Anda di halaman 1dari 23

ASMA pada ANAK

Oleh :
Kurnia Hernolingga

Pembimbing :
dr. IGM Afridoni, Sp.A
Asma pada anak
Definisi
GINA (Global Initiative For Asthma) mendefinisikan asma sebagai gangguan inflamasi
kronis saluran nafas dengan banyak sel yang berperan, khususnya sel mast, eosinofil,
dan limfosit T.

Menurut Pedoman Nasional Asma Anak (PNAA) 2004,


Asma adalah mengi berulang dan/atau batuk persisten (menetap) dengan karakteristik sbb:
 timbul secara episodik,
 cenderung pada malam/dini hari (nokturnal),
 musiman
 setelah aktivitas fisik
 ada riwayat asma atau atopi lain pada pasien dan/atau keluarganya.
Faktor Resiko

1. Faktor genetik
• Atopi / alergi
• Obesitas
2. Faktor lingkungan
• Alergen dalam rumah (tungau debu rumah, spora jamur, kecoa, serpihan kulit binatang seperti
anjing, kucing, dan lain-lain).
• Alergen luar rumah (serbuk sari, dan spora jamur).
3. Faktor lain
• Alergen makanan
• Alergen obat-obatan tertentu
• Bahan yang mengiritasi
• Asap rokok
• Perubahan cuaca
Reaksi antigen Sel-sel inflamasi (sel mast,
antibodi makrofag,
Pencetus serangan
(Hiperreaktivitas eosinofil,limfosit T,
saluran napas) basofil)

Kontraksi otot polos Melepaskan


Obstruksi saluran bronkus mediator
napas Edema mukosa (Histamin,prostagl
Sekresi mukus meningkat andin,,dll)

Serangan ASMA
Patofisiologi Asma
klasifikasi

Konsensus Pediatri Internasional III tahun 1998 :

1) Asma episodik jarang ( Asma ringan)

2) Asma episodik sering ( Asma sedang)

3) Asma kronik atau persisten (Asma berat)


Asma menurut GINA

Kekerapan Uraian kekerapan gejala asma

Intermiten <6x/tahun atau jarak antar gejala ≥6 minggu

Persisten
>1x/bulan, <1x/minggu
ringan

Persisten
>1x/minggu, namun tidak setiap hari
sedang

Persisten
Gejala asma terjadi hampir tiap hari
berat
Diagnosis

– Anamnesis yang baik cukup untuk menegakan


diagnosis.

– Ditambah dengan pemeriksaan fisik dan,

– Pemeriksaan penunjang.
Penilaian derajat serangan asma
Asma serangan Serangan asma dengan
Asma serangan berat
ringan-sedang ancaman henti napas

• Bicara dalam kalimat • Bicara dalam kata • Mengantuk


• Lebih senang duduk daripada • Duduk bertopang lengan • Letargi
berbaring • Gelisah • Suara napas tak
• Tidak gelisah • Frekuensi napas meningkat terdengar
• Frekuensi napas meningkat • Frekuensi nadi meningkat
• Frekuensi nadi meningkat • Retraksi jelas
• Retraksi minimal • SpO2 (udara kamar) < 90%
• SpO2 (udara kamar): 90 – 95% • PEF < 50% prediksi atau terbaik
• PEF > 50% prediksi atau terbaik
Anamnesis
Gejala Gejala berupa
timbul/memburuk batuk berdahak,
terutama sesak napas, rasa
malam/dini hari berat di dada

Tidak dapat diobati


Faktor pencetus
dengan obat batuk
serangan
biasa

ASMA
Pemeriksaan Fisik
inspeksi perkusi auskultasi
Pernapasan
cepat dan Hipersonor
sukar
wheezing
Batuk-batuk
paroksimal

Pigeon chest Dapat terdengar


rhonki kering dan
rhonki basah
Ekspirasi
memanjang
Pemeriksaan penunjang

– Spirometer.
– Peak Flow Meter/PFM. Peak flow meter merupakan alat pengukur faal paru sederhana, alat tersebut
digunakan untuk mengukur jumlah udara yang berasal dari paru. Oleh karena pemeriksaan jasmani
dapat normal, dalam menegakkan diagnosis asma diperlukan pemeriksaan obyektif (spirometer/FEV1
atau PFM).
– X-ray dada/thorax. Dilakukan untuk menyingkirkan penyakit yang tidak disebabkan asma
– Pemeriksaan IgE. Uji tusuk kulit (skin prick test) untuk menunjukkan adanya antibodi IgE spesifik pada
kulit. Uji tersebut untuk menyokong anamnesis dan mencari faktor pencetus.
– Uji Hipereaktivitas Bronkus/HRB. Pada penderita yang menunjukkan FEV1 >90%, HRB dapat dibuktikan
dengan berbagai tes provokasi. Provokasi bronkial dengan menggunakan nebulasi droplet ekstrak alergen
spesifik dapat menimbulkan obstruksi saluran napas pada penderita yang sensitif.
Diagnosis banding

– Bronkitis kronik

– Emfisema paru

– Emboli paru
Pengobatan

1. Medikamentosa :
– Pelega (reliver)
Bronkodilator :
beta 2 agonis selektif
(salbutamol oral dosis 0,1-0,15 mg/kgBB/kali setiap 6jam, terbutalin oral 0,05-0,1
mg/kgBB/kali setiap 6jam).
Aminofilin, dosis 16-20 mg/kgBB/hari.
– Antikolinergik
Pengontrol
Antiinflamasi :prednison, prednisolon atau triaminisolon dengan dosis 1-2
mg/kgBB/hari diberikan 2-3 kali/hari selama 3-5 hari.

– Non medikamentosa :
1. Identifikasi dan pengendalian faktor pencetus
2. Kontrol secara teratur
3. Pola hidup sehat
Tatalaksana serangan asma di fasyankes (1)
Tatalaksana serangan asma di fasyankes & RS/UGD (1)
Tatalaksana serangan asma di fasyankes & RS/UGD (2)
Komplikasi

– Emfisema

– Atelektasis

– Bronkietasis

– Gagal napas

– kematian
Prognosis

– Perjalanan klinis asma menentukan prognosis.

– Apabila ditangani semestinya mortalitas kecil


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai