Anda di halaman 1dari 28

BAB 7

DISTRIBUSI SALURAN UDARA


DIBUAT OLEH
1. RIYAN CAHYO K 22.017.028
2. RUSDIN AULIYA 22.017.029
3. UKY FIRMAN L 22.017.030
4. VANDI AHMAD 22.017.032
7.1. Tujuan Instruksional :

1. Mengetahui macam – macam system distribusi udara


2. Mengetahui macam – macam bentuk standard fitting
3. Menentukan posisi yang optimal dari system saluran udara.
7.2. Saluran udara (ducting)
Sistem distribusi udara berfungsi mengarahkan dan mendistribusikan udara
kedalam ruangan yang akan dikondisikan. Biasanya sistem pengkondisian udara terdiri
atas fan, duct, outlet dan sebagainya.
Suatu system distribusi udara yang sederhana biasanya terdiri atas fan dengan fan
outlet opening yang dihubungkan dengan suatu ducting lurus dan supply outlet dan
atau terminal yang terpasang di ujung ducting. Saluran udara sederhana ini biasanya
tidak berubah ukuran dan penampangnya. Pada system yang lebih komplek, biasanya
saluran udara sudah bercabang – cabang, dilengkapi dengan elbow, belokan dan
sebagainya, ukuran yang berubah – ubah, dan dilengkapi dengan peralatan pengatur
aliran udara seperti halnya damper, turning vanes. Komponen – komponen tambahan
tersebut akan menambah tahanan pada systems saluran udara.
Total tahanan pada komponen system saluran udara dan gesekan pada saluran
udara diakibatkan oleh aliran udara yang melewati permukaan bagian dalam dari
saluran, hal ini menjadi factor utama dalam menentukan ukuran fan, motor penggerak
fan dan jumlah tekanan udara yang diperlukan.
Gambar 7. 1 Sistem ducting dan komponen –
komponen yang berperan menimbulkan tahanan.
7.3. Bentuk Saluran Udara
Ducting tersedia dalam bentuk lingkaran, persegi, kotak dan
elips. Dari sudut pandang ekonomi, ducting lingkaran lebih disukai
karena ducting lingkaran menghabiskan ruangan yang lebih sedikit
dan jumlah udara yang lebih banyak. Hal ini berarti lebih sedikit
material yang digunakan, lebih sedikit permukaan ducting, lebih
sedikit gesekan, dan lebih sedikit material insulasi yang digunakan
daripada jika menggunakan ducting bentuk yang lain. Dari sudut
pandang estetika, ducting rectangular lebih disukai karena cenderung
untuk menampakankan bentuk yang flat dan lebih mudah untuk
dikerjakan, selain itu ducting rectangular juga sering digunakan jika
tempatnya sempit dan menyaratkan ducting dengan tinggi yang kecil
Gambar 7. 2 Layout Sistem Saluran Udara

Adalah suatu hal yang umum dalam praktek untuk menggunakan ducting
rectangular pada bagian plenum dari sistem saluran udara dan menggunakan
ducting lingkaran pada bagian cabang. Untuk menghubungkan antara ducting
lingkaran dan ducting persegi digunakan take off fitting antara rectangular pada
plenum dengan ducting lingkaran pada cabang.
Gambar 7. 3 Instalasi saluran udara dibawah lantai
Pada beberapa installasi, sering kali ruang antara balok –balok lantai
digunakan sebagai bagian dari sistem saluran udara. Ketika hal ini dilakukan, balok
– balok dalam ruangan harus dilapisi dengan material kedap untuk mencegah
kebocoran. Teknik lain adalah menggukana ruangan diatas langit – langit atau
dibawah risefloor (crawl space construction) sebagai plenum chambers.
Persyaratan dari teknik ini adalah, ruangan yang digunakan harus kedap, diisolasi
dan harus memenuhi standard.
7.4. Material Ducting
Ducting bisa dibuat dari berbagai macam material diantaranyan adalah ; sheet
metal, aluminium, fiberglass, keramik, plastik dan semen. Setiap material memiliki
kelebihan dan kekurangan masing – masing. Misalkan ; sheet metal lebih berat
daripada aluminium tetapi harganya lebih murah. Aluminium lebih tahan korosi
seperti halnya fiberglass. Ducting plastik saat ini banyak digunakan karena ringan
dan murah meskipun tidak tahan akan panas.

7.5. Fitting
Pada gambar dibawah ini terdapat berbagai macam fitting yang sering
digunakan dalam sistem saluran udara, seperti take-off, bends, elbow, turning
vanes, transformation, collars, felxible connection, dampers, offsets, end caps,
stack fitting, boots, register heads, floor pans dam beberapa kombinasi.
Gambar 7. 4 . Macam – macam fitting
Gambar 7. 5 Macam – macam fitting
Gambar 7. 6 Macam – macam fitting
7.6. Sistem saluran udara
Sistem saluran udara dibagi menjadi dua kategori umum ;
(1). Sistem saluran udara untuk keperluan pemanas, (2) Sistem
saluran udara untuk keperluan pendingin. Sistem perimeter yang
mensuplai udara pada ketinggian mendekati lantai dan sepanjang
dinding dari struktur bangunan adalah sistem yang sesuai digunakan
untuk keperluan pemanasan. Sementara sistem yang mensuplai udara
dari atas langit – langit adalah sesuai untuk sistem pendinginan.
Layout sistem saluran udara dapat dibagi menjadi beberapa, yaitu
loop perimeter, extended plenum, overhead system dan overhead
trunk yang dijelaskan sebagai berikut :
7.6.1. Loop Perimeter.
Pada sistem loop perimeter, ducting dipasang secara kontinyu, sebagai bagian
dari loop tertutup dari sistem yang mengelilingi bangunan. Suplai udara melewati
central plenum yang terletak di tengah dan dialirkan ke perimete loop melalui
beberapa feeder duct. Feeder duct biasanya dilatakan sepanjang loop dan didesain
untuk memasuki loop pada titik didalam ruangan yang memiliki tingkat kenyamanan
paling sedikit. Untuk aplikasi pemanasan, hal ini bisa pada lokasi dekat jendela dimana
udara dingin masuk, sementara untuk aplikasi pendinginan bisa diletakan pada area
dimana terjadi konsentrasi sumber panas. Suatu sistem loop perimeter adalah ideal
untuk kontruksi dari papan, ketika panas dari feeder duct berada dibawah lantai maka
dapat mengimbangi kondisi lantai yang dingin.

Gambar 7. 7 Loop perimeter system


7.6.2. Radial Perimeter
Pada sistem radial perimeter, udara suplai dihantarkan dari suatu central
plenum yang kemudian darinya dipisahkan ducting untuk menuju masing – masing
oulet. Hal ini berari bahwa supplu duct merupakan kepanjangan dari plenum ke
semua arah. Sistem ini hanya sesuai untuk ruangan diatas langit – langit atau
dibawah lantai. Jika digunakan pada bangunan dengan basement, maka ketinggian
basement harus ditambah untuk menempatkan ducting, atau ketinggian basement
akan berkurang.

Gambar 7. 8 Radial perimeter system


7.6.3. Ektended Plenum
Sistem ektended plenum memiliki perpanjangan plenum ke dua arah atau
lebih yang diletakan sepanjang rangka dari struktur bangunan. Seperti halnya pada
sistem radial, masing – masing outlet disuplai dari ducting cabang yang terpisah.
Pada sistem ektended plenum, ducting cabang diambil dari beberapa titik pada
perpanjangan plenum sehingga semua ducting cabang dapat diinstall pararel. Teknik
ini memungkinkan instalasi ini bisa dipasang pada basement, ruang langit – langit,
bawah lantai maupun di loteng.

Gambar 7. 9 Loop perimeter system Gambar 7. 10 Extended plenum system


7.6.4. Overhead system
A. Overhead Trunk
Pada sistem overhead trunk, plenum utama atau trunk di perpanjang
sampai dengan di langit – langit . Selanjutnya ducting cabang disambungkan
dari perpanjangan plenum tadi untuk menyuplai udara kedalam ruangan.
Sistem ektended overheadtrunk juga sering digunakan dengan outlet terpasang
pada langit – langit.

Gambar 7. 11 Overhead trunk system


B. Overhead radial.
Pada sistem overhead radial tidak terdapat perpanjangan plenum. Udara
dimasukan kedalam ruangan melalui ducting cabang yang dihubungkan
langsung ke central plenum dan dipasang pada kangit – langit.

Gambar 7. 12 Overhead Gambar 7. 13 Extended plenum system


Radial Duct System
7.7. Outlet
Outlet atau lubang keluar merupakan salah satu komponen penting
dalam sistem saluran udara, dilihat dari sisi estetika, fungsi dan performance.
Banyak tipe outlet yang tersedia dan didesain untuk memenuhi fungsi dan
metode pendistribusian udara kedalam ruangan maupun untuk memindahkan
udara dari dalam ruangan. Oleh karena itu outlet harus memenuhi kriteria :

Gambar 7. 14 Bentuk aliran udara dari suatu diffuser


• Memiliki tampilan yang tidak menunjukan sebagai bukaan ducting.
• Mengalirkan udara tidak kurang dari ¾ dari jarak dinding yang berlawanan.
• Menyemburkan, membelokan dan atau menyebarkan udara ke ruangan.
• Menambahkan laju aliran udara.
• Mencegah kotoran dan kebisingan.
7.8. Tipe dari outlet
 Supply outlet opening (lubang masuk) ; lubang udara masuk yang terpasang
didinding, di langit – langit maupun di lantai.
 Return Outlet opening (lubang hisap) ; adalah lubang hisap yang terpasang
dinding, langit – langin maupun di lantai yang berfungsi menangkap udara
dari dalam ruangan untuk dikembalikan ke sistem pengkondisian udara.

Gambar 7. 15 Fixed deflecting registers Gambar 7. 17 Adjustable deflecting registers


7.9. Lokasi / Peletakan outlet
Peletakan outlet ditentukan dengan mempertimbangkan apakah sistem
akan diaplikasikan untuk keperluan pemanasan ataukah keperluan pendinginan.
Jika kedua nya diaplikasikan bersama, maka diperlukan pertimbangan dan
perhatian yang lebih besar.

Gambar 7. 18 Macam – macam tipe register dengan beberapa kemungkinan peletakannya


7.9.1. Low Wall Outlet
Outlet diletakan pada dinding bagian bawah terutama dibawah jendela.
Outlet ini biasanya dilengkapi dengan register untuk mengatur dan
menyebarkan udara yang dimasukan kedalam ruangan. Jika low wall outlet
dilengkapi dengan register dengan arah semburan udara konstan ke arah
horizontal, maka kombinasi oultet dan register ini akan baik bagi aplikasi
pemanasan namun kurang baik untuk aplikasi pendinginan.
7.9.2. High Wall Outlet
High wall outlet biasanya diletakan pada sisi dinding bagian atas. High
wall outlet bagus untuk aplikasi distrubusi udara dingin, kurang bagus untuk
distribusi udara panas.
7.9.3. Floor Outlet
Floor outlet diletakan pada lantai disepanjang tepi ruangan. Floor outlet
cukup bagus baik untuk aplikasi pendinginan maupun pemanasan, dengan
dilengkapi register yang sesuai. Untuk aplikasi pendinginan, floor outlet harus
mampu menyebarkan udara dingin dengan kecepatan yang cukup untuk
mampu mencapilangit –langit. Jika kecepatan tidak tercapai karena ada
kecenderungan udara dingin untuk turun kebawah, maka pendinginan hanya
akan terjadi dibawa dan mengakibatkan ketidaknyamanan.

Gambar 7. 20 Floor oultet


7.9.4. Baseboard Outlet
Sesuai namanya, baseboard outlet diletakan sepanjang bagian paling
bawah dari dinding. Cocok untuk aplikasi pemanasan maupun pendinginan.

Gambar 7. 21 Baseboard oultet


7.9.5. Ceiling outlet
Ceiling outlet diletakan dilangit –langit biasanya ditengah – tengah
ruangan, atau jika ruangannya luas bisa dipasang beberapa ceiling outlet yang
terpasang merata. Sistem outlet ini cocok digunakan untuk sistem pemanasan
maupun pendiginan. Tutup yang berlubang – lubang / kisi – kisi (perforated
panel) seringkali dipasang pada ceiling outlet untuk mendapatkan area
penyebaran yang luas tanpa mengurangi tekanan.

Gambar 7. 22 Overhead distribution dan ceiling outlet


Gambar 7. 23 Perforated panel

Tabel 7.1. dibawah ini menunjukan perbandingan performance dari kelima tipe
dasar dari outlet.
Tabel 7. 1 Perbandingan lima tipe dasar dari outlet
Gambar 7. 24 Perbandingan posisi outlet terhadap distribusi udara
7.9.6. Return Outlet
Return outlet tipe floor dan baseboard seringkali digunakan pada
instalasi perumahan. High wall dan ceiling return outlet juga bisa digunakan
untuk aplikasi pemanasan. Jika suply outlet pada pemanasa berasal dari atas dan
return outlet juga terpasang diatas, harus diperhatikan kemungkinan tidak
efektifnya pengkondisian udara, ada kemungkinan udara langsung by pass
kembali ke return outlet tanpa memanaskan ruangan.
7.10. Pemilihan outlet
Review kondisi gedung, bangunan dan ruangan untuk melihat ukuran dan
bentuknya.
1. Menetukan jumlah udara yang harus dimasukan kedalam ruangan.
2. Memilih tipe outlet dan menentukan lokasi penempatannya. Menentukan
aliran yang sesuai apakah throw, blow dan kecepatan aliran.
3. Menentukan ukuran outlet dari katalog ataupun perhitungan. Hal ini akan
dijelaskan dalam bab penentuan ukuran sistem saluran udara.

Anda mungkin juga menyukai