Anda di halaman 1dari 21

ANALISA PERSENTASE KADAR AIR DAN KADAR

MINYAK SLUDGE CRUDE OIL TANGKI 101, 102, DAN


SLUDGE RESIDU 118, 122 DAN 123 HASIL PROSES
KILANG DI PPSDM MIGAS CEPU

KAMILIA (1631410038)
LINGGA ARDHANARISWARI (1631410063)
SEJARAH SINGKAT
KILANG PPSDM MIGAS
Lapangan Migas pertama kali ditemukan di Cepu oleh insinyur dari Belanda bernama Andrian Stoop pada
tahun 1886, di daerah Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Pada awal tahun 1870, ditemukan minyak di daerah Cepu dan sekitarnya oleh BPM (Bataafsche
Petroleum Maarschappij) yang merupakan perusahaan minyak Belanda pada masa itu.
Lapangan Migas yang ditemukan berjumlah 24 buah dan sekarang hanya tinggal 5 buah saja, yaitu
lapangan minyak Kawengan, Ledok, Nglobo, Semanggi, dan Balun (gas).
Lapangan Migas pertama kali ditemukan di Cepu oleh insinyur dari Belanda bernama Andrian Stoop pada
tahun 1886, di daerah Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Pada awal tahun 1870, ditemukan minyak di daerah Cepu dan sekitarnya oleh BPM (Bataafsche
Petroleum Maarschappij) yang merupakan perusahaan minyak Belanda pada masa itu.
Lapangan Migas yang ditemukan berjumlah 24 buah dan sekarang hanya tinggal 5 buah saja, yaitu
lapangan minyak Kawengan, Ledok, Nglobo, Semanggi, dan Balun (gas).
TIPIKAL YIELD PRODUK KILANG
Tipikal Yield,
Produk
%
Pertasol CA 6,61

Pertasol CB 9,92

Pertasol CC 8,52

Solar 44,14

Residu 25,06

Refinery Fuel 5,54

Loss 0,21

TOTAL 100,00
RUMUSAN MASALAH

1. Apakah pengaruh dari kadar air pada oil sludge?


2. Bagaimana cara mengetahui kadar air dalam oil sludge?
3. Bagaimana cara mengurangi kadar air dalam oil sludge yang terlalu
tinggi?
Tujuan
• Mengetahui pengaruh kadar air pada oil sludge
• Mengetahui cara menganalisa kadar air dalam oil sludge?
• Mengetahui cara mengurangi kadar air dalam oil sludge yang terlalu
tinggi
MINYAK BUMI
• Minyak bumi merupakan cairan kental coklat gelap atau kehijauan
yang mudah terbakar dan berada dilapisan atas dari beberapa area di
kerak bumi
• Minyak bumi merupakan senyawa hidrokarbon, senyawa ini terdiri
dari unsur karbon, hydrogen, belerang, nitrogen dan logam.
KOMPONEN UTAMA MINYAK BUMI
• Senyawa Hidrokarbon alifatik rantai lurus
• Senyawa hidrokarbon bentuk siklik
• Senyawa hidrokarbon alifatik rantai bercabang
• Senyawa hidrokarbon aromatik
PENGOLAHAN MINYAK BUMI
TAHAP PERTAMA (PRIMARRY PROCESSING)
Dilakukan dengan distilasi berulang-ulang sehingga didapatkan berbagai macam hasil
berdasarkan perbedaan titik didihnya
• fraksi pertama menghasilkan gas yang pada akhirnya dicairkan kembali dan
dikenal dengan nama elpiji atau LPG (Liquefied Petroleum Gas).
• Fraksi kedua disebut nafta (gas bumi). Nafta tidak dapat langsung digunakan,
tetapi diolah lebih lanjut pada tahap kedua menjadi bensin (premium) atau bahan
petrokimia yang lain. Nafta sering disebut juga sebagai bensin berat.
• Fraksi ketiga atau fraksi tengah, selanjutnya dibuat menjadi kerosin (minyak
tanah) dan avtur (bahan bakar pesawat jet).
• Fraksi keempat sering disebut solar yang digunakan sebagai bahan bakar mesin
diesel.
• Fraksi kelima atau disebut juga residu yang berisi hidrokarbon rantai panjang dan
dapat diolah lebih lanjut pada tahap kedua menjadi berbagai senyawa karbon
lainnya, dan sisanya sebagai aspal dan lili
Tahap Kedua (Secondary Processing)
Dilakukan berbagai proses lanjutan dari hasil penyulingan pada tahap pertama
• Distilasi (pemisahan campuran senyawa hidrokarbon berdasarkan perbedaan
titik didih komponen penyusun campuran tersebut)
• Cracking (penguraian atau pemecahan molekul senyawa hidrokarbon besar
menjadi molekul senyawa yang lebih kecil)
• Reforming (pengubahan bentuk molekul bensin yang bermutu kurang baik (rantai
karbon lurus) menjadi bensin yang bermutu baik (rantai karbon bercabang)
• Polimerisasi (proses penggabungan molekul-molekul kecil menjadi molekul-
molekul besar)
• Treating (proses pemurnian minyak bumi dengan cara menghilangkan pengotor-
pengotornya)
• Blending (proses pencampuran dua atau lebih minyak bumi dari suatu proses
penggolongan yang berbeda spesifikasinya)
CRUDE OIL
Merupakan campuran dari senyawa hidrokabon sebagai komponen
utama dan sedikit unsur belerang, nitrogen, oksigen, logam dan
mineral
JENIS CRUDE OIL
Crude oil Paraffinis / HPPO ( High Pour Point Oil)
Crude oil Asphaltis / LPPO ( Light Pour Point Oil )
Residu

• Residu minyak bumi merupakan produk sampingan dari kilang minyak


yang murah dan belum dimanfaatkan dengan maksimal
• Residu dihasilkan dari proses distilasi atmosferik yang menghasilkan
beberapa fraksi minyak dengan titik didih yang berbeda.
Produk Distilasi Atmosferik
• fraksi ringan (bahan bakar)
• fraksi berat (Residu)
RETORT KIT
Adalah alat yang digunakan untuk mengukur
kadar cairan dan padatan dalam lumpur
pemboran
Prinsip kerja dari alat retort kit hampir sama
dengan destilasi yaitu pemanasan fluida
sampel dengan suhu tertentu hingga terjadi
penguapan. Dengan adanya kondensor di
dalam alat maka memungkinkan terjadinya
kondensasi dari uap yang ditimbulkan oleh
pemanasan tadi, sehingga uap akan
mengembun dan akan tertampung dalam
gelas ukur
Metodologi Penelitian
Alat
Satu set alat retort kit
Gelas ukur
Bahan
Limbah sludge dari tangki penampungan PPSDM Migas Cepu
Steel wol
Prosedur Percobaan
• Bersihkan tiap bagian peralatan retort kit
• Tuangkan sejumlah limbah lumpur pengilangan yang telah disiapkan ke
dalam container
• Pasangkan steel wool ke dalam alat retort kit
• Tambahkan high temperature silicone grease dibagian retort, kencangkan
dengan menggunakan tangan
• Taruh sebuah gelas ukur yang bersih di bagian bawah kondensor
• Panaskan retort sampai ada indikasi lampu indicator padam, atau sampai
10 menit sesudah tidak ada kondensat yang menetes
• Diamkan kondensat hingg air dan minyak benar-benar terpisah
• Baca volume air dan minyak yang tertampung
No Tangki Jumlah Kadar Kadar Kadar Kadar Kadar Kadar
sampel air minyak padatan air minyak padatan
(ml) (ml) (ml) (ml) (%) (%) (%)
1 102 (sludge 10 0,1 4,4 4,6 10 44 46
crude oil
dari tangki)
2 102 (sludge 10 0,3 0,7 9 3 7 90
crude oil
dari parit)
3 101 (sludge 10 2,1 2,5 5,4 21 25 54
crude oil
dari tangki)
4 101 (sludge 10 0,2 0,8 9 2 8 90
crude oil
dari parit)
5 118 (sludge 10 0,3 1,7 8 3 17 80
residu dari
tangki)
6 122 (sludge 10 0,2 2,6 7,2 2 26 72
residu dari
tangki)
7 123 (sludge 10 0,4 2 7,6 4 20 76
residu dari
tangki)
Diagram hasil analisa retort kit tangki sludge
crude oil
kadar air % kadar minyak % kadar padatan %
100
95
90
85
80
75
70
65
60
55
50
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
crude oil tangki 101 (parit) crude oil tangki 102 (parit) crude oil tangki 102 crude oil tangki 101
Diagram hasil analisa retort kit tangki sludge residu
kadar air % kadar minyak % kadar padatan %
85
80
75
70
65
60
55
50
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
residu tangki 118 residu tangki 122 residu tangki 123
Kesimpulan
• Kadar air yang terdapat pada tangki sludge crude oil memiliki nilai
yang tinggi disebabkan crude oil yang berasal dari sumur pengeboran
lebih dari 0,5%
• Kadar minyak yang terdapat pada sludge tangki residu tinggi
dikarenakan, residu merupakan fraksi minyak berat
• Pengukuran kadar air dan minyak menggunakan alat retort kit lebih
mudah dibandingkan metode distilasi.
KAMSAHABNIDA

Anda mungkin juga menyukai