Anda di halaman 1dari 24

PAJAK PENGHASILAN

(UMUM)

Oleh :
Nurul Hasanah (217132884)
Rinda Sofiyanti (217133000)
Definisi

Berdasarkan pasal 1 Undang-Undang


Nomor 36 Tahun 2008, pajak
penghasilan adalah pajak yang
dikenakan terhadap subjek pajak atas
penghasilan yang diterima atau
diperoleh dalam tahun pajak
Subjek pajak

pasal 2 Undang-Undang
Nomor 36 Tahun 2008 Warisan
Orang yang
pribadi belum
terbagi

Bentuk
badan usaha
tetap
Subjek pajak
pasal 2 ayat 2 Undang-Undang
Nomor 38 Tahun 2008
Bukan subjek pajak
(pasal 2 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008)

Pejabat
Kantor perwakilan
perwakilan diplomatik,
negara asing konsulat, atau
pejabat lain

Pejabat-
Organisasi- pejabat
organisasi perwakilan
internasional organisasi
internasional
Objek pajak

Penggatian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang


diterima atau diperoleh seperti gaji, upah, tunjangan, honorarium, komisi,
bonus, gratifikasi, uang pensiun, atau imbalan dalam bentuk lainnya

Hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan,


dan penghargaan

Laba usaha
Objek pajak perseroan, persekutuan,
dan badan lainnya sebagai
pengganti saham atau
penyertaan modal

Keuntungan karena pemegang saham, sekutu,


penjualan atau atau anggota yang diperoleh
keuntungan karena perseroan, persekutuan,
pengalihan harta dan badan lainnya
kepada :

likuidasi, penggabungan,
peleburan, pemekaran,
pemecahan, pengambil alihan
usaha, atau reorganisasi dengan
nama dan bentuk apapun
Objek pajak harta berubah hibah, bantuan,
sumbangan, kecuali yang diberikan
kepada keluarga sedarah dalam garis
keturunan lurus atau derajat dan
badan keagamaan, badan
pendidikan, badan sosial termasuk
yayasan, koperasi atau orang pribadi
Keuntungan
yang menjalankan usaha mikrodan
karena penjualan kecil.
atau keuntungan
karena pengalihan
harta kepada :
Keuntungan karena penjualan atau
pengalihan sebagian atau seluruh
hak penambangan, tanda turut
serta dalam pembiayaan, atau
permodalan dalam perusahaan
pertambangan.
Objek pajak

Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah Sewa dan penghasilan lain
dibebankan sebagai biaya dan pembayaran sehubungan dengan
tambahan pengembalian pajak penggunaan harta

Bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan Penerimaan atau perolehan


karena jaminan pengembalian utang pembayaran berkala

Dividen
Keuntungan karena
pembebasan utang, kecuali
sampai dengan jumlah
Royalti atau imbalan atas penggunaan hak tertentu yang ditetapkan
dengan peraturan pemerintah
Objek pajak

Keuntungan selisih
kurs mata uang Premi asuransi
asing

Selisih lebih karena Iuran yang diterima atau


penilaian kembali diperoleh perkumpulan dari
aktiva anggotanya yang terdiri dari
wajib pajak yang menjalankan
usaha atau pekerjaan bebas
Objek pajak
Tambahan kekayaan neto pada
hakikatnya merupakan akumulasi
Penghasilan dari
penghasilan baik yang telah usaha berbasis
dikenakan pajak dan yang bukan syariah
objek pajak serta yang belum
dikenakan pajak.

Imbalan bunga sebagaimana


dimaksud dalam undang-undang
yang mengatur mengenai Surplus Bank
ketentuan umum dan tata cara Indonesia
perpajakan
PENGHASILAN YANG DIKENAI PAJAK
PENGHASILAN FINAL
(pasal 4 ayat (2) Undang-Undang PPh)

 Penghasilan berupa bunga deposito dan tabungan lainnya, bunga


obligasi dan surat utang negara, dan bunga simpanan yang
dibayarkan oleh koperasi kepada anggota koperasi orang pribadi.
 Penghasilan berupa hadiah undian
 Penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas lainnya, transaksi
derivatif yang diperdagangkan di bursa, dan transaksi penjualan
saham atau pengalihan penyertaan modal pada perusahaan
pasangannya yang diterima oleh perusahaan modal ventura
 Penghasilan dari transaksi pengalihan harta berupa tanah dan atau
bangunan, usaha jasa kontruksi, usaha real estat, dan persewaan
tanah dan atau bangunan
 Penghasilan tertentu lainnya, pengenaan pajaknya diatur dengan
peraturan pemerintah, keputusan menteri keuanga, dan peraturan
perundang-undangan perpajakan lainnya.
Pasal 6 ayat (1) Undang-undang nomor 36 tahun 2008 menyatakan bahwa
besarnya penghasilan kena pajak bagi wajib pajak dalam negeri dan bentuk
usaha tetap ditentukan berdasarkan penghasilan bruto dikurangi biaya untuk
mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan termasuk

Biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan


dengan kegiatan usaha, antara lain:
• Biaya pembeliaan bahan
• Biaya berkenaan dengan pekerjaan atau jasa termasuk upah,
gaji, honorariu, bonus, gratifikasi, dan tunjangan yang
diberikan dalam bentuk uang
• Bunga, sewa dan royalti
• Biaya perjalanan
• Biaya pengelolaan limbah
• Premi asuransi
• Biaya promosi dan perjualan yang diatur degan atau
berdasarkan peraturan menteri keuangan
• Biaya administrasi dan
• Pajak kecuali pajak penghasilan
Penghasilan kena
pajak (PKP)
1. Wajib pajak orang pribadi dan badan yang memiliki
peredaran usaha tertentu

PPh terutang = tarif x PKP


1% x peredaran bruto

2. wajib pajak orang pribadi menggunakan norma perhitungan


PKP = PENGHASILAN NETO – PTKP
= (peredaran bruto x % NPPN) – PTKP

PPh terutang = tarif x PKP


= tarif x (peredaran bruto x % NPPN) - PTKP
3. Wajib pajak orang pribadi menyelenggarakan
pembukuan
PKP = Penghasilan neto – PTKP
= (Peredaran bruto – pengeluaran yang boleh dikurangkan) - PTKP

PPh terutang dihitung dari tarif dikalikan penghasilan kena pajak

PPh terutang = tarif x PKP


= Tarif x (peredaran bruto – pengeluaran/biaya yang boleh
= dikurangkan) - PTKP
Wajib pajak badan dalam negeri menyelenggarakan pembukuan

PKP = penghasilan neto


= (peredaran bruto – pengeluaran yang boleh dikurangkan)

PPh terutang dihitung dari tarif dikalikan penghasilan kena pajak

PPh terutang = Tarif x PKP


= tarif x (peredaran bruto- pengeluaran yang boleh
dikurangkan
Wajib pajak bentuk usaha tetap

PKP = penghasilan neto


= (peredaran bruto – pengeluaran yang boleh dikurangkan)

PPh terutang dihitung dari tarif dikalikan penghasilan kena pajak

PPh terutang = Tarif x PKP


= Tarif x (peredaran bruto – pengeluaran yang boleh
dikurangkan)
Tarif PPh untuk wajib pajak orang pribadi dalam
negeri (pasal 17 ayat (1) huruf a UU PPh

• 0-50.000.000 tarif pajak 5%


• 50 juta – 250 juta tarif pajak 15 %
• 250 juta-500 juta tarif pajak 25 %
• Diatas 500 juta tarif pajak 30 %
contoh

Jumlah penghasilan kena pajak tuan Akbar pada 2016 adalah


45.000.000, besarnya pajak penghasilan yang terutang ?
• 5 % x Rp. 45.000.000 = 2.250.000
Jumlah penghasilan kena pajak Tuan Chika pada 2016 adalah
200.000.000, besarnya pajak penghasilan yang terutang ?
• 5 % x 50.000.000 2.500.000
• 15% x 150.000.000 22.500.000 (+)
25.000.000
Kompensasi
kerugian

Sesuai dengan undang-undang No. 36 Tahun


2008 tentang pajak penghasilan

Kerugian fiskal berdasarkan ketetapan pajak


yang telah diterbitkan Direktur Jenderal
Pajak serta kerugian fiskal berdasarkan SPT
Tahunan PPh Wajib Pajak dalam hal tidak
atau belum diterbitkan ketetapan pajak oleh
Dirjen Pajak
Contoh
perhitungannya
Tn. Hakim (K/2) mempunyai kantor
konsultan pajak. Peredaran bruto dari
pekerjaan bebas selama setahun
sebesar 2.000.000.000. biaya yang
tercatat selama setahun terdiri dari gaji
sebesar 600.000.000, biaya lain di
antaranya sewa kantor, biaya
transportasi, dan lainnya sebesar
500.000.000. penghasilan netto dari
pekerjaan sebagai pegawai tetap di
Universitas pancasila sebesar
120.000.000 setahun
Perhitungan PKP dan PPh terutang :
Peredaran bruto pekerjaan bebas Rp. 2.000.000.000
Penghasilan netto (norma jasa tersebut 35%) Rp. 700.000.000
Penghasilan netto dari pekerjaan Rp. 120.000.000
Total penghasilan netto Rp. 820.000.000
PTKP (K/2)
- Diri wajib pajak Rp. 54.000.000
- Tambahan kawin Rp. 4.500.000
- Tanggungan anak Rp. 9.000.000
(Rp. 67.500.000)
Penghasilan kena pajak Rp. 752.500.000
PPh yang terutang
5% x 50.000.000 Rp. 2.500.000
15% x 200.000.000 Rp. 30.000.000
25% x 250.000.0000 Rp. 62.500.000
30% x 252.500.000 Rp. 75.750.000
Total PPh yang terutang Rp. 170.750.000
SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai