwich will be served)
14:00-15:30 Session 6: Drafting of Okayama Declaration of G20 Health Ministers Meeting on Health Risk Management and Health
Security (except for AMR)
5:30-15:45 Coffee Break
15:45-17:30 Session 7: Drafting of Okayama Declaration of G20 Health Ministers Meeting on Health Risk Management and Health
Security (except for AMR) (continued)
17:30-17:45 Closing Session
PELAKSANAAN:

 Venue : Salle D, WHO headquarters, Avenue Appia 20 1202, Geneva, Switzerland


 Komposisi : Maksimum 2 delegates (1+1 delegates)
 Ketua Delegasi : Sekretaris Jenderal
Anggota :
1) Kepala PPJK
2) Kabag KS Multilateral, Biro KSLN
POINT-POINT STATEMENT

• Diskusi terkait Dialogue with Global AMR R&D HUB, dapat merujuk pada hasil
pertemuan R&D Hub pada presidensi Jerman tahun 2017, serta merujuk pada kebijakan
Nasional terkait pengembangan R&D.
• Additional inputs from stakeholder  belum ada dokumen yang dishare, Pemri bila perlu
memberikan tanggapan
• Drafting of Okayama Declaration of G20 Health Ministers Meeting untuk isu Ageing
Societies dan Health Risk Management  perlu dicermati setiap paragraf baik
redaksional maupun substansi. terutama terkait pembiayaan
• Kemungkinan akan dibahas juga Building Block Leaders’ Communique on health, perlu
dicermati setiap paragraf. Tanggapan Pemri akan disampaikan melalui email.
RENCANA TINDAK LANJUT
TERIMA KASIH
POINT-POINT HWG KE-2

• Membahas isu Response to Ageing Societies serta Health Risk Management and
Health Security (tanpa AMR) terkait dengan draft Ministers Declaration (saat
ini belum dikirim panitia)
• Isu lainnya (UHC dan AMR) akan dibahas pada HWG ke-3 (1-2 Juli 2019 di
Tokyo)
• Draft Building block of Leaders Communiqué telah dikirim dan minta tanggapan,
selanjutnya akan dibahas dalam rapat Sherpa. (Masukan yang sudah ada dari
Dit. Kesga)
POINT-POINT STATEMENT
1. The achievement of Universal Health Coverage (UHC)
a. Kebijakan dan Strategi Indonesia dalam penguatan PHC menuju UHC
b. Indonesia mendorong G20 bekerjasama secara bilateral dan regional dengan berbagi
pengalaman terbaik serta mendorong untuk melaksanakan monev progres PHC dengan interval
3 tahunan baik di tingkat nasional, regional maupun global
c. Kolaborasi dan koordinasi lintas sektor terutama Kemenkeu dalam menghadapi kendala
d. Pengembangan SDM Kes di Indonesia dilakukan dengan pelatihan dan pendidikan berkelanjutan,
dalam rangka mencapai UHC Indonesia mengembangkan program Nusantara Sehat untuk
meningkatkan akses pelayanan kesehatan di DTPK, serta pelatihan manajemen dalam
pengelolaan pembiayaan kesehatan
e. Kendala dalam monitoring UHC (koordinasi dengan daerah, sistem pengumpulan data yang
belum baik, infrastuktur sistem data dan informasi, interoperabilitas sistem serta dukungan
asistensi teknis)
f. Kerjasama dengan organisasi internasional dan sektor swasta (provider swasta, perusahaan
asuransi swasta) perlu dibangun dan berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan.
POINT-POINT STATEMENT (2)
2. Response to Ageing Societies
a. Kebijakan utama dalam memperpanjang Usia Harapan Hidup Sehat serta pemanfaatan teknologi
digital untuk kebijakan tersebut.
b. Program prioritas untuk mencapai lansia sehat dan aktif, serta elemen “Decade of Healthy Ageing
2020-2030” yang diperlukan
c. Tantangan dan upaya yang dilakukan untuk menjaga kesinambungan kesehatan dan sistem
perawatan jangka panjang, serta pemanfaatan data dan teknologi untuk efisiensi program
d. Implementasi 7 aksi terkait Dementia dalam Global Action Plan dengan pendekatan multi sektor
e. Implementasi upaya pencegahan, pengurangan risiko, deteksi dini dan respon dalam pencegahan
dan pengendalian Dementia
f. Kebijakan utama dalam mewujudkan masyarakat yang inklusif bagi penderita Dementia dan
keluarganya
g. Indonesia usul agar G20 membentuk Center of Excellence on Healthy and Active Ageing, sehingga
dapat menjadi pusat untuk berbagi pengalaman terbaik bagi anggota G20 maupun negara lainnya
POINT-POINT STATEMENT (3)
3. Health Risk Management and Health Security
a. Upaya untuk memperkuat ‘arsitektur’ penanggulangan global health emergency, termasuk
mekanisme pembiayaan internasional dengan penguatan kapasitas prevent, detect and response tiap
negara
b. Mekanisme Contingency Fund for Emergency (CFE) WHO perlu didukung namun yang lebih
utama adalah bagaimana tiap negara memiliki kapasitas IHR yang baik. Indonesia memiliki
mekanisme dalam memobilisasi pembiayaan health emergency secara nasional yang dikelola oleh
BNPB yaitu Dana Siap Pakai
c. Indonesia mendorong G20 membentuk Public health Emergency Operation Center di tiap negara,
dan mendorong negara lain untuk membentuk PHEOC terutama negara rentan
d. Upaya untuk meningkatkan kerjasama, komunikasi, kolaborasi dan koordinasi dengan berbagai pihak
baik di tingkat nasional, regional maupun global (joint evaluation, joint simulation, sharing best
practises, etc)
POINT-POINT STATEMENT (4)

3. Health Risk Management and Health Security (AMR)


a. Kontribusi negara anggota G20 untuk mendukung Implementasi Global and National Action Plan
on AMR
b. Kebijakan prioritas untuk mendukung penatalayanan (stewardship) yang efektif serta bagaimana
negara anggota G20 berkontribusi
c. Pandangan Indonesia terkait peran berbagai pihak (negara, organisasi internasional, mitra) dalam
penguatan R&D on AMR
AGENDA KEGIATAN
Agenda Kegiatan Delri
 26 Feb 2019 : Keberangkatan
 27 Feb 2019 : Site Visit to Elderly Home Care (Agenda detail masih menunggu
info dari JICA)
 28 Feb- 1 Maret 2019 : HWG G20
Draft agenda as of 20190207.docx
 2 Maret 2019 : Kepulangan
PERSIAPAN TEKNIS
 Venue
Tokyo Garden Terrace KIOI Conference
4-1 Kioicho Chiyoda, Tokyo, Japan
 Official Hotels (submission deadline 18 Feb)
1) Hotel New Otani Tokyo (JPY 21.000/night) 2) Akasaka Excel Hotel Tokyu (JPY 14.000 – 37.000/night)
4-1 Kioichi Chiyoda-ku Tokyo 102-0094 2-14-3, Nagatacho, Chiyoda-ku, Tokyo 100-0014

Booking : Hotel Felice Akasaka by RELIEF (JPY14.490/night)


107-0052, Tokyo, Minato ward, Minato-ku Akasaka 3-12-5 (900 m dari venue)

Alternative : Hotel the B Tokyo Akasaka ( JPY 11.244; 1,5 km dari venue)
Hotel Monterey Akasaka ( JPY 14.887/night ; 900 m dari venue)
 Itinerary Jakarta-Haneda
Berangkat 27 Feb (ETD 23.50 WIB, ETA 08.50 by GIA)
Pulang 2 Maret (ETD 11.45, ETA 17.15 by GIA)
KERTAS POSISI DELRI

[25 Feb] Posisi Delri Rapat .docx


RENCANA TINDAK LANJUT (1)
• Statement UHC dibagi 2 dan difokuskan pada pertanyaan.
• Indonesia perlu menyampaikan capaian UHC termasuk kendala yang dihadapi secara singkat (data konsisten
dgn yang di WHA 81%, sebutkan juga komposisi JKN)
• Enhance PHC  masukkan PIS-PK dan dokter layanan primer termasuk pendidikannya, untuk inovasi
perlu disampaikan apa yang sudah dicapai Indonesia (brp fasyankes yang implementasi telemedicine –
merujuk bahan ke New Delhi, India)
• Kolaborasi MoH-MoF  mekanisme pembiayaan utk peserta JKN dan untuk manajemen
• Penguatan SDM utk kapasitas health financing  NHA-DHA bagi daerah akan memperkuat sustainabilitas
JKN, manajemen puskesmas, INA CBGs
• Riskesdas sebagai tool untuk melihat implementasi JKN, survei kepuasan thd pemanfaatan JKN, monitoring
regular tiap bulan atau tahun, monitoring akses setiap 2 thn sekali
• Partnership  kerjasama dgn INGO lebih pada lesson learned, re-JKN partnership dgn USAID, WHO
(Indonesia mendorong kerjasama dgn mitra termasuk organisasi profesi, perhimpunan RS swasta dalam
menyusun kebijakan terkait JKN)
RENCANA TINDAK LANJUT (2)
• Response to Ageing Societies  Program untuk mencegah dan deteksi dini Alzheimer dan Dementia
(Posyandu lansia, instrumen utk deteksi sudah ada) kerja sama dgn organisasi Dementia.
• Progam untuk keluarga dengan penderita Dementia  Long term care (Indonesia masih cukup jauh
prosesnya) bila semua dilimpahkan ke JKN maka pembiayaannya akan sangat besar.
• Program untuk Dementia  Pedoman Nasional terkait Dementia (7 strategi), yang sudah dilakukan
Indonesia a.l: Sudah masuk SPM, Promosi kes lansia, penguatan keluarga, posbindu lansia (distribusi sdh
di brp provinsi), masuk kepesertaan JKN
• Kerjasama dengan yayasan Alzheimer,
• Tantangan : banyak lansia yang belum masuk kepesertaan JKN, masih byk fasyankes yang belum
memberikan layanan geriatri, jaminan sosial utk lansia dalam bentuk (cek data dari pertemuan di
Jepang sblmnya)
• Pemanfaatan data dan teknologi untuk elderly program  pelayanan geriatri sebagai salah satu faktor
akreditasi fasyankes (2017)
RENCANA TINDAK LANJUT (3)

• Health Risk Management and Health Security  UU no 6/2018 tentang kekarantinaan Kesehatan.
Akan diTL dgn RPP dan RPM (kekarantinaa wilayah, darat, laut, udara dan perbatasan).
Dikembangkan sistem karantina kesehatan, pengembagnan SDM utk deteksi dini PHEIC dgn
pelatihan bagi pejabat karantina di wilayah maupun pelabuhan.
• Deteksi ada 2 macam  pemeriksaan (alat, barang, orang) menggunakan dokumen ICV dan respon
utk pelatihan SDM terkait kekarantinaan sebagai kesiapsiagaan dalam menghadapi PHEIC
• Indonesia sudah memiliki PHEOC yang dilaunch thn 2017 utk mengamati penyakit yang berpotensi
KLB ataupun KLB yang terjadi di Indonesia. Untuk respon, Indonesia sudah memiliki Tim gerak cepat
untuk respon, baik di pusat maupun provinsi.
• SPM provinsi sudah ada, pelayanan penduduk terkait KLB sebagai indikator.
• Siapkan statement dari SKK dan PKK (2-3 halaman, in English)  kekarantinaan, PHEOC, SPM
• Statement disiapkan draftnya sore ini, akan direview pimpinan besok pagi.
TAMBAHAN:

• Data terkait Dementia di Indonesia perlu disiapkan


• UU Kekarantiaan, memperkuat kerjasama pengangan masalah kesehatan dengan negara
perbatasan
• Respon Tim  PKK bisa menambahkan isu tersebut, dan simulasi pandemi yang dilakukan
• SDM Kes pedoman.., pendidikan care giver,
PERTEMUAN HEALTH WORKING GROUP

• Tokyo , 28 Feb-1 Maret 2019


HWG ke-1 • Membahas isu Achiement Universal Health Coverage,
Response to Ageing Societies, Health Risk Management and
Health Security, AMR

• Geneva, Mei 2019


HWG ke-2 • Membahas isu
• Draft HM Declaration

• Tokyo, 1-2 Juli 2019


HWG ke-3 • Finalisasi draft deklarasi
• Dilanjutkan dengan HMM
PRESIDENSI
ARGENTINA (2018)

Tema : “Building Consensus for Fair and Sustainable Development”


Pilar : people, diversity, sustainability
Prioritas : The future of work, Infrastructure for Development,
A Sustainable Food Future

Presidensi akan mengusung kepentingan negara berkembang


dan kerja sama yang berorientasi pada rakyat
HASIL PERTEMUAN HWG KE-1

• Perlunya upaya yang berkesinambungan, multi-sektor, efektif dan efisien,


serta penguatan kerja sama internasional dalam hal : a) meningkatkan
pengetahuan dan kesadaran publik akan bahaya penggunaan obat secara
tidak bijak, b) mencegah penularan penyakit di rumah sakit, c)
Anti Microbial mengoptimalkan penggunaan dan pengawasan penggunaan antimikroba di
sektor terkait dan memperkuat surveilans (prevention and containment of
Resistance resistance), serta d) mengembangkan antibiotik baru dan teknologi
diagnosa sesuai prioritas kedaruratan.
• Indonesia mengusulkan untuk dilakukannya global campaign untuk
mengakselerasi penggunaan antibiotik secara rasional di dunia dan
mendorong kerja sama lintas sektor dengan pendekatan one health.

• Upaya lintas sektor yang komprehensif terbukti cost-effective dan


Malnutrition : berdampak lebih besar terhadap penurunan kasus obesitas, dibandingkan
hanya menerapkan salah satu kebijakan.
Childhood Overweight
and Obesity • Kebijakan yang komprehensif dan bersifat lintas sektor diperlukan untuk
menciptakan sistem yang utuh dalam mengatasi obesitas, sehingga upaya ini
memerlukan komitmen tertinggi dari tiap negara.
HASIL PERTEMUAN HWG KE-2
• Pertemuan ini membahas hal-hal yang terkait dengan penguatan
sistem kesehatan antara lain inovasi obat-obatan, dukungan sosial pada
penderita PTM, upaya pencegahan sebagai investasi, upaya value based
health care yang memperbaiki frontliners pelayanan kesehatan serta
perlunya Human Centered health care dan community health centre
Health System sebagai salah satu cara terbaik untuk mendekatkan pelayanan yang
lebih manusiawi kepada masyarakat.
Strengthening
• Selain itu juga membahas Tenaga kesehatan yang berkualitas untuk
mencapai UHC dan wacana pengembangan “transversal skills for future
health workforce”, isu gender dalam pemberdayaan tenaga , isu e-health
utk pengendalian AMR, peningkatan Patient Safety dan kualitas
pelayanan serta perlunya information security kesehatan

• Pertemuan juga mencatat pentingnya negara memiliki kapasitas


Health Systems nasional dan lokal untuk mendeteksi, merespon, dan mengatasi wabah
di masa depan,
Responsiveness to
• Meningkatkan mekanisme kesiapan pendanaan yang cukup dan
Disasters, Catastrophes and berkelanjutan guna memperkuat kapasitas kesehatan global serta
Pandemics leadership yang kuat dari WHO untuk mengkoordinasikan
implementasi IHR
DRAFT MAR DEL PLATA DECLARATION OF G20
HEALTH MINISTERS

2nd draft terdiri dari 42 para yang terbagi dalam 4 topik :


- AMR,
- Malnutrition: Childhood Overweight and Obesity,
- Health System Strengthening,
- Health System Responsiveness to Disasters, Catastrophes, and Pandemics

..\HWG ke-3 dan HMM\DRAFT 2 - HWG MINISTERIAL DECLARATION


AUGUST 2018.docx
CONCEPT NOTE :
ONE HEALTH AMR SIMULATION EXERCISE
• Tujuan Umum :
Meningkatkan kesadaran dan pemahaman politik tingkat tinggi tentang tantangan utama
resistensi antimikroba dalam kaitannya dengan kesehatan manusia, kesehatan hewan,
sistem pangan dan lingkungan dalam konteks pendekatan 'One Health'.
• Tujuan Khusus:
a) Mendemontrasikan interkoneksi lintas sektor antara kesehatan manusia, lingkungan,
kesehatan hewan dan sistem pangan dalam konteks AMR;
b) Mengadvokasi keberhasilan pelaksanaan rencana aksi nasional untuk memerangi resistensi
antimikroba dengan mendapatkan dukungan tingkat tinggi dari para Menteri
AGENDA LATIHAN SIMULASI
4 October 2018
13.45 Welcome and Introductions, briefing and preparations
14:00 – 14:45 Session 1: cases of antibiotic resistant infections originating from any country are reported in
multiple locations/ countries and raise global concern in G20 countries
Facilitated discussion and questions/voting options

14:45 – 15:00 Refreshment break


15:00 – 15:45 Session 2: multiple strains and types of bacteria with antibiotic resistance now occurring in
G20 countries and worldwide.
Facilitated discussion and questions/voting options
15:45 – 16:15 Exercise Summary: identify key lessons to enable Ministers to strengthen implementation of
national action plans
16:15 Exercise ends
TEKNIS PELAKSANAAN

• Fokus topik : komunikasi, kolaborasi dan koordinasi


• Struktur : 1 + 1
• Fasilitator : Prof. Dame Sally Davies dan Dr. Nelson Castro
• Organisasi Int : WHO/PAHO, OIE, FAO, OECD
• Material pre exercise akan dikirim sekitar 2 minggu sebelum HMM
• Skenario kasus akan ditampilkan dalam buletin berita TV, dilanjutkan
dengan slide PPt, diskusi dipandu fasilitator, termasuk voting sessions.

Anda mungkin juga menyukai