DWI EMMYA GRACE BR TARIGAN FEBRY AZMIANA SIREGAR FELIX YOSUA FLIPPO SINAGA MAULANA AL AZIZ HARAHAP SEPTINA SIMANIHURUK
DIK A MATEMATIKA 2018
Teori belajar social adalah sebuah teori belajar yang disebut teori observational learning (belajar dengan pengamatan). Teori belajar sosial menjelaskan bagaimana kepribadian seseorang berkembang melalui proses pengamatan, di mana orang belajar melalui observasi atau pengamatan terhadap perilaku orang lain terutama pemimpin atau orang yang dianggap mempunyai nilai lebih dari orang lainnya. Istilah yang terkenal dalam teori belajar sosial adalah modeling (peniruan). Modeling lebih dari sekedar peniruan atau mengulangi perilaku model tetapi modeling melibatkan penambahan dan atau pengurangan tingkah laku yang teramati, menggeneralisir berbagai pengamatan sekaligus melibatkan proses kognitif. Ciri – ciri teori Pemodelan Bandura 1. Unsur pembelajaran utama ialah pemerhatian dan peniruan 2. Tingkah laku model boleh dipelajari melalui bahasa, teladan, nilai dan lain – lain 3. Pelajar meniru suatu kemampuan dari kecakapan yang didemonstrasikan guru sebagai model 4. Pelajar memperoleh kemampuan jika memperoleh kepuasan dan penguatan yang positif 5. Proses pembelajaran meliputi perhatian, mengingat, peniruan, dengan tingkah laku atau timbal balik yang sesuai, diakhiri dengan penguatan yang positif A. KELEBIHAN Teori Albert Bandura lebih lengkap dibandingkan teori belajar sebelumnya , karena itu menekankan bahwa lingkungan dan perilaku seseorang dihubungkan melalui system kognitif orang tersebut. Bandura memandang tingkah laku manusia bukan semata – mata reflex atas stimulus, melainkan juga akibat reaksi yang timbul akibat interaksi antara lingkungan dengan kognitif manusia itu sendiri. Pendekatan teori belajar social lebih ditekankan pada perlunya conditioning ( pembiasan merespon ) dan imitation (peniruan). Selain itu pendekatan belajar social menekankan pentingnya penelitian empiris dalam mempelajari perkembangan anak – anak. Penelitian ini berfokus pada proses yang menjelaskan perkembangan anak – anak, faktor social dan kognitif. B. KELEMAHAN Teori pembelajaran Sosial Bandura sangat sesuai jika diklasifikasikan dalam teori behavioristik. Ini karena, teknik pemodelan Albert Bandura adalah mengenai peniruan tingkah laku dan adakalanya cara peniruan tersebut memerlukan pengulangan dalam mendalami sesuatu yang ditiru. Selain itu juga, jika manusia belajar atau membentuk tingkah lakunya dengan hanya melalui peniruan ( modeling ), sudah pasti terdapat sebagian individu yang menggunakan teknik peniruan ini juga akan meniru tingkah laku yang negative , termasuk perlakuan yang tidak diterima dalam masyarakat. 1. ALBERT BANDURA Albert Bandura sangat terkenal dengan teori pembelajaran social (Social Learning Teory), salah satu konsep dalam aliran behaviorisme yang menekankan pada komponen kognitif dari pikiran, pemahaman dan evaluasi. Ia seorang psikologi yang terkenal dengan teori belajar social atau kognitif social serta efikasi diri. Eksperimen yang sangat terkenal adalah eksperimen Bobo Doll yang menunjukkan anak – anak meniru seperti perilaku agresif dari orang dewasa disekitarnya. Teori kognitif sosial (social cognitive theory) yang dikemukakan oleh Albert Bandura menyatakan bahwa faktor sosial dan kognitif serta factor pelaku memainkan peran penting dalam pembelajaran. Faktor kognitif berupa ekspektasi/ penerimaan siswa untuk meraih keberhasilan, factor social mencakup pengamatan siswa terhadap perilaku orang tuanya. Albert Bandura merupakan salah satu peracang teori kognitif social. Menurut Bandura ketika siswa belajar mereka dapat merepresentasikan atau mentrasformasi pengalaman mereka secara kognitif. Bandura mengembangkan model deterministic resipkoral yang terdiri dari tiga faktor utama yaitu perilaku, person/kognitif dan lingkungan. Albert Bandura mengemukakan bahwa seorang individu belajar banyak tentang perilaku melalui peniruan / modeling. Menurut Albert Bandura, teori social membahas tentang : 1. Bagaimana perilaku kita dipengaruhi oleh lingkungan melalui penguat dan observational learning 2. Cara pandang dan cara pikir kita yang miliki terhadap informasi 3. Bagaimana perilaku kita mempengaruhi lingkungan kita dan menciptakan penguat dan observational opportunity B. MOH. SURYA
Menurut ahli Moh. Surya berpendapat dengan
Belajar merupakan sebuah proses usaha yang telah dilakukan oleh masing-masing individu untuk bisa memperoleh sebuah perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan. Selain itu belajar sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Bagi Moh. Surya, belajar kembali pada masing-masing personalnya untuk mau belajar dan mengerti hasil yang bisa didapat dari belajar itu sendiri. C. DJAMARAH Belajar bisa diartikan sebagai suatu kegiatan dengan melibatkan dua unsur yaitu jiwa dan raga ketika melakukannya, gerak tubuh harus terlihat sejalan dengan proses jiwa agar bisa mendapatkan dan melihat adanya perubahan. Perubahan yang didapatkan tentu bukan hanya perubahan dari fisik namun perubahan jiwa yang lebih penting, sebab dengan adanya perubahan jiwa maka berpengaruh pada perubahan fisik atau perubahan jasmani. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar adalah perubahan yang berpengaruh terhadap tingkah laku seseorang. D. ATKINSON HILGARD Atkinson Hilgard mengemukakan bahwa anak akan mempelajari sebagian besar keterampilan sosialnya dari interaksi dengan sesamanya.
Aspek-aspek social anak yang akan mulai terlihat
adalah anak akan mulai bermain parallel, anak akan mulai bermain social, anak mulai bermain assosiatif (berpasangan), anak mulai bermain kelompok, dan bermain koolaboratif (bersama orang tua, guru atau orang dewasa) Aplikasi Teori Belajar Sosial Terhadap Pembelajaran Matematika
Dalam proses pembelajaran menurut teori sosial, seorang guru
harus dapat menghadirkan model pembelajaran yang baik yang mempunyai pengaruh yang kuat terhadap pembelajar . Teori pembelajaran social cocok untuk mengajarkan materi yang berupak aspek psikomotorik dan afektif, karena pembelajar langsung dapat memperhatikan, mengingat dan meniru model pembelajaran yang dihadirkan.
Dalam belajar matematika yang diajarkan adalah berupa konsep
sehingga guru harus dapat menghadirkan model pembelajaran yang menarik perhatian dan dapat mudah diingat oleh pembelajar atau peserta didik. Misalnya, seorang guru akan mengajarkan bagaimana menemukan volume dari balok. Disini dihadirkan atau disediakan balok dan kubus yang berukuran 1 satuan kubik sebagai model pembelajaran. Dengan dipraktekkan oleh guru dan ditirukan oleh siswa, guru memperagakan bagaimana menentukan volume balok kemudian menentukan rumus volume balok. Dengan demikian siswa diharapkan dapat memperhatikan model dan menirukan bagaimana rumus volume balok, dan peserta didik harus mengingatnya.
Dalam mengajarkan tentang penjumlahan dan pengurangan garis
bilangan bulat, guru bisa memberikan materi dengan menggunakan media pola lantai yang diperagakan oleh gurunya. Disini guru memperagakan cara untuk menjumlahkan atau mengurangi bilangan dengan jelas kepada siswa. Selain itu, guru juga dapat mengajak siswa untuk melakukan hal yang sama yang di contohkan oleh gurunya. Dalam hal ini guru dapat mengajak siswa belajar sambil bermain. TERIMA KASIH